Share

USG

Author: Si Nicegirl
last update Last Updated: 2025-04-01 21:52:53

Siang harinya, Victor beserta yang lainnya pamit kembali ke Istanbul, sebelum melanjutkan kembali perjalanan mereka ke Jakarta. Kota yang sudah sangat Halwa rindukan itu, tempat ia menghabiskan hampir dari seluruh hidupnya di sana.

Halwa tidak berani menatap Victor, selain takut membuat Edzhar murka, ia juga takut tidak akan bisa menahan dirinya untuk menghambur ke arah pria itu, lalu memohon padanya untuk menyelamatkan kembali dirinya dari neraka yang Edzhar ciptakan ini untuknya.

Mereka melambaikan tangannya saat mobil yang mereka tumpangi bergerak keluar dari halaman rumah Anne. Dan Halwa seolah-olah merasa kehilangan sesuatu yang penting, yang tidak akan mungkin ia dapatkan kembali, dan itu membuat hatinya terasa sakit.

Ia memang mencintai Edzhar. Ia tidak tahu kenapa ia masih saja mencintai Edzhar ketika pria itu telah berkali-kali membuatnya terluka, bahkan kenangan menyakitkan selama di dalam penjara saja belum hilang sepenuhnya dari dalam dirinya, mungkin inilah maksud dari ka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Apa Yang Harus Aku Lakukan?

    Edzhar duduk di sofa santainya, dengan kedua kaki yang saling tumpang tindih di atas meja. Jemari tangannya saling bertautan di atas perutnya yang rata, sementara kedua matanya menatap penuh wanita yang saat ini sedang tidur di atas tempat tidurnya.Sesekali Edzhar melihat kening Halwa yang mengernyit, seperti menahan sesuatu yang tengah menyiksanya. Mungkinkah wanita itu tengah bermimpi buruk?Mendapatkan luka sedalam itu, pasti sangat menyakitkan untuknya, dan entah kenapa ada reaksi primitif di dalam diri Edzhar saat pertama kali melihat bekas luka itu."Tuan, Nona Halwa terlibat pertengkaran lagi dengan Teman satu selnya!" lapor Yas, hampir setiap hari Yas melaporkan itu selama Halwa berada di dalam penjara.Saat itu Edzhar tidak mempedulikannya, ia menganggap itu hanyalah akting Halwa supaya ia merasa iba dan mengeluarkannya dari dalam penjara itu. Tapi alih-alih mengeluarkannya, Edzhar justru tetap menempatkan wanita itu di sel yang sama, dan tidak berniat sama sekali untuk memi

    Last Updated : 2025-04-01
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Penyesalan

    "Nona Halwa mengalami trauma berkepanjangan, yang biasa juga disebut dengan Post-Traumatic Stress Disorder atau PTSD," ujar psikiater itu."PTSD? Apa maksudnya?" tanya Edzhar."PTSD itu gangguan secara emosi berupa mimpi buruk, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, ketakutan, serta depresi akibat peristiwa traumatis yang dialami, yang biasanya telah terjadi selama lebih dari tiga puluh hari. Dalam hal ini, sepertinya Nona Halwa trauma terhadap berbagai peristiwa yang menakutkan di dalam hidupnya, yang terjadi dalam beberapa bulan belakangan ini," jawab psikiater itu."Lalu apa yang akan kau lakukan untuk menghilangkan traumanya itu?""Saya akan melakukan terapi psikologis untuknya berupa manajemen ansietas, terapi kognitif, dan juga terapi exposure. Tapi yang jauh lebih penting dari itu adalah dukungan dari keluarganya, untuk mendampinginya melewati masa trauma ini, terutama dari anda sebagai suaminya.""Kapan prosesnya bisa di mulai?"Sesegera mungkin Nona Halwa harus melakukan psiko

    Last Updated : 2025-04-01
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Salca

    "Günaydın!" sapa Edzhar ketika Halwa baru saja membuka matanya, dan mendapati Edzhar yang berdiri di sampingnya.Seketika itu juga Halwa langsung duduk, "Maaf, aku kesiangan!" ucapnya. Ia takut Edzhar akan marah karenanya.Alih-alih marah, Edzhar malah tersenyum lembut. Pria itu benar-benar tersenyum padanya, 'Apakah aku sedang bermimpi?'"Kau tidak perlu terburu-buru bangun seperti tadi, bagaimana kalau perutmu kram lagi?" nada lembut di dalam suara Edzhar itu membuat Halwa mengerutkan keningnya."A ... Aku sudah tidak merasakan kram itu lagi."Sambil terus tersenyum, Edzhar duduk dipinggir tempat tidur, refleks Halwa beringsut mundur saat tangan Edzhar terarah ke wajahnya, dengan kedua bola matanya yang melebar ketakutan, membuat tangan pria itu terhenti di udara.'Wanita ini masih takut padaku, aku harus bersabar. Bagaimanapun juga aku yang menyebabkan dia trauma.'"Mandilah, Anne sudah menunggu kita di bawah!" seru Edzhar sebelum berdiri dan duduk di sofa santainya, ia mengulurk

    Last Updated : 2025-04-01
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Morning Sick

    "Bagaimana terapinya?" tanya Edzhar ketika Halwa sudah keluar dari ruang konseling."Berjalan dengan lancar, Tuan." jawab Halwa pelan. Terapinya tidak jauh berbeda dengan yang pernah ia jalani saat di Spanyol bersama dengan Victor, entah terapi ini akan berhasil atau tidak? Secara ia sekarang tinggal dengan sumber dari segala ketakutannya itu, Edzhar.Tapi pria itu kini sudah sedikit berubah, dia tidak terlihat bengis lagi seperti biasanya, kini Edzhar terlihat seperti saat pertama kali Halwa melihatnya, tampan dengan aura yang terlihat berbeda dari yang lainnya."Berhenti memanggilku Tuan lagi! Mulai sekarang kau bisa memanggil namaku saja," ujar Edzhar sambil mengulurkan lengannya ke Halwa.Halwa tahu, itu merupakan kode darinya agar Halwa merangkul lengannya itu. Takut pria itu marah kalau Halwa menolaknya, ia langsung melingkarkan lengannya di lengan Edzhar."Apa kau menginginkan makanan tertentu?" tanya Edzhar."Maksudmu ngidam? Tidak, aku tidak merasakannya," jawab Halwa, ia me

    Last Updated : 2025-04-01
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Edzhar's Birthday

    Edzhar bersandar santai di sofa kulitnya di ruang kerjanya, sambil terus melihat sweater rajut yang sedang ia pegang di tangan kanannya, dan kartu ucapan ulang tahun di tangan kirinya.'Happy Birthday, Ed. Aku tidak pandai merangkai kata-kata, jadi aku hanya berharap semua doa yang terbaik untukmu. Maaf, aku hanya bisa memberikan sweater ini untukmu, memang tidak seberapa harganya, tapi aku merajutnya sendiri untukmu, jadi kamu tidak perlu takut ada yang memakai sweater yang sama denganmu saat di jalan, hehehe, Halwa.'Untuk kesekian kalinya Edzhar membaca tulisan tangan Halwa yang terlihat tegas dan berkarakter itu. Dulu, saat pertama kalinya membaca surat ini, Edzhar tidak berhenti tersenyum. Dan sejak saat itu, ia selalu ingin bertemu dengan wanita itu. Entah karena kado pemberiannya yang beda dengan yang lainnya ini, atau karena kata-kata Tita saat itu, tentang Halwa yang tergila-gila padanya.Edzhar kembali mengalihkan perhatiannya ke sweate

    Last Updated : 2025-04-02
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Melankolis

    Seperti seekor singa yang berada di dalam kandang, Edzhar bergerak mondar-mandir, sesekali ia menghela napas berat sambil melirik ke arah pintu yang masih tertutup, tempat dokter dan perawat sedang melakukan pemeriksaan pada Halwa."Kenapa mereka lama sekali?!" gerutu Edzhar untuk kesekian kalinya, dan Yas kembali menjawab,"Sabar, Tuan. Biarkan mereka melakukan penanganan yang tepat untuk Nona Halwa.""Ya, tapi ini sudah hampir satu jam! Kenapa bisa selama itu?"Yas baru akan menjawab Edzhar ketika pintu terbuka, lalu dokter Emira berdiri di ambang pintu, dan Edzhar bergegas menghampirinya."Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" tanyanya."Syukurlah tidak ada yang serius dengan kehamilannya," jawab dokter Emira."Lalu kenapa dia bisa pingsan?" "Kemungkinan pengaruh dari hormon Kehamilannya yang mengalami perubahan dengan sangat cepat, mengingat Nona Halwa bukan hanya mengandung satu janin, tapi dua! Perubahan ho

    Last Updated : 2025-04-02
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Cinta Dapat Membuat Waktu Terlewati

    Edzhar menggandeng Halwa saat memasuki rumah, yang dengan enggan dibiarkan Halwa, karena ia terlalu takut untuk menepis tangan pria itu.Pandangan matanya menatap tangga spiral putar yang menjadi titik utama dekorasi rumah minimalis modern ini, yang seharusnya mereka naiki saat akan menuju ke kamar mereka, tapi ternyata Edzhar melewatinya.Ia bahkan melewati ruang keluarga yang sangat luas itu untuk menuju dapur yang berada di bagian belakang rumah, dengan pencahayaan yang natural, dan menghadap langsung ke area kolam renang.Sekali lagi, Halwa terlalu takut untuk bertanya kenapa Edzhar membawanya ke area dapur, alih-alih membiarkan Halwa beristirahat di kamar mereka, sesuai dengan anjuran dokter Emira itu.Dan saat Halwa melihat sosok yang tengah berdiri di depan kitchen set, sosok yang tengah sibuk berkutat dengan bahan-bahan makanan untuk diolah menjadi makan malam mereka, punggung Halwa seolah-olah menegang.Tatapan tidak percaya Halwa beralih dari sosok wanita itu ke Edzhar, samb

    Last Updated : 2025-04-02
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Time After Time

    Pelan-pelan Halwa membuka pintu kamarnya, dan dengan sama pelannya juga ia melangkah masuk ke dalamnya, seolah-olah takut kalau ia membuat keributan sedikit saja, Edzhar akan kembali murka. Edzhar sedang asik membaca buku di sudut ruangan, di samping dinding kaca termal yang besar, yang menyuguhkan pemandangan area belakang rumah, yang juga menjadi tempat favorit Halwa di kamar ini.Sambil menyatukan kedua tangannya di depan badannya, Halwa menundukkan kepalanya saat berdiri di depan pria itu, jantungnya berpacu dengan cepat saat ia menguatkan dirinya untuk menyampaikan keinginannya pada pria itu."Bi ... Bisa minta waktunya sebentar?" tanya Halwa ragu-ragu.Edzhar langsung menutup bukunya, dan meletakkannya kembali di atas meja."Apa ada yang ingin kamu bicarakan?" tanyanya."Hmmm, apa benar kamu mengizinkan Mamaku untuk tinggal di rumah ini selama dua hari?" "Ya.""Apa boleh selama dua malam ini aku tidur bersama dengan Mama?" tanyanya lagi.Tanpa sadar Halwa menggigit bibir bawah

    Last Updated : 2025-04-02

Latest chapter

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Time After Time

    Pelan-pelan Halwa membuka pintu kamarnya, dan dengan sama pelannya juga ia melangkah masuk ke dalamnya, seolah-olah takut kalau ia membuat keributan sedikit saja, Edzhar akan kembali murka. Edzhar sedang asik membaca buku di sudut ruangan, di samping dinding kaca termal yang besar, yang menyuguhkan pemandangan area belakang rumah, yang juga menjadi tempat favorit Halwa di kamar ini.Sambil menyatukan kedua tangannya di depan badannya, Halwa menundukkan kepalanya saat berdiri di depan pria itu, jantungnya berpacu dengan cepat saat ia menguatkan dirinya untuk menyampaikan keinginannya pada pria itu."Bi ... Bisa minta waktunya sebentar?" tanya Halwa ragu-ragu.Edzhar langsung menutup bukunya, dan meletakkannya kembali di atas meja."Apa ada yang ingin kamu bicarakan?" tanyanya."Hmmm, apa benar kamu mengizinkan Mamaku untuk tinggal di rumah ini selama dua hari?" "Ya.""Apa boleh selama dua malam ini aku tidur bersama dengan Mama?" tanyanya lagi.Tanpa sadar Halwa menggigit bibir bawah

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Cinta Dapat Membuat Waktu Terlewati

    Edzhar menggandeng Halwa saat memasuki rumah, yang dengan enggan dibiarkan Halwa, karena ia terlalu takut untuk menepis tangan pria itu.Pandangan matanya menatap tangga spiral putar yang menjadi titik utama dekorasi rumah minimalis modern ini, yang seharusnya mereka naiki saat akan menuju ke kamar mereka, tapi ternyata Edzhar melewatinya.Ia bahkan melewati ruang keluarga yang sangat luas itu untuk menuju dapur yang berada di bagian belakang rumah, dengan pencahayaan yang natural, dan menghadap langsung ke area kolam renang.Sekali lagi, Halwa terlalu takut untuk bertanya kenapa Edzhar membawanya ke area dapur, alih-alih membiarkan Halwa beristirahat di kamar mereka, sesuai dengan anjuran dokter Emira itu.Dan saat Halwa melihat sosok yang tengah berdiri di depan kitchen set, sosok yang tengah sibuk berkutat dengan bahan-bahan makanan untuk diolah menjadi makan malam mereka, punggung Halwa seolah-olah menegang.Tatapan tidak percaya Halwa beralih dari sosok wanita itu ke Edzhar, samb

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Melankolis

    Seperti seekor singa yang berada di dalam kandang, Edzhar bergerak mondar-mandir, sesekali ia menghela napas berat sambil melirik ke arah pintu yang masih tertutup, tempat dokter dan perawat sedang melakukan pemeriksaan pada Halwa."Kenapa mereka lama sekali?!" gerutu Edzhar untuk kesekian kalinya, dan Yas kembali menjawab,"Sabar, Tuan. Biarkan mereka melakukan penanganan yang tepat untuk Nona Halwa.""Ya, tapi ini sudah hampir satu jam! Kenapa bisa selama itu?"Yas baru akan menjawab Edzhar ketika pintu terbuka, lalu dokter Emira berdiri di ambang pintu, dan Edzhar bergegas menghampirinya."Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" tanyanya."Syukurlah tidak ada yang serius dengan kehamilannya," jawab dokter Emira."Lalu kenapa dia bisa pingsan?" "Kemungkinan pengaruh dari hormon Kehamilannya yang mengalami perubahan dengan sangat cepat, mengingat Nona Halwa bukan hanya mengandung satu janin, tapi dua! Perubahan ho

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Edzhar's Birthday

    Edzhar bersandar santai di sofa kulitnya di ruang kerjanya, sambil terus melihat sweater rajut yang sedang ia pegang di tangan kanannya, dan kartu ucapan ulang tahun di tangan kirinya.'Happy Birthday, Ed. Aku tidak pandai merangkai kata-kata, jadi aku hanya berharap semua doa yang terbaik untukmu. Maaf, aku hanya bisa memberikan sweater ini untukmu, memang tidak seberapa harganya, tapi aku merajutnya sendiri untukmu, jadi kamu tidak perlu takut ada yang memakai sweater yang sama denganmu saat di jalan, hehehe, Halwa.'Untuk kesekian kalinya Edzhar membaca tulisan tangan Halwa yang terlihat tegas dan berkarakter itu. Dulu, saat pertama kalinya membaca surat ini, Edzhar tidak berhenti tersenyum. Dan sejak saat itu, ia selalu ingin bertemu dengan wanita itu. Entah karena kado pemberiannya yang beda dengan yang lainnya ini, atau karena kata-kata Tita saat itu, tentang Halwa yang tergila-gila padanya.Edzhar kembali mengalihkan perhatiannya ke sweate

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Morning Sick

    "Bagaimana terapinya?" tanya Edzhar ketika Halwa sudah keluar dari ruang konseling."Berjalan dengan lancar, Tuan." jawab Halwa pelan. Terapinya tidak jauh berbeda dengan yang pernah ia jalani saat di Spanyol bersama dengan Victor, entah terapi ini akan berhasil atau tidak? Secara ia sekarang tinggal dengan sumber dari segala ketakutannya itu, Edzhar.Tapi pria itu kini sudah sedikit berubah, dia tidak terlihat bengis lagi seperti biasanya, kini Edzhar terlihat seperti saat pertama kali Halwa melihatnya, tampan dengan aura yang terlihat berbeda dari yang lainnya."Berhenti memanggilku Tuan lagi! Mulai sekarang kau bisa memanggil namaku saja," ujar Edzhar sambil mengulurkan lengannya ke Halwa.Halwa tahu, itu merupakan kode darinya agar Halwa merangkul lengannya itu. Takut pria itu marah kalau Halwa menolaknya, ia langsung melingkarkan lengannya di lengan Edzhar."Apa kau menginginkan makanan tertentu?" tanya Edzhar."Maksudmu ngidam? Tidak, aku tidak merasakannya," jawab Halwa, ia me

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Salca

    "Günaydın!" sapa Edzhar ketika Halwa baru saja membuka matanya, dan mendapati Edzhar yang berdiri di sampingnya.Seketika itu juga Halwa langsung duduk, "Maaf, aku kesiangan!" ucapnya. Ia takut Edzhar akan marah karenanya.Alih-alih marah, Edzhar malah tersenyum lembut. Pria itu benar-benar tersenyum padanya, 'Apakah aku sedang bermimpi?'"Kau tidak perlu terburu-buru bangun seperti tadi, bagaimana kalau perutmu kram lagi?" nada lembut di dalam suara Edzhar itu membuat Halwa mengerutkan keningnya."A ... Aku sudah tidak merasakan kram itu lagi."Sambil terus tersenyum, Edzhar duduk dipinggir tempat tidur, refleks Halwa beringsut mundur saat tangan Edzhar terarah ke wajahnya, dengan kedua bola matanya yang melebar ketakutan, membuat tangan pria itu terhenti di udara.'Wanita ini masih takut padaku, aku harus bersabar. Bagaimanapun juga aku yang menyebabkan dia trauma.'"Mandilah, Anne sudah menunggu kita di bawah!" seru Edzhar sebelum berdiri dan duduk di sofa santainya, ia mengulurk

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Penyesalan

    "Nona Halwa mengalami trauma berkepanjangan, yang biasa juga disebut dengan Post-Traumatic Stress Disorder atau PTSD," ujar psikiater itu."PTSD? Apa maksudnya?" tanya Edzhar."PTSD itu gangguan secara emosi berupa mimpi buruk, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, ketakutan, serta depresi akibat peristiwa traumatis yang dialami, yang biasanya telah terjadi selama lebih dari tiga puluh hari. Dalam hal ini, sepertinya Nona Halwa trauma terhadap berbagai peristiwa yang menakutkan di dalam hidupnya, yang terjadi dalam beberapa bulan belakangan ini," jawab psikiater itu."Lalu apa yang akan kau lakukan untuk menghilangkan traumanya itu?""Saya akan melakukan terapi psikologis untuknya berupa manajemen ansietas, terapi kognitif, dan juga terapi exposure. Tapi yang jauh lebih penting dari itu adalah dukungan dari keluarganya, untuk mendampinginya melewati masa trauma ini, terutama dari anda sebagai suaminya.""Kapan prosesnya bisa di mulai?"Sesegera mungkin Nona Halwa harus melakukan psiko

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Apa Yang Harus Aku Lakukan?

    Edzhar duduk di sofa santainya, dengan kedua kaki yang saling tumpang tindih di atas meja. Jemari tangannya saling bertautan di atas perutnya yang rata, sementara kedua matanya menatap penuh wanita yang saat ini sedang tidur di atas tempat tidurnya.Sesekali Edzhar melihat kening Halwa yang mengernyit, seperti menahan sesuatu yang tengah menyiksanya. Mungkinkah wanita itu tengah bermimpi buruk?Mendapatkan luka sedalam itu, pasti sangat menyakitkan untuknya, dan entah kenapa ada reaksi primitif di dalam diri Edzhar saat pertama kali melihat bekas luka itu."Tuan, Nona Halwa terlibat pertengkaran lagi dengan Teman satu selnya!" lapor Yas, hampir setiap hari Yas melaporkan itu selama Halwa berada di dalam penjara.Saat itu Edzhar tidak mempedulikannya, ia menganggap itu hanyalah akting Halwa supaya ia merasa iba dan mengeluarkannya dari dalam penjara itu. Tapi alih-alih mengeluarkannya, Edzhar justru tetap menempatkan wanita itu di sel yang sama, dan tidak berniat sama sekali untuk memi

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   USG

    Siang harinya, Victor beserta yang lainnya pamit kembali ke Istanbul, sebelum melanjutkan kembali perjalanan mereka ke Jakarta. Kota yang sudah sangat Halwa rindukan itu, tempat ia menghabiskan hampir dari seluruh hidupnya di sana.Halwa tidak berani menatap Victor, selain takut membuat Edzhar murka, ia juga takut tidak akan bisa menahan dirinya untuk menghambur ke arah pria itu, lalu memohon padanya untuk menyelamatkan kembali dirinya dari neraka yang Edzhar ciptakan ini untuknya.Mereka melambaikan tangannya saat mobil yang mereka tumpangi bergerak keluar dari halaman rumah Anne. Dan Halwa seolah-olah merasa kehilangan sesuatu yang penting, yang tidak akan mungkin ia dapatkan kembali, dan itu membuat hatinya terasa sakit.Ia memang mencintai Edzhar. Ia tidak tahu kenapa ia masih saja mencintai Edzhar ketika pria itu telah berkali-kali membuatnya terluka, bahkan kenangan menyakitkan selama di dalam penjara saja belum hilang sepenuhnya dari dalam dirinya, mungkin inilah maksud dari ka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status