Home / Romansa / Setelah Malam Pertama / Maaf Untuk Perpisahan Kita

Share

Maaf Untuk Perpisahan Kita

Author: Yoejalove23
last update Last Updated: 2023-05-07 20:56:16

Ingatan kata-kata Ega masih terngiang di kepalanya. Mulai dari akad nikah hingga ikrar talak yang diucapkan pria itu bagai komedi kehidupan yang membuatnya tidak ada waktu untuk sekedar bersiap.

"Wake up, Zhia! Tidak ada lagi yang tersisa, cari kebahagiaanmu sendiri." Ucapan penyemangat untuk dirinya sendiri berulang kali Zhia ucapkan untuk mengembalikan mentalnya.

Selesai mengguyur tubuhnya dengan air dingin, ia bersiap untuk sarapan bersama dengan keluarganya. Dan, waktu memang tidak bisa ditunda lagi, ia harus menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya dan Ega di malam pertamanya. Malam yang seharusnya menjadi malam terindah bagi sepasang pengantin baru.

"Sekarang jelaskan pada ayah, apa yang terjadi dengan kalian?" Abdullah bertanya kepada Zhia.

"Hhmm, Yah. Zhia dianggap sudah tidak perawan. Mereka merasa dibohongi sama Zhia." Dengan tenang ia menjawab pertanyaan tersebut.

"Omong kosong! Alasan apa itu?" Abdullah merasa alasan yang disampaikan Zhia mengada-ngada.

"Kenyataannya seperti itu, Yah. Zhia juga gak ngerti kalau mereka punya prinsip sekolot itu. Darah perawan dijadikan satu-satunya tolak ukur," jawabnya berkaca-kaca.

"Siapa, Zhia? Dengan siapa kamu melakukannya?" Pertanyaan Abdullah terdengar sebagai tuduhan jika ia sudah tidur dengan pria lain sebelum Ega.

“Ayah pun tidak percaya dengan anak sendiri?” Zhia berkaca-kaca menatap pria yang menjadi cinta pertamanya itu.

“Lalu, ayah harus menuduh mereka berbohong? Itu sama saja menganggap mereka hanya bermain-main dengan pernikahan kalian, sementara mereka yang membiayai penuh acara megah itu. Paham maksud ayah?” Abdullah menjeda kata-katanya. Memejamkan mata, ia mencoba membulatkan keputusan yang baginya tidak mudah.

“Dengan percaya ucapan mereka, Ayah menuduh Zhia tidur dengan pria lain. Mas Ega sudah dapat mahkota Zhia, Yah! Sepertinya tidak ada yang mengerti perasaan Zhia, disini,” ucapnya hendak berdiri meninggalkan ruangan tersebut untuk kembali ke kamarnya.

“Ayah belum selesai, Zhia. Tetap duduk di tempatmu!” Perintah tegas Abdullah menghentikan langkahnya. Mau tidak mau, Zhia kembali duduk.

“Kamu jujur aja, Nak. Ayah akan cari pria itu, dimanapun dia berada,” ucap Mirna kepada anaknya. Wajah sendu bercampur kecewa menjadi satu. Mirna tidak menyangka jika nasib Zhia seperti ini.

“Gak ada, Bu. Zhia udah jujur,” jawabnya. Tangisnya akhirnya pecah dipelukan sang Ibu. Untuk pertama kalinya, Zhia merasa begitu lemah. Tidak dihargai layaknya sebagai seorang wanita. Ega betul-betul menghancurkan martabatnya hingga ke dasar bumi.

“Jangan mempermainkan orang tuamu, Zhia. Cepat katakan siapa pria itu atau ayah terpaksa bertindak!” Abdullah meninggalkan ruangan tersebut, berjalan menuju ruang kerjanya.

Sementara itu, Mirna mencoba bicara lagi dengan Zhia. “Duh, Nak. Ibu bingung kalau pada keras kepala seperti ini. Kamu bicara dong, biar ayahmu gak nekat, Nak!”

Tak lama kemudian, Abdullah kembali dengan membawa alat tulis dan selembar kertas. Meletakkan di meja lalu duduk di samping Putri, anak keduanya. “Jika kamu tidak mau berbicara dan memilih melindungi pria itu, lebih baik ayah tidak memiliki anak sepertimu. Tanda tangani surat ini dan keluar dari rumah ini.” 

“Ayah ngusir Zhia?” Mirna memprotes keputusan suaminya.

“Lebih baik untuk masa depan Putri, jika Zhia tetap disini akan berdampak buruk bagi adiknya.” Jawaban dari Abdullah sungguh membuat Zhia terluka. Ia seperti tidak mendapatkan tempat lagi di keluarganya sendiri. 

“Baik, kalau ini yang Ayah mau. Zhia akan tanda tangani dan keluar dari rumah ini.” Buliran air mata mengalir di pipi mulusnya. Hidupnya sudah hancur. Ia tidak ingin menjadi beban bagi Putri, masa depan adiknya terlalu berharga jika diabaikan begitu saja.

“Yah, gak begini cara menyelesaikan masalah,” protes Putri yang sedari tadi hanya menyimak obrolan tersebut.

“Kamu belum paham. Lebih baik diam dan lihat apa yang dilakukan kakakmu!” Abdullah menghardik Putri yang mencoba membela Zhia.

“Sudah, Put. Kamu nurut Ayah saja. Biar kesalahan ini, mbak tanggung sendiri,” kata Zhia meminta adiknya tidak melawan Abdullah.

“Sendiri katamu? Kami juga menanggung, Zhia! Nama baik keluarga tercoreng dengan kelakuan bejatmu. Memalukan!”

“Cukup! Cukup, Yah,” sahut Mirna meminta suaminya untuk berhenti menghujat anaknya.

“Semua keputusan ada pada Zhia, menunjukkan identitas pria itu atau keluar dari rumah ini. Tidak ada negosiasi dan lainnya,” ucap Abdullah sebelum meninggalkan para wanita di ruangan itu.

“Yah!” Mirna menyusul suaminya yang hendak kembali ke kamar.

Sedangkan Zhia, ia berusaha menguatkan hatinya untuk menandatangani surat tersebut. Surat pernyataan bahwa ia keluar dari kartu keluarga atas nama Abdullah, ayah kandungnya sendiri. Zhia tidak menghiraukan protes adiknya yang memintanya tidak pergi. Zhia meletakkan surat tersebut di tempat semula lalu kembali ke kamarnya untuk berkemas. Putri, sang adik terus menangis dan memarahi kakaknya. Tidak bergeming, Zhia pun sama sedihnya. Tidak ada yang mau berada di posisi ini. 

“Mbak, ayolah. Aku yakin Ayah hanya emosi sesaat. Kita minta maaf aja dulu. Putri temenin ke kamar Ayah dan Ibu.” Putri menahan Zhia untuk membuka kopernya. Namun, Zhia hanya menggelengkan kepala, menolak ide adiknya. Menurut Zhia, masalahnya tidak sesederhana yang dipikirkan adiknya.

“Tidak Putri, jadilah anak yang baik. Banggakan Ibu dan Ayah. Mbak cuma bisa kasih pesan ini ke kamu. Jangan ulangi kesalahan mbak dalam memilih pria yang akan menjadi pendampingmu.” Zhia menutup kopernya. Menghampiri adiknya yang terduduk di lantai masih berusaha menahan Zhia.

Mengusap lembut pipi adiknya yang basah, Zhia menunjukkan senyum terbaiknya di depan Putri. “Mbak gak kemana-mana, kita hanya berbeda rumah. Tidak perlu sedih seperti ini, sayang.” Zhia merapikan rambut panjang adiknya yang berantakan.

Zhia tidak berani menatap wajah Putri, ia menyeret kopernya keluar dari kamarnya. Kamar yang hampir dua puluh tiga tahun ia tempati. Tempat bersejarah yang menemani perjalanannya hingga menikah dengan Ega. Melewati ruangan keluarga, suasana lengang membuat Zhia mengelus dadanya, segitu bencinya Abdullah kepadanya. Hingga melepas kepergian anaknya saja tidak sudi. Taksi online yang dipesannya sudah datang, bersamaan dengan mobil Ega yang berada di belakangnya.

“Mas, Mas Ega tolong bilang Mbak Zhia. Jangan boleh pergi,” kata Putri menghampiri Ega yang baru saja turun dari mobilnya.

“Putri! Mbak gak minta kamu mengemis seperti itu!” Zhia geram dengan tindakan adiknya. Namun, kedatangan Ega tidak akan merubah keputusannya untuk pergi.

“Mau kemana, Zhia?” Pertanyaan Ega membuat Zhia tertawa keras.

“Tidak ada urusannya dengan Mas Ega. Semoga kita tidak bertemu lagi kedepannya. Bahkan, jika Tuhan memberiku kesempatan untuk reinkarnasi sekalipun!” Suaranya bergetar, menahan sesuatu yang menyesakkan dada.

Satu kalimat yang Zhia artikan sebagai ucapan maaf, terasa begitu mahal untuk diucapkan pria yang hanya kurang dari dua puluh empat jam menjadi suaminya. Sungguh menyesakkan dada. "Jika bersamaku menjadikan luka di hatimu, pergilah. Carilah apa yang kau sebut bahagia." Ungkapan Ega kepada Zhia membuat wanita itu tertawa lalu menangis.

Comments (6)
goodnovel comment avatar
Ismah Nurmillah Hayati
Oalah pak... pak... kasihan sekali anakmu punya orangtua seperti anda. Sama sekali gak ada percayanya sama anak sendiri, ntah kalau Zhia anak pungut. Lah dia anak kandung anda loh pak Abdullah. Dan kamu Ega, ngapain kamu datang kerumah ortu Zhia lagi. Gak guna ............
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
lah knp bpaknya juga gk percaya sama Zhia. mna ngusir pula. nasebmu Zhia. semoga setelah ini kamu dpt pria yg beneran tulus mencintaimu
goodnovel comment avatar
Diajheng Widia
ya ampun paakk... kemana zhia mengadu dan mendapatkan perlindungan serta pembelaan klw kluarga sendiri pun tak percaya dan malah mengusirnya miris banget zhia
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Setelah Malam Pertama   Dipatahkan Oleh Takdir

    Zhia menangis sejadinya di dalam mobil, teriakan Putri yang kecewa karena kepergiannya menambah beban di hati. Tidak berani menoleh ke belakang, Zhia meminta driver online tersebut melajukan kendaraannya lebih kencang. “Gue udah dijalan, Lo udah siapin beneran buat gue?” tangan Zhia bergetar mengirimkan pesan singkat dari salah satu teman sekolahnya itu.“Udah, Lo datang aja ke apartemen yang udah gue share alamatnya. Itu punya gue, Lo istirahat aja. Sore gue jemput, Lo pakai pakaian dress yah,” jawab rekan Zhia itu.“Oke. Gue udah mau sampai,” tutup Zhia. Ia memasukkan ponselnya di dalam tas, lalu membayar ongkos taksinya.Menyeret kopernya masuk ke resepsionis, Zhia menanyakan kunci unit yang ditinggalkan rekannya. Hidupnya dimulai dari sini, Zhia yang sekarang bukanlah Zhia yang melankolis lagi. Begitulah pesan dari Nola yang barusan diterimanya. Zhia bergegas membersihkan diri, seperti permintaan Nola. Ia memakai dress yang sekiranya menarik namun tetap sopan dikenakan untuk berte

    Last Updated : 2023-05-08
  • Setelah Malam Pertama   Mulai Dari Nol

    "Karena keperawanan yang hilang bukan untuk ditangisi seperti sebuah duka yang tiada henti. Sesuatu yang dipastikan akan hilang jika pemiliknya melewati siklus kehidupan." Ucapan kedua Fia ada benarnya, tidak ada gunanya menangisi sesuatu yang tidak akan kembali.“Oke, saya yakin pindah ke Malang. Tapi, dokumen saya bagaimana?” Pertanyaan Zhia sebenarnya bukan masalah besar bagi Fia, ia sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini berulang kali. Dengan berbagai macam karakter wanita.“Tidak masalah, Nola sudah memberitahuku. Yang utama, kau sudah bulatkan keputusanmu. Tidak ada paksaan disini, aku sudah memberimu pilihan, bukan?” Fia menyeruput coffee latte nya hingga tandas.“Baik, Bu. Saya tidak berubah pikiran, kok.” Zhia menjawab keraguan yang tersirat dari ucapan Fia.“Oke, lebih cepat lebih baik. Jika kau siap, berangkatlah ke Malang siang ini juga. Nola akan menyiapkan tiketmu, bagaimana?”“Mau, mau sekali. Bu, terima kasih,” kata Zhia berkaca-kaca.“Sudah, perkara identitasmu

    Last Updated : 2023-05-08
  • Setelah Malam Pertama   Namaku Aya

    "Kalau aku dianggap menipu, lalu yang dilakukan mereka itu apa?" Zhia bertanya pada dirinya sendiri. Ia sudah menanggalkan pakaiannya, lalu memutuskan untuk membersihkan diri, bersiap bertemu Fia di tempat kerjanya.“Zhia sudah tidak ada. Sekarang, namaku Aya. Diambil dari nama belakangku,” ucap Zhia sambil memakai handuk kimono nya, keluar dari kamar mandi. Mata Zhia tertuju pada sebuah mini dress warna hitam tanpa lengan yang tergantung di dekat lemari. “Cantik dan seksi, aku suka dress itu. Ah, Nola pasti sudah tahu seleraku.”Membutuhkan waktu satu jam untuk Zhia bersiap, dengan make-up natural ia tampil elegan dan mempesona. Bahkan orang kepercayaan Fia pun tidak berkedip mata menyaksikan pemandangan indah di depannya. Hingga tiba cafe milik Fia pun, Zhia menjadi pusat perhatian para tamu yang melihat kedatangannya.“Ruangan Mami ada di dalam, masuk aja.” Salah satu anak buah Fia mengantarkannya sampai di depan ruangan wanita itu.Zhia mengetuk pintu ruangan tersebut, suara Fi

    Last Updated : 2023-05-09
  • Setelah Malam Pertama   Berapa Yang Kau Minta

    Danu masih berdiri, terdiam membisu tidak dapat berpikir. Bisa-bisanya, ia bertemu dengan mantan menantunya itu. Ia mematung melihat dua orang gadis seusia Zhia tengah merapikan meja dan menyalakan sound system untuk karaoke."Kau! Kau benar-benar kurang ajar! Kau tidak ingat siapa aku?" Danu menatap tajam Zhia yang terus memprovokasi dirinya."Oh, tentu saja sayang ingat. Saya adalah mantan menantu Anda. Menantu yang ditalak di malam pertamanya." Zhia meraih ponselnya di saku lalu memotret Danu yang tengah duduk diapit oleh kedua temannya yang lain."Hey, untuk apa kau mengambil gambar!""Hahahaha, santai saja. Pak Danu tidak usah emosi. Teman saya hanya menemani saja, kok. Setelah ini, hanya ada kita berdua disini," kata Zhia sambil mengedipkan mata. Memberi kode kepada kedua rekannya untuk keluar dari ruangan tersebut."Eh, mereka mau kemana?" Danu panik karena Zhia menutup pintu ruangan tersebut dan menghampirinya dengan tatapan benci."Tugas mereka sudah selesai, sekarang kita mul

    Last Updated : 2023-06-01
  • Setelah Malam Pertama   Jangan Mengusiknya

    Nola adalah orang terakhir yang Ega cari. Karena hampir semua teman-teman Zhia kompak menjawab ketidaktahuan mereka tentang keberadaan Zhia. Wanita itu bekerja di salah satu perusahaan kosmetik ternama di ibukota. Menunggu sampai jam pulang kantor, Nola berjanji untuk menemui Ega di salah satu coffeeshop tak jauh dari kantornya."Lo ngapain sih masih nyariin Zhia. Lo udah talak dia, udahlah." Nola duduk di kursinya lalu mengomel kesal kepada Ega yang terus menerornya sejak tadi pagi."Gue, gue butuh ketemu Zhia. Setidaknya untuk membahas rumah tangga kami," jawab Ega dengan tidak tahu malunya."Hahaha, Lo beneran lawak! Temen gue Lo talak di malam pertamanya. Dia udah gak perawan sama Lo, bego! Terus sekate-kate Lo nyariin dia buat bahas urusan rumah tangga? Rumah tangga macam apalagi yang bakal Lo bahas sama temen gue?""Ayolah, La. Gue butuh tahu dimana Zhia. Dia udah matiin ponselnya, gak mungkin juga gue nyariin dengan tangan kosong. Dimana dia, La? GPS gue terakhir di bandara, Lo

    Last Updated : 2023-06-03
  • Setelah Malam Pertama   Tamu Istimewa

    Satu minggu sudah Zhia bekerja di karaoke tersebut. Walaupun belum menjadi bintang utama di tempat tersebut, bagi Zhia tidaklah penting."Aya, setelah menyelesaikan pekerjaanmu dengan tamu di room. Lo diminta datang ke rumah Mami. Malam ini juga," kata salah satu rekan Zhia di tempat karaoke tersebut."Oh, oke Mbak. Makasih," jawab Zhia dengan menunjukkan senyum terbaiknya.Satu jam lagi pekerjaannya selesai, ia mendapatkan tamu beberapa orang tim marketing sebuah perusahaan rokok yang menyewa jasanya untuk menemani berkaraoke. Walaupun hanya menemani bernyanyi selama empat jam, tips yang didapatkan dari para pria tersebut lumayan untuk menambah saldo rekeningnya."Terima kasih, Mas. Lain kali, panggil Aya lagi yah. Kalau perlu call untuk konfirmasi," jawab Zhia kepada salah satu dari mereka setelah ia mendapatkan transferan tips."Oke, bye cantik!"Zhia langsung menuju ruang ganti, permintaan untuk bertemu dengan Fia malam ini, sepertinya penting. Apalagi, sampai Fia yang memintanya

    Last Updated : 2023-06-05
  • Setelah Malam Pertama   Bukan Ayah Saya

    Zhia tidak menduga akan bertemu dengan salah satu keluarga ayahnya. Mau tidak mau, Zhia pun menyapa adik kandung ayahnya itu. “Eh, Tante Tika. Apa kabar?”“Baik, kamu kok gak bilang kalau ada di Surabaya. Nginep dimana? Suami kamu gak ikut?” Rentetan pertanyaan Tika kepada Zhia membuat Zhia bersedih. Ia melupakan kenyataan bahwa sang ayah memiliki adik kandung yang tinggal di kota pahlawan ini.“Zhia sendiri, Tante. Eh, Zhia duluan yah. Udah ditunggu mau balik,” pamit Zhia itu buru-buru pergi dari hadapan Tika. Setengah berlari, ia keluar dari toilet wanita di tempat tersebut. Bagi Zhia, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk sekedar hahahihi dengan saudara atau rekanan keluarganya. Tidak, waktu adalah uang bagi Zhia. Impiannya untuk mendapatkan kebebasan finansial tidak akan terwujud jika ia tidak rajin bekerja. Selain untuk mengobati rasa sakit hatinya, Zhia berharap tidak akan bertemu dengan Tika lagi.“Astaga, jantungku!” Zhia lega, rangkaian perawatan yang harus ia jalani sudah

    Last Updated : 2023-06-07
  • Setelah Malam Pertama   Terima Kasih

    “Mas yang gila, harusnya di saat kondisi Zhia yang seperti ini, kita lah yang harus merangkulnya. Dia sendirian dan rapuh, Mas! Keluarga seharusnya menjadi tempat ternyaman Zhia untuk berkeluh kesah. Sayangnya kalian malah mengusirnya! Apa Mas sudah gila?” Tika marah besar begitu mendengar langsung pengakuan Putri jika kakaknya pergi dari rumah karena sudah diusir oleh Abdullah.“Aku pastikan dia akan kembali dan memohon pada ayahnya untuk diterima lagi, kamu gak usah berlebihan. Zhia tidak akan bertahan lama di Surabaya,” kata Abdullah dengan sombongnya.“Gak paham aku dengan cara berpikirmu, Mas! Benar-benar keterlaluan! Tika kesal bukan main kepada kakak kandungnya itu. Ia mematikan sambungan telepon tersebut sepihak.Nafas Tika tersengal, tidak dapat membayangkan hancurnya hati Zhia, keponakan cantiknya itu tadi terlihat sendu dan menyimpan duka yang dalam. “Pantas saja kalau wajahnya terlihat gak bahagia, Mas Abdullah memang sinting! Udah gila harta, sampai anak sendiri tidak diu

    Last Updated : 2023-06-08

Latest chapter

  • Setelah Malam Pertama   Siapa Yang Miskin?

    Abdullah menolak mentah-mentah undangan dinner dari keluarga Ega. Undangan tersebut ia dapatkan dari sang istri yang menyambutnya pulang.“Gak usah dekat-dekat mereka, Bu. Masih bagus Zhia mau memperjuangkan perusahaan. Mereka tidak melakukan apapun dengan kondisi genting seperti itu, sangat mengecewakan!” Abdullah yang baru saja masuk ke dalam kamar sedang melepaskan kemeja yang ia kenakan.“Ya sudah, nanti saja kita bahas lagi. Ayah mandi dulu, ketemu kami di bawah makan malam sama Putri yah. Kita harus kasih dia perhatian juga,” ucap Mirna sambil menyerahkan handuk kering untuk suaminya.“Oke, aku mandi dulu.” Setelah Abdullah menutup pintu kamar mandinya, Mirna kembali ke dapur untuk merapikan menu makan malamnya. Melihat anak gadisnya yang duduk di ruang tengah, Mirna teringat Zhia. Bagaimana keadaan anak pertamanya itu.“Put, sini sayang. Makanan udah siap kok,” ucap wanita itu meminta anaknya duduk di meja makan.“Eh, Ibu. Ayah masih mandi ya?” Gadis berkacamata itu beranjak d

  • Setelah Malam Pertama   Cinta Pertama Wanitaku

    Abdullah kembali aktif di Gravity, perusahaan yang ia dirikan bersama dengan keluarganya itu kembali sehat berkat Zhia. Pria itu sedang memeriksa laporan keuangan selama ia tinggal berobat ke Singapore. “Banyak sekali pengeluaran yang tidak jelas, dan jumlahnya sangat besar! Ini ulah siapa, coba?” Abdullah uring-uringan di depan laptopnya. Begitu mendapatkan laporan keuangan terbaru, ia langsung mengeceknya.Salah satu saksi betapa gigihnya Zhia mempertahankan Gravity adalah sekretaris Abdullah. Pria itu masuk setelah mengetuk pintu ruangannya. “Ah, bagus kau datang, tolong kasih aku penjelasan sedetail mungkin tentang semua ini,” ucap Abdullah kepada pria berkacamata itu.“Begini, Pak. Yang utama, Bapak harus bangga dengan Zhia. Anak perempuan Bapak itu benar-benar cerdas dan tidak ada takut-takutnya untuk mempertahankan perusahaan ini. Dia yang meminta pertanggungjawaban Pak Ega dan Ayahnya untuk mengembalikan seluruh dana yang terpakai oleh mereka tanpa sepengetahuan Anda. Satu lag

  • Setelah Malam Pertama   Sudah Tak Lagi Sama

    Fia baru saja kembali dari perjalanan dinasnya. Kembali ke Surabaya, ia mendengar keributan yang disebabkan karena penolakan Zhia kepada salah satu anak pejabat. Apalagi, pria itu merupakan member VIP di Dvia. Siang ini, ia kembali berkomunikasi dengan Irwan untuk koordinasi mengenai Gravity. Setelah pembahasan mengenai pekerjaan, Irwan kembali menanyakan kabar Zhia kepada wanita itu."Sebenarnya itu sudah hak Zhia. Dia mau menolak atau menerima, sayang dia membuat murka Bapaknya. Aku bingung," ucap Fia kepada Irwan."Lalu, kau mau Zhia harus seperti apa?" Pertanyaan Irwan kepada Fia, membuat wanita itu semakin gundah."Sejujurnya, aku pun tidak tahu harus bersikap seperti apa. Anak itu sudah sesuai prosedur. Tidak ada yang salah," ungkap Fia setelah menceritakan kronologi kejadiannya."Kalau begitu, kau tidak bisa menyalahkan dia, Fia. Ingat, aku tetap menyuplai Dvia sebesar sekarang karena adanya Zhia disana. Jadi, kuharap kau bisa lebih bijak jika menyangkut member Dvia yang entah

  • Setelah Malam Pertama   Penolakan Zhia

    Hari berikutnya, pria yang semalam menggoda Zhia kembali. Rupanya, pemuda itu tidak terima dengan penolakan Zhia kepadanya."Aku mau yang bernama Aya. Tidak ada penolakan!" Pria itu menekan admin Dvia untuk membawa Zhia ke hadapannya."Mohon maaf, Mas. Aya sedang bertugas di room lain. Boleh dengan yang lain, Monggo saya kasih pilihan," ucap rekan Zhia tersebut. Ia membuka tablet khusus yang menayangkan beberapa LC Dvia yang masuk pada malam itu."Gak, saya mau dia. Kowe gak usah ngeles!" Pria itu menolak tawaran admin."Waduh, Mas. Gak enak sama tamu Aya kalau kayak gini, yang lain saja nggeh?""Siapa sih tamunya? Tak ganti duit, biar dia ambil yang lain. Kowe masuk atau aku sendiri!" Pria itu masih memaksakan kehendaknya."Hhmm, ngapunten Mas. Di dalam, sepupu njenengan." Rekan Zhia ketar-ketir, ia khawatir terjadi baku hantam antar saudara karena menginginkan wanita yang sama."Bajingan! Jadi dia yang membuat Aya menolakku?" "Aduh, gimana ini! Gak boleh masuk, Mas. Ini area VIP!"

  • Setelah Malam Pertama   Sadar Diri

    Sesungguhnya hidup ini hanyalah rangkuman dari masalah-masalah sepaket dengan kunci jawabannya. Zhia menganggap hidupnya tak lebih dari sebuah lelucon nyata yang harus dihadapi dengan serius. Malam itu, setelah mengantar Nola ke bandara, ia kembali ke kost nya."Akhirnya gue ketemu kasur lagi. Rasanya memang lain tidur di kamar sendiri." Zhia merebahkan tubuhnya di ranjang kamarnya untuk melepas lelah. Tak lupa menyalakan pendingin ruangan, Zhia sempat tertidur untuk beberapa saat.Memang benar, ungkapan bahwa Tuhan Maha membolak-balikkan hati hambanya. Hal inilah yang dirasakan Zhia. Walaupun sempat baper dengan perlakuan Haikal kepadanya, ia sadar ini tidak bisa diteruskan. "Gue gak boleh terlena dengan duut dia. Ganteng sih, tapi prioritas gue bukan cari pasangan. Tapi, berdiri di kaki gue sendiri. Keuangan stabil dan gak bergantung sama yang namanya laki-laki."Zhia masih tidak percaya jika tubuhnya sudah terjamah pria lain selain Ega, mantan suaminya. "Gue bisa sesantai itu kenap

  • Setelah Malam Pertama   Bukan Orang Suci

    Zhia tahu, uang yang ia dapatkan dari Haikal bukankah uang halal. Dia pun bukan merasa perempuan suci tanpa dosa sejak ia bekerja di Dvia. Sering menemani tamunya mabuk dan yang terakhir, ia terpaksa menerima permintaan Fia demi Gravity."Gue lakukan ini demi Ayah dan keluarga, La. Saudara yang lain apa bisa bantu jika yang terjadi seperti itu?""Gak Lo jelasin gue juga paham, gue gak membenarkan gak juga menyalahkan. Hidup itu tentang pilihan, jadi apapun itu ya terima resikonya." Nola mengerti, keputusan berat yang diambil Zhia memang bukan tanpa alasan."Gue tolak, Gravity cuma tinggal kenangan. Gue gak kebayang gimana sedih dan kecewanya Ibu, La." Zhia masih mengaduk-aduk kopi latte dingin yang sisa setengah."Udah Lo ambil salah satu pilihannya. Yang perlu Lo pikir sekarang adalah kedepannya, Lo gak bisa kerja di Dvia terus. Yah, kecuali Lo mau terima resiko ambil side job.""Ijazah gue, La! Mana ada orang yang mau terima gue jadi karyawan tanpa legalitas yang jelas.""Gue ada so

  • Setelah Malam Pertama   Layanan VIP

    "Terima kasih juga, Pak Haikal memperlakukan saya dengan lembut." Wajah lelah dan mengantuk Zhia membuat Haikal urung meminta untuk kedua kalinya. Padahal, yang umum terjadi tidak ada kepedulian dari laki-laki yang membayar wanita malamnya."Tidurlah, kau sudah lelah." Haikal menyelimuti tubuhnya. Mensejajarkan tubuhnya agar bisa mengusap puncak kepala Zhia yang sudah hampir terlelap. "Kau manis sekali, aku tidak menyangka jika nasib pernikahanmu sedramatis itu," batin Haikal mengingat kisah pernikahan Zhia dan Fia.Tidur Zhia begitu nyenyak, hingga sebuah kecupan ucapan selamat pagi mengusik kenyamanannya."Hhmm, sorry. Jam berapa ini?" Zhia mengusap-usap matanya yang masih berat untuk dibuka."Hahaha, masih pagi. Mau sarapan dulu atau mandi dulu tidak masalah," ucap Haikal terkekeh melihat reaksi panik Zhia."Astaga, memalukan!" Zhia mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya ia tidur seperti orang mati. "Sudah, tidak apa. Aku tunggu disini yah, mandinya gak usah buru-buru. Santai saja," u

  • Setelah Malam Pertama   Tubuh Indahmu

    Setelah menemani Nola berbelanja, Zhia kembali ke hotel untuk bersiap menunaikan tugasnya di Dvia."La, gue udah kepalang tanggung. Kalah gue nolak permintaan Mami, sama aja gue kayak gak tahu terima kasih.""Keputusan ada pada Lo. Gue yakin Lo bisa hadapi klien Mami Fia itu. Terlepas Lo terima side job itu atau tidak, Lo tetap Zhia yang ada di hadapan gue.""Makasih, La. Gue jalan dulu, sorry yah gak bisa temani makan malam. Besok kita bisa jalan bareng lagi, kok.""Iya dong, Lo harus temenin gue besok. Hati-hati dan good luck, girl!" Zhia berpamitan kepada Nola. Penampilannya berubah menjadi lebih sensual dengan dress diatas lutut dan press body. Menampilkan lekukan tubuh indahnya, dengan elegan Zhia memasuki mobil yang sudah menjemputnya."Langsung jalan, Aya?""Nggeh, Pakde. Apa kabar?" Sudah sekitar satu bulan Zhia tidak bertemu dengan sopir pribadi Fia itu."Baik, Ay. Kowe tambah cantik aja.""Ah, Pakde bisa aja. Makasih, lho. Tapi Saya gak punya receh.""Penting doa aja, semoga

  • Setelah Malam Pertama   Best Friend

    Zhia berada di persimpangan, ia tahu betul jika posisinya seperti apa. Fia memang baik dan menawarkan solusi yang tepat untuk mengembalikan nama baik Gravity. Zhia membutuhkan hal tersebut untuk meraih simpati dan kepercayaan klien yang akan dan susah bekerjasama dengannya. "Ada harga yang harus dibayar untuk semua ini, Zhia. Lo gak bisa egois dengan prinsip Lo itu." Dibawah guyuran air shower kamar hotel yang ditempatinya bersama dengan Nola, ia berpikir hal yang sama berulang kali. Berada di persimpangan jalan, antara prinsip hidup dan usahanya untuk memperbaiki keadaan perusahaan sang ayah. Nola sendiri, ia sedang bersiap untuk bertemu dengan Hamdani. Merapikan dokumen yang harus dibawanya bersama dengan Zhia. "Sorry, gue lama, La." Zhia bergegas memakai make-up nya. "Apaan sih, masih pagi woy! Pak Hamdani juga masih bobo," jawab Nola terpingkal melihat tingkah Zhia yang gelagapan kesana kemari. "Huft, gue pikir tadi gue metong di kamar mandi!""Hahaha, Lo gak setolol itu. Mak

DMCA.com Protection Status