Bahkan jika korban itu bukan mantan istrinya, Harvin juga tidak akan menoleransi perbuatan yang begitu tidak tahu malu.Shella yang berada dalam pelukan Harvin sudah sepenuhnya kehilangan kesadarannya. Dia tidak tahu siapa yang menggendong dirinya, juga tidak tahu ke mana dia dibawa. Dia sudah kehilangan kewaspadaan dan pertahanannya.Harvin menghubungi Carlsen, asistennya, dan menyuruh Carlsen untuk segera membawakan sebuah kartu kamar ke atas.Di kamar khusus di lantai teratas.Shella diletakkan di atas sofa. Di bawah cahaya lampu, rambut panjangnya terurai dan wajahnya yang putih kemerahan. Sepasang tangannya yang kecil sedang menarik kerah bajunya karena dia merasa kepanasan.Dia ingin sekali menyejukkan dirinya.Tatapan Harvin menggelap. Dia tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi pada Shella malam ini jika tidak bertemu dengannya.Lima tahun yang lalu, kejadian seperti ini sudah pernah terjadi. Apakah wanita ini tidak belajar dari kejadian itu? Apakah dia harus benar-bena
Namun, pria itu malah menggendongnya ke kamar mandi."Harvin, kalau kamu berani menyentuhku ... kamu bisa coba ... aku nggak akan ...."Sebelum Shella bisa menyelesaikan ucapannya, dia langsung dilemparkan ke bak mandi yang setengah terisi dengan kasar.Shella seketika tersedak air ....Rasa dingin ini meredakan rasa panas dalam tubuhnya, juga mengembalikan kesadarannya sedikit demi sedikit. Dia bersandar di samping bak mandi sambil batuk-batuk dengan lemas.Rasa dingin ini memadamkan api dalam tubuhnya. Kesadarannya juga sudah pulih. Dia mengangkat kepalanya. Di bawah bulu matanya yang basah, matanya yang kabur melihat pria yang sedang berdiri di jarak satu meter darinya, dengan kedua lengannya tersilang.Akhirnya, Shella menyadari bahwa pria ini sebenarnya sedang menyelamatkannya.Pada saat ini, air di dalam bak mandi sangat dingin. Shella terus menggigil di dalam air. Dia meringkuk dalam bak mandi, tubuhnya juga terus bergetar. Begitu dia tersadar sepenuhnya, dia langsung mengerti b
Pada saat ini, Harvin merasa seperti sedang mempermainkan mangsanya, sangat menyenangkan.Dia tidak mengucapkan apa pun dan hanya berjalan mendekati Shella."Kalau kamu mendekat ...." Shella mundur lagi, dia merasakan sejenis firasat buruk.Melihat Shella yang sudah hampir menabrak dinding, Harvin sengaja maju dua langkah lagi untuk menjebak Shella di dinding.Seperti dugaannya, Shella melangkah mundur lagi. Saat punggungnya menyentuh dinding, dia menoleh dengan terkejut. Namun, pada saat ini, pria itu meletakkan kedua tangannya di bahu Shella dan tubuhnya yang tinggi membentuk bayangan di tubuh Shella."Kamu seharusnya tahu jelas apa yang akan terjadi padamu malam ini kalau kamu nggak bertemu denganku," kata Harvin dengan suara rendah.Shella menggigit bibirnya. Dia merasa dalam bahaya karena dia terletak di antara dinding dan dada pria ini.Dia mengangkat kepalanya dan menatap wajah tampan itu. Hawa maskulin yang familier membuat napasnya terasa sesak. Dia seperti kembali ke lima tah
Mengapa satu ciuman saja bisa membuatnya hampir kehilangan kendali atas dirinya sendiri? Mengapa dia bisa langsung mengabaikan akal sehatnya hanya karena wanita itu membalas ciumannya?Hal ini bukanlah hal baik baginya.Empat tahun yang lalu, dia sudah memutuskan hubungannya dengan Shella. Terlebih lagi, dia menyimpan sebuah rahasia yang tidak boleh diketahui Shella seumur hidupnya.Untuk apa dia mengganggu Shella pada saat seperti ini?Sepertinya, ke depannya, dia harus menjaga jarak dengan wanita itu, jangan sampai wanita itu mengetahui keberadaan anak mereka.Kalaupun wanita itu mengetahui hal ini, dia juga tidak bisa merebut anak itu darinya.Namun, dia tidak ingin anaknya mengetahui keberadaan Shella. Bagaimanapun, anaknya selalu memiliki keinginan yang kuat untuk mencari ibunya.Di dalam hotel.Shella menghubungi Michelle, asistennya Bobby, dan meminta Michelle untuk membawakan pakaian untuknya.Sambil duduk di sofa, Shella menyeka bibirnya dengan sekuat tenaga. Setelah empat tah
Setelah memandikan putranya, Harvin pergi ke kamar mandi. Saat Samuel sedang bermain di atas ranjang, sebuah ide tiba-tiba muncul dalam benaknya.Ekspresinya pun menjadi nakal.Sekarang, bukankah kencan di internet sangat terkenal?Jika ayahnya bisa mengobrol dengan kakak cantik itu setiap hari, mereka pasti bisa berpacaran di internet!Samuel berpikir, 'Tapi, Ayah nggak pernah berinisiatif mengobrol dengan wanita lain. Sedangkan kakak cantik itu nggak pernah melihat Ayah. Jadi, dia nggak tahu kalau Ayah sangat tampan dan menawan. Dia pasti juga malu untuk mengambil inisiatif.'Samuel pun mengambil ponsel ayahnya sambil tersenyum.Dia akan menggantikan ayahnya untuk berkencan dengan kakak cantik itu di internet!Samuel mencari nomor telepon Shella dan mengirimkan sekuntum bunga mawar untuk Shella.Selain itu, dia memeras otak untuk memikirkan cara untuk memulai percakapan dengan Shella.Meskipun dia masih kecil, dia sudah bisa membaca dan menulis. Dia pun mengirimkan sebuah pesan pada
"Serius? Ayah jamin?" tanya Samuel."Ya!""Janji dulu," kata Samuel sambil menjulurkan jari kelingkingnya.Harvin pun ikut menjulurkan jari kelingkingnya dan berjanji pada putranya.Kemudian, Samuel baru menyerahkan ponsel itu pada Harvin. Dia menarik selimut dan berbaring dengan baik sambil berkata, "Ayah, aku tidur dulu, ya. Ke depannya, Ayah bisa mengobrol sendiri dengan Kakak Cantik!"Harvin membuka riwayat obrolan mereka dan membacanya sekilas. Dia langsung tertawa dengan absurd. Putranya baru berusia empat tahun, tetapi sudah mengetahui cara untuk menyenangkan hati wanita?Pada saat ini, dia menerima sebuah pesan baru. [Akhir-akhir ini, aku sibuk sekali! Maaf ya, mari kita jumpa lain kali.]Wanita itu jelas-jelas tidak berniat untuk berpacaran dengan Harvin.Harvin memegang ponselnya dan berkata pada putranya, "Aku mau minum air dulu. Tidur, ya.""Ya! Ayah, Ayah harus lebih ramah dan lebih aktif supaya kakak itu bisa menyukai Ayah!" seru Samuel.Harvin hanya terdiam.Apakah anak
Dia langsung berbohong. Sejak putranya kecil, inilah yang dia katakan pada putranya. Oleh karena itu, dia hanya bisa mengungkapkan kebohongan yang sama pada orang luar.Shella bergegas berkata, "Maaf, aku menyinggung kesedihanmu.""Nggak apa-apa, semuanya sudah berlalu," kata Harvin. Dia terdiam sejenak, sosok wanita itu pun muncul dalam benaknya.Mendengar suara yang mirip dengan suara Shella, Harvin berpikir, 'Di hadapan pria lain, apakah suara Shella juga manis dan lembut seperti suara wanita ini?''Hanya saja, dia sama sekali nggak pernah menunjukkan sifat aslinya. Dulu, dia sangat penurut padaku. Tapi, sekarang, dia selalu marah padaku.'Shella masih merasa bersalah karena mengungkit masa lalu orang lain yang menyedihkan adalah hal yang terlarang.Dia pun berkata, "Anakmu sangat imut."Sebuah ide tiba-tiba muncul dalam benak Harvin. Dia bertanya dengan suara rendah, "Bisakah aku menanyakan nama Nona?""Namaku ... Bella Cameron." Shella seketika tidak tahu harus bagaimana menjawab
"Perusahaan mana?" tanya Shella."KS Int. Perfumery, perusahaan lawan kita," jawab Bobby."Apa? KS Int. Perfumery?" Shella tidak bisa memercayai telinganya sendiri. Namun, dia langsung menggertakkan giginya. Apakah perusahaan ibunya benar-benar direbut oleh Esther?"Presiden direktur KS Int. Perfumery adalah Esther Sunning," kata Bobby."Aku tahu." Shella mengepalkan tangannya. Dia sudah menduga bahwa kenyataannya seperti ini."Kamu kenal dengan Esther Sunning?" tanya Bobby."Mana mungkin nggak? Dia ibu tiriku. Dia merebut ayahku dan juga perusahaan ibuku," jawab Shella sambil memejamkan matanya dengan sedih. Dia mengasihani ibunya yang sudah meninggal.Bobby tidak pernah mendengar cerita tentang orang tuanya Shella. Dia tidak menyangka bahwa latar belakang keluarganya Shella serumit ini. Selain itu, ibunya Shella bahkan memiliki sebuah perusahaan pembuatan parfum."Ibu tirimu sama sekali nggak pernah cerita kalau setengah saham perusahaan itu milik ibumu?" tanya Bobby sambil mengernyi
Saat Shella keluar dari kamar mandi dan sedang tenggelam dalam pikirannya, tiba-tiba, sebuah sosok yang tinggi menghalangi jalannya dari koridor menuju balkon.Shella seketika terkejut. Saat dia mengangkat kepalanya, dia melihat wajah seorang pria yang dingin, yaitu wajahnya Harvin.Tatapan Shella langsung menjadi dingin. "Minggir sana.""Shella, seleramu buruk sekali," kata Harvin. Dia tertawa dengan penuh penghinaan, seakan-akan menilai bahwa Bobby seburuk itu.Shella tersenyum dengan sinis dan berkata, "Bukan urusanmu."Harvin seketika mendekat pada Shella. Cahaya yang awalnya masuk dari jendela dihalangi oleh Harvin dan membentuk bayangan di wajahnya Shella. Perasaan ini membuat Shella merasa sangat tidak nyaman."Pergi sana," kata Shella dengan terus terang."Apakah kamu pernah menyebut hubungan kita padanya? Apakah kamu pernah memberitahunya bagaimana kamu memelas padaku?" tanya Harvin sambil tersenyum sinis.Ucapan ini seperti duri yang menusuk telinga Shella, hingga ke hatinya.
"Shella, coba lihat mau minum apa," kata Bobby.Shella tersenyum sambil menjawab, "Nggak usah, deh."Karena mereka sudah memesan makanan, Shella memutuskan untuk menganggap seakan-akan bajingan itu tidak berada di dekatnya.Bobby tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan berkata pada Shella, "Coba ulurkan tanganmu."Shella mengedipkan matanya, tetapi dia tetap mengulurkan tangannya.Bobby meletakkan tangannya di atas tangan Shella dan menaruh sebuah kalung di telapak tangan Shella. Saat dia menarik kembali tangannya, Shella melihat kalung itu."Kenapa kamu memberiku kalung ini?" tanya Shella dengan terkejut."Semalam, saat aku menemani ibuku berbelanja di toko perhiasan, aku lihat kalung ini sangat cocok untukmu, jadi aku membelinya," kata Bobby dengan santai.Namun, Shella jelas-jelas tahu bahwa kalung ini bukan kalung biasa. Jika batu di kalung itu adalah berlian asli, harganya mungkin lebih dari miliaran!"Aku nggak bisa menerimanya," kata Shella. Shella merasa bahwa kalung in
Shella menatap Bobby dengan tatapan penuh terima kasih dan berkata, "Terima kasih, Bobby."Kali ini, dia tidak memanggil Bobby dengan panggilan "Pak Bobby", melainkan langsung memanggil nama Bobby.Keterkejutan melintas di tatapan Bobby. Dia pun berseru dengan suara rendah, "Mulai sekarang, kamu nggak boleh memanggilku Pak Bobby lagi! Panggil saja aku Bobby!""Biar aku traktir makan, ya!" Shella ingin berterima kasih pada Bobby.Jika gugatan ini memerlukan uang banyak, dia hanya bisa meminjam uang dari Bobby.Budi baik ini membuat Shella merasa sangat berterima kasih pada Bobby.Pada saat ini, ponselnya Shella berdering. Ada panggilan masuk dari ayahnya. Dia sebenarnya malas menghiraukan ayahnya, tetapi akhirnya dia tetap menerima panggilan ini."Halo, Ayah.""Shella, apakah kamu sedang sibuk? Ayah mau bicara denganmu," kata Simon dengan suara lembut."Ayah, kalau Ayah mau menyuruhku untuk menyerah, aku nggak akan melakukannya," kata Shella."Untuk apa kamu minta saham? Kamu juga nggak
Setelah mandi, Harvin kembali ke kamarnya. Dia menggendong Samuel dalam pelukannya dan menahan rasa lelahnya sambil membacakan cerita untuk putranya ini.Sambil mendengar cerita ini, Samuel terlelap dalam pelukan Harvin. Wajah kecil yang imut itu membuat tatapan Harvin penuh akan kelembutan dan kesenangan.Malam ini.Di Kediaman Axia.Esther tidak bisa tidur. Dia duduk di ruang tamu di lantai dua dengan tatapan penuh kebencian. Sedangkan Simon keluar dari kamar untuk membujuknya."Tidurlah! Sudah malam, jangan duduk di sini lagi.""Bagaimana aku bisa tidur? Kata putri sulungmu, dia mau menuntutku ke pengadilan!" seru Esther dengan dingin."Shella hanya terlalu emosional," kata Simon."Dia sama sekali nggak menganggapku serius. Dia menyiram wajahku dengan air dengan sangat sombong dan rendahan!" Esther menggertakkan giginya dengan penuh amarah. Dia merasa sangat terhina."Aku minta maaf, ya," kata Simon sambil duduk."Kenapa malah kamu yang minta maaf? Dia harus minta maaf sendiri," kat
Dia bergegas menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin! Bagaimana mungkin anak seimut ini mirip dengan Harvin si iblis itu?"Kak, apakah ayahku mentraktirmu makan?" tanya Samuel."Hah? Ayahmu mengundangku, tapi akhir-akhir ini aku terlalu sibuk," kata Shella.Sebenarnya, dia merasa tidak nyaman untuk makan dengan orang lain, apalagi seorang pria lajang."Kalau begitu, saat kamu punya waktu luang, kamu harus berjanji pada ayahku agar dia bisa traktir makan!" kata Samuel dengan sungguh-sungguh sambil menatap Shella dengan matanya yang berkilau. Anak ini imut sekali."Baiklah," kata Shella.Dari dekorasi kamar di belakang, Shella bisa melihat bahwa Samuel tumbuh di keluarga yang sangat kaya. Sayangnya, dia adalah anak dari keluarga orang tua tunggal.Tentu saja, Samuel memiliki kepribadian yang ceria dan sering tertawa, tidak seperti orang yang kekurangan kasih sayang. Shella yakin ayahnya Samuel pasti memberi anak ini cukup kasih sayang.Pada saat ini, ponselnya Shella berdering. Dia meliha
[Sama-sama.]Shella tiba-tiba menyadari bahwa dia bercerita terlalu panjang pada pria itu. Apakah dia mengganggu pria itu?[Aku nggak mengganggumu, 'kan?] tanya Shella.Pria itu langsung menjawab: [Nggak.]Shella berpikir sejenak apakah dia masih harus membalas pesan itu atau tidak. Namun, untuk sekarang, dia tidak tahu apa yang harus dia katakan.[Aku sudah harus pergi menjemput putraku. Mari kita mengobrol lagi lain kali.] Pria itu mengirimkan satu pesan lagi.Shella bergegas membalas pesan itu: [Baik. Hati-hati di jalan.]Pria itu tidak lagi membalas pesan tersebut. Shella pun membuang napas dengan pelan. Dia membaca kembali ucapan pria itu untuk menghibur dirinya. Ucapan pria itu benar, Shella hanya perlu menjalani hidupnya sendiri dengan baik.Jika dia tidak bisa pulang lagi ke keluarga itu, dia tidak perlu pulang!Selama lima tahun terakhir, dia juga hidup sendiri dengan sangat baik.Sebuah mobil Rolls-Royce berwarna hitam melaju keluar dari garasi bawah tanah Grup Surrey. Di baw
Simon berdiri dengan sedikit penyesalan dan berkata, "Shella .... Ayah juga punya kesulitan Ayah sendiri."Shella hanya menatap Simon dengan tatapan penuh kebencian. Dia tidak ingin mengetahui kesulitan ayahnya. Karena kekejaman ayahnya, dia menyerahkan dirinya pada Harvin dan menebus dosa ibunya layaknya seorang budak.Simon membuang napas. Dia selalu mengira bahwa putri sulungnya sangat lemah. Sekarang, dia baru melihat ketegaran hati putrinya."Shella, Ayah nggak layak untukmu, aku juga merasa sangat bersalah," kata Simon."Jadi, sekarang, aku mau Esther mengembalikan saham Ibu padaku. Tolong sampaikan pada istrimu bahwa aku nggak akan menyerah," kata Shella.Seusai berbicara, Shella mengambil tasnya dan pergi."Shella." Simon memanggilnya dari belakang.Namun, Shella tidak menoleh. Sikap ayahnya sangat mengecewakannya.Oleh karena itu, dia tidak mengharapkan bantuan ayahnya dalam hal apa pun dan hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri.Saat Shella berjalan keluar, cahaya matahari d
Mengapa Esther bisa mengambil perusahaan ibunya seolah itu hal yang sudah semestinya, tetapi ayahnya malah sama sekali tidak memberitahunya hal ini?Hal ini tidak adil bagi dia dan ibunya. Masalah ini bukan lagi terfokus pada uang, melainkan pada hubungan ayah dan anak yang tidak kuat.Jika ayah kandungnya saja tidak memberinya keadilan, siapa lagi yang bisa dia percaya di dunia ini?Pada pukul 2.30 siang.Shella pergi ke perusahaan ayahnya. Selain sebuah bangunan kantor dengan empat tingkat, ada gudang dan pabrik besar di sebelahnya. Shella jarang sekali datang ke tempat ini. Selama beberapa tahun terakhir, hubungan Shella dan ayahnya sudah menjauh karena Esther.Terlebih lagi, dulu, setelah Shella dijebak oleh Esther dan Ilona sehingga dia hampir dilecehkan, saat dia pulang ke rumah, dia malah disalahkan oleh ibu dan anak itu. Jika ayahnya tidak menamparnya, dia tidak akan pergi dari rumah dan terjebak dalam rencana Harvin, apalagi bisa menikahi Harvin dengan mudah. Satu tahun sepert
Mengingat bahwa wanita itu sedang mengemudi, Harvin tidak lagi mengganggunya.Sedangkan Shella pulang ke apartemen. Dia melihat sebuah permintaan pertemanan di WhatsApp yang berasal dari ayahnya Samuel.Saat Shella duduk di sofa, dia tiba-tiba merasa sangat marah. Atas dasar apa Harvin menggantikannya untuk memberikan kompensasi untuk pria itu? Shella merasa sangat sengsara karena dia berutang budi pada Harvin.Jika ada kesempatan, dia pasti akan melemparkan segepok uang di wajah pria itu dan memberi tahu pria itu bahwa dia tidak ingin berutang budi pada pria itu seumur hidupnya.Benar. Ke depannya, itulah yang harus dia lakukan untuk meredakan kebencian yang dia rasakan hari ini.Di kantor presiden direktur KS Int. Perfumery, Esther sudah berjalan bolak-balik lumayan lama. Ekspresinya masam, dengan tatapan penuh perhitungan.Bagaimana mungkin dia akan membagikan separuh dari saham perusahaan yang sudah dia kelola sendiri selama bertahun-tahun pada Shella?Meskipun selama bertahun-tahu