91. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Lauk Nasi. Kebenaran Yang Terungkap! Penulis : Lusia Sudarti Siti tertegun sejenak. "Kamu jangan gampang percaya begitu saja dengan wanita yang mengaku bernama Rania. Bisa saja dia hanya ingin menghancurkan rumah tangga kalian," jawab Siti, seolah dia mengetahui segalanya tentang Rania. Part 91 ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ Malam hari terasa sedikit semarak dengan kehadiran Siti. "Ate ... makasih coklat sama bonekanya ya? Adek sukaaa banget!" seru Kurnia sambil tersenyum senang. "Ate, Abang juga makasih ya coklat sama mobil tamiyanya," sambung Fandi tak kalah hebohnya. Aku tertawa mendengar kehebohan mereka. "Apa--- hanya terima kasih? Oh, tidaakk ... sungguh terlalu kalian!" cebik Siti sembari memutar bola mata dengan malas. Aku terkekeh mendengar kata-kata Siti. "Hehehe ... tuh Ate Siti ngambek." Fandi dan Kurnia saling pandang lalu mereka menghampiri Siti dan ... Cup, cup, cup ... "Makasiiihh Ate." Fandi dan Kurni
92. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Bersilaturahmi Ke Panti Asuhan. Penulis : Lusia Sudarti Aku terdiam mendengar nasihat Siti dan meresapi semuanya dengan semua rasaku. Part 92๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅMalam semakin larut, namun kedua netraku tetap tak dapat terpejam, entahlah ... aku harus bagaimana? Sedih atau bahagia? Aku tak tahu ...!Aku tak mengerti maksud dari Mas Indra merahasiakan masalah ini dariku. Waktu telah menunjukkan pukul 01 dinihari. Aku selalu merubah posisi tidurku agar lekas terlelap, namun tetap tak mau terpejam. Akhirnya aku memutuskan untuk melaksanakan sholat sunnah dan membaca ayat-ayat Al'Qur'an sejenak, agar hatiku menjadi lebih tenang. Surat Al-Baqarah Ayat 155-156. ููููููุจููููููููููู ู ุจูุดูููุกู ู ูููู ุงููุฎููููู ููุงููุฌููุนู ููููููุตู ู ูููู ุงูุฃูู ูููุงูู ููุงููุฃููููุณู ููุงูุซููู ูุฑูุงุชู ููุจูุดููุฑู ุงูุตููุงุจูุฑูููู ุงูููุฐูููู ุฅูุฐูุง ุฃูุตูุงุจูุชูููู ู ููุตููุจูุฉู ููุงูููุง ุฅููููุง ููููููู ููุฅููููุง ุฅููููููู ุฑูุงุฌูุนูููู Wa lanabluwannakum bisyay'in mina al-khawfi wa al-juu'i wa naqsi
93. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Benarkah Rania Itu, Istri Pertama Mas Indra? Penulis : Lusia Sudarti'Terima kasih Ya Allah atas rizqi yang Engkau berikan kepadaku dan keluargaku, Amiin."Part 93๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅSetibanya dirumah, aku langsung masuk ke kamarku, dan bersiap untuk mencoba melakukan panggilan video kembali, karena aku masih belum sepenuhnya percaya kepada Mas Indra. Namun keinginan itu aku tahan, aku akan membersihkan tubuh dan melakukan sholat magrib. Selepas sholat magrib aku langsung melakukan panggilan video ke nomor Mas Indra.Ponselnya aktif dan berdering. Namun tidak ada jawaban, aku memutuskan panggilan, lalu aku panggil kembali. Beberapa detik berlalu, panggilanku tak kunjung di angkat dan itu membuat hatiku menjadi sangat dongkol. Aku tersenyum getir dan bermonolog dalam hati. 'Apakah yang aku fikirkan benar-benar terjadi? Apakah Mas Indra disana bersenang-senang dengan Rania?" gumamku. 'Astagfirrullahal'adzim ... kenapa aku bisa soudzon terhad
94. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Aku Tak Dapat Tidur Dengan Tenang. Penulis : Lusia SudartiSejenak aku tertegun mendengar jawaban Siti, memang sih jika selama ini Mas Indra tak pernah menunjukkan sikap aneh. Part 94๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅDipembaringan aku tak mampu memejamkan mata barang sekejap pun. Aku terbayang wajah Mas Indra yang tampak lelah, hatiku menjadi iba. Namun jika teringat akan Rania, hatiku mendadak pedih bagai tersay4t sembilu. Aku beranjak untuk mengambil air wudhu lalu melaksanan sholat sunnah agar hatiku menjadi lebih tenang. Sholat hajat dua raka'at aku lakukan kemudian aku lanjutkan membaca doa nurbuwat agar doa-doaku terkabul.ุจูุณูู ู ุงูููููู ุงูุฑููุญูู ููฐูู ุงูุฑููุญููู ู (Bismillahirrahmanirrahim) 'Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." Doa Nurbuwatุงููููููู ูู ุฅููููู ุฃูุณูุฃููููู ุงูููููุฑู ุงูููุฐูู ููุง ููุทูููุฃู ููุงูุฑููุญูู ูุฉู ุงูููุชูู ููุง ุชูููููุทูุนู ููุงูุณููููุงู ูุฉู ุงูููุชูู ููุง ุชูููุตูููู (Allahumma inni as'aluka an-nura al-ladhi la yutfau wa ar-
95. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Mas Indra Menceritakan Tentang Rania. Penulis : Lusia SudartiWajah Mas Indra sedikit terkejut mendengar pertanyaanku, juga sedikit gugup. "Jawab Mas! Jangan diam aja!" desakku. "Ra--"๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅAku menangis tersedu, hatiku teramat sedih jika mengingat semuanya. Meskipun sekuat tenaga aku menahannya, namun tetap tak mampu membendung gejolak lara hati yang aku rasakan. Tangisanku dalam diam, namun mampu membuat aliran air dari kedua mataku tumpah. Aku merasakan belaian lembut dan pelan di pucuk kepalaku. "Maafkan Mas, Sayang! Sungguh ... demi apapun juga, bukan niat Mas untuk menyembunyikan hal sebesar ini dari Adek. Dan demi apapun juga, Mas tak ingin menyakiti Adek. Karena Adek adalah jiwa Mas, hidup Mas!" ungkapnya dengan pelan, dan terdengar sangat pilu. Aku terisak, aku menangis, aku meratap dalam dalam hatiku. Apalagi saat ini mendengar ungkapan dari Mas Indra. Tentang hatinya, tentang hidupnya, hanya untukku, aku tetap te
1. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku Alhamdulillah. Penulis : Lusia Sudarti. "Dek ... seandainya Abang belum bisa membahagiakan kalian disisa hidup Abang. Abang mohon maaf yang sebesar-besarnya ....!" Part 1 "Emaak, Adek lapar udah masak belum Emak?" tanya Kurnia, Anak keduaku. Aku terkesiap mendengar ucapan dan pertanyaannya. "Belum Sayang. Maafin Emak ya," ucapku pilu sembari merengkuhnya dalam pelukan. Tak terasa titik-titik embun menggenang dalam pelupuk mataku. "Ya sudah kalo gitu Adek Nia main dulu ya mak, nanti kalo emak udah mateng masaknya, Adek panggil aja ya Mak!" ujarnya sambil beranjak dari kedua pahaku. Aku mengangguk dan mencoba untuk tersenyum. "Iya Sayang," sahutku dengan suara parau Selepas kepergiannya aku menangis dalam diam, tubuhku luruh kelantai. 'Ya Allah, tunjukkanlah kuasa-Mu yang Maha besar. Namaku Hanum aku hidup bersama Suami dan kedua orang Anakku. Anak sulungku bernama Fandi, ia duduk di kelas dua SD, Kurnia masih berusia empat tahu
2. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Kita Bisa Makan Enak Mak Sore Ini. Penulis : Lusia Sudarti. Aku merasakan ia berurai air mata. Aku sedikit mendongak untuk menatapnya. Benar saja, kedua netranya terlihat sembab. Dan masih ada jejak air yang menggenang. Part 2 Entah mengapa hari ini Bang Hardi seolah enggan jauh dariku dan Anak-anaknya. Senja menampakkan dirinya, menggantikan siang yang terik. Aku seperti biasa bekerja sebagai buruh cuci setrika di rumah tetangga yang tak jauh dari kediamanku. "Num, jangan lupa yang ini dicuci sampai putih lagi ya?" ujar Bude Ani sambil menyerahkan baju seragam SMA yang terlihat sangat dekil dan kotor. Aku mengamati seragam yang ada ditanganku. Aku bingung bagaimana caraku menghilangkan noda, yang sepertinya noda getah pohon pisang. "Juragan, tetapi ini sepertinya noda dari pohon atau daun pisang. Dan akan sangat sulit untuk dihilangkan. Kecuali dengan serbuk khusus atau cairan penghilang noda membandel," ujarku kepada Juraga
Mohon bijak dalam memilih bacaan Rate 21+++ 3. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Kenapa Suamiku Kedua Kakinya Tak Berpijak. Penulis : Lusia Sudarti. Part 3 "Abang merasa tak berguna menjadi seorang Suami dan Bapak!" Bang Hardi meremas jemari tanganku. Aku menggenggamnya erat untuk memberikan sedikit kekuatan kepadanya Bang Hardi akhir-akhir ini selalu melamun, bahkan ia sering kali bangun tengah malam untuk melakukan sholat malam, dan setelahnya ia tak langsung istirahat, ia berzikir begitu lama dan panjang. "Dek, Abang ingin menghabiskan waktu Abang bersama kalian, ayo kita kedepan sambil membantu Fandi belajar," Bang Hardi menarik lembut tanganku. "Abang duluan, Adek mau mencuci piring sebentar," tolakku dengan halus, aku tersenyum manis untuknya. "Oh ya sudah. Abang tunggu di depan ya!" ujar Bang Hardi sembari mencium pipiku, setelah itu ia meninggalkan aku di dapur seorang diri. Aku tertegun menerima perlakuan Bang Hardi, aku menatap punggungnya yang bergun
95. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Mas Indra Menceritakan Tentang Rania. Penulis : Lusia SudartiWajah Mas Indra sedikit terkejut mendengar pertanyaanku, juga sedikit gugup. "Jawab Mas! Jangan diam aja!" desakku. "Ra--"๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅAku menangis tersedu, hatiku teramat sedih jika mengingat semuanya. Meskipun sekuat tenaga aku menahannya, namun tetap tak mampu membendung gejolak lara hati yang aku rasakan. Tangisanku dalam diam, namun mampu membuat aliran air dari kedua mataku tumpah. Aku merasakan belaian lembut dan pelan di pucuk kepalaku. "Maafkan Mas, Sayang! Sungguh ... demi apapun juga, bukan niat Mas untuk menyembunyikan hal sebesar ini dari Adek. Dan demi apapun juga, Mas tak ingin menyakiti Adek. Karena Adek adalah jiwa Mas, hidup Mas!" ungkapnya dengan pelan, dan terdengar sangat pilu. Aku terisak, aku menangis, aku meratap dalam dalam hatiku. Apalagi saat ini mendengar ungkapan dari Mas Indra. Tentang hatinya, tentang hidupnya, hanya untukku, aku tetap te
94. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Aku Tak Dapat Tidur Dengan Tenang. Penulis : Lusia SudartiSejenak aku tertegun mendengar jawaban Siti, memang sih jika selama ini Mas Indra tak pernah menunjukkan sikap aneh. Part 94๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅDipembaringan aku tak mampu memejamkan mata barang sekejap pun. Aku terbayang wajah Mas Indra yang tampak lelah, hatiku menjadi iba. Namun jika teringat akan Rania, hatiku mendadak pedih bagai tersay4t sembilu. Aku beranjak untuk mengambil air wudhu lalu melaksanan sholat sunnah agar hatiku menjadi lebih tenang. Sholat hajat dua raka'at aku lakukan kemudian aku lanjutkan membaca doa nurbuwat agar doa-doaku terkabul.ุจูุณูู ู ุงูููููู ุงูุฑููุญูู ููฐูู ุงูุฑููุญููู ู (Bismillahirrahmanirrahim) 'Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." Doa Nurbuwatุงููููููู ูู ุฅููููู ุฃูุณูุฃููููู ุงูููููุฑู ุงูููุฐูู ููุง ููุทูููุฃู ููุงูุฑููุญูู ูุฉู ุงูููุชูู ููุง ุชูููููุทูุนู ููุงูุณููููุงู ูุฉู ุงูููุชูู ููุง ุชูููุตูููู (Allahumma inni as'aluka an-nura al-ladhi la yutfau wa ar-
93. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Benarkah Rania Itu, Istri Pertama Mas Indra? Penulis : Lusia Sudarti'Terima kasih Ya Allah atas rizqi yang Engkau berikan kepadaku dan keluargaku, Amiin."Part 93๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅSetibanya dirumah, aku langsung masuk ke kamarku, dan bersiap untuk mencoba melakukan panggilan video kembali, karena aku masih belum sepenuhnya percaya kepada Mas Indra. Namun keinginan itu aku tahan, aku akan membersihkan tubuh dan melakukan sholat magrib. Selepas sholat magrib aku langsung melakukan panggilan video ke nomor Mas Indra.Ponselnya aktif dan berdering. Namun tidak ada jawaban, aku memutuskan panggilan, lalu aku panggil kembali. Beberapa detik berlalu, panggilanku tak kunjung di angkat dan itu membuat hatiku menjadi sangat dongkol. Aku tersenyum getir dan bermonolog dalam hati. 'Apakah yang aku fikirkan benar-benar terjadi? Apakah Mas Indra disana bersenang-senang dengan Rania?" gumamku. 'Astagfirrullahal'adzim ... kenapa aku bisa soudzon terhad
92. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Bersilaturahmi Ke Panti Asuhan. Penulis : Lusia Sudarti Aku terdiam mendengar nasihat Siti dan meresapi semuanya dengan semua rasaku. Part 92๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅMalam semakin larut, namun kedua netraku tetap tak dapat terpejam, entahlah ... aku harus bagaimana? Sedih atau bahagia? Aku tak tahu ...!Aku tak mengerti maksud dari Mas Indra merahasiakan masalah ini dariku. Waktu telah menunjukkan pukul 01 dinihari. Aku selalu merubah posisi tidurku agar lekas terlelap, namun tetap tak mau terpejam. Akhirnya aku memutuskan untuk melaksanakan sholat sunnah dan membaca ayat-ayat Al'Qur'an sejenak, agar hatiku menjadi lebih tenang. Surat Al-Baqarah Ayat 155-156. ููููููุจููููููููููู ู ุจูุดูููุกู ู ูููู ุงููุฎููููู ููุงููุฌููุนู ููููููุตู ู ูููู ุงูุฃูู ูููุงูู ููุงููุฃููููุณู ููุงูุซููู ูุฑูุงุชู ููุจูุดููุฑู ุงูุตููุงุจูุฑูููู ุงูููุฐูููู ุฅูุฐูุง ุฃูุตูุงุจูุชูููู ู ููุตููุจูุฉู ููุงูููุง ุฅููููุง ููููููู ููุฅููููุง ุฅููููููู ุฑูุงุฌูุนูููู Wa lanabluwannakum bisyay'in mina al-khawfi wa al-juu'i wa naqsi
91. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Lauk Nasi. Kebenaran Yang Terungkap! Penulis : Lusia Sudarti Siti tertegun sejenak. "Kamu jangan gampang percaya begitu saja dengan wanita yang mengaku bernama Rania. Bisa saja dia hanya ingin menghancurkan rumah tangga kalian," jawab Siti, seolah dia mengetahui segalanya tentang Rania. Part 91 ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ Malam hari terasa sedikit semarak dengan kehadiran Siti. "Ate ... makasih coklat sama bonekanya ya? Adek sukaaa banget!" seru Kurnia sambil tersenyum senang. "Ate, Abang juga makasih ya coklat sama mobil tamiyanya," sambung Fandi tak kalah hebohnya. Aku tertawa mendengar kehebohan mereka. "Apa--- hanya terima kasih? Oh, tidaakk ... sungguh terlalu kalian!" cebik Siti sembari memutar bola mata dengan malas. Aku terkekeh mendengar kata-kata Siti. "Hehehe ... tuh Ate Siti ngambek." Fandi dan Kurnia saling pandang lalu mereka menghampiri Siti dan ... Cup, cup, cup ... "Makasiiihh Ate." Fandi dan Kurni
90. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Di Datangi Wanita Bernama Rania Penulis : Lusia Sudarti Mas Indra menambah kecepatan laku motornya, mau tak mau. Aku memeluk erat pinggangnya. Hingga dua tahun kami menjalani status sebagai kekasih. Part 90 ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ Malam minggu itu, Mas Indra datang kerumahku. Aku sangat gugup dan malu karena rumahku sangat sederhana. Tapi Mas Indra tidak mempermasalahkannya. Kami berbincang tentang sekolah dan teman kami. Saat itu Ibuku yang bernama Hartati masih hidup. "Eh ada Nak Indra," sapa Ibu sambil tersenyum. "Iya Bu!" Mas Indra bangkit dan mencium punggung tangan Ibu. "Di lanjut ngobrolnya, sebentar Ibu ambilin air minum!" ujar Ibu sembari melangkah masuk. "Enggak usah repot-repot Bu," cegah Mas Indra, namun Ibu udah masuk. "Oh iya Dek. Mas sampai lupa, sebentar ya?" kata Mas Indra sembari berlari keluar menuju ke motor besarnya. "Ini oleh-oleh buat Adek juga Ibu!" Mas Indra menyerahkan satu plastik jeruk dan sa
89. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Teringat Kenangan Semasa SMAPenulis : Lusia SudartiAku berpamitan setelah memeluk mereka berdua. Dan kami meninggalkan halanan rumah Bapak. Part 89Pinggiran kota kecil kami sore ini diguyur hujan deras. Kami sedang duduk bercengkrama bersama, bareng kedua Anakku dan Mas Indra. "Abang udah mandi untungnya, jadi enggak terlalu dingin," kata Fandi. "Adek juga Bang. Sekarang Adek mau belajar dulu besok dikumpul Bang!" pamit Kurnia. "Sini belajar sama Ayah," sahut Mas Indra. "Adek udah bisa Yah, hehehe," jawab Kurnia sambil terkekeh. "Oh yaa ... pintar sekali Anak Ayah," puji Mas Indra sambil tersenyum bangga. "Iya dong, kan Ayah yang bilang jika Adek rajin belajar, pasti Adek jadi Anak pintar," sahut Kurnia. Aku tersenyum bangga mendengarnya. "Iya Adek. Ayah bangga sama Adek juga Abang. Kalian berdua menjadi kebanggaan Ayah sama Ibu." ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ Mas Indra tiba-tiba mendengarkan sesuatu dari headsetnya. "Baik, terus pantau jangan
88. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Bertemu Bude Sinta. Penulis : Lusia Sudarti"Adek ... Adek semakin membuat Mas mabuk, dalam kondisi berbadan dua pun Mas tak dapat menahannya," bisiknya di telingaku yang membuat aku merasa melambung tinggi ke udara. Part 88๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅKeesokan harinya ... "Anak-anak, sudah siap!" tanya Mas Indra kepada kedua Anakku selepas sarapan. "Sudah Ayah ..." Mereka menjawab serentak, sementara kami pun telah bersiap untuk berziarah ke makam Mama, Papa dan Bang Hardi, beserta Bapak dan Teh Wulan. "Mbak Murti, kami hendak berziarah ke makam Mama, juga Bang Hardi." "Siap Mbak." "Atau Mbak Murti akan turut serta?" tanya Mas Indra. "Oh, tidak Mas! Saya menjaga warung saja. Akhir-akhir ini warung semakin ramai," jawabnya sembari tersenyum. "Alhamdulillah ... semoga bertambah laris ya, amiin," sahut Bapak seraya tersenyum. "Oh ya, benarkah Mbak?" tanya Mas Indra. "Iya Mas, Mbak! Tempo hari kami sampai kehabisan dan masak kembali karena masih
87. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Akhirnya Kami Kembali Pulang. Penulis : Lusia Sudarti Part 87Mas Indra memeluk semakin erat, tubuhku di bopong menuju ke kamar, lalu terjadilah sesuatu yang diinginkan ...๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅSuara adzan membangunkan aku dan Mas Indra. Mas Indra membelai wajahku dan mencium keningku dengan lembut."Selamat pagi Sayang! Terima kasih sudah mencintai Mas dengan tulus. Kini Mas sudah tak punya siapapun selain Adek dan Anak-anak," katanya sendu. Hatiku menjadi sangat sedih dan terluka, melihatnya tiba-tiba menjadi sangat rapuh. "Sabar Mas, ada Hanum dan semuanya yang selalu mendukung Mas." Aku memeluknya semakin erat dan menghujani wajahnya dengan ciuman lembut, agar hatinya menjadi tenang. Mas Indra tersenyum karena aku mengelitiknya. "Heem ... nakal ya sekarang!" ujarnya sambil berbalik dan mengungkung tubuhku. "Hati-hati Mas, ntar debaynya kesakitan lho," candaku. Mas Indra berhenti sejenak. "Betul juga ya Sayang!" Mas Indra mengusap lembu