Beranda / Romansa / Setelah Malam Itu / Bab 6. Sebuah Perlawanan

Share

Bab 6. Sebuah Perlawanan

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-17 09:49:40

“Dia bukan siapa-siapa, Tuan Glenn. Lihat saja pakaiannya, mana mungkin tamu pernikahan datang dengan pakaian seperti itu,” jawab Alfie yang cerdik mengalihkan perhatian Glenn.

Alfie berhasil meyakinkan Glenn yang mau mengikuti untuk duduk di meja VVIP yang telah dia siapkan. Sayangnya, langkah mereka kalah cepat dari Rebecca yang berhasil lolos dari kedua pria berbadan tegap itu.

Rebecca berdiri tegak di hadapan Rowena dengan segelas wine di tangan kanan yang dia ambil dari pelayan saat berjalan menghampiri. Rasa sakit hati yang menguasai membuat Rebecca terfokus hanya pada Rowena dan Elvis. Dia mengabaikan yang lainnya. Bahkan pada Nelson yang menarik dan berbisik-bisik mengusirnya pun dia abaikan.

Perasaan Rebecca hari itu sudah tidak lagi bisa terbendung. Emosi, marah, kecewa telah melebur menjadi satu. Dia datang ke sini, bukan bermaksud untuk meluapkan kemarahan karena tak terima, melainkan dia khusus datang untuk mengucapkan selamat atas pernikahan mantan kekasihnya dan saudara tirinya itu. Ingin rasanya Rebecca tertawa akan takdir kehidupannya.

Sementara itu, Glenn yang dia belakangi sedang mengamati Rebecca dengan penasaran. Ada senyar yang menarik jiwa Glenn meskipun wanita itu memiliki karakter kasar dan aura keras kepala yang sangat kuat.

“Selamat atas pernikahan kalian,” ucap Rebecca dengan senyum yang dirinya paksakan. Meskipun senyuman itu terpaksa, tapi nyatanya Rebecca mampu menampilkan senyuman anggun di balik sesak di hatinya.

“Kami tidak butuh ucapan selamat dari dirimu. Sebaiknya kau pergi dan jangan buat keributan.” Elvis mengusir Rebecca dengan kejam. Manik mata pria itu memancarkan jelas kebencian dan rasa marah. Otak Elvis tidak lagi mengingat kenangan manis dengan Rebecca, melainkan hanyalah kejadian di mana Rebecca telah berselingkuh darinya.

Rebecca tertawa mengejek bisikan Elvis yang mengusirnya. “Tapi adikku sangat membutuhkan ucapan selamat dari kakaknya. Benar kan, Rowena–adikku sayang?”

Rowena tersenyum kaku padahal di dalam hati ia sudah berdecak kesal. Sosok rival di kehidupannya itu masih saja mengusik di tengah kebahagiaannya. “Kenapa Kakak melakukan ini? Kakak harus menerima kenyataan–”

“Bagaimana denganmu yang menerima barang bekas dariku?” Rebecca menyela sinis dengan nada malas yang meremehkan. “Kau suka yang seperti itu, kan? Ya ... ambil dan nikmati saja. Aku sangat berterima kasih, berkat campur tanganmu aku bisa terhindar dari orang-orang munafik,” lanjutnya sinis dengan mata menyorot tajam kepada Elvis.

Gelas wine di tangan telah Rebecca pindahkan ke tangan Rowena. Dia yang tersenyum lembut kepada saudara tirinya kembali berucap, “Selamat atas pernikahanmu. Aku doakan kau tidak bahagia selamanya. Silahkan nikmati wine-nya. Tapi hati-hati, aku telah mencampurkan obat perangsang ke dalamnya.”

Ucapan kejam yang tak berperasaan itu membuat Rowena terkejut hingga ketakutan. Tanpa sadar dia menjatuhkan gelas wine yang tumpahannya menodai gaun putih itu. Memerah seperti darah seolah menandakan kesucian pernikahan yang dirampas itu akan ternodai keji.

“Ayo pergi, Rebecca! Sudah cukup kau mencoreng nama baikku.” Nelson terpaksa membentak lalu menyeret Rebecca yang puas menghancurkan pernikahan itu. Dia diperlakukan seperti orang asing. Tidak ada satu pun dari mereka yang mengakui apalagi membela keberadaanya.

Harga dirinya benar-benar diinjak keji, tetapi Rebecca berusaha tidak ingin terlihat hina oleh mata-mata yang menyoroti dirinya begitu rendahan. Dia tidak takut pada sorot mata tajam Rowena yang menusuknya dengan ekspresi dendam yang tidak ditutup-tutupi. Bahkan Rebecca berani menentang Nelson yang memaksanya untuk segera pergi ke Skotlandia.

“Kau berani membantahku?”

Daddy yang mengajariku.”

“Rebecca!” Nelson membentak kejam sampai urat-urat di lehernya menegang kaku. Tangannya pun ikut bereaksi ingin melayang keras ke pipi Rebecca, namun tiba-tiba kaku di udara.

Rebecca sangat sakit hati sampai terasa nyeri ke tulang-tulangnya melihat sikap arogan Nelson. Dia kecewa, tak setitik pun Rebecca mendapati sorot tulus seorang ayah kepada putrinya. Yang Rebecca dapatkan hanya kilatan sinis penuh segenap kebencian yang mengerikan.

Dia adalah putri kandungnya. Anak perempuan yang di dalam tubuh kurus itu mengalir darah Nelson. Tapi bagaimana bisa Nelson tidak menunjukkan seberkas kasih ayah terhadap putrinya?

“Aku tidak menyayangimu, Daddy,” ujar Rebecca bersungguh-sungguh, lalu pergi begitu saja meninggalkan pesta.

Keributan yang telah teratasi itu berhasil menembus kesadaran Glenn yang masih berdiri. Diam-diam dia memahami situasi dari perkataan-perkataan yang ditangkap oleh telinga.

Seperti potongan puzzle, dia menyusunnya dengan baik meski ada beberapa bagian yang tidak menutupi. Namun kecerdasannya mampu membaca situasi sehingga dia bisa menyimpulkan sendiri di dalam pikirannya.

Wanita yang dia gagahi itu bukanlah wanita sembarangan. Melainkan putri seorang pengusaha makanan yang cukup terkenal. Selain itu wanita yang akhirnya dia ketahui bernama—Rebecca itu sedang patah hati paling mendalam akibat batal menikah oleh kesalahan fatal yang memalukan.

Glenn tersenyum jengkel saat firasatnya mengatakan mengenai malam panas itu bersinggungan dengan kehancuran Rebecca. Dia tidak lagi merasa nyaman dan berkeinginan segera angkat kaki dari acara itu.

“Situasinya tidak mendukung, saya untuk berlama-lama. Ini pertama kalinya saya disambut dengan hal memalukan seperti ini.” Liciknya Glenn mencari-cari alasan yang menyudutkan Alfie.

“Tuan Glenn, saya minta maaf. Saya harap Anda tidak tersinggung.” Alfie segera meminta maaf pada Glenn atas apa yang telah terjadi.

Glenn tak menggubris ucapan Alfie, dia segera angkat kaki tanpa kompromi pada siapapun yang membujuknya untuk menetap. Lewat ekpresi kejam dan langkah yang arogan Glenn menegaskan dirinya yang terhina oleh perlakuan si pemilik acara.

Dia sedikit mengenyampingkan efek dari pembatalan projek bisnis yang diputuskan secara mendadak. Selain itu membina hubungan kerjasama dengan orang-orang bad vibes seperti Dalton hanya akan merusak kesejahteraan bisnis yang susah payah Glenn bangun.

“Tuan Glenn–”

“Wanita tadi adalah wanita yang sama malam itu. Dia adalah wanita yang aku pikir kau siapkan untuk menemaniku. Dia juga yang membuat hidungku berdarah pagi tadi.”

Eric membeliak terkejut oleh pengakuan bosnya. Lidahnya ingin berkata-kata tetapi tidak diberi kesempatan oleh Glenn.

“Segera cari tahu tentang wanita itu. Karena–”

Mulut Glenn yang ingin bertitah terhambat oleh notifikasi telepon masuk di handphone-nya. Glenn memasang wajah malas dan ingin me-reject telepon masuk itu. Tetapi logika menyadarkan untuk tidak membuat masalah pada si penelepon.

 Itu telepon dari neneknya.

Granny ...” Glenn menyapa berusaha ramah, meski tersirat jengkel dan kesal.

“Besok kau pulang, kan? Aku telah mengatur kencan buta untukmu. Dia putri sulung pengusaha farmasi. Anaknya cantik, aku sudah melihat fotonya. Dia juga sekolah di Harvard sama sepertimu, Glenn. Jadi pastikan besok malam kau bisa dinner bersama wanita itu.”

Langkah Glenn terhenti tepat di detik neneknya berkata-kata. Bukan karena dia berkeinginan ingin tenang meladeni percakapan neneknya yang selalu memaksa dirinya untuk ikut kencan buta.

Tetapi Glenn menangkap keberadaan seseorang yang menarik untuk diperhatikan. Dia adalah Rebecca–yang bersandar pasrah pada sebuah tembok menyudut di daerah lobby hotel.

Wanita galak yang tadi mengamuk dan menunjukkan sisi keras kepala itu terlihat rapuh. Wajahnya sudah basah oleh airmata dan  memucat seolah dia sudah kehilangan energi.

Glenn menipiskan bibir dan mengunci tatapannya pada Rebecca. Benaknya sudah terisi oleh sebuah rencana yang bisa menyelamatkan dirinya dari desakan neneknya.

“Glenn! Kau tidak punya mulut, ya?!” suara bentakan neneknya sempat menyakiti telinga Glenn.

“Aku tidak bisa datang ke kencan buta itu besok malam.”

“Kau lupa, Glenn? Aku tidak akan mau makan dan lebih baik mati jika kau masih keras kepala seperti ini!” ujar neneknya menggunakan ancaman yang berulang kali dikatakan.

Granny ...”

“Apa?!”

“Aku sudah memiliki calonku sendiri, karena itu aku tidak bisa datang besok malam,” ucap Glenn membujuk tenang namun penuh rencana tak terduga.

Bab terkait

  • Setelah Malam Itu    Bab 7. Wanita Merepotkan

    “Ternyata kau tidak begitu galak seperti tadi pagi.”Pernyataan dari suara yang familiar bersamaan dengan kehadiran pantofel hitam di depan mata mengalihkan Rebecca dari kesedihannya. Dengan mata yang sembab–efek dari menangis, Rebecca mengangkat pandangan mata untuk memastikan seseorang yang berdiri sejajar di depannya.Rebecca mendengkus kesal. Di depannya terdapat pria menyebalkan yang menatapnya disertai seringai sinis dengan kedua tangan terlipat di dada. Pria yang pagi tadi mengancam Rebecca, pria yang sama yang berkali-kali Rebecca hindari dan merusak kedamaian hidup Rebecca.“Ternyata kau wanita cengeng,” ucap Glenn mengeluarkan kata-kata yang sengaja memancing emosi Rebecca.Rebecca menghela napas dalam-dalam sembari mengabaikan keberadaan Glenn. Dia berusaha keras menenangkan emosi dan membungkam mulutnya tidak terprovokasi oleh ejekan Glenn.Energinya sudah terkuras habis setelah tadi dia puas memuntahkan kekesalan hati. Emosinya juga masih berantakan pasca berdebat hebat d

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Setelah Malam Itu    Bab 8. Catatan Kecil

    Keheningan menyapa Rebecca yang baru saja membuka mata. Tidak ada satu pun orang berada di kamar itu selain dia. Dia juga tidak terlalu terkejut mengetahui keberadaannya di rumah sakit. Dia masih bisa mengingat bagaimana tubuhnya yang melemah hingga tidak sadarkan diri.Hanya saja, dia bertanya-tanya di dalam hati. Apakah pria menyebalkan itu yang membawanya ke rumah sakit?Rebecca keluar dari kamar inapnya untuk menuju meja informasi. Selain ingin mencari tahu pemikirannya itu, dia juga berencana ingin menghubungi Jolie menggunakan telepon rumah sakit. Sahabatnya itu pasti cemas mencari-cari dirinya.Namun yang dia dapatkan adalah mengenai keberadaannya di rumah sakit milik Elvis. Raut wajah Rebecca langsung berubah di kala menyadari bahwa dirinya berada di rumah sakit milik mantan kekasihnya. Desas-desus tentang dirinya berselingkuh pastinya sudah terdengar oleh banyak orang.Pandangan keji orang-orang yang mengenal dirinya memaksa Rebecca untuk keluar dari rumah sakit itu. Luka di

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Setelah Malam Itu    Bab 9. Memeluk Diri Sendiri

    “Welcome home, Sweetheart.”Pelukan hangat Gina Harper menyambut Rebecca yang baru saja tiba di kediaman orangtua Jolie. Ibu kandung dari Jolie Harper itu membelai sayang Rebecca, menciumi Rebecca penuh kasih seperti anak kandung sendiri.Gina sama bersedih seperti Jolie saat mengetahui kabar buruk yang menimpa Rebecca. Sehingga ketika tahu Jolie dan Rebecca terbang malam itu juga ke London, dia langsung memerintahkan sopir untuk menjemput keduanya.Selama ini hubungan antara Rebecca dengan keluarga Jolie sangatlah dekat. Tidak heran jika setiap kali Rebecca datang ke London, pastinya dia mendapatkan sambutan hangat dari keluarga sahabat baiknya itu.Deheman ayahnya Jolie yang menginterupsi membuat Rebecca melepaskan diri dari pelukan hangat Gina. Dia tidak lupa untuk menyapa tuan rumah yang sama ramah seperti Gina, sebelum akhirnya mereka masuk ke dalam kediaman mewah itu dan menduduki ruangan keluarga.“Kami turut prihatin atas kabar buruk yang menimpamu, Sweetheart.” Gina bersuara

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Setelah Malam Itu    Bab 10. Bayang-bayang Mantan

    Satu bulan telah berlalu dari malam menyakitkan yang Rowena lalui. Telinganya masih saja terngiang-ngiang mengenai Elvis yang mengigau nama Rebecca. Hati yang tersayat sakit begitu sulit menghilangkan tingkah laku kejam Elvis setiap kali dia menyetubuhi Rowena dalam keadaan mabuk. Rowena pun tidak bertindak tegas. Dia mengenyampingkan harga diri karena telah dibutakan cinta terhadap Elvis. Seluruh jiwa dan raganya telah disserahkan seutuhnya pada Elvis meski dia tahu di dalam hati suaminya itu masih terdapat sosok saudara tirinya itu. Bagi Rowena semua itu bukan salah Elvis. Melainkan Rebecca yang merebut Elvis dari dirinya. Sehingga lewat usahanya untuk menjadi istri sempuruna, Rowena berusaha untuk menyingkirkan sosok saudari tiri yang paling dibenci itu. Sayangnya, usahanya masih belum membuahkan hasil. Elvis masih saja bersikap dingin dalam pernikahan yang berlandas formalitas itu. Sikapnya selalu saja sama setiap kali terbangun sehabis menjamah tubuh Rowena. Elvis selalu mengh

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Setelah Malam Itu    Bab 11. Kecelakaan Kecil  

    “Kecelakaan?” ucap Glenn tersontak kaget mengulangi kabar buruk dari Eric yang menghubungi via telepon.Wajah tampannya yang menegang menyita perhatian ayahnya yang duduk di hadapannya saat melakukan makan siang bersama di sebuah restoran. Dibandingkan menunjukkan kepeduliannya pada Eric yang selalu loyalitas melayani dirinya, saat itu Glenn lebih menunjukkan kekesalan atas kabar buruk yang diterima.Batinnya telah merutuki diri yang menyesal tidak membawa serta Eric dalam schedule makan siang bersama ayahnya yang menjabat sebagai presiden direktur di Medico Hospital.“Cepat selesaikan masalah kecelakaan itu. Setengah jam lagi aku ada rapat dengan klien penting. Kita langsung bertemu di tempat meeting saja dan kau tidak usah menjemputku,” titah Glenn tak terbantahkan yang langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak.Handphone yang tidak sampai dua menit menempel di sisi kiri telah diletakkan kasar ke atas meja. Makanan yang sudah setengah dinikmati pun tidak lagi menarik nafs

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Setelah Malam Itu    Bab 12. Saling Terhubung

    Rebecca mempercepat langkah kaki ketika keluar dari mobilnya. Dia begitu tergesa-gesa menghampiri Jolie, takut Jolie akan marah dikarenakan sudah cukup lama menunggu kedatangannya di restoran itu.Rebecca pun tidak mengabari Jolie mengenai kecelakaan kecil yang menghambat kedatangannya itu. Dia merasa tidak enak hati pada Jolie yang selalu dibuat cemas olehnya.Selain tidak enak hati, Rebecca mengenal sifat Jolie yang mudah sekali panik. Jika sudah panik, pasti Jolie akan berujung pada sifat-sifatnya yang berlebihan. Dan Rebecca tidak mau sampai Jolie terkena serangan panik, hanya karena dirinya.Situasi tak terduga didapati Rebecca setibanya di dalam restoran. Di tengah langkah yang melambat dan napas agak terengah-engah, Rebecca memicing tajam pada Jolie yang tersenyum ramah sembari melambaikan tangan ke arahnya. Lebih tepatnya Rebecca memicing tajam pada beberapa piring yang diangkut oleh seorang pelayan.Hah! Sungguh menyesal Rebecca terburu-buru untuk tiba di sana. Sementara Joli

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Setelah Malam Itu    Bab 13. Dia adalah Glenn

    Matahari yang sudah meninggi menjadi alasan terbesar Rebecca terburu-buru berbenah diri. Dia bangun kesiangan akibat bisikan yang merasukinya untuk berlama-lama di ranjang tidur.Kenyamanan ranjang tidurnya benar-benar menenangkan tubuhnya yang lemas tak bertenaga. Selain itu rasa pusing yang kembali menyerang kepala ikut membuai Rebecca. Alhasil, wajah pucatnya ditutupi oleh make up tipis seadanya dan melewatkan sarapan paginya.Beruntungnya kesialan di pagi yang kesiangan itu tidak bertubi-tubi menghampiri Rebecca. Dia cukup mudah menemukan taksi dikarenakan mobilnya masih dalam perbaikan. Tetapi Rebecca tidak bisa menghindari situasi lalu lintas cukup merayap pada jam orang-orang keluar beraktifitas.“Jangan sampai aku terlambat lagi,” gumamnya bernada kesal ketika keluar dari taksi yang dinaiki. Perhatian Rebecca teralihkan oleh notifikasi telepon masuk dari nomor yang tidak terdaftar maupun dikenali. Wanita cantik berpenampilan modis itu mengabaikan telepon masuk itu. Dia memili

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Setelah Malam Itu    Bab 14. Diserang  

    Berisiknya suara pintu ruangannya yang terbuka memantik api kekesalan di jiwa Glenn. Dia yang sedang fokus pada pekerjaannya telah menunjukkan wajah marah begitu mengerikan–siap menghardik si pelaku keributan.Kilatan mata yang memerah marah tiba-tiba meredup saat melihat si pelaku keributan datang menghampiri dia. Glenn terkesiap, sebab si pelaku keributan lebih berkuasa atas dia. Pun merupakan seseorang yang setengah mati Glenn hindari beberapa waktu belakangan itu.“Seperti ini attitude wakil presiden direktur menyambut kedatangan komisaris utama?” sindir Emilia Romanov–neneknya Glenn yang menusukkan tatapan tajam kepada Glenn.Glenn menelan saliva di dalam keheningan mulutnya. Dia memahami tujuan kedatangan Emilia yang sangat bersinggungan atas perbuatannya. Sudah pasti hal itu tidak memiliki keterkaitan dengan pekerjaan. Dugaannya sudah kencang menjurus pada keputusannya yang selalu menghindari Emilia sejak sebulan lebih lamanya.“Ada urusan apa Granny datang ke ruanganku?” tanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17

Bab terbaru

  • Setelah Malam Itu    Bab 77. Ending Scene (TAMAT)

    Anastasia Romanov, dia adalah putri cantik Glenn dan Rebecca yang terlahir sempurna. Gadis kecil yang dua tahun lalu menangis kencang itu telah tumbuh menggemaskan.Gadis kecil cantiknya begitu mirip dengan Rebecca. Rambutnya cokelat, lembut dan panjang. Matanya juga indah dan meneduhkan. Hidungnya mancung seperti Glenn, sementara bibirnya tipis dan mungil seperti Rebecca.Sayangnya, di mata Gabriel adiknya itu sosok menggemaskan yang dijahili.Gabriel suka mencubit gemas pipi Anastasia yang gembul. Gabriel memang mengajak Anastasia bermain, tetapi dia juga menjahili Anastasia sampai membuatnya menangis.Suasana taman belakang pagi di momen weekend telah ramai oleh riak suara Gabriel yang tertawa dan Anastasia yang menangis. Keduanya telah bermain di sana dengan diawasi oleh para pengasuh mereka.“Jangan ganggu aku, Kakak!” Anastasia kesal pada Gabriel yang menarik rambutnya. Padahal Anastasia sedang memberi makan anjing kecilnya.“Aku hanya ingin merapikan rambutmu, Ana.” Gabriel mem

  • Setelah Malam Itu    Bab 76. Extra Part V

    Tidak perlu dijelaskan secara terperinci kebahagiaan keluarga ketika Glenn mengumumkan kehamilan kedua Rebecca. Mereka membanjiri ucapan selamat kepada Glenn dan Rebecca, pun Gabriel yang akan menjadi seorang kakak.Emilia dan Abraham langsung menyumbangkan segelintir uang kepada yayasan sosial dan panti asuhan sebagai wujud syukur atas kebahagiaan Glenn dan Rebecca. Nelson pun melakukan kegiatan sosial yang sama di Manchester.Bagaimana dengan Gabriel?Putra tampan Glenn dan Rebecca itu dengan bangga menceritakan perihal dia yang akan menjadi kakak. Dia juga menjadi sosok manis dan perhatian kepada Rebecca.Seperti pagi itu, Gabriel yang telah rapi mengenakan seragam sekolah datang ke kamar tidur Glenn dan Rebecca. Dia membawakan segelas susu untuk dinikmati oleh Rebecca.Hal itu dilakukan karena selama kehamilan yang sudah mengijak lima bulan itu, Rebecca mengalami ngidam yang luar biasa. Wanita cantik itu masih saja mengalami morning sickness yang mengganggu rutinitas pekerjaan.“I

  • Setelah Malam Itu    Bab 75. Extra Part IV

    Sebuah ciuman hangat Rebecca hadiahkan ke dahi Gabriel. Putra tampannya itu sudah terlelap tidur akibat lelah seharian merayakan ulang tahunnya. Selimut yang menghangatkan tubuh Gabriel telah dirapikan kembali oleh Rebecca. Namun, ada kejadian lucu yang menahan langkah Rebecca ketika ingin beranjak dari kamar Gabriel.Putra tampannya itu mengigau. “Mom, aku mau adik,” gumamnya.Rebecca geleng-geleng kepala menatap putranya. Gabriel tidak hanya mewarisi ketampanan Glenn, tetapi sikap keras kepala Glenn juga menurun pada Gabriel.Rebecca akhirnya memadamkan lampu kamar Gabriel untuk kemudian menyusul Glenn yang sudah menunggu di kamar mereka. Glenn teralihkan oleh kehadiran Rebecca. iPad yang dipergunakan memeriksa beberapa email penting telah Glenn letakkan ke meja nakas di sebelahnya.“Gabriel sudah tidur?” tanya Glenn berbasa-basi pada Rebecca yang merangkak naik ke ranjang tidur.Rebecca berdehem singkat. “Dia sangat kelelahan, tapi dia masih saja ingat pada keinginannya memiliki ad

  • Setelah Malam Itu    Bab 74. Extra Part III

    Suara mobil yang berhenti di depan kediaman mewah telah memanggil langkah gadis kecil di ruangan tamu. Dia berlari tergesa-gesa, begitu tidak sabar ingin menghampiri seseorang yang mengendarai mobil di depan itu.Baginya, momen kehadiran itu sudah dinanti-nanti. Dia sudah menunggu sejak pagi hari tanpa rasa bosan–sampai waktu telah menunjukkan pukul empat sore.Pintu yang tertutup terbuka, bola mata cantiknya telah berbinar bahagia menyambut sosok tampan yang muncul dari balik pintu.“Daddy sudah pulang?” seru gadis cantik itu menyapa hangat.Sayang, kehangatan itu dibalas oleh sikap dingin dari sosok yang disapa ‘Daddy’ itu. Kehadirannya yang begitu menyambut tidak dianggap, seolah-olah gadis kecil itu tidak terlihat oleh mata.Tanpa rasa peduli apalagi menghargai, sosok ayah itu berjalan meninggalkan gadis kecil yang masih berharap belas kasihnya. Dia benar-benar mengacuhkan, sedikit pun dia tidak melirik ke belakang untuk sekadar melihat gadis kecil yang mulai terengah-engah menyus

  • Setelah Malam Itu    Bab 73. Extra Part II

    Glenn dan Rebecca akhirnya pergi bersama Gabriel sesuai rencana mereka siang itu. Mereka menuju sebuah toko yang menjual lengkap permainan anak-anak. Anehnya, Gabriel tampak berbeda ketika tiba di sana. Dia tidak antusias seperti biasanya. Padahal ketika Glenn dan Rebecca berjanji akan membebaskannya memilih hadiah permainan, bocah laki-laki sangat antusias luar biasa.“Apa mainan yang kau cari tidak ada?” Rebecca menegur Gabriel yang termenung di salah satu rak mainan.Gabriel menggelengkan kepalanya. “Aku mau makan steak di restoran–hotel favoritku, Mom.”Rebecca terheran dengan permintaan putranya. Benaknya tidak menyalahkan dikarenakan Gabriel memang menyukai menu steak di restoran–hotel favorit mereka.“Kenapa tiba-tiba?” Rebecca memastikan.“Tiba-tiba aku ingin makan steak di sana,” pinta Gabriel setengah merengek.“Kita akan ke sana setelah kau selesai memilih hadiah mainanmu. Tapi sebelum ke sana, Mommy akan memantau persiapan perayaan ulang tahunmu besok di ballroom hotel itu

  • Setelah Malam Itu    Bab 72. Extra Part I

    Note: Holla, karena pada minta extra part tampil di Goodnovel, jadi abi tampilin di sini juga. Selamat membaca yaaa :) ~ Lima tahun kemudian ~Kedamaian jiwa Glenn terusik oleh gerakan yang menggelitik di lengannya. Matanya yang lama terpejam perlahan terbuka, dengan gerakan tidak memburu mulai berusaha menjernihkan pandangan mata yang samar-samar.Ujung bibirnya tertarik dan menyimpulkan senyuman tampan. Jiwanya yang terusik seketika tersapu oleh kehangatan yang menggelitik pikiran untuk tertawa geli.Tepat di depan mata, Glenn mendapati tersangka utama yang mengusik kedamaian jiwanya dari dunia mimpi. Namun, dia sama sekali tidak berniat untuk menegur.Pria tampan yang bertelanjang di dalam selimut itu malah berniat untuk menenangkan tersangka utama yang gelisah tertidur dalam pelukannya. Dengan gerakan lembut, dia membelai kepala yang menjadikan lengannya sebagai bantal. Gerakan tangannya berlanjut turun ke bahu telanjang tersangka utama untuk menebarkan kehangatan lewat belaian m

  • Setelah Malam Itu    Bab 71. Perfect Ending

    ~ Satu bulan kemudian ~Handphone yang lama menempel, akhirnya menjauh dari sisi telinga kiri Rebecca. Wanita cantik itu meletakkan handphone yang digunakan menelepon itu di meja nakas–bersebelahan dengan ranjang yang sedang Rebecca duduki.Menjelang jadwal persalinannya, Rebecca memutuskan untuk mengontrol perusahaan di Manchester by phone dan online. Dia menaruh kepercayaan pada wakil direktur yang ditunjuk langsung oleh Rebecca. Dan seperti biasa, malam itu Rebecca mendapatkan telepon dari wakil direktur yang melaporkan informasi mengenai perusahaan pada hari itu. Percakapan yang terjadi cukup lama dan membuat Glenn yang duduk di dekat Rebecca diserang rasa kesal.“Aku memang mengizinkanmu aktif bekerja, tapi tidak sampai seperti ini juga, Rebecca.” Glenn memprotes ketus sikap Rebecca, sementara tangannya menyerahkan segelas susu vanila ke tangan Rebecca.Rebecca hanya tersenyum senang dan tidak berkata-kata lebih. Dia lebih berkeinginan untuk menengguk habis susu vanila buatan su

  • Setelah Malam Itu    Bab 70. Karma yang Nyata

    Tangis Martha semakin keras melihat tubuh Rowena sudah kaku terselimuti oleh kain. Wanita paruh baya itu menjerit meminta putrinya untuk membuka mata, tapi sayangnya putrinya tetap tidak membuka mata.Tubuh Rowena sudah sangatlah dingin. Itu semua menandakan bahwa sudah tidak ada lagi aliran darah mengalir di tubuh wanita itu. Pun wajah cantik Rowena telah memucat.“Bangun, Nak! Bangun! Jangan tinggalkan Mommy!” Martha meraung meminta Rowena untuk membuka mata. Akan tetapi hasilnya tetap saja tidak mengubah kenyataan—di mana Rowena tidak lagi bernyawa.Bukan hanya Martha yang menangis. Tapi Rebecca yang berada di pelukan Glenn juga menangis melihat Rowena sudah tidak bernyawa. Meskipun Rowena telah berbuat jahat pada Rebecca, namun kenyataan ini sangatlah memilukan.Rowena pergi meninggalkan putri kecilnya sendiri di dunia ini. Sungguh sangat ironi. Bayi yang lahir ke dunia sudah harus kehilangan ibunya. Bayi tak berdosa itu tak lagi memiliki sosok ibu kandung.Sebagai calon ibu, tent

  • Setelah Malam Itu    Bab 69. Sosok Mengagumkan

    Rebecca sengaja tidak banyak bertanya dikarenakan tempat dan situasi yang tidak mendukung. Dia lebih tertarik mengajak Glenn beserta Nelson untuk pulang. Tetapi setibanya di penthouse, Rebecca tidak menunda-nunda untuk menagih penjelasan dari Nelson yang duduk bersebrangan dengan dirinya di ruangan tamu. Sementara Glenn menjadi pendamping setia di sebelah Rebecca.“Daddy ingin bercerai?” tanya Rebecca sangat serius.Nelson mengangguk. “Lawyer-ku sudah mengurus perceraian ini.”“Kenapa?” Rebecca menyahut cepat.Nelson tersenyum samar mendengar jawaban Rebecca. “Kau tidak yakin pada keputusanku ini?”“Bukan seperti itu, Dad. Aku sangat tahu jika Daddy sangat mencintai Bibi Martha.”Rebecca terdiam canggung ketika ragu-ragu mengeluarkan kalimat yang sudah terangkai di ujung lidah, namun ada keinginan yang lebih besar sehingga dia melanjutkan kalimatnya.“Apa keputusan Daddy itu karena aku?” suara Rebecca sedikit merendah dengan nada melambat yang ragu-ragu.Nelson membantah tegas lewat k

DMCA.com Protection Status