Share

Namaku Aya

Penulis: Yoejalove23
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-09 11:17:58

"Kalau aku dianggap  menipu, lalu yang dilakukan mereka itu apa?" Zhia bertanya pada dirinya sendiri. Ia sudah menanggalkan pakaiannya, lalu memutuskan untuk membersihkan diri, bersiap bertemu Fia di tempat kerjanya.

“Zhia sudah tidak ada. Sekarang, namaku Aya. Diambil dari nama belakangku,” ucap Zhia sambil memakai handuk kimono nya, keluar dari kamar mandi. Mata Zhia tertuju pada sebuah mini dress warna hitam tanpa lengan yang tergantung di  dekat lemari. “Cantik dan seksi, aku suka dress itu. Ah, Nola pasti sudah tahu seleraku.”

Membutuhkan waktu satu jam untuk Zhia bersiap, dengan make-up natural ia tampil elegan dan mempesona. Bahkan orang kepercayaan Fia pun tidak berkedip mata menyaksikan pemandangan indah di depannya. Hingga tiba cafe milik Fia pun, Zhia menjadi pusat perhatian para tamu yang melihat kedatangannya.

“Ruangan  Mami ada di dalam, masuk aja.” Salah satu anak buah Fia mengantarkannya sampai di depan ruangan wanita itu.

Zhia mengetuk pintu ruangan tersebut, suara Fia yang memintanya masuk, membuat Zhia langsung membuka pintu tersebut.

“Halo Zhia, oh sorry. Aya, nama kamu Aya.” Fia memintanya duduk di dekatnya.

“Halo, Bu.” Sejujurnya Zhia terkejut, padahal beberapa jam lalu, keduanya bertemu di Jakarta, tiba-tiba Fia sudah di depannya.

“Jangan bertanya kenapa saya sudah disini, teknologi sudah maju. Yang terpenting, selain identitas tentunya kamu butuh ponsel baru. Saya sudah siapkan untukmu,” ucap Fia memberikan paperbag sebuah toko ponsel ternama di Surabaya.

“Terima kasih, Bu,” jawab Zhia sambil menerima paperbag itu dengan sopan.

“Panggil saya mami, semua orang disini memanggilku dengan sebutan mami.” Fia meralat panggilan untuknya dari Zhia.

“Baik, Mi. Terima kasih,” jawab Zhia lagi.

“Saya ada tugas khusus buat kamu, malam ini temani tamu saya, kebetulan masih teman baik. Pengusaha dan dia klien VIP saya, tolong jangan membuat dia tidak nyaman. Oke?”

“Oke, Mami.”

“Sebentar lagi dia datang, kamu masuk aja ke ruangan VIP sembilan. Nyalakan layar dan setel lagu-lagu pop. Tamu kamu menyukai lagu pop modern anak muda,” kata Fia memberi penjelasan mengenai tugasnya selama menemani tamu pertamanya.

“Mami, maaf. Kira-kira sampai berapa lama saya menemaninya?”

“Hahaha, pertanyaan cerdas. Temani dia sampai dia selesai, mungkin sampai pagi, itupun kalau dia tidak ditelepon anak istrinya,” jawab Fia menahan tawanya.

“Oh, begitu,” jawab Zhia agak kaget dengan jawaban Fia.

“Oh iya, saya ada aturan lain disini. Saya tidak mewajibkan kamu  menerima side job dari tamu-tamu saya. Terserah kamu saja, yang lain juga sama. Tapi, begitu kamu memutuskan mengambil job itu, aku sarankan jangan tanggung,” kata Fia sambil menyalakan sebatang rokok di tangannya.

“Side job? Maksud Mami bermalam?” tanya Zhia dengan polosnya.

“Ah, jangan pura-pura polos. Silahkan bertransaksi di luar tempat saya, hanya saran saya minta hotel bintang lima. Untuk kenyamanan dan privacymu, paham?”

“Paham, Mami.” 

“Sudah, bergabunglah dengan rekan-rekanmu di lantai satu. Minum dan makanlah sambil menunggu ruangan siap.”

Zhia mengikuti saran Fia, ia turun ke lantai satu bergabung dengan beberapa orang yang sempat berkenalan dengannya tadi. “Halo Aya, neh minuman selamat datang untuk member Mami Fia yang baru. Semoga betah.” Seorang gadis seusianya menyodorkan minuman kepada Zhia.

“Eh, terima kasih, Mbak.” Zhia menerima minuman tersebut lalu meminumnya hingga tandas. Zhia pikir, itu hanyalah minuman soda biasa. Nyatanya, minuman tersebut beralkohol. Zhia terbatuk-batuk setelah menyadari yang diminumnya adalah alkohol. Teman-temannya di sana menertawakan kepolosan Zhia yang dianggap sebuah kebodohan gadis seusianya.

“Aku-aku baru pertama kali bekerja dan meminum alkohol, tolong dimaklumi,” ucap Zhia terbata. Wajahnya memerah menahan malu dan ia hampir saja menangis di tempat itu. Beruntung, anak buah Fia  sudah menjemputnya untuk masuk ke dalam ruangan.

Zhia diantar oleh orang  kepercayaan Fia memasuki ruangan tersebut, Zhia dengan cekatan mengikuti instruksi yang sudah Fia berikan sebelumnya. Tak lama kemudian, tamu yang ditunggu Zhia datang menyapa nya.

“Malam cantik,” sapa Hamdani kepada Zhia. Pria itu tanpa sungkan mengecup pipi Zhia ketika ia sedang merapikan meja.

“EH, selamat malam Pak Hamdani,” sapa balik Zhia sedikit memundurkan langkahnya. Menghindari terlalu dekat dengan pria itu.

“Jadi kamu yang gantiin Tia?” tanya Hamdani yang sudah duduk di sofa.

“Iya, Pak. Perkenalkan saya Aya. Mau langsung saja atau mungkin mau makan malam dulu?” tawar Zhia kepada pria seusia ayahnya itu. Sekelebat bayangan Abdullah mengganggunya. 

“Boleh, kamu duduk disini saja. Biarkan mereka yang pesankan,” kata Hamdani menepuk ruang kosong di sebelahnya agar Zhia mendekat.

Zhia sempat disuapi oleh Hamdani, benar-benar mengingatkannya pada Abdullah, ayah kandung yang tega mengusirnya dari rumah. “Zhia, kau sudah sebatang kara, mereka sudah mencoret namamu dari kartu keluarga. Untuk apa kau memikirkan mereka,” gumam Zhia dalam hati.

“Kulitmu bagus dan wangi, pasti selalu dirawat yah,” kata Hamdani mengusap lengan Zhia yang mulus dan bersih.

“Harus dirawat, bukankah itu salah satu kewajiban seorang wanita untuk merawat diri?” 

“Bagus, aku kasih bonus untukmu nanti. Asalkan, kau mau ikut bersamaku,” kata Hamdani hendak mencumbunya lagi. Namun, Zhia menghindarinya.

“Maaf,  saya belum terbiasa,” ucap Zhia dengan sopan.

“Oh, kamu baru yah?” Hamdani baru menyadari setelah salah satu anak buahnya membisikkan sesuatu di telinganya.

“Iya, saya baru kerja hari ini. Dan, Bapak tamu pertama saya,” ucap Zhia jujur.

“Hmmm, oke. Untuk sekarang tidak masalah. Nanti, kita ketemu lagi, kuharap tidak ada penolakan, sayang. Anakku sudah menunggu di rumah.” Hamdani mengusap pipi mulusnya dengan tatapan menggoda.

“Silahkan, Pak.”

“Fia, terima kasih. Premium quality. Kau tidak salah kasih Aya untukku,” ucap pria itu  sambil mengirimkan bukti transfer sebagai bonus jika ia puas dengan layanan anak buah Fia. Walaupun Zhia menolak tidur dengannya, setidaknya Zhia tidak menolak ketika Hamdani mencium pipinya.

Betapa senang hati Fia membaca pesan singkat dari Hamdani, kali ini ia tidak ragu untuk memberikan klien berikutnya kepada Zhia. “Aya, aku ada klien dari Jakarta, sudah dalam perjalanan kesini. Apa kau tidak keberatan menerima job ini?” Pesan Fia kepada Zhia  sesaat setelah Hamdani keluar dari ruangan tersebut.

“Boleh, Mi. Maaf, boleh tahu profil tamunya?” Permintaan Zhia tersebut sudah mendapatkan persetujuan di awal kedatangannya di Surabaya. Sebuah foto dan biografi singkat pria paruh baya yang akan menjadi tamu keduanya.

Zhia tersenyum tipis setelah mendapatkan informasi dari Fia, siapa tamunya. Senyumnya mengembang, seperti mendapatkan wangsit untuk membalas hinaan yang sudah ia terima. Menurut informasi yang diterima Zhia, tamunya menyukai warna merah. Ia berinisiatif meminta bantuan orang kepercayaan Fia untuk memberikan dirinya mini dress merah hati tanpa lengan.

“Selamat malam, Bapak Danu Gunadya yang terhormat. Selamat datang di karaoke Dvia. Dengan Aya disini,” ucapnya dengan penuh percaya diri. Zhia mengelilingi tubuh mantan mertuanya yang membatu. Ia tidak menyangka jika akan bertemu Zhia.

“Kau! Tidak, aku pasti salah. Kalian, tolong hubungi Fia. Bagaimana bisa dia memberiku wanita gak ada adat seperti dia!”

Zhia menikmati amarah Danu kepada anak buahnya. Kembali mendekati Danu, Zhia memberanikan membisikkan kata-kata yang membuatnya seolah mati berdiri. “Tenang saja, Pak Danu. Saya  jamin istri dan anakmu tidak akan tahu. Asalkan, Anda memberikan upah yang setimpal! Atau Anda memang tertarik dengan saya? Tidak boleh! Saya pilihkan yang lain saja untuk memberimu ketenangan, biar gak tegang!”

Komen (7)
goodnovel comment avatar
AYfa Cmoet
tu kan apa ku bilang pekerjaan Zhia atau Aya adalah wanita penghibur, tapi gak papa lah Aya udah terlanjur kecewa dan dapat penghinaan dari keluarga mu dan juga mantan suami mu, terjun az sekalian kan
goodnovel comment avatar
AYfa Cmoet
hahaha akhirnya Zhia bisa bersenang2 diatas mantan mertuanya rasakan km pak Danu ketauan ya sekarang km suka nyeleweng dari istrimu, hahaha
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
ladalah kok bisa ketemu pak Danu, tpi ntr dia mikirnya klo Zhia alias Aya beneran wanita gk bener nih.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Setelah Malam Pertama   Berapa Yang Kau Minta

    Danu masih berdiri, terdiam membisu tidak dapat berpikir. Bisa-bisanya, ia bertemu dengan mantan menantunya itu. Ia mematung melihat dua orang gadis seusia Zhia tengah merapikan meja dan menyalakan sound system untuk karaoke."Kau! Kau benar-benar kurang ajar! Kau tidak ingat siapa aku?" Danu menatap tajam Zhia yang terus memprovokasi dirinya."Oh, tentu saja sayang ingat. Saya adalah mantan menantu Anda. Menantu yang ditalak di malam pertamanya." Zhia meraih ponselnya di saku lalu memotret Danu yang tengah duduk diapit oleh kedua temannya yang lain."Hey, untuk apa kau mengambil gambar!""Hahahaha, santai saja. Pak Danu tidak usah emosi. Teman saya hanya menemani saja, kok. Setelah ini, hanya ada kita berdua disini," kata Zhia sambil mengedipkan mata. Memberi kode kepada kedua rekannya untuk keluar dari ruangan tersebut."Eh, mereka mau kemana?" Danu panik karena Zhia menutup pintu ruangan tersebut dan menghampirinya dengan tatapan benci."Tugas mereka sudah selesai, sekarang kita mul

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Setelah Malam Pertama   Jangan Mengusiknya

    Nola adalah orang terakhir yang Ega cari. Karena hampir semua teman-teman Zhia kompak menjawab ketidaktahuan mereka tentang keberadaan Zhia. Wanita itu bekerja di salah satu perusahaan kosmetik ternama di ibukota. Menunggu sampai jam pulang kantor, Nola berjanji untuk menemui Ega di salah satu coffeeshop tak jauh dari kantornya."Lo ngapain sih masih nyariin Zhia. Lo udah talak dia, udahlah." Nola duduk di kursinya lalu mengomel kesal kepada Ega yang terus menerornya sejak tadi pagi."Gue, gue butuh ketemu Zhia. Setidaknya untuk membahas rumah tangga kami," jawab Ega dengan tidak tahu malunya."Hahaha, Lo beneran lawak! Temen gue Lo talak di malam pertamanya. Dia udah gak perawan sama Lo, bego! Terus sekate-kate Lo nyariin dia buat bahas urusan rumah tangga? Rumah tangga macam apalagi yang bakal Lo bahas sama temen gue?""Ayolah, La. Gue butuh tahu dimana Zhia. Dia udah matiin ponselnya, gak mungkin juga gue nyariin dengan tangan kosong. Dimana dia, La? GPS gue terakhir di bandara, Lo

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-03
  • Setelah Malam Pertama   Tamu Istimewa

    Satu minggu sudah Zhia bekerja di karaoke tersebut. Walaupun belum menjadi bintang utama di tempat tersebut, bagi Zhia tidaklah penting."Aya, setelah menyelesaikan pekerjaanmu dengan tamu di room. Lo diminta datang ke rumah Mami. Malam ini juga," kata salah satu rekan Zhia di tempat karaoke tersebut."Oh, oke Mbak. Makasih," jawab Zhia dengan menunjukkan senyum terbaiknya.Satu jam lagi pekerjaannya selesai, ia mendapatkan tamu beberapa orang tim marketing sebuah perusahaan rokok yang menyewa jasanya untuk menemani berkaraoke. Walaupun hanya menemani bernyanyi selama empat jam, tips yang didapatkan dari para pria tersebut lumayan untuk menambah saldo rekeningnya."Terima kasih, Mas. Lain kali, panggil Aya lagi yah. Kalau perlu call untuk konfirmasi," jawab Zhia kepada salah satu dari mereka setelah ia mendapatkan transferan tips."Oke, bye cantik!"Zhia langsung menuju ruang ganti, permintaan untuk bertemu dengan Fia malam ini, sepertinya penting. Apalagi, sampai Fia yang memintanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05
  • Setelah Malam Pertama   Bukan Ayah Saya

    Zhia tidak menduga akan bertemu dengan salah satu keluarga ayahnya. Mau tidak mau, Zhia pun menyapa adik kandung ayahnya itu. “Eh, Tante Tika. Apa kabar?”“Baik, kamu kok gak bilang kalau ada di Surabaya. Nginep dimana? Suami kamu gak ikut?” Rentetan pertanyaan Tika kepada Zhia membuat Zhia bersedih. Ia melupakan kenyataan bahwa sang ayah memiliki adik kandung yang tinggal di kota pahlawan ini.“Zhia sendiri, Tante. Eh, Zhia duluan yah. Udah ditunggu mau balik,” pamit Zhia itu buru-buru pergi dari hadapan Tika. Setengah berlari, ia keluar dari toilet wanita di tempat tersebut. Bagi Zhia, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk sekedar hahahihi dengan saudara atau rekanan keluarganya. Tidak, waktu adalah uang bagi Zhia. Impiannya untuk mendapatkan kebebasan finansial tidak akan terwujud jika ia tidak rajin bekerja. Selain untuk mengobati rasa sakit hatinya, Zhia berharap tidak akan bertemu dengan Tika lagi.“Astaga, jantungku!” Zhia lega, rangkaian perawatan yang harus ia jalani sudah

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Setelah Malam Pertama   Terima Kasih

    “Mas yang gila, harusnya di saat kondisi Zhia yang seperti ini, kita lah yang harus merangkulnya. Dia sendirian dan rapuh, Mas! Keluarga seharusnya menjadi tempat ternyaman Zhia untuk berkeluh kesah. Sayangnya kalian malah mengusirnya! Apa Mas sudah gila?” Tika marah besar begitu mendengar langsung pengakuan Putri jika kakaknya pergi dari rumah karena sudah diusir oleh Abdullah.“Aku pastikan dia akan kembali dan memohon pada ayahnya untuk diterima lagi, kamu gak usah berlebihan. Zhia tidak akan bertahan lama di Surabaya,” kata Abdullah dengan sombongnya.“Gak paham aku dengan cara berpikirmu, Mas! Benar-benar keterlaluan! Tika kesal bukan main kepada kakak kandungnya itu. Ia mematikan sambungan telepon tersebut sepihak.Nafas Tika tersengal, tidak dapat membayangkan hancurnya hati Zhia, keponakan cantiknya itu tadi terlihat sendu dan menyimpan duka yang dalam. “Pantas saja kalau wajahnya terlihat gak bahagia, Mas Abdullah memang sinting! Udah gila harta, sampai anak sendiri tidak diu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Setelah Malam Pertama   Menolak

    Zhia sudah bersiap dengan pakaian santainya, seperti permintaan Irwan kepadanya, ia tidak perlu memakai pakaian resmi seperti semalam. Pilihannya jatuh pada rok jeans dan atasan kaos berwarna putih. Kali ini dengan flat shoes yang lebih feminim namun simple. Dengan langkah anggunnya, Zhia keluar dari kamar kost nya, menemui Irwan yang sudah menunggunya di luar pagar rumah bercat putih itu.“Halo, sudah siap?” Irwan yang pada siang itu mengenakan jeans dan kaos pun terlihat sumringah melihat penampilan manis Zhia yang berbeda dari semalam.“Hai. Kok lihatnya kayak gitu?” Pertanyaan Zhia membuat Irwan terkekeh.“Kamu seperti ada dua versi, Aya yang semalam begitu dewasa dan elegan. Sedangkan yang sekarang lebih terlihat sesuai umur kamu yang saya kira baru dua puluh tahun lebih. Belum lama lulus S1, kan?”“Eh, kok tahu?”“Sekedar informasi umum dari Fia, kita langsung jalan yah. Saya sudah lapar, makan dulu kita,” kata Irwan meminta sopir melajukan kendaraannya menuju salah satu mall ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-10
  • Setelah Malam Pertama   Begitulah Hidup

    Zhia tidak menyangka jika pria yang baru saja mengenal dirinya menawarkan sebuah pernikahan."Tidak apa, tidak usah terburu-buru. Saya tidak minta jawaban kamu sekarang. Pelan-pelan saja, saya akan menunggu sampai kamu siap.""Saya, saya tidak enak kalau begini, Pak. Irwan."“Kamu bilang, ingin menyembuhkan luka dengan bekerja, silahkan saja. Lakukan apapun yang membuatmu bahagia, Aya. Wanita baik sepertimu, tidak pantas menangis. Kau tahu, dari pertemuan pertama kita ini, saya belajar dari kamu.” “Belajar apa, Pak? Tidak ada yang bisa dibanggakan dari hidup saya yang berantakan ini,” ucap Zhia terkekeh.“Ada Aya, kamu membungkus sebuah kesedihan dengan sebuah senyum yang tulus, pasrah kepada Tuhan namun tetap optimis. Saya belum bisa berbesar hati seperti kamu. Menerima ketetapan Tuhan untuk saya,” ungkap Irwan.“Sejujurnya, kalau dibilang tidak ikhlas ya memang. Saya hanya manusia biasa, kecewa, pasti. Tapi, saya kembalikan lagi, jika saya membiarkan diri saya terkungkung dengan pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-14
  • Setelah Malam Pertama   Tidak Ada Hubungan

    Zhia tengah bercermin di depan kaca, memakai wewangian yang diberikan Irwan kepadanya. Dengan mengenakan pakaian yang dikirim oleh anak buah Fia, ia berjalan dengan anggun keluar dari ruang ganti untuk menemui Tyas, rekan kerjanya malam ini.“Wow, ayu tenan. Aya, beneran ini Aya?” Tyas, partner kerjanya malam ini terkagum-kagum melihat penampilan seksi dan mempesona Zhia.“Apa sih, Mbak! Udah yuk, kasian sopir udah tunggu kita di luar,” ucap Zhia menarik lengannya berjalan keluar dari ruangan khusu LC.“Hehehe, ayu dan wangi. Kamu beda dengan senior kita yang sombong itu, memang sih dia udah kaya dan mainannya bos-bos. Tapi, itu kan bukan jadi alasan dia merendahkan juniornya,” ucap Tyas masih tidak terima perlakuan senior Zhia beberapa waktu yang lalu.“Udah, gak usah diingat-ingat. Kita mau kerja, to? Lumayan, sekalian healing ke Malang. Aku dengar villa nya bagus, dekat pegunungan gitu, Mbak.”“Ah, kowe jangan baik-baik sama mak lampir macam itu. Ndak cocok dia terima kebaikanmu,”

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-15

Bab terbaru

  • Setelah Malam Pertama   Siapa Yang Miskin?

    Abdullah menolak mentah-mentah undangan dinner dari keluarga Ega. Undangan tersebut ia dapatkan dari sang istri yang menyambutnya pulang.“Gak usah dekat-dekat mereka, Bu. Masih bagus Zhia mau memperjuangkan perusahaan. Mereka tidak melakukan apapun dengan kondisi genting seperti itu, sangat mengecewakan!” Abdullah yang baru saja masuk ke dalam kamar sedang melepaskan kemeja yang ia kenakan.“Ya sudah, nanti saja kita bahas lagi. Ayah mandi dulu, ketemu kami di bawah makan malam sama Putri yah. Kita harus kasih dia perhatian juga,” ucap Mirna sambil menyerahkan handuk kering untuk suaminya.“Oke, aku mandi dulu.” Setelah Abdullah menutup pintu kamar mandinya, Mirna kembali ke dapur untuk merapikan menu makan malamnya. Melihat anak gadisnya yang duduk di ruang tengah, Mirna teringat Zhia. Bagaimana keadaan anak pertamanya itu.“Put, sini sayang. Makanan udah siap kok,” ucap wanita itu meminta anaknya duduk di meja makan.“Eh, Ibu. Ayah masih mandi ya?” Gadis berkacamata itu beranjak d

  • Setelah Malam Pertama   Cinta Pertama Wanitaku

    Abdullah kembali aktif di Gravity, perusahaan yang ia dirikan bersama dengan keluarganya itu kembali sehat berkat Zhia. Pria itu sedang memeriksa laporan keuangan selama ia tinggal berobat ke Singapore. “Banyak sekali pengeluaran yang tidak jelas, dan jumlahnya sangat besar! Ini ulah siapa, coba?” Abdullah uring-uringan di depan laptopnya. Begitu mendapatkan laporan keuangan terbaru, ia langsung mengeceknya.Salah satu saksi betapa gigihnya Zhia mempertahankan Gravity adalah sekretaris Abdullah. Pria itu masuk setelah mengetuk pintu ruangannya. “Ah, bagus kau datang, tolong kasih aku penjelasan sedetail mungkin tentang semua ini,” ucap Abdullah kepada pria berkacamata itu.“Begini, Pak. Yang utama, Bapak harus bangga dengan Zhia. Anak perempuan Bapak itu benar-benar cerdas dan tidak ada takut-takutnya untuk mempertahankan perusahaan ini. Dia yang meminta pertanggungjawaban Pak Ega dan Ayahnya untuk mengembalikan seluruh dana yang terpakai oleh mereka tanpa sepengetahuan Anda. Satu lag

  • Setelah Malam Pertama   Sudah Tak Lagi Sama

    Fia baru saja kembali dari perjalanan dinasnya. Kembali ke Surabaya, ia mendengar keributan yang disebabkan karena penolakan Zhia kepada salah satu anak pejabat. Apalagi, pria itu merupakan member VIP di Dvia. Siang ini, ia kembali berkomunikasi dengan Irwan untuk koordinasi mengenai Gravity. Setelah pembahasan mengenai pekerjaan, Irwan kembali menanyakan kabar Zhia kepada wanita itu."Sebenarnya itu sudah hak Zhia. Dia mau menolak atau menerima, sayang dia membuat murka Bapaknya. Aku bingung," ucap Fia kepada Irwan."Lalu, kau mau Zhia harus seperti apa?" Pertanyaan Irwan kepada Fia, membuat wanita itu semakin gundah."Sejujurnya, aku pun tidak tahu harus bersikap seperti apa. Anak itu sudah sesuai prosedur. Tidak ada yang salah," ungkap Fia setelah menceritakan kronologi kejadiannya."Kalau begitu, kau tidak bisa menyalahkan dia, Fia. Ingat, aku tetap menyuplai Dvia sebesar sekarang karena adanya Zhia disana. Jadi, kuharap kau bisa lebih bijak jika menyangkut member Dvia yang entah

  • Setelah Malam Pertama   Penolakan Zhia

    Hari berikutnya, pria yang semalam menggoda Zhia kembali. Rupanya, pemuda itu tidak terima dengan penolakan Zhia kepadanya."Aku mau yang bernama Aya. Tidak ada penolakan!" Pria itu menekan admin Dvia untuk membawa Zhia ke hadapannya."Mohon maaf, Mas. Aya sedang bertugas di room lain. Boleh dengan yang lain, Monggo saya kasih pilihan," ucap rekan Zhia tersebut. Ia membuka tablet khusus yang menayangkan beberapa LC Dvia yang masuk pada malam itu."Gak, saya mau dia. Kowe gak usah ngeles!" Pria itu menolak tawaran admin."Waduh, Mas. Gak enak sama tamu Aya kalau kayak gini, yang lain saja nggeh?""Siapa sih tamunya? Tak ganti duit, biar dia ambil yang lain. Kowe masuk atau aku sendiri!" Pria itu masih memaksakan kehendaknya."Hhmm, ngapunten Mas. Di dalam, sepupu njenengan." Rekan Zhia ketar-ketir, ia khawatir terjadi baku hantam antar saudara karena menginginkan wanita yang sama."Bajingan! Jadi dia yang membuat Aya menolakku?" "Aduh, gimana ini! Gak boleh masuk, Mas. Ini area VIP!"

  • Setelah Malam Pertama   Sadar Diri

    Sesungguhnya hidup ini hanyalah rangkuman dari masalah-masalah sepaket dengan kunci jawabannya. Zhia menganggap hidupnya tak lebih dari sebuah lelucon nyata yang harus dihadapi dengan serius. Malam itu, setelah mengantar Nola ke bandara, ia kembali ke kost nya."Akhirnya gue ketemu kasur lagi. Rasanya memang lain tidur di kamar sendiri." Zhia merebahkan tubuhnya di ranjang kamarnya untuk melepas lelah. Tak lupa menyalakan pendingin ruangan, Zhia sempat tertidur untuk beberapa saat.Memang benar, ungkapan bahwa Tuhan Maha membolak-balikkan hati hambanya. Hal inilah yang dirasakan Zhia. Walaupun sempat baper dengan perlakuan Haikal kepadanya, ia sadar ini tidak bisa diteruskan. "Gue gak boleh terlena dengan duut dia. Ganteng sih, tapi prioritas gue bukan cari pasangan. Tapi, berdiri di kaki gue sendiri. Keuangan stabil dan gak bergantung sama yang namanya laki-laki."Zhia masih tidak percaya jika tubuhnya sudah terjamah pria lain selain Ega, mantan suaminya. "Gue bisa sesantai itu kenap

  • Setelah Malam Pertama   Bukan Orang Suci

    Zhia tahu, uang yang ia dapatkan dari Haikal bukankah uang halal. Dia pun bukan merasa perempuan suci tanpa dosa sejak ia bekerja di Dvia. Sering menemani tamunya mabuk dan yang terakhir, ia terpaksa menerima permintaan Fia demi Gravity."Gue lakukan ini demi Ayah dan keluarga, La. Saudara yang lain apa bisa bantu jika yang terjadi seperti itu?""Gak Lo jelasin gue juga paham, gue gak membenarkan gak juga menyalahkan. Hidup itu tentang pilihan, jadi apapun itu ya terima resikonya." Nola mengerti, keputusan berat yang diambil Zhia memang bukan tanpa alasan."Gue tolak, Gravity cuma tinggal kenangan. Gue gak kebayang gimana sedih dan kecewanya Ibu, La." Zhia masih mengaduk-aduk kopi latte dingin yang sisa setengah."Udah Lo ambil salah satu pilihannya. Yang perlu Lo pikir sekarang adalah kedepannya, Lo gak bisa kerja di Dvia terus. Yah, kecuali Lo mau terima resiko ambil side job.""Ijazah gue, La! Mana ada orang yang mau terima gue jadi karyawan tanpa legalitas yang jelas.""Gue ada so

  • Setelah Malam Pertama   Layanan VIP

    "Terima kasih juga, Pak Haikal memperlakukan saya dengan lembut." Wajah lelah dan mengantuk Zhia membuat Haikal urung meminta untuk kedua kalinya. Padahal, yang umum terjadi tidak ada kepedulian dari laki-laki yang membayar wanita malamnya."Tidurlah, kau sudah lelah." Haikal menyelimuti tubuhnya. Mensejajarkan tubuhnya agar bisa mengusap puncak kepala Zhia yang sudah hampir terlelap. "Kau manis sekali, aku tidak menyangka jika nasib pernikahanmu sedramatis itu," batin Haikal mengingat kisah pernikahan Zhia dan Fia.Tidur Zhia begitu nyenyak, hingga sebuah kecupan ucapan selamat pagi mengusik kenyamanannya."Hhmm, sorry. Jam berapa ini?" Zhia mengusap-usap matanya yang masih berat untuk dibuka."Hahaha, masih pagi. Mau sarapan dulu atau mandi dulu tidak masalah," ucap Haikal terkekeh melihat reaksi panik Zhia."Astaga, memalukan!" Zhia mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya ia tidur seperti orang mati. "Sudah, tidak apa. Aku tunggu disini yah, mandinya gak usah buru-buru. Santai saja," u

  • Setelah Malam Pertama   Tubuh Indahmu

    Setelah menemani Nola berbelanja, Zhia kembali ke hotel untuk bersiap menunaikan tugasnya di Dvia."La, gue udah kepalang tanggung. Kalah gue nolak permintaan Mami, sama aja gue kayak gak tahu terima kasih.""Keputusan ada pada Lo. Gue yakin Lo bisa hadapi klien Mami Fia itu. Terlepas Lo terima side job itu atau tidak, Lo tetap Zhia yang ada di hadapan gue.""Makasih, La. Gue jalan dulu, sorry yah gak bisa temani makan malam. Besok kita bisa jalan bareng lagi, kok.""Iya dong, Lo harus temenin gue besok. Hati-hati dan good luck, girl!" Zhia berpamitan kepada Nola. Penampilannya berubah menjadi lebih sensual dengan dress diatas lutut dan press body. Menampilkan lekukan tubuh indahnya, dengan elegan Zhia memasuki mobil yang sudah menjemputnya."Langsung jalan, Aya?""Nggeh, Pakde. Apa kabar?" Sudah sekitar satu bulan Zhia tidak bertemu dengan sopir pribadi Fia itu."Baik, Ay. Kowe tambah cantik aja.""Ah, Pakde bisa aja. Makasih, lho. Tapi Saya gak punya receh.""Penting doa aja, semoga

  • Setelah Malam Pertama   Best Friend

    Zhia berada di persimpangan, ia tahu betul jika posisinya seperti apa. Fia memang baik dan menawarkan solusi yang tepat untuk mengembalikan nama baik Gravity. Zhia membutuhkan hal tersebut untuk meraih simpati dan kepercayaan klien yang akan dan susah bekerjasama dengannya. "Ada harga yang harus dibayar untuk semua ini, Zhia. Lo gak bisa egois dengan prinsip Lo itu." Dibawah guyuran air shower kamar hotel yang ditempatinya bersama dengan Nola, ia berpikir hal yang sama berulang kali. Berada di persimpangan jalan, antara prinsip hidup dan usahanya untuk memperbaiki keadaan perusahaan sang ayah. Nola sendiri, ia sedang bersiap untuk bertemu dengan Hamdani. Merapikan dokumen yang harus dibawanya bersama dengan Zhia. "Sorry, gue lama, La." Zhia bergegas memakai make-up nya. "Apaan sih, masih pagi woy! Pak Hamdani juga masih bobo," jawab Nola terpingkal melihat tingkah Zhia yang gelagapan kesana kemari. "Huft, gue pikir tadi gue metong di kamar mandi!""Hahaha, Lo gak setolol itu. Mak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status