Hati Irene gedebuk terkejut.Kata-kata Jimmy pasti mengandung makna lain.Akan tetapi, meskipun Jimmy sudah menebaknya bahwa kejadian Agnes terjatuh dari kuda berkaitan dengannya, lalu kenapa?Dia sudah memusnahkan bukti yang harus dimusnahkan. Apa yang bisa Jimmy lakukan padanya?Irene mengangkat dagu dan berkata dengan cuek, "Kenapa Pak Jimmy juga bisa menyindir seperti ini?"Petugas itu menatap Jimmy, lalu mengalihkan pandangan ke arah Irene. Dia selalu merasa sepertinya tidak cocok untuk terus berdiri diam di sini, sehingga berkata, "Nona Irene, kalau nggak apa-apa, aku mundur dulu.""Ya." Setelah mengiakannya dengan tenang, Irene menoleh ke arah Jimmy lagi, "Aku nggak mengerti, apa sebenarnya yang mau kamu katakan.""Nggak mengerti? Kalau begitu, aku terpaksa harus mengingatkan kamu." Habis bicara, Jimmy mengayunkan cambuk di genggamannya. Kuda melompat, lalu berlari ke arah Irene.Saat melihat adegan ini, wajah Irene pucat karena ketakutan."Jimmy! Apa kamu sudah gila? Hentikan!
Yuri dengan marah menggigit leher Jordan.Jordan mengernyit kesakitan karena gigitan ini dan mendorong Yuri dengan kuat.Jordan memegang lehernya yang berdarah dan menatap Yuri.Tatapan ini penuh dengan tatapan jijik.Sudah tidak ada tatapan hangat dan memanjakan seperti sebelumnya lagi."Jangan seperti orang gila!"Yuri terjatuh di lantai dengan ekspresi sedih, sakit, marah dan tidak berdaya di wajahnya.Jordan memberi perintah kepada anak buahnya setelah meninggalkan studio fotografi, "Awasi wanita ini baik-baik dan jangan biarkan dia muncul di hadapan Nyonya Muda.""Baik, Pak Jordan."Mobil dengan melaju dan dengan perlahan meninggalkan studio fotografi.Jordan melihat studio fotografi yang semakin lama semakin jauh melalui kaca spion dan akhirnya terdapat sedikit gelombang di dalam matanya.Hanya saja segera digantikan dengan tatapan dingin.Tidak mungkin ada kedua hal yang menguntungkan dalam kehidupan ini.Jika kamu sangat ingin mengejar sesuatu, maka kamu pasti akan berjuang den
"Paman ...." Agnes tidak tahu harus melakukan apa pada saat ini.Dia tidak menyangka Matthew yang dulunya begitu sombong akan bertindak seperti ini.Terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa pada saat ini.Agnes menoleh dan kebetulan melihat wajah yang familiar."Kenapa kamu seperti ini! Cepat berdiri! Cepat berdiri!" Jimmy datang ke sisi Matthew dan menariknya untuk berdiri.Dia sekali lagi melihat ketekadan Agnes dalam masalah ini.Matthew bahkan sampai berlutut dan memohon padanya, tapi dia tetap tidak ingin bersama dengannya.Jadi, Jimmy sudah paham.Betapa Agnes menolaknya di dalam hatinya."Paman, aku pulang dulu," Agnes berkata setelah menarik kembali pandangannya dari Jimmy, lalu berbalik dan pergi.Jimmy tidak mengejar Agnes kali ini, melainkan menatap kepergiannya dengan tatapan terluka.Jimmy segera menarik kembali pandangannya dan menatap Matthew dengan kesal, "Kenapa kamu ikut campur? Memangnya aku suruh kamu ikut campur dalam hal ini?""Apakah kamu tahu apa itu disku
Terdapat ekspresi cemberut di wajah Tania, tapi tidak bisa mengatakan apa-apa.Entah kenapa, dia sangat tidak menyukai keberadaan Sally.Mungkin karena dia melihat betapa Benny memanjakan Sally secara langsung pada beberapa tahun itu!Sally langsung pergi setelah melihat Tania tidak lagi berbicara.Sally tidak berencana tinggal terlalu lama di sini dan hendak meninggalkan pusat perbelanjaan untuk pergi ke toko cabang lainnya, tapi dihentikan oleh sebuah suara, "Sally!"Sally memiliki kesan terhadap suara ini setelah berinteraksi beberapa kali dengan Lenna.Sally melihat bahwa merek sebuah toko telah dilepas dan hendak digantikan dengan salah satu merek perhiasan di bawah Surim Internasional.Mungkin Lenna datang ke sini untuk mengawasi perkembangannya."Nggak disangka kita akan bertemu di sini. Aku masih belum sempat minta maaf padamu atas masalah sebelumnya. Maaf karena telah buat Ibu salah paham padamu," ujar Lenna dengan suara yang lembut.Hal yang lebih menarik perhatian Sally adal
Sally bertatapan dengannya.Hati Sally hampir melunak dan hampir tertipu oleh tatapan penuh kasih sayang pria itu untuk sesaat.Sally segera memaksa dirinya untuk mengalihkan pandangan dan tidak memedulikannya, kemudian berbalik dan kembali ke mobil.Kali ini Benny menyingkir.Dia berkata padanya, "Sally, sampai jumpa dua hari lagi."Sally menggerakkan bibirnya beberapa kali dan berkata, "Bermimpi saja kamu!"Segera, hari kepergian Agnes keluar negeri sudah tiba setelah beberapa hari berlalu.Sally menyarankan agar mereka berkumpul untuk mengantar kepergian Agnes.Agnes merasa perkumpulan seperti ini terasa agak sedih.Hanya saja dia tidak bisa mengalahkan Sally dan hanya bisa setuju pada akhirnya.Hanya saja, Agnes pergi ke vila di pegunungan tempat Andre tinggal sebelum pergi makan.Kakek memperlakukannya dengan sangat baik, dia harus berpamitan dengan Andre meski dia terkena penyakit Alzheimer saat ini.Karena mereka baru akan bertemu lagi pada setengah tahun kemudian setelah pelati
Hanya saja mobil Jimmy berhenti di tempat yang sedikit jauh dan Agnes sama sekali tidak bisa melihat mobilnya dari tempat dia berdiri.Jimmy menurunkan kaca jendela mobil dan menatap sosoknya dengan tatapan yang dalam.Kalau Agnes memintanya untuk makan bersama, maka dia pasti akan setuju tanpa ragu-ragu.Hanya saja terlihat jelas bahwa Agnes tidak ingin makan bersama dengannya.Mungkin Agnes benar-benar menyalahkannya dari dalam hatinya. Menyalahkannya karena mendatangkan banyak masalah dan luka.Jimmy bahkan lupa bagaimana dia bisa bertahan selama beberapa hari ini.Jelas-jelas sangat ingin mendekatinya, tapi hanya bisa memaksa dirinya untuk menjaga jarak dengan Agnes.Sama sekali tidak berlebihan jika dikatakan bahwa hatinya benar-benar tersiksa seperti sedang digoreng di atas panci.Agnes pergi dengan mobilnya.Jimmy menyuruh supir untuk mengikuti mobilnya dan menjaga jarak aman.Jimmy baru tahu bahwa Agnes akan makan bersama Sally setelah tiba di Sky Resto.Sepertinya mereka sedan
Jimmy tidak mengatakan apa-apa, melainkan berjalan ke arah meja makan, lalu menatap bagian belakang kepala Agnes selama beberapa saat, kemudian sedikit membungkuk dan menggendongnya.Sally menatap kepergian mereka.Sally kembali berteriak saat Jimmy hampir sampai di depan pintu, "Kehidupannya sangat sulit selama beberapa tahun ini, aku harap kamu bisa membuatnya melewati sisa kehidupan yang baik."Jimmy mendengar semua ucapan Sally meski tidak membuat reaksi apa pun.Jimmy kembali menunduk untuk melihat orang di dalam pelukannya, alis Agnes berkerut dan wajah kecilnya penuh dengan ekspresi sedih."Agnes, nggak peduli bagaimanapun juga aku nggak akan melepaskanmu kali ini," ucap Jimmy dengan suara rendah, lalu menggendong Agnes ke kursi bagian belakang mobil.Dia tidak mengantar Agnes kembali ke rumahnya.Melainkan membawanya ke Komunitas Regal.Jimmy meletakkan Agnes di atas sofa dan hendak berbalik untuk menyiapkan air untuk membantunya cuci muka.Hanya saja, tangannya ditahan oleh Ag
Terdapat ekspresi tidak percaya di wajah Simon saat mendengar ini.Jantungnya seperti dibelah dalam sekejap dan terdapat rasa sakit yang luar biasa.Tidak disangka kebenaran di balik masalah ini lebih menyakiti hatinya daripada yang dia kira.Simon mengira ketidakpedulian orang tuanya padanya selama bertahun-tahun karena mereka masih berduka terhadap kematian Caleb.Tidak pernah disangka bahwa dia sama sekali bukanlah anak mereka!Keberadaannya hanyalah untuk menangkal bencana bagi kakaknya?Kelvin melihat ekspresi pucat di wajah Simon dan terus berkata, "Kami sama sekali nggak menyangka! Pada akhirnya Caleb dibunuh olehmu setelah kami mengadopsimu!"Diana berdiri diam di samping, seolah-olah juga tidak tahu apa yang bisa dia katakan pada saat ini.Simon yakin ada yang dikatakan Kelvin benar saat melihat reaksi Diana."Kuberitahu padamu, Simon. Kamu berutang pada Keluarga Agrin! Berutang pada Caleb dan juga kami!" ucap Kelvin dengan percaya diri.Kedua mata Simon perlahan-lahan memerah
"Kejahatanmu karena kekejaman Jordan. Jadi, aku bisa memaafkanmu. Jordan-lah yang gila. Dia takut kejahatannya terungkap, jadi dia mengurungmu. Demi mendapatkan apa yang diinginkannya, dia juga mengendalikan ayahnya." Clara menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya."Aku nggak tahu berapa banyak orang yang akan dia sakiti kalau dia terus seperti ini. Kemampuanku nggak cukup, tapi setidaknya aku akan mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan orang-orang yang dia sakiti. Nggak boleh membiarkan orang lain dirugikan demi ambisi dia."Yuri menatap Clara tanpa mengucapkan sepatah kata pun, seolah dia sedang menilai apakah perkataan Clara bisa dipercaya.Setelah beberapa saat, dia berbicara lagi, "Tapi, kalau kamu melakukan ini, apakah kamu nggak takut Jordan membalaskan dendam padamu? Kalau kamu melawannya, dia nggak akan mengampunimu.""Biarpun patuh padanya, aku tetap terjebak di dalam sangkar. Daripada begitu, aku lebih memilih melepaskan diri dari sangkar itu. Sekalipun aku harus membaya
Begitu sampai di dekat ruang duka, dia melihat sosok itu.Simon terlihat tidak berdaya dan sangat bingung.Kecelakaan ini pasti membuat Simon terpukul."Simon, ayo makan dulu." Bibi Rina berjalan ke ruang duka dan berkata dengan lembut.Baru saat itulah Simon menyadari kehadiran Bibi Rina. Dia perlahan menoleh untuk melihatnya, lalu menggelengkan kepalanya, "Aku nggak punya nafsu makan sekarang, nanti saja.""Kamu belum makan apa pun sejak tadi malam. Kalau terus begini, mana tahan? Bukankah kamu mau menemani Sily di sini? Kalau terus seperti ini, kamu nggak bakal tahan," bujuk Bibi Rina dengan sedih.Nasib sungguh kejam pada anaknya.Kenapa Simon tidak bisa hidup lebih bahagia?"Aku benar-benar nggak bernafsu makan ... kalau nggak, letakkan di sini dulu." Simon tampak seperti kehabisan energi.Meski Bibi Rina merasa prihatin, dia juga tahu bahwa saat ini Simon mungkin ingin sendiri.Oleh karena itu, Bibi Rina tidak berkata apa-apa lagi. Setelah dia meletakkan makanan, dia pun pergi.D
Melihat jam tangan dan catatan ini, Simon tidak bisa lagi menahan air matanya.Air mata pria dewasa itu tiba-tiba mengalir deras seperti mutiara pecah.Dia mengatakan bahwa dia seperti gasing, yang terus-menerus berputar di sekeliling Simon.Faktanya, dia benar-benar melakukan itu.Dia selalu berusaha melakukan sesuatu untuk Simon.Dia juga mengatakan bahwa dia tidak punya tujuan lain selain membuat Simon bahagia dan memberi tahu Simon bahwa di dunia ini Simon juga tak tergantikan di hati beberapa orang.Sekarang, gasing itu tidak lagi berputar dan tidak akan ada lagi orang yang berputar di sekeliling Simon dan mengatakan bahwa dia ingin Simon lebih bahagia.Dia juga berpikir untuk melakukan sesuatu untuk Sily.Tapi, sebelum dia melakukan apa pun, takdir sudah merampas kesempatan itu darinya."Karena dia memberikannya padamu, terima saja. Ini bisa dianggap ... benda terakhir yang Sily tinggalkan untukmu," kata Jimmy dengan suara tercekat.Adik sepupunya tidak pernah benar-benar merasak
Mata yang merah karena tidak tidur sepanjang malam itu penuh dengan harapan yang membara.Betapa dia berharap panggilan telepon ini akan membawa kabar baik baginya."Ada berita tentang Sily dari kantor polisi." Jimmy yang menelepon."Benarkah? Apa Sily sudah ditemukan?" Simon bertanya dengan penuh semangat."Ya, sudah ditemukan." Suara Jimmy terdengar agak aneh."Lalu di mana dia sekarang? Apakah dia di kantor polisi? Atau di mana?" tanya Simon lagi."Di rumah sakit. "Ada nada berat yang tak terlihat dalam nada bicara Jimmy."Kenapa dia berada di rumah sakit? Dia ...." Simon hanya ingin bertemu Sily secepatnya, jadi dia hanya berkata, "Rumah sakit yang mana? Aku pergi ke sana sekarang."Kalau dia ada pertanyaan, belum terlambat untuk bertanya langsung pada Sily saat melihat Sily."Rumah Sakit Taren. Kemarilah, kutunggu di lobi.""Oke." Simon berdiri sambil menutup panggilan telepon.Ketegangan wajahnya akhirnya mengendur dan kerutan di dahinya mengendur, "Sily sudah ditemukan. Aku akan
Sily mengangguk dengan tegas, "Tentu saja! Aku melihat sebuah album foto di kantor Simon terakhir kali, album foto itu berisi beberapa foto dia ketika masih kecil."Pada saat ini, dia merendahkan suaranya dan berkata dengan canggung, "Aku juga diam-diam mengambil dua lembar foto, jadi aku nggak akan salah kenal orang."Mata Bibi Rina perlahan memerah, emosi kompleks muncul di hatinya.Dia menunduk dan bergumam pada diri sendiri, "Bagus sekali ... bagus sekali!"Simon seharusnya adalah anaknya!Dia selalu membenci nasibnya.Tapi, kini dia sedikit bersyukur pada takdir yang mengizinkannya bertemu dengan anaknya seperti ini.Meski pertemuan ini agak terlambat, tapi tetap saja terjadi.Syukurlah, putranya masih hidup ....Ini benar-benar kejutan terbaik yang disiapkan oleh takdir!"Bibi Rina, apa yang kamu bicarakan? Kenapa hari ini Bibi aneh?" Sily bertanya dengan bingung.Bibi Rina mengangkat tangannya, mengusap matanya yang basah, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada apa-apa,
Arlyn tidak tahu bagaimana menjawab perkataan Jared, jadi dia tanpa sadar mempercepat langkahnya menuju tempat parkir.Setelah mengantar Arlyn pulang, Jared mulai mengurus beberapa hal yang berkaitan dengan Arlyn terlebih dahulu.Pertama-tama adalah beberapa duta merek milik Arlyn.Dia menghubungi Jimmy terlebih dahulu dan mengatakan bahwa dia memiliki sesuatu yang penting untuk dibicarakan dengan Jimmy.Jimmy memintanya untuk pergi kapan saja.Saat Jared tiba, Jimmy sedang membaca dokumen di kantor.Melihat dia datang, Jimmy bertanya, "Hal penting apa yang ingin kamu bicarakan dengan aku?""Tentang duta merek Arlyn ...." kata Jared sebelum Jimmy selesai berbicara.Jimmy berhenti membaca dokumen dan menyela Jared, "Untuk urusan inikah kamu datang ke sini?""Tentu saja! Duta merek milik Arlyn saat ini hampir dibatalkan semuanya! Aku harus membantunya mendapatkan kembali beberapa! Yang paling mudah kudapatkan kembali tentu saja adalah perusahaanmu!""Berdasarkan persahabatan kita, seharu
Arlyn pun tersenyum pahit, "Kembali ke puncak kejayaan? Sepertinya itu nggak mudah 'kan. Mungkin aku nggak akan bisa menghasilkan uang untuk membayar biaya pembatalan kontrak yang kamu bayar.""Arlyn yang kulihat selalu sangat percaya diri. Sekarang, apakah kamu nggak percaya diri sama sekali? Kalau kamu nggak percaya pada diri sendiri, kenapa nggak mencoba untuk percaya padaku sekali saja?" Jared melipat tangan di dada dengan penuh tekad dan percaya diri.Arlyn sedikit terharu, keraguan terpampang di wajahnya."Aku nggak akan membuat janji dengan mudah, tapi begitu aku membuat janji, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menepatinya." Ekspresi Jared tetap serius seperti biasanya.Saat itulah mata Arlyn bertemu dengan mata Jared dan mata Arlyn terasa perih."Seharusnya kamu sudah melihat beritanya, lalu kamu ... kenapa kamu nggak menjauh dariku seperti orang-orang itu?" tanya Arlyn sedikit risih.Setelah berita itu menyebar, pandangan banyak orang berubah saat melihatnya.Meskipun bebe
Melihat Arlyn diabaikan oleh perusahaan, wajah Ressy penuh kegembiraan, "Sepertinya perusahaan nggak memilih untuk menyelamatkanmu?"Arlyn tidak berniat menjawab dan hendak pergi tanpa menoleh.Bagaimana mungkin Ressy melewatkan kesempatan besar ini untuk mengejek Arlyn?Dia langsung menghalangi jalan Arlyn dan mencibir, "Dulu, kamu adalah tulang punggung perusahaan. Nggak masalah kalau kamu sombong. Tapi, sekarang ... kenapa kamu masih saja bersikap sombong?""Tiba-tiba aku penasaran ...." Senyuman menghina di wajah Ressy semakin dalam, "Kalau kamu menjadi gila dalam beberapa tahun, apakah sifatmu masih sama seperti ini?"Tangan Arlyn terkepal pelan.Perasaan ditusuk lukanya sungguh tidak nyaman.Tapi, tempat ini adalah perusahaan, dia tidak ingin membuat keributan besar, apalagi kehilangan kendali emosinya karena orang seperti Ressy."Apakah kamu memang suka menyodok luka orang lain?" Arlyn menatap Ressy tanpa ekspresi.Ressy tersenyum dingin, "Apa maksudmu? Aku hanya penasaran. Kare
Detik berikutnya, dia mengulurkan tangan dan memeluk Jordan lagi, "Syukurlah! Jordan, aku sangat menyesal kehilangan anak itu. Anak ini adalah kompensasi dan hadiah terbaik yang diberikan takdir kepada kita!""Ya, itu memang hadiah yang sangat bagus." Jordan melihat dia sangat bahagia sehingga hanya bisa mengiakan.Sebenarnya, dia sepertinya ... tidak terlalu bahagia dengan kedatangan anak ini.Sebab, Clara bilang biarpun dia melahirkan anak tersebut, warisan Keluarga Patrice tidak akan hubungannya dengan Jordan.Biarpun tak ada kegembiraan, dia tetap berharap anak tersebut bisa terlahir dengan selamat.Karena sudah hamil maka dia tidak boleh menelantarkan anak itu.Dia masih bisa melakukan ini.Karena ambil dia sebagai contoh, bukankah dia ditinggalkan oleh keluarganya sejak kecil?"Kamu sangat bahagia setelah hamil, tapi aku mengabaikanmu karena terlalu sibuk, jadi ... kamu agak kesal, kamu merajuk dan kembali ke Keluarga Patrice." Jordan membuat alasan itu untuk pertanyaan Clara tad