Jordan juga melihat adegan ini, tapi dia hanya melihatnya, sama sekali tidak berniat untuk memeriksa kondisi Yuri.Yuri dengan kecewa menatap pria yang sedang berjalan keluar dari ruangan ini selangkah demi selangkah, yang sama seperti berjalan keluar dari hatinya selangkah demi selangkah."Jordan, aku pasti akan membuatmu kehilangan segalanya!" Yuri diam-diam mengatakan ini di dalam hatinya.Karena dia sudah tidak akan kehilangan apa-apa lagi.Dia akan menarik Jordan ke neraka jika harus mempertaruhkan nyawanya.Jordan kembali menemui kepala rumah sakit setelah keluar dari ruangan Yuri.Apa yang dia katakan masih sama.Mereka harus mengawasi Yuri dengan baik dan jangan sampai dia melarikan diri.Jordan pergi ke rumah Keluarga Patrice setelah meninggalkan rumah sakit jiwa.Keluarga Patrice yang saat ini berbeda dengan sebelumnya.Semua hal yang dimiliki Keluarga Patrice adalah miliknya sekarang.Karena Clara susah untuk dibujuk, maka dia hanya bisa menggunakan cara yang lebih keras.Jo
"Apa maksudmu?" Agnes pura-pura bodoh.Erick tiba-tiba berjalan dengan perlahan ke arahnya sambil menatap Agnes lekat-lekat, seolah-olah ingin melihat ke dalam hatinya."Kamu muntah?" tanya Erick sambil menatap perutnya.Reaksinya benar-benar sangat mirip seperti wanita hamil yang sedang mual.Dia pernah makan daging ikan meski tidak pernah melihat ikan berlari.Bukankah wanita-wanita yang sedang hamil di dalam drama juga muntah seperti ini?"Perutku selalu sakit dan sering terasa mual," ujar Agnes yang segera mencari alasan.Erick pada dasarnya adalah orang yang sangat suka merasa curiga.Dia tidak mudah untuk dibodohi."Perutmu sakit? Kalau begitu aku akan panggil dokter untuk memeriksamu," ujar Erick sambil mengeluarkan ponselnya untuk menelepon dokter.Hati Agnes menegang dan jantungnya berdetak dengan cepat.Dia ingin memanggil dokter?Hal itu tidak boleh sampai terjadi!Hal ini sama sekali tidak bisa dirahasiakan begitu dokter datang.Hanya saja, Erick malah akan makin merasa cur
Agnes tidak ingin memedulikan Erick lagi, dia langsung berbalik dan naik ke lantai atas.Erick kembali menatap mangkuk mie ini setelah Agnes pergi.Sudah berapa lama ... dia tidak makan mie?Sepertinya sejak kematian Merry.Karena Merry paling pandai memasak mie.Merry akan memasak mie setiap kali dia merasa lapar dan pergi ke tempat Merry untuk menumpang makan dulu.Mungkin karena sudah terbiasa memakan mie yang dimasak Merry.Erick juga pernah memakan mie di tempat lain.Hanya saja rasanya berbeda.Hal ini membuatnya perlahan-lahan tidak suka memakan mie.Awalnya Erick ingin menyuruh Bibi Rina untuk membuang mangkuk mie di hadapannya, tapi perutnya keroncongan pada saat ini.Lupakan saja, dia akan mencoba mie buatan wanita ini.Erick tanpa ragu-ragu mengambil garpu, menggigit mie dan memasukkannya ke dalam tubuhnya, kemudian mengunyahnya dengan perlahan.Tiba-tiba Erick merasakan rasa dari mie ini.Tidak disangka ... rasa mie ini sama dengan buatan Merry.Erick tanpa sadar memakan le
Ucapan ini langsung membuat Irene merasa cemas."Apa yang sebenarnya telah terjadi? Apakah nggak boleh dikatakan di hadapanku? A ... aku juga mau tahu kondisiku."Dokter tersenyum tipis, "Biarkan Pak Jimmy memberi tahu situasi spesifiknya padamu."Tentu saja Jimmy mengetahui bahwa dokter ingin mengatakan sesuatu padanya dan tidak bisa dikatakan di hadapan Irene.Dia menenangkan Irene dan membawa dokter ke ruang kerjanya.Jimmy berinisiatif untuk bertanya setelah menutup pintu, "Bagaimana kondisinya?"Dokter menatap Jimmy dengan serius, "Dia nggak amnesia.""Apa?" Jimmy sama sekali tidak menyangka bahwa dokter akan membuat diagnosis seperti ini."Benar, dia sama sekali nggak amnesia berdasarkan pengalamanku selama bertahun-tahun dan berbagai diagnosis. Lebih tepatnya dia sedang pura-pura amnesia," ucap dokter dengan yakin.Jimmy mengerutkan keningnya dengan ekspresi rumit.Lelucon Jared pada hari itu terlintas di dalam benaknya.Jared mengatakan, orang ini tidak mungkin bukan Agnes, 'ka
Benny yang tubuhnya berlumuran darah dibawa masuk ke dalam ruang operasi pada satu jam kemudian.Sally benar-benar merasa sangat cemas.Dia masih terus mengulang adegan itu di dalam benaknya.Air mata Sally menggenang pada saat berikutnya. Sebuah emosi yang tidak nyaman menyelimuti dirinya sampai membuatnya tidak bisa bernapas.Semua orang mengatakan bahwa hanya orang yang sangat mencintaimu akan memilih untuk melindungimu di saat-saat berbahaya.Benny memang memilih untuk melindunginya pada saat berbahaya itu.Hanya saja, Sally tidak berharap dia melakukannya!Sally berharap orang yang terluka adalah dirinya daripada melihat Benny terbaring di sana.Hal yang tidak Sally ketahui adalah ada seseorang yang sedang menelepon tidak jauh dari tempat terjadinya kecelakaan tidak lama kemudian.Orang ini sedang menelepon Jayden."Pak Jayden, rencana berhasil. Kondisi Benny ... sepertinya nggak terlalu baik kalau dilihat dari situasi tempat terjadinya kecelakaan."Jayden sedang dengan perlahan m
Terdapat ekspresi tidak terima di wajah Lenna, tapi dia segera mengangkat dagunya, "Bagaimana denganmu? Atas dasar apa kamu tinggal di sini?""Karena aku bayar seluruh pengobatannya dan mempekerjakan perawat terbaik. Bisakah kamu melakukan hal ini kalau aku menyerahkan Benny padamu?" tanya Sally dengan percaya diri.Dia tidak pernah ingin menggunakan uang untuk menekan orang lain.Dia bahkan tidak ingin menunjukkan rasa superioritas karena kekayaannya saat ini.Hanya saja semua ini berbeda saat berhadapan dengan orang seperti Lenna.Benar saja, ucapan Sally membuat ekspresi Lenna langsung berubah."Jangan sombong meski punya uang! Sally, kamu kira kamu sangat hebat! Orang-orang bilang kalau semua yang kamu miliki saat ini semuanya karena bantuan Benny!""Benny bisa membantumu saat itu karena dia menganggapmu sebagai pengganti! Jadi, kamu mendapatkan semua ini berkatku! Apa yang kamu banggakan?"Sally tersenyum tipis dengan acuh tak acuh, "Benar, mungkin dulu dia anggap aku jadi penggan
Irene masih merasa takut di dalam hatinya, tapi dia berpikiran dengan terbuka karena Jimmy sudah berkata seperti ini.Seorang dokter yang mengenakan jas putih berjalan mendekat pada saat ini dan bertanya, "Apakah dia adalah Nona Agnes?"Jimmy mengangguk, "Benar.""Halo, dokter," sapa Irene dengan sopan."Nona Agnes, silakan ikut denganku," ujar dokter sambil memiringkan badannya dan menunjuk sebuah ruang operasi.Ini adalah ruang operasi dengan model terbuka dan terdapat jendela kaca di seluruh bagiannya.Mereka berdiri di luar jendela kaca dan bisa melihat pemandangan di dalam ruang operasi dengan jelas."Jimmy, aku ketakutan ...." Irene berkata sambil menatap Jimmy dengan manja.Dokter kembali berkata pada saat ini, "Nona Agnes, terapi kejut listrik sangat aman. Terapi ini menggunakan gelombang listrik untuk menstimulasi otak dan saraf, sehingga seseorang bisa mengingat kembali masa lalu.""Tingkat keberhasilan pasien amnesia berhasil mendapatkan kembali ingatannya mencapai 90%. Jadi
Terdapat ekspresi terkejut di wajah Jared setelah mendengar Jimmy menceritakan masalah ini padanya."Nggak disangka benar-benar ada hal nggak masuk akal di dunia ini?" Sudut mulut Jared bergerak.Jimmy tidak ingin mengatakan apa pun dan hanya terus minum arak tanpa henti.Awalnya dia merasa sangat senang karena telah menemukan Agnes.Siapa sangka orang yang dia temukan adalah Agnes yang palsu!Jimmy merasa sedih dan bersalah di dalam hatinya saat memikirkan hal ini.Hal ini sama saja dengan menyia-nyiakan banyak waktu yang bisa digunakan untuk mencari Agnes!Mungkin saja Agnes telah mengalami banyak penderitaan selama beberapa waktu ini.Dia bahkan tidak tahu Agnes berada di mana sekarang.Benar-benar tidak tahu."Mulut wanita itu cukup rapat? Dia masih nggak bilang apa-apa setelah ditanya sampai sekarang?" tanya Jared dengan bingung.Jimmy mengangguk dengan pelan.Dokter baru saja mengirim pesan padanya pada beberapa menit yang lalu.Irene sudah pingsan di atas meja operasi.Meski sep
"Kejahatanmu karena kekejaman Jordan. Jadi, aku bisa memaafkanmu. Jordan-lah yang gila. Dia takut kejahatannya terungkap, jadi dia mengurungmu. Demi mendapatkan apa yang diinginkannya, dia juga mengendalikan ayahnya." Clara menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya."Aku nggak tahu berapa banyak orang yang akan dia sakiti kalau dia terus seperti ini. Kemampuanku nggak cukup, tapi setidaknya aku akan mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan orang-orang yang dia sakiti. Nggak boleh membiarkan orang lain dirugikan demi ambisi dia."Yuri menatap Clara tanpa mengucapkan sepatah kata pun, seolah dia sedang menilai apakah perkataan Clara bisa dipercaya.Setelah beberapa saat, dia berbicara lagi, "Tapi, kalau kamu melakukan ini, apakah kamu nggak takut Jordan membalaskan dendam padamu? Kalau kamu melawannya, dia nggak akan mengampunimu.""Biarpun patuh padanya, aku tetap terjebak di dalam sangkar. Daripada begitu, aku lebih memilih melepaskan diri dari sangkar itu. Sekalipun aku harus membaya
Begitu sampai di dekat ruang duka, dia melihat sosok itu.Simon terlihat tidak berdaya dan sangat bingung.Kecelakaan ini pasti membuat Simon terpukul."Simon, ayo makan dulu." Bibi Rina berjalan ke ruang duka dan berkata dengan lembut.Baru saat itulah Simon menyadari kehadiran Bibi Rina. Dia perlahan menoleh untuk melihatnya, lalu menggelengkan kepalanya, "Aku nggak punya nafsu makan sekarang, nanti saja.""Kamu belum makan apa pun sejak tadi malam. Kalau terus begini, mana tahan? Bukankah kamu mau menemani Sily di sini? Kalau terus seperti ini, kamu nggak bakal tahan," bujuk Bibi Rina dengan sedih.Nasib sungguh kejam pada anaknya.Kenapa Simon tidak bisa hidup lebih bahagia?"Aku benar-benar nggak bernafsu makan ... kalau nggak, letakkan di sini dulu." Simon tampak seperti kehabisan energi.Meski Bibi Rina merasa prihatin, dia juga tahu bahwa saat ini Simon mungkin ingin sendiri.Oleh karena itu, Bibi Rina tidak berkata apa-apa lagi. Setelah dia meletakkan makanan, dia pun pergi.D
Melihat jam tangan dan catatan ini, Simon tidak bisa lagi menahan air matanya.Air mata pria dewasa itu tiba-tiba mengalir deras seperti mutiara pecah.Dia mengatakan bahwa dia seperti gasing, yang terus-menerus berputar di sekeliling Simon.Faktanya, dia benar-benar melakukan itu.Dia selalu berusaha melakukan sesuatu untuk Simon.Dia juga mengatakan bahwa dia tidak punya tujuan lain selain membuat Simon bahagia dan memberi tahu Simon bahwa di dunia ini Simon juga tak tergantikan di hati beberapa orang.Sekarang, gasing itu tidak lagi berputar dan tidak akan ada lagi orang yang berputar di sekeliling Simon dan mengatakan bahwa dia ingin Simon lebih bahagia.Dia juga berpikir untuk melakukan sesuatu untuk Sily.Tapi, sebelum dia melakukan apa pun, takdir sudah merampas kesempatan itu darinya."Karena dia memberikannya padamu, terima saja. Ini bisa dianggap ... benda terakhir yang Sily tinggalkan untukmu," kata Jimmy dengan suara tercekat.Adik sepupunya tidak pernah benar-benar merasak
Mata yang merah karena tidak tidur sepanjang malam itu penuh dengan harapan yang membara.Betapa dia berharap panggilan telepon ini akan membawa kabar baik baginya."Ada berita tentang Sily dari kantor polisi." Jimmy yang menelepon."Benarkah? Apa Sily sudah ditemukan?" Simon bertanya dengan penuh semangat."Ya, sudah ditemukan." Suara Jimmy terdengar agak aneh."Lalu di mana dia sekarang? Apakah dia di kantor polisi? Atau di mana?" tanya Simon lagi."Di rumah sakit. "Ada nada berat yang tak terlihat dalam nada bicara Jimmy."Kenapa dia berada di rumah sakit? Dia ...." Simon hanya ingin bertemu Sily secepatnya, jadi dia hanya berkata, "Rumah sakit yang mana? Aku pergi ke sana sekarang."Kalau dia ada pertanyaan, belum terlambat untuk bertanya langsung pada Sily saat melihat Sily."Rumah Sakit Taren. Kemarilah, kutunggu di lobi.""Oke." Simon berdiri sambil menutup panggilan telepon.Ketegangan wajahnya akhirnya mengendur dan kerutan di dahinya mengendur, "Sily sudah ditemukan. Aku akan
Sily mengangguk dengan tegas, "Tentu saja! Aku melihat sebuah album foto di kantor Simon terakhir kali, album foto itu berisi beberapa foto dia ketika masih kecil."Pada saat ini, dia merendahkan suaranya dan berkata dengan canggung, "Aku juga diam-diam mengambil dua lembar foto, jadi aku nggak akan salah kenal orang."Mata Bibi Rina perlahan memerah, emosi kompleks muncul di hatinya.Dia menunduk dan bergumam pada diri sendiri, "Bagus sekali ... bagus sekali!"Simon seharusnya adalah anaknya!Dia selalu membenci nasibnya.Tapi, kini dia sedikit bersyukur pada takdir yang mengizinkannya bertemu dengan anaknya seperti ini.Meski pertemuan ini agak terlambat, tapi tetap saja terjadi.Syukurlah, putranya masih hidup ....Ini benar-benar kejutan terbaik yang disiapkan oleh takdir!"Bibi Rina, apa yang kamu bicarakan? Kenapa hari ini Bibi aneh?" Sily bertanya dengan bingung.Bibi Rina mengangkat tangannya, mengusap matanya yang basah, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada apa-apa,
Arlyn tidak tahu bagaimana menjawab perkataan Jared, jadi dia tanpa sadar mempercepat langkahnya menuju tempat parkir.Setelah mengantar Arlyn pulang, Jared mulai mengurus beberapa hal yang berkaitan dengan Arlyn terlebih dahulu.Pertama-tama adalah beberapa duta merek milik Arlyn.Dia menghubungi Jimmy terlebih dahulu dan mengatakan bahwa dia memiliki sesuatu yang penting untuk dibicarakan dengan Jimmy.Jimmy memintanya untuk pergi kapan saja.Saat Jared tiba, Jimmy sedang membaca dokumen di kantor.Melihat dia datang, Jimmy bertanya, "Hal penting apa yang ingin kamu bicarakan dengan aku?""Tentang duta merek Arlyn ...." kata Jared sebelum Jimmy selesai berbicara.Jimmy berhenti membaca dokumen dan menyela Jared, "Untuk urusan inikah kamu datang ke sini?""Tentu saja! Duta merek milik Arlyn saat ini hampir dibatalkan semuanya! Aku harus membantunya mendapatkan kembali beberapa! Yang paling mudah kudapatkan kembali tentu saja adalah perusahaanmu!""Berdasarkan persahabatan kita, seharu
Arlyn pun tersenyum pahit, "Kembali ke puncak kejayaan? Sepertinya itu nggak mudah 'kan. Mungkin aku nggak akan bisa menghasilkan uang untuk membayar biaya pembatalan kontrak yang kamu bayar.""Arlyn yang kulihat selalu sangat percaya diri. Sekarang, apakah kamu nggak percaya diri sama sekali? Kalau kamu nggak percaya pada diri sendiri, kenapa nggak mencoba untuk percaya padaku sekali saja?" Jared melipat tangan di dada dengan penuh tekad dan percaya diri.Arlyn sedikit terharu, keraguan terpampang di wajahnya."Aku nggak akan membuat janji dengan mudah, tapi begitu aku membuat janji, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menepatinya." Ekspresi Jared tetap serius seperti biasanya.Saat itulah mata Arlyn bertemu dengan mata Jared dan mata Arlyn terasa perih."Seharusnya kamu sudah melihat beritanya, lalu kamu ... kenapa kamu nggak menjauh dariku seperti orang-orang itu?" tanya Arlyn sedikit risih.Setelah berita itu menyebar, pandangan banyak orang berubah saat melihatnya.Meskipun bebe
Melihat Arlyn diabaikan oleh perusahaan, wajah Ressy penuh kegembiraan, "Sepertinya perusahaan nggak memilih untuk menyelamatkanmu?"Arlyn tidak berniat menjawab dan hendak pergi tanpa menoleh.Bagaimana mungkin Ressy melewatkan kesempatan besar ini untuk mengejek Arlyn?Dia langsung menghalangi jalan Arlyn dan mencibir, "Dulu, kamu adalah tulang punggung perusahaan. Nggak masalah kalau kamu sombong. Tapi, sekarang ... kenapa kamu masih saja bersikap sombong?""Tiba-tiba aku penasaran ...." Senyuman menghina di wajah Ressy semakin dalam, "Kalau kamu menjadi gila dalam beberapa tahun, apakah sifatmu masih sama seperti ini?"Tangan Arlyn terkepal pelan.Perasaan ditusuk lukanya sungguh tidak nyaman.Tapi, tempat ini adalah perusahaan, dia tidak ingin membuat keributan besar, apalagi kehilangan kendali emosinya karena orang seperti Ressy."Apakah kamu memang suka menyodok luka orang lain?" Arlyn menatap Ressy tanpa ekspresi.Ressy tersenyum dingin, "Apa maksudmu? Aku hanya penasaran. Kare
Detik berikutnya, dia mengulurkan tangan dan memeluk Jordan lagi, "Syukurlah! Jordan, aku sangat menyesal kehilangan anak itu. Anak ini adalah kompensasi dan hadiah terbaik yang diberikan takdir kepada kita!""Ya, itu memang hadiah yang sangat bagus." Jordan melihat dia sangat bahagia sehingga hanya bisa mengiakan.Sebenarnya, dia sepertinya ... tidak terlalu bahagia dengan kedatangan anak ini.Sebab, Clara bilang biarpun dia melahirkan anak tersebut, warisan Keluarga Patrice tidak akan hubungannya dengan Jordan.Biarpun tak ada kegembiraan, dia tetap berharap anak tersebut bisa terlahir dengan selamat.Karena sudah hamil maka dia tidak boleh menelantarkan anak itu.Dia masih bisa melakukan ini.Karena ambil dia sebagai contoh, bukankah dia ditinggalkan oleh keluarganya sejak kecil?"Kamu sangat bahagia setelah hamil, tapi aku mengabaikanmu karena terlalu sibuk, jadi ... kamu agak kesal, kamu merajuk dan kembali ke Keluarga Patrice." Jordan membuat alasan itu untuk pertanyaan Clara tad