Agnes berjalan ke arah Jimmy dan duduk perlahan.Jimmy mengangkat kelopak matanya dan meliriknya, lalu berkata dengan suara dalam, "Aku mengerti, nanti aku akan pergi ke sana."Setelah itu, Jimmy menutup telepon sebelum mengambil sepotong roti panggang dan mulai makan.Jimmy menatap Agnes dari atas ke bawah dengan saksama. Wanita ini jelas-jelas telah berdandan.Jimmy berpura-pura bertanya, "Mau keluar?""Iya." Agnes menjawab dengan suara pelan tanpa berniat untuk menjelaskan lebih banyak kepada Jimmy.Jimmy bersandar di sandaran kursi dengan malas dan menatap Agnes dalam-dalam.Sejujurnya, sikap cuek Agnes membuatnya sangat kesal, tetapi Jimmy memang agak penasaran ke mana Agnes akan pergi."Mau ke mana di akhir pekan ini?""Apakah aku masih harus melapor kalau aku mau pergi?" Agnes mengangkat kelopak matanya dan meliriknya dengan datar."Hari ini aku nggak ada kerjaan, jadi aku berencana pergi bersamamu." Jimmy menatapnya sambil tersenyum samar.Agnes berhenti sejenak sambil makan ro
Agnes juga sedang melihat layar besar itu.Setiap kata dalam berita terdengar jelas di telinga Agnes.Dalam foto tersebut, Jimmy dan ayahnya difoto dengan jelas, serta wanita muda lainnya dan keluarganya ....Bukankah adegan itu jelas merupakan pertemuan antara dua keluarga?Apalagi sepertinya cukup menyenangkan.Pagi ini Jimmy bilang akan keluar, jadi ternyata dia akan bertemu Keluarga Chandra?Dengan apa yang Jimmy lakukan sekarang, mana mungkin Agnes masih memiliki harapan untuk pernikahan ini?Jimmy bilang tidak ingin bercerai, tetapi dia selalu menemukan cara untuk membuat Agnes semakin ingin bercerai.Simon menatap Agnes dari samping. Meskipun dia telah berusaha keras mengendalikan emosinya, sorot matanya masih menunjukkan kesedihan.Simon melirik ke kapal pesiar yang sudah siap tak jauh dari situ dan berkata, "Kalau perasaan nggak enak, pergilah ke laut dan nikmati angin laut."Awalnya Agnes masih mengkhawatirkan hubungannya dengan Simon.Mungkin tidak pantas bagi mereka melaut
"Hati-hati!" Simon memegang tangan Agnes erat-erat seraya bertanya pada staf dengan cemas, "Apa yang terjadi?"Staf di kapal pesiar juga terkejut.Staf bergegas menjawab, "Aku juga nggak tahu! Akan kuperiksa sekarang!"Setelah itu, staf langsung pergi untuk melakukan pemeriksaan.Goyangan hebat itu membuat hati Agnes gugup."Kenapa bisa begini .... Lalu, kenapa aku merasa kapal pesiar ini sedang tenggelam?" Agnes menelan air liur karena ketakutan.Sekarang Agnes harus mengakui bahwa dirinya takut mati.Dikarenakan Agnes sedang hamil.Selain itu, masih ada banyak hal yang ingin dia lakukan. Bagaimana bisa dia mati di sini?Simon juga merasakannya, tetapi supaya tidak membuat Agnes makin takut, dia menghiburnya, "Jangan khawatir, staf sudah pergi periksa! Mungkin akan segera kembali normal ...."Detik berikutnya, kapal pesiar miring sebelah.Agnes yang tidak siaga langsung terempas dari pembatas."Agnes!" Hati Simon menegang dan dia segera meraih tangan Agnes.Namun, sulit bagi Simon unt
"Kenapa kamu bisa ada di sini? Bukankah kamu sedang makan bersama Keluarga Chandra?" tanya Agnes dengan acuh tak acuh.Acara makan Jimmy dengan Keluarga Chandra hari ini telah tersebar.Sebenarnya, itu hanyalah kesalahpahaman.Itu semata-mata adalah pengaturan Matthew.Untuk itu, Jimmy berencana untuk membicarakannya dengan Matthew.Namun, Jimmy tidak akan memberitahukan hal semacam itu pada Agnes.Agnes tidak peduli padanya dan menipunya, untuk apa dia memberi penjelasan pada Agnes?Jimmy menghampiri Agnes dan menatapnya dengan sombong. "Apakah tidak ada yang ingin kamu jelaskan padaku?""Jelaskan apa?" Agnes menatap Jimmy dengan tegas."Bukankah kamu bilang kamu pergi bersama Sally? Dari apa yang aku ketahui, kenapa kamu malah pergi berdua bersama Simon?" tanya Jimmy dengan ekspresi dingin.Seluruh kemarahan Jimmy terpapar di wajahnya.Namun, kemarahan Jimmy sangat konyol di mata Agnes.Agnes menjawab dengan cuek, "Kamu bisa makan bersama wanita lain, kenapa aku tidak boleh pergi ber
"Setelah Nyonya jatuh ke dalam laut, Tuan Muda langsung melompat ke laut untuk menyelamatkan Nyonya ...."Ucapan kepala pelayan membuat Agnes gugup."Apa? Dia melompat ke laut untuk menyelamatkanku?" Agnes sangat terkejut.Tak terpikirkan oleh Agnes bahwa Jimmy akan mengambil risiko untuk menyelamatkannya.Agnes juga tidak menemukan rasa khawatir di wajah Jimmy ketika berada di rumah sakit.Sebaliknya, Jimmy langsung menuntut.Bagaimana bisa ....Agnes mengira dirinya diselamatkan oleh staf perusahaan kapal pesiar.Kepala pelayan mengangguk. "Ya, Nyonya nggak tahu? Setelah menyelamatkan Nyonya dari laut, Tuan Muda segera mengantar Nyonya ke rumah sakit dan nggak mau meninggalkan Nyonya ...."Kepala pelayan berpikir hubungan mereka akan menjadi lebih baik setelah apa yang dilakukan oleh Jimmy.Tak disangka ... tetap tidak ada kemajuan.Keterkejutan dalam hati Agnes tidak kunjung mereda setelah mendengar ucapan kepala pelayan.Tangan Agnes yang berada di kedua sisi pun terkepal.Mengapa
"Kalau ada apa-apa, bicarakan besok pagi saja? Tuan Muda Jimmy ...."Namun, usaha kepala pelayan sia-sia.Jimmy menendang pintu kamar Matthew hingga terbuka dengan ekspresi galak.Kepala pelayan berdiri di samping dan tidak berani bersuara. Dahinya dibasahi keringat.Matthew terbangun karena suara nyaring itu.Matthew bangkit duduk di ranjang dan menoleh ke arah pintu dengan panik.Begitu melihat Jimmy, ekspresi Matthew langsung menjadi masam dan dia menegurnya, "Malam-malam begini, apa kamu sudah gila?""Kamu yang gila atau aku?" Jimmy melangkah ke dalam dengan ekspresi kosong dan aura tajam."Tuan Matthew, aku nggak bisa menghentikan Tuan Muda Jimmy ...." Kepala pelayan berdiri di samping dengan lesu dan ekspresi bersalah.Matthew memijat kepalanya yang sakit, lalu melambaikan tangan agar kepala pelayan pergi.Kepala pelayan pun menutup pintu kamar.Suasana kamar sangat hening, tetapi justru membuat orang tercekam."Jimmy, siapa yang membolehkanmu menerobos ke kamarku!" Matthew memel
Hanna langsung membuka mata dan tiba-tiba merasa gugup.Tatapan Jimmy yang gelap membuatnya sangat panik."Jimmy, kenapa, kenapa kamu bertanya begini?""Bukankah kamu mengirim pesan pada pria itu bahwa kamu melakukan hal-hal bodoh karena dibuat patah hati olehku? Dari apa yang kudengar, kamu sepertinya menyalahkanku?" Jimmy menatap Hanna sambil tersenyum sinis.Hanna segera menggelengkan kepala dan menjelaskan, "Bukan! Jimmy, bukan begitu! Bagaimana mungkin aku menyalahkanmu ....""Nggak peduli iya atau bukan, terimalah uang ini," kata Jimmy seraya mengeluarkan selembar cek yang telah diisi dari dalam saku.Kemudian, Jimmy melemparkan cek itu kepada Hanna.Hanna tercengang dan masih berlinang air mata. "Apa maksudmu?""Hari itu, kakakku membuatmu kehilangan pekerjaan di restoran dan ini mungkin berdampak pada perasaanmu. Jadi, Keluarga Hino akan menanggung biaya pengobatan dan pemeliharaanmu ke depannya," ucap Jimmy dengan nada profesional.Darah di sekujur tubuh Hanna tiba-tiba mendin
"Maaf sudah membawakan masalah untukmu." Simon berdiri dan menatap Agnes dengan perasaan bersalah.Agnes justru tidak tahu harus bagaimana menanggapi permintaan maaf Simon. Agnes menggelengkan kepala dan berkata, "Untuk apa kamu minta maaf padaku? Orang yang seharusnya minta maaf padaku adalah dalang yang ingin menjatuhkanku."Sambil berbicara, tatapan Agnes menjadi dingin.Simon mengangguk. "Ya, sudah saatnya menjalankan rencana kita."Kemudian, Simon melirik jam dinding dan berkata, "Ayo, kita rapat dulu.""Baik." Agnes berjalan ke arah meja untuk mengambil semua dokumen yang dibutuhkan dalam rapat hari ini, lalu mengikuti Simon meninggalkan kantor.Setengah jam kemudian, di ruang rapat.Semua orang sudah hadir dan memusatkan perhatian pada layar besar.Simon berdiri di samping layar dan memandang semua orang, lalu berkata, "Demi adil, penentuan penanggung jawab pusat musik kali ini akan kuserahkan pada kalian semua.""Kali ini, ada 18 desainer yang mengumpulkan karya desain. Dari se
"Kejahatanmu karena kekejaman Jordan. Jadi, aku bisa memaafkanmu. Jordan-lah yang gila. Dia takut kejahatannya terungkap, jadi dia mengurungmu. Demi mendapatkan apa yang diinginkannya, dia juga mengendalikan ayahnya." Clara menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya."Aku nggak tahu berapa banyak orang yang akan dia sakiti kalau dia terus seperti ini. Kemampuanku nggak cukup, tapi setidaknya aku akan mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan orang-orang yang dia sakiti. Nggak boleh membiarkan orang lain dirugikan demi ambisi dia."Yuri menatap Clara tanpa mengucapkan sepatah kata pun, seolah dia sedang menilai apakah perkataan Clara bisa dipercaya.Setelah beberapa saat, dia berbicara lagi, "Tapi, kalau kamu melakukan ini, apakah kamu nggak takut Jordan membalaskan dendam padamu? Kalau kamu melawannya, dia nggak akan mengampunimu.""Biarpun patuh padanya, aku tetap terjebak di dalam sangkar. Daripada begitu, aku lebih memilih melepaskan diri dari sangkar itu. Sekalipun aku harus membaya
Begitu sampai di dekat ruang duka, dia melihat sosok itu.Simon terlihat tidak berdaya dan sangat bingung.Kecelakaan ini pasti membuat Simon terpukul."Simon, ayo makan dulu." Bibi Rina berjalan ke ruang duka dan berkata dengan lembut.Baru saat itulah Simon menyadari kehadiran Bibi Rina. Dia perlahan menoleh untuk melihatnya, lalu menggelengkan kepalanya, "Aku nggak punya nafsu makan sekarang, nanti saja.""Kamu belum makan apa pun sejak tadi malam. Kalau terus begini, mana tahan? Bukankah kamu mau menemani Sily di sini? Kalau terus seperti ini, kamu nggak bakal tahan," bujuk Bibi Rina dengan sedih.Nasib sungguh kejam pada anaknya.Kenapa Simon tidak bisa hidup lebih bahagia?"Aku benar-benar nggak bernafsu makan ... kalau nggak, letakkan di sini dulu." Simon tampak seperti kehabisan energi.Meski Bibi Rina merasa prihatin, dia juga tahu bahwa saat ini Simon mungkin ingin sendiri.Oleh karena itu, Bibi Rina tidak berkata apa-apa lagi. Setelah dia meletakkan makanan, dia pun pergi.D
Melihat jam tangan dan catatan ini, Simon tidak bisa lagi menahan air matanya.Air mata pria dewasa itu tiba-tiba mengalir deras seperti mutiara pecah.Dia mengatakan bahwa dia seperti gasing, yang terus-menerus berputar di sekeliling Simon.Faktanya, dia benar-benar melakukan itu.Dia selalu berusaha melakukan sesuatu untuk Simon.Dia juga mengatakan bahwa dia tidak punya tujuan lain selain membuat Simon bahagia dan memberi tahu Simon bahwa di dunia ini Simon juga tak tergantikan di hati beberapa orang.Sekarang, gasing itu tidak lagi berputar dan tidak akan ada lagi orang yang berputar di sekeliling Simon dan mengatakan bahwa dia ingin Simon lebih bahagia.Dia juga berpikir untuk melakukan sesuatu untuk Sily.Tapi, sebelum dia melakukan apa pun, takdir sudah merampas kesempatan itu darinya."Karena dia memberikannya padamu, terima saja. Ini bisa dianggap ... benda terakhir yang Sily tinggalkan untukmu," kata Jimmy dengan suara tercekat.Adik sepupunya tidak pernah benar-benar merasak
Mata yang merah karena tidak tidur sepanjang malam itu penuh dengan harapan yang membara.Betapa dia berharap panggilan telepon ini akan membawa kabar baik baginya."Ada berita tentang Sily dari kantor polisi." Jimmy yang menelepon."Benarkah? Apa Sily sudah ditemukan?" Simon bertanya dengan penuh semangat."Ya, sudah ditemukan." Suara Jimmy terdengar agak aneh."Lalu di mana dia sekarang? Apakah dia di kantor polisi? Atau di mana?" tanya Simon lagi."Di rumah sakit. "Ada nada berat yang tak terlihat dalam nada bicara Jimmy."Kenapa dia berada di rumah sakit? Dia ...." Simon hanya ingin bertemu Sily secepatnya, jadi dia hanya berkata, "Rumah sakit yang mana? Aku pergi ke sana sekarang."Kalau dia ada pertanyaan, belum terlambat untuk bertanya langsung pada Sily saat melihat Sily."Rumah Sakit Taren. Kemarilah, kutunggu di lobi.""Oke." Simon berdiri sambil menutup panggilan telepon.Ketegangan wajahnya akhirnya mengendur dan kerutan di dahinya mengendur, "Sily sudah ditemukan. Aku akan
Sily mengangguk dengan tegas, "Tentu saja! Aku melihat sebuah album foto di kantor Simon terakhir kali, album foto itu berisi beberapa foto dia ketika masih kecil."Pada saat ini, dia merendahkan suaranya dan berkata dengan canggung, "Aku juga diam-diam mengambil dua lembar foto, jadi aku nggak akan salah kenal orang."Mata Bibi Rina perlahan memerah, emosi kompleks muncul di hatinya.Dia menunduk dan bergumam pada diri sendiri, "Bagus sekali ... bagus sekali!"Simon seharusnya adalah anaknya!Dia selalu membenci nasibnya.Tapi, kini dia sedikit bersyukur pada takdir yang mengizinkannya bertemu dengan anaknya seperti ini.Meski pertemuan ini agak terlambat, tapi tetap saja terjadi.Syukurlah, putranya masih hidup ....Ini benar-benar kejutan terbaik yang disiapkan oleh takdir!"Bibi Rina, apa yang kamu bicarakan? Kenapa hari ini Bibi aneh?" Sily bertanya dengan bingung.Bibi Rina mengangkat tangannya, mengusap matanya yang basah, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada apa-apa,
Arlyn tidak tahu bagaimana menjawab perkataan Jared, jadi dia tanpa sadar mempercepat langkahnya menuju tempat parkir.Setelah mengantar Arlyn pulang, Jared mulai mengurus beberapa hal yang berkaitan dengan Arlyn terlebih dahulu.Pertama-tama adalah beberapa duta merek milik Arlyn.Dia menghubungi Jimmy terlebih dahulu dan mengatakan bahwa dia memiliki sesuatu yang penting untuk dibicarakan dengan Jimmy.Jimmy memintanya untuk pergi kapan saja.Saat Jared tiba, Jimmy sedang membaca dokumen di kantor.Melihat dia datang, Jimmy bertanya, "Hal penting apa yang ingin kamu bicarakan dengan aku?""Tentang duta merek Arlyn ...." kata Jared sebelum Jimmy selesai berbicara.Jimmy berhenti membaca dokumen dan menyela Jared, "Untuk urusan inikah kamu datang ke sini?""Tentu saja! Duta merek milik Arlyn saat ini hampir dibatalkan semuanya! Aku harus membantunya mendapatkan kembali beberapa! Yang paling mudah kudapatkan kembali tentu saja adalah perusahaanmu!""Berdasarkan persahabatan kita, seharu
Arlyn pun tersenyum pahit, "Kembali ke puncak kejayaan? Sepertinya itu nggak mudah 'kan. Mungkin aku nggak akan bisa menghasilkan uang untuk membayar biaya pembatalan kontrak yang kamu bayar.""Arlyn yang kulihat selalu sangat percaya diri. Sekarang, apakah kamu nggak percaya diri sama sekali? Kalau kamu nggak percaya pada diri sendiri, kenapa nggak mencoba untuk percaya padaku sekali saja?" Jared melipat tangan di dada dengan penuh tekad dan percaya diri.Arlyn sedikit terharu, keraguan terpampang di wajahnya."Aku nggak akan membuat janji dengan mudah, tapi begitu aku membuat janji, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menepatinya." Ekspresi Jared tetap serius seperti biasanya.Saat itulah mata Arlyn bertemu dengan mata Jared dan mata Arlyn terasa perih."Seharusnya kamu sudah melihat beritanya, lalu kamu ... kenapa kamu nggak menjauh dariku seperti orang-orang itu?" tanya Arlyn sedikit risih.Setelah berita itu menyebar, pandangan banyak orang berubah saat melihatnya.Meskipun bebe
Melihat Arlyn diabaikan oleh perusahaan, wajah Ressy penuh kegembiraan, "Sepertinya perusahaan nggak memilih untuk menyelamatkanmu?"Arlyn tidak berniat menjawab dan hendak pergi tanpa menoleh.Bagaimana mungkin Ressy melewatkan kesempatan besar ini untuk mengejek Arlyn?Dia langsung menghalangi jalan Arlyn dan mencibir, "Dulu, kamu adalah tulang punggung perusahaan. Nggak masalah kalau kamu sombong. Tapi, sekarang ... kenapa kamu masih saja bersikap sombong?""Tiba-tiba aku penasaran ...." Senyuman menghina di wajah Ressy semakin dalam, "Kalau kamu menjadi gila dalam beberapa tahun, apakah sifatmu masih sama seperti ini?"Tangan Arlyn terkepal pelan.Perasaan ditusuk lukanya sungguh tidak nyaman.Tapi, tempat ini adalah perusahaan, dia tidak ingin membuat keributan besar, apalagi kehilangan kendali emosinya karena orang seperti Ressy."Apakah kamu memang suka menyodok luka orang lain?" Arlyn menatap Ressy tanpa ekspresi.Ressy tersenyum dingin, "Apa maksudmu? Aku hanya penasaran. Kare
Detik berikutnya, dia mengulurkan tangan dan memeluk Jordan lagi, "Syukurlah! Jordan, aku sangat menyesal kehilangan anak itu. Anak ini adalah kompensasi dan hadiah terbaik yang diberikan takdir kepada kita!""Ya, itu memang hadiah yang sangat bagus." Jordan melihat dia sangat bahagia sehingga hanya bisa mengiakan.Sebenarnya, dia sepertinya ... tidak terlalu bahagia dengan kedatangan anak ini.Sebab, Clara bilang biarpun dia melahirkan anak tersebut, warisan Keluarga Patrice tidak akan hubungannya dengan Jordan.Biarpun tak ada kegembiraan, dia tetap berharap anak tersebut bisa terlahir dengan selamat.Karena sudah hamil maka dia tidak boleh menelantarkan anak itu.Dia masih bisa melakukan ini.Karena ambil dia sebagai contoh, bukankah dia ditinggalkan oleh keluarganya sejak kecil?"Kamu sangat bahagia setelah hamil, tapi aku mengabaikanmu karena terlalu sibuk, jadi ... kamu agak kesal, kamu merajuk dan kembali ke Keluarga Patrice." Jordan membuat alasan itu untuk pertanyaan Clara tad