Jimmy malah menatapnya dengan bingung, "Apa yang salah dari ini? Dengan begitu, setiap hari aku mengendarai mobil bisa melihat kamu tersenyum padaku, bukannya sangat bagus?"Kamu yang merasa seperti itu!Agnes sama sekali tidak merasa baik!Dia mengesampingkan wajah dengan marah dan berkata, "Cepat turunkan boneka itu!""Apa kamu merasa hiasan ini nggak bagus?" tanya Jimmy dengan tenang."Tentu saja! Kalau aku menjadikanmu sebagai kamu dan meletakkannya di mobil, bagaimana dengan perasaanmu?" tanya Agnes."Terserah kamu, aku nggak peduli!" ujar Jimmy dengan cuek.Agnes terbungkam sekali lagi."Kalau kamu nggak puas sama hiasan ini, aku ada sebuah ide yang bagus." Jimmy tiba-tiba menyunggingkan tatapan yang licik."Apa?" Agnes menatapnya dengan waspada."Besok, saat aku berkencan sama kamu ...." Jimmy belum habis bicara, Agnes langsung menyelanya."Kencan apaan?" tanya Agnes dengan ekspresi yang penuh tanda tanya.Jimmy agak mengesampingkan badan dan mengingatkan kata per kata, "Saat ak
Simon tak kunjung memberikan jawaban. Kelihatannya dia agak ragu-ragu.Beberapa detik kemudian, saat dia memutuskan apa yang ingin dikatakan, bel pintu malah berbunyi.Simon menoleh ke arah pintu dengan bingung, "Tunggu, aku buka pintu.""Ya."Begitu membuka pintu, Jimmy telah membawa Sily berdiri di depan pintu."Waktu sudah hampir tiba, kamu sudah seharusnya ikut aku pergi. Sisanya serahkan kepada Sily saja." Jimmy berkata pada Agnes di dalam rumah.Sebenarnya sejak awal dia sudah menduganya. Jika Simon bersikeras tidak ingin menerima pengobatan, meskipun Agnes membuang air liur juga belum tentu berguna.Sementara pada saat seperti ini, lebih baik membiarkan psikiater yang turun tangan."Halo, namaku Sily Lowe." Saat ini Sily sudah tiba di depan Simon dan mengambil inisiatif untuk mengulurkan tangan ke arahnya.Simon tidak segera berjabat tangan sama Sily dan ekspresinya menjadi aneh.Tepat pada saat ini, Agnes menghampiri dan menjelaskan dengan canggung, "Kamu juga boleh mengabaikan
Setelah melihat dua kata "studio keramik" ini, Agnes bertanya, "Apa ini adalah salah satu sesi dari kencan hari ini?""Ya." Jimmy tidak pernah datang ke sini.Akan tetapi, tempat ini malah direkomendasikan oleh Jared.Katanya proses pembuatan keramik sangat mudah membuat hubungan memanas.Hal yang terpenting adalah bisa membuat patung keramik mereka di bawah petunjuk guru seni keramik, lalu membeli sebuah tempat pameran di studio dan dipajang untuk selamanya.Bukankah ini adalah semacam cara yang sangat unik dan bagus untuk mengenang sepasang kekasih?"Membuat karya keramik?" Setelah turun dari mobil, Agnes menatap Jimmy dengan tatapan yang sulit dipercaya.Seni keramik sangat membutuhkan kesabaran.Apakah Jimmy memiliki kesabaran untuk melakukan hal ini?"Ya." Jimmy merentangkan tangan ke arahnya, lalu berkata, "Sudah boleh masuk."Agnes mengerti bahwa maksudnya adalah ingin menggandeng tangannya.Akan tetapi, dalam hatinya selalu merasa agak aneh, sehingga tak kunjung merentangkan ta
Agnes melirik patung di kursi belakang.Dia mengerutkan bibir dengan paksa, juga karena takut menyakiti hati Jimmy, sehingga berkata, "Ya ...."Akan tetapi, jika orang tiba-tiba melihat patung ini di tengah malam, pasti akan terperanjat."Kalau begitu, nanti kita ke mana?" Agnes mengenakan sabuk pengaman sambil bertanya."Pusat pelatihan kuda."Ini juga ide yang Jared usulkan padanya.Jika gadis tidak bisa menunggangi kuda, kamu boleh mengajarinya dari belakang. Dengan begitu, tidak hanya memperdekat jarak kalian, juga bisa memberi rasa nyaman kepadanya."Menunggangi kuda? Aku juga sudah lama nggak ke sana. Tapi, aku malah sangat suka menunggangi kuda." Agnes berkata dengan ekspresi datar.Begitu mendengarnya, Jimmy sontak merasa tidak senang."Apa kamu bisa menunggangi kuda?" Kenapa hal ini sama sekali berbeda dari apa yang dia pikirkan?Jimmy tidak pernah tahu bahwa Agnes bisa menunggangi kuda!Awalnya Jimmy berpikir menunjukkan keanggunannya saat berkuda di depan Agnes, sekaligus me
Setelah meninggalkan lapangan kuda, Jimmy segera mengantar Agnes ke rumah sakit.Saat dia menerima pengobatan di ruang operasi, Jimmy tidak berhenti mondar-mandir di depan pintu.Pada saat yang sama, dia merasa sangat bersalah.Dia tidak seharusnya membawa Agnes pergi menunggangi kuda!Jelas masih banyak hal lain yang bisa dilakukan saat berkencan, kenapa dia memilih untuk melakukan hal ini?Pada ini adalah suatu hari yang menyenangkan, sekarang ... semua kegirangan diganti oleh kekhawatiran ini.Setelah melihat lampu ruang operasi padam, Jimmy segera menghampiri dan menatap dokter yang keluar dari dalam dengan cemas sambil bertanya, "Dokter, bagaimana kondisinya?"Dokter itu berkata dengan ekspresi tenang, "Pak Jimmy, nggak perlu khawatir, Nona Agnes nggak berbahaya. Dia hanya cedera karena terjatuh, setelah istirahat beberapa hari bakal sembuh."Saat mendengar itu, barulah Jimmy mengembuskan napas lega.Untungnya tidak apa-apa."Kalau begitu, sekarang dia ...." Jimmy sudah tidak saba
"Sakit perut ....""Kenapa sakit perut?" Jimmy mengerutkan kening dengan bingung, "Aku pergi panggil dokter kemari!"Agnes segera menghentikannya dengan suara yang agak lemah, "Aku hanya sakit karena datang bulan, nggak apa-apa. Aku bisa menahannya."Agnes sedang mengusap perutnya dengan tangan. Tindakan ini dapat membuat rasa sakit agak mereda.Jimmy memperhatikan gerakan dia ini dan langsung naik ke ranjang."Eh, kamu ...." Agnes tidak mengerti apa yang ingin dia lakukan dan hanya sesekali menatapnya."Biar aku bantu mengusap perutmu." Habis bicara, Jimmy sudah berbaring di sampingnya dan mengulurkan tangan ke dalam selimut.Telapak tangannya agak hangat. Ketika menyentuh perut Agnes, seluruh tubuhnya juga ikut menjadi tegang.Agnes menahan tangannya dan menelan air liur sambil berkata, "Nggak, nggak perlu .... Aku, aku bisa melakukannya sendirian."Tindakan ini benar-benar terlalu mesra!"Dengarkanlah! Berbaring dengan tenang!" Jimmy tahu apa yang dia khawatirkan, sehingga memberi j
Saat memikirkan hal ini, hati Agnes sepertinya semakin tertekan.Daripada mengalami segala macam bahaya saat sedang bersama, Agnes lebih memilih menyendiri.Agnes berbaring di tempat tidur lumayan lama, tapi tidak merasa mengantuk sama sekali.Agnes selalu menunggu Jimmy pulang.Akhirnya, Agnes mendengar kenop pintu dibuka.Agnes melirik jam di dinding dan melihat sudah lewat jam lima pagi.Di luar jendela, hari sudah mulai terang.Ketika mendengar langkah kakinya masuk, Agnes segera menutup matanya dan tidak berbicara dengannya.Jimmy mungkin mengira dia sedang tidur, jadi tidak mengganggunya.Namun, Agnes bisa merasakan bahwa Jimmy sedang berdiri di tepi tempat tidurnya.Jimmy selalu mengawasinya selama Agnes berpura-pura tidur.Setelah fajar, perawat masuk untuk memeriksanya dan meminta Jimmy keluar dulu.Jimmy mematuhi instruksi perawat.Setelah menunggu di luar bangsal beberapa saat, Jimmy mendengar suara dari dalam bangsal.Jimmy buru-buru membuka pintu dan melihat Agnes duduk di
Jimmy tidak berniat memperhatikan Dita.Saat itu, Jimmy memang memiliki perasaan yang tulus terhadap Hanna.Bagaimanapun, Hanna benar-benar memberinya kehangatan di saat itu.Apalagi suara pianonya seperti angin musim semi yang bertiup menembus hatinya dan menyembuhkan luka di hatinya.Namun, kemudian Hanna berubah.Mungkinkah itu dipengaruhi oleh keluarganya? Hanna memiliki ambisi besar dan cita-cita yang tinggi.Demi ambisi dan aspirasinya, Hanna meninggalkan Jimmy.Keputusannya saat itu juga yang membuat Jimmy memahami akhir dari hubungan mereka.Namun, ambisiusnya memang tidak salah.Begitu kembali setelah tiga tahun di luar negeri, Jimmy masih menganggapnya sebagai teman.Jika Hanna tidak bersikap begitu kejam padanya, Jimmy tidak akan seperti itu padanya.Sekarang setelah mendengar berita kematiannya, Jimmy tidak akan begitu acuh tak acuh.Ini semua pilihan Hanna sendiri.Jimmy akan pergi, tapi Dita tidak melarangnya.Dita segera memarahi dengan keras, "Kalau kamu bersikap lebih
"Kejahatanmu karena kekejaman Jordan. Jadi, aku bisa memaafkanmu. Jordan-lah yang gila. Dia takut kejahatannya terungkap, jadi dia mengurungmu. Demi mendapatkan apa yang diinginkannya, dia juga mengendalikan ayahnya." Clara menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya."Aku nggak tahu berapa banyak orang yang akan dia sakiti kalau dia terus seperti ini. Kemampuanku nggak cukup, tapi setidaknya aku akan mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan orang-orang yang dia sakiti. Nggak boleh membiarkan orang lain dirugikan demi ambisi dia."Yuri menatap Clara tanpa mengucapkan sepatah kata pun, seolah dia sedang menilai apakah perkataan Clara bisa dipercaya.Setelah beberapa saat, dia berbicara lagi, "Tapi, kalau kamu melakukan ini, apakah kamu nggak takut Jordan membalaskan dendam padamu? Kalau kamu melawannya, dia nggak akan mengampunimu.""Biarpun patuh padanya, aku tetap terjebak di dalam sangkar. Daripada begitu, aku lebih memilih melepaskan diri dari sangkar itu. Sekalipun aku harus membaya
Begitu sampai di dekat ruang duka, dia melihat sosok itu.Simon terlihat tidak berdaya dan sangat bingung.Kecelakaan ini pasti membuat Simon terpukul."Simon, ayo makan dulu." Bibi Rina berjalan ke ruang duka dan berkata dengan lembut.Baru saat itulah Simon menyadari kehadiran Bibi Rina. Dia perlahan menoleh untuk melihatnya, lalu menggelengkan kepalanya, "Aku nggak punya nafsu makan sekarang, nanti saja.""Kamu belum makan apa pun sejak tadi malam. Kalau terus begini, mana tahan? Bukankah kamu mau menemani Sily di sini? Kalau terus seperti ini, kamu nggak bakal tahan," bujuk Bibi Rina dengan sedih.Nasib sungguh kejam pada anaknya.Kenapa Simon tidak bisa hidup lebih bahagia?"Aku benar-benar nggak bernafsu makan ... kalau nggak, letakkan di sini dulu." Simon tampak seperti kehabisan energi.Meski Bibi Rina merasa prihatin, dia juga tahu bahwa saat ini Simon mungkin ingin sendiri.Oleh karena itu, Bibi Rina tidak berkata apa-apa lagi. Setelah dia meletakkan makanan, dia pun pergi.D
Melihat jam tangan dan catatan ini, Simon tidak bisa lagi menahan air matanya.Air mata pria dewasa itu tiba-tiba mengalir deras seperti mutiara pecah.Dia mengatakan bahwa dia seperti gasing, yang terus-menerus berputar di sekeliling Simon.Faktanya, dia benar-benar melakukan itu.Dia selalu berusaha melakukan sesuatu untuk Simon.Dia juga mengatakan bahwa dia tidak punya tujuan lain selain membuat Simon bahagia dan memberi tahu Simon bahwa di dunia ini Simon juga tak tergantikan di hati beberapa orang.Sekarang, gasing itu tidak lagi berputar dan tidak akan ada lagi orang yang berputar di sekeliling Simon dan mengatakan bahwa dia ingin Simon lebih bahagia.Dia juga berpikir untuk melakukan sesuatu untuk Sily.Tapi, sebelum dia melakukan apa pun, takdir sudah merampas kesempatan itu darinya."Karena dia memberikannya padamu, terima saja. Ini bisa dianggap ... benda terakhir yang Sily tinggalkan untukmu," kata Jimmy dengan suara tercekat.Adik sepupunya tidak pernah benar-benar merasak
Mata yang merah karena tidak tidur sepanjang malam itu penuh dengan harapan yang membara.Betapa dia berharap panggilan telepon ini akan membawa kabar baik baginya."Ada berita tentang Sily dari kantor polisi." Jimmy yang menelepon."Benarkah? Apa Sily sudah ditemukan?" Simon bertanya dengan penuh semangat."Ya, sudah ditemukan." Suara Jimmy terdengar agak aneh."Lalu di mana dia sekarang? Apakah dia di kantor polisi? Atau di mana?" tanya Simon lagi."Di rumah sakit. "Ada nada berat yang tak terlihat dalam nada bicara Jimmy."Kenapa dia berada di rumah sakit? Dia ...." Simon hanya ingin bertemu Sily secepatnya, jadi dia hanya berkata, "Rumah sakit yang mana? Aku pergi ke sana sekarang."Kalau dia ada pertanyaan, belum terlambat untuk bertanya langsung pada Sily saat melihat Sily."Rumah Sakit Taren. Kemarilah, kutunggu di lobi.""Oke." Simon berdiri sambil menutup panggilan telepon.Ketegangan wajahnya akhirnya mengendur dan kerutan di dahinya mengendur, "Sily sudah ditemukan. Aku akan
Sily mengangguk dengan tegas, "Tentu saja! Aku melihat sebuah album foto di kantor Simon terakhir kali, album foto itu berisi beberapa foto dia ketika masih kecil."Pada saat ini, dia merendahkan suaranya dan berkata dengan canggung, "Aku juga diam-diam mengambil dua lembar foto, jadi aku nggak akan salah kenal orang."Mata Bibi Rina perlahan memerah, emosi kompleks muncul di hatinya.Dia menunduk dan bergumam pada diri sendiri, "Bagus sekali ... bagus sekali!"Simon seharusnya adalah anaknya!Dia selalu membenci nasibnya.Tapi, kini dia sedikit bersyukur pada takdir yang mengizinkannya bertemu dengan anaknya seperti ini.Meski pertemuan ini agak terlambat, tapi tetap saja terjadi.Syukurlah, putranya masih hidup ....Ini benar-benar kejutan terbaik yang disiapkan oleh takdir!"Bibi Rina, apa yang kamu bicarakan? Kenapa hari ini Bibi aneh?" Sily bertanya dengan bingung.Bibi Rina mengangkat tangannya, mengusap matanya yang basah, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada apa-apa,
Arlyn tidak tahu bagaimana menjawab perkataan Jared, jadi dia tanpa sadar mempercepat langkahnya menuju tempat parkir.Setelah mengantar Arlyn pulang, Jared mulai mengurus beberapa hal yang berkaitan dengan Arlyn terlebih dahulu.Pertama-tama adalah beberapa duta merek milik Arlyn.Dia menghubungi Jimmy terlebih dahulu dan mengatakan bahwa dia memiliki sesuatu yang penting untuk dibicarakan dengan Jimmy.Jimmy memintanya untuk pergi kapan saja.Saat Jared tiba, Jimmy sedang membaca dokumen di kantor.Melihat dia datang, Jimmy bertanya, "Hal penting apa yang ingin kamu bicarakan dengan aku?""Tentang duta merek Arlyn ...." kata Jared sebelum Jimmy selesai berbicara.Jimmy berhenti membaca dokumen dan menyela Jared, "Untuk urusan inikah kamu datang ke sini?""Tentu saja! Duta merek milik Arlyn saat ini hampir dibatalkan semuanya! Aku harus membantunya mendapatkan kembali beberapa! Yang paling mudah kudapatkan kembali tentu saja adalah perusahaanmu!""Berdasarkan persahabatan kita, seharu
Arlyn pun tersenyum pahit, "Kembali ke puncak kejayaan? Sepertinya itu nggak mudah 'kan. Mungkin aku nggak akan bisa menghasilkan uang untuk membayar biaya pembatalan kontrak yang kamu bayar.""Arlyn yang kulihat selalu sangat percaya diri. Sekarang, apakah kamu nggak percaya diri sama sekali? Kalau kamu nggak percaya pada diri sendiri, kenapa nggak mencoba untuk percaya padaku sekali saja?" Jared melipat tangan di dada dengan penuh tekad dan percaya diri.Arlyn sedikit terharu, keraguan terpampang di wajahnya."Aku nggak akan membuat janji dengan mudah, tapi begitu aku membuat janji, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menepatinya." Ekspresi Jared tetap serius seperti biasanya.Saat itulah mata Arlyn bertemu dengan mata Jared dan mata Arlyn terasa perih."Seharusnya kamu sudah melihat beritanya, lalu kamu ... kenapa kamu nggak menjauh dariku seperti orang-orang itu?" tanya Arlyn sedikit risih.Setelah berita itu menyebar, pandangan banyak orang berubah saat melihatnya.Meskipun bebe
Melihat Arlyn diabaikan oleh perusahaan, wajah Ressy penuh kegembiraan, "Sepertinya perusahaan nggak memilih untuk menyelamatkanmu?"Arlyn tidak berniat menjawab dan hendak pergi tanpa menoleh.Bagaimana mungkin Ressy melewatkan kesempatan besar ini untuk mengejek Arlyn?Dia langsung menghalangi jalan Arlyn dan mencibir, "Dulu, kamu adalah tulang punggung perusahaan. Nggak masalah kalau kamu sombong. Tapi, sekarang ... kenapa kamu masih saja bersikap sombong?""Tiba-tiba aku penasaran ...." Senyuman menghina di wajah Ressy semakin dalam, "Kalau kamu menjadi gila dalam beberapa tahun, apakah sifatmu masih sama seperti ini?"Tangan Arlyn terkepal pelan.Perasaan ditusuk lukanya sungguh tidak nyaman.Tapi, tempat ini adalah perusahaan, dia tidak ingin membuat keributan besar, apalagi kehilangan kendali emosinya karena orang seperti Ressy."Apakah kamu memang suka menyodok luka orang lain?" Arlyn menatap Ressy tanpa ekspresi.Ressy tersenyum dingin, "Apa maksudmu? Aku hanya penasaran. Kare
Detik berikutnya, dia mengulurkan tangan dan memeluk Jordan lagi, "Syukurlah! Jordan, aku sangat menyesal kehilangan anak itu. Anak ini adalah kompensasi dan hadiah terbaik yang diberikan takdir kepada kita!""Ya, itu memang hadiah yang sangat bagus." Jordan melihat dia sangat bahagia sehingga hanya bisa mengiakan.Sebenarnya, dia sepertinya ... tidak terlalu bahagia dengan kedatangan anak ini.Sebab, Clara bilang biarpun dia melahirkan anak tersebut, warisan Keluarga Patrice tidak akan hubungannya dengan Jordan.Biarpun tak ada kegembiraan, dia tetap berharap anak tersebut bisa terlahir dengan selamat.Karena sudah hamil maka dia tidak boleh menelantarkan anak itu.Dia masih bisa melakukan ini.Karena ambil dia sebagai contoh, bukankah dia ditinggalkan oleh keluarganya sejak kecil?"Kamu sangat bahagia setelah hamil, tapi aku mengabaikanmu karena terlalu sibuk, jadi ... kamu agak kesal, kamu merajuk dan kembali ke Keluarga Patrice." Jordan membuat alasan itu untuk pertanyaan Clara tad