Orang-orang ini menatapnya sambil berbisik, lalu berjalan dengan cepat.Hal ini menyebabkan munculnya kebingungan dalam hati Agnes dan Simon.Dengan segera, Simon menemukan sebuah majalah yang tertempel di dinding.Demi memastikan, dia berjalan dengan cepat ke arah majalah itu.Bukankah ini mereka mencetak foto-foto Agnes pada majalah ini?Pada saat yang sama, ternyata terdapat alamat Agnes pada bagian bawah majalah itu.Hal ini membuat Simon sangat marah, sehingga dia segera menyobek majalah itu.Namun, baru saja menyobek majalah itu, dia menemukan majalah yang sama juga tertempel di berbagai tempat!Sementara majalah-majalah ini kebanyakan tertempel pada tempat yang menonjol!Simon bergegas menyobek satu per satu majalah itu.Siapa sebenarnya?Siapa sebenarnya yang menjatuhkan Agnes seperti ini?Kenapa tidak bisa membiarkan Agnes merayakan hari ulang tahun dengan tenang?Dia mesti menemukan dalang di balik semua ini!Agnes juga melihat semua itu, tetapi dia menunjukkan ekspresi yang
Melihat Jimmy berjalan ke arah Irene, penata rias yang mendandani Irene segera meninggalkan ruang istirahat.Irene belum pernah berpacaran dengan pria mana pun, apalagi memiliki kontak fisik dengan pria.Oleh karena itu, Jimmy yang mendekat membuat Irene agak gugup dan menantikannya.Irene bahkan perlahan menutup mata.Alhasil, Jimmy duduk di sofa di samping. Samar-samar terbersit kejengkelan di matanya.Walau kecewa, Irene bertanya dengan perhatian, "Kamu kenapa? Hari ini hari pernikahan kita, kenapa kamu cemberut?"Jimmy menoleh pada Irene dengan mata yang gelap. "Kalau kamu tahu ada orang yang menyusun konspirasi terhadapmu, apa yang akan kamu lakukan?"Irene menjawab acuh tak acuh, "Kalau dia berani melakukannya, aku tentu nggak akan mengampuninya.""Kalau ada orang yang menyusun konspirasi terhadap orang kamu pedulikan?" Tatapan mata Jimmy senantiasa menyiratkan sesuatu yang sulit dibaca.Irene mulai merasa gelisah. Mengapa sepertinya ada implikasi di balik perkataan Jimmy?Irene
Setelah pidato pembuka, pembawa acara memasuki topik utama. "Baik, berikutnya, mari kita sambut mempelai pria dan wanita kita hari ini dengan tepuk tangan yang meriah! Di saat yang sama, mari kita bertepuk tangan untuk memberikan ucapan doa yang paling tulus!"Pembawa acara bertepuk tangan, diikuti orang-orang di bawah panggung.Semua orang serempak menoleh ke ujung karpet merah.Mempelai pria dan wanita sedang berdiri di ujung karpet merah.Mereka adalah Jimmy dan Irene.Jimmy mengenakan setelan jas yang membuatnya tampak mulia dan elegan.Di sebelahnya, Irene cantik bak dewi, tampak anggun dan ayu.Mereka tampak sangat mencolok karena cahaya sorot dari belakang.Richard yang duduk di bawah panggung tersenyum girang saat melihat hal itu. "Aku akhirnya menyaksikan putriku menikah dengan pria yang dia cintai. Kurasa, acara pernikahan hari ini akan dia ingat untuk selamanya."Matthew tersenyum dan menyahut, "Semua detail acara pernikahan hari ini diatur sendiri oleh Jimmy. Dia benar-bena
Selama bertahun-tahun sebelumnya, Jimmy tidak pernah memanggil Matthew ayah.Mendengarnya, Matthew justru merinding.Jimmy tidak melakukan sesuatu yang keterlaluan sehingga Matthew hanya bisa tersenyum canggung, berusaha tersenyum dengan natural.Di sampingnya, Richard merendahkan suara saat bertanya, "Apa yang ingin dia lakukan sebenarnya?"Matthew ingin sekali menjawab, "Kalau kamu tanya aku, aku tanya siapa?"Akan tetapi, Matthew menjawab dengan sabar, "Kita tenang dulu, jangan panik.""Kakek," sapa Irene yang berdiri di atas panggung.Tamu hadirin mungkin akan merasa Irene sangat sopan, tetapi Jimmy menyeringai sinis.Jimmy langsung mengejek, "Kamu nggak pantas panggil kakek."Semua orang di bawah panggung menjadi heboh dan mulai berbisik satu sama lain.Mengapa Jimmy mencela Irene?Semua orang bertanya-tanya dalam hati.Jimmy masih bersikap baik terhadap Irene sebelum ini, mengapa Jimmy tiba-tiba berubah sikap?Matthew dan Richard menyadari keseriusan situasi itu. Meski tahu omong
Irene panik dan menegang, tetapi berusaha untuk menenangkan diri.Irene telah menerima banyak kasus gugatan. Dalam beberapa kasus di antaranya, akan ada titik balik di momen terakhir.Jadi, Irene tidak perlu panik sebelum sampai pada momen terakhir.Asna didorong ke atas panggung oleh pengawal. Dia sama sekali tidak berani mendongakkan kepala karena merasa sangat malu."Nona Irene harusnya akrab dengan orang ini, 'kan?" Jimmy berjalan menuju Asna dan menepuk bahu Asna.Gerakan yang santai itu justru membuat Asna merinding ketakutan.Irene langsung menyangkal, "Nggak akrab."Sejujurnya, Irene nyaris meneteskan air mata.Tak terpikirkan oleh Irene bahwa Jimmy akan menyelidiki hal itu dan senantiasa memercayai Agnes, hanya bersandiwara di depannya ....Irene pun percaya!Selama ini, Irene mengira dirinya telah menguasai situasi. Alhasil, dia diperdaya oleh Jimmy.Jimmy menoleh pada Asna dan berujar, "Dia bilang dia nggak akrab denganmu. Bagaimana kalau kamu beri tahu semua orang kamu akra
"Jimmy, haruskah kamu begitu kejam?" Tebersit rasa tersakiti, sedih dan dendam dalam tatapan mata Irene.Jimmy mengabaikan ucapan Irene dan melanjutkan, "Tentang kasus yang membuat Nona Irene terkenal di dunia pengacara ...."Jimmy langsung menoleh pada Irene dan tersenyum sinis. "Kemenangan Nona Irene hanyalah kecurangan, bukan? Kamu memaksa penggugat untuk berkompromi dalam sidang gugatan itu. Jadi, sebagai pengacara dari pihak tergugat, kamu bisa menang ...."Irene panik ketika mendengar hal itu diekspos.Hal itu dilakukan secara diam-diam!Bahkan terjadi bertahun-tahun yang lalu. Mengapa Jimmy bisa tahu?Kelihatannya Jimmy sangat berusaha keras untuk mempermalukannya di acara pernikahan ini.Saat kamu bergembira demi acara pernikahan ini, tetapi pasanganmu justru menyusun siasat untuk menjatuhkanmu ....Perasaan itu sungguh membuat Irene frustrasi.Irene menyela perkataan Jimmy dengan emosi, "Hentikan! Hentikan! Aku minta maaf! Aku minta maaf, oke?""Dia benaran melakukan hal itu?"
Jimmy menjawab telepon dari Sally dan bertanya lebih dulu, "Apa kamu tahu di mana Agnes hari ini?"Pertanyaan itu membuat Sally menegang.Maksud Jimmy, Agnes tidak menghadiri acara pernikahan hari ini?Namun, saat bertelepon dengan Agnes tadi pagi, Agnes mengatakan dirinya hendak berangkat untuk menghadiri acara pernikahan!Kalau begitu ....Apa yang salah?Di mana Agnes sekarang?"Aku, aku juga telepon untuk tanya apakah kamu melihat Agnes. Aku baru saja telepon dia, tapi nomornya nggak bisa dihubungi ..." jawab Sally dengan cemas."Nggak bisa dihubungi?" tanya Jimmy dengan gelisah."Ya, aku cari dulu. Kalau kamu punya kabarnya, ingat kabari aku." Setelah itu, Sally menutup telepon.Jimmy pun khawatir setelah mendengar informasi tersebut.Saat ini, Jimmy sudah berdiri di luar ruang istirahat di mana Matthew berada.Jimmy yakin Matthew pasti sudah tidak sabar menunggu.Menginginkan pertanggungjawaban atas kejadian hari ini.Namun, Jimmy punya urusan yang lebih mendesak sekarang. Biarla
"Nasi sudah menjadi bubur, buat apa tanya perumpamaan seperti itu? Memangnya permintaan kami keterlaluan? Kami hanya ingin mewujudkan impian kakakmu!" seru Kelvin.Simon memejamkan mata, lalu menyeringai sinis. "Selain mengelola perusahaan, ada persyaratan apa lagi?"Diana dan Kelvin bertukar mata, terus memberi isyarat mata pada satu sama lain.Pada akhirnya, Diana kalah.Diana menoleh pada Simon dan berkata, "Dulu, saat perusahaan ayahmu mengalami krisis, Keluarga Kuncoro-lah yang turun tangan. Di tahun itu juga, kami menetapkan janji pernikahan dengan Keluarga Kuncoro. Awalnya, kakakmu yang akan menikahi putri mereka ...."Simon makin merasa geli.Simon menatap mereka dengan penuh kecengangan. "Jadi, kalian nggak hanya mau campur tangan tentang karierku, tapi juga mengatur siapa yang aku suka?""Kamu bisa terus menyimpan wanita itu dalam hatimu, tapi kamu harus memenuhi janji pernikahan ini! Ini tanggung jawab kita kepada Keluarga Kuncoro!" bentak Kelvin.Tepat saat itu, seorang pel
"Kejahatanmu karena kekejaman Jordan. Jadi, aku bisa memaafkanmu. Jordan-lah yang gila. Dia takut kejahatannya terungkap, jadi dia mengurungmu. Demi mendapatkan apa yang diinginkannya, dia juga mengendalikan ayahnya." Clara menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya."Aku nggak tahu berapa banyak orang yang akan dia sakiti kalau dia terus seperti ini. Kemampuanku nggak cukup, tapi setidaknya aku akan mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan orang-orang yang dia sakiti. Nggak boleh membiarkan orang lain dirugikan demi ambisi dia."Yuri menatap Clara tanpa mengucapkan sepatah kata pun, seolah dia sedang menilai apakah perkataan Clara bisa dipercaya.Setelah beberapa saat, dia berbicara lagi, "Tapi, kalau kamu melakukan ini, apakah kamu nggak takut Jordan membalaskan dendam padamu? Kalau kamu melawannya, dia nggak akan mengampunimu.""Biarpun patuh padanya, aku tetap terjebak di dalam sangkar. Daripada begitu, aku lebih memilih melepaskan diri dari sangkar itu. Sekalipun aku harus membaya
Begitu sampai di dekat ruang duka, dia melihat sosok itu.Simon terlihat tidak berdaya dan sangat bingung.Kecelakaan ini pasti membuat Simon terpukul."Simon, ayo makan dulu." Bibi Rina berjalan ke ruang duka dan berkata dengan lembut.Baru saat itulah Simon menyadari kehadiran Bibi Rina. Dia perlahan menoleh untuk melihatnya, lalu menggelengkan kepalanya, "Aku nggak punya nafsu makan sekarang, nanti saja.""Kamu belum makan apa pun sejak tadi malam. Kalau terus begini, mana tahan? Bukankah kamu mau menemani Sily di sini? Kalau terus seperti ini, kamu nggak bakal tahan," bujuk Bibi Rina dengan sedih.Nasib sungguh kejam pada anaknya.Kenapa Simon tidak bisa hidup lebih bahagia?"Aku benar-benar nggak bernafsu makan ... kalau nggak, letakkan di sini dulu." Simon tampak seperti kehabisan energi.Meski Bibi Rina merasa prihatin, dia juga tahu bahwa saat ini Simon mungkin ingin sendiri.Oleh karena itu, Bibi Rina tidak berkata apa-apa lagi. Setelah dia meletakkan makanan, dia pun pergi.D
Melihat jam tangan dan catatan ini, Simon tidak bisa lagi menahan air matanya.Air mata pria dewasa itu tiba-tiba mengalir deras seperti mutiara pecah.Dia mengatakan bahwa dia seperti gasing, yang terus-menerus berputar di sekeliling Simon.Faktanya, dia benar-benar melakukan itu.Dia selalu berusaha melakukan sesuatu untuk Simon.Dia juga mengatakan bahwa dia tidak punya tujuan lain selain membuat Simon bahagia dan memberi tahu Simon bahwa di dunia ini Simon juga tak tergantikan di hati beberapa orang.Sekarang, gasing itu tidak lagi berputar dan tidak akan ada lagi orang yang berputar di sekeliling Simon dan mengatakan bahwa dia ingin Simon lebih bahagia.Dia juga berpikir untuk melakukan sesuatu untuk Sily.Tapi, sebelum dia melakukan apa pun, takdir sudah merampas kesempatan itu darinya."Karena dia memberikannya padamu, terima saja. Ini bisa dianggap ... benda terakhir yang Sily tinggalkan untukmu," kata Jimmy dengan suara tercekat.Adik sepupunya tidak pernah benar-benar merasak
Mata yang merah karena tidak tidur sepanjang malam itu penuh dengan harapan yang membara.Betapa dia berharap panggilan telepon ini akan membawa kabar baik baginya."Ada berita tentang Sily dari kantor polisi." Jimmy yang menelepon."Benarkah? Apa Sily sudah ditemukan?" Simon bertanya dengan penuh semangat."Ya, sudah ditemukan." Suara Jimmy terdengar agak aneh."Lalu di mana dia sekarang? Apakah dia di kantor polisi? Atau di mana?" tanya Simon lagi."Di rumah sakit. "Ada nada berat yang tak terlihat dalam nada bicara Jimmy."Kenapa dia berada di rumah sakit? Dia ...." Simon hanya ingin bertemu Sily secepatnya, jadi dia hanya berkata, "Rumah sakit yang mana? Aku pergi ke sana sekarang."Kalau dia ada pertanyaan, belum terlambat untuk bertanya langsung pada Sily saat melihat Sily."Rumah Sakit Taren. Kemarilah, kutunggu di lobi.""Oke." Simon berdiri sambil menutup panggilan telepon.Ketegangan wajahnya akhirnya mengendur dan kerutan di dahinya mengendur, "Sily sudah ditemukan. Aku akan
Sily mengangguk dengan tegas, "Tentu saja! Aku melihat sebuah album foto di kantor Simon terakhir kali, album foto itu berisi beberapa foto dia ketika masih kecil."Pada saat ini, dia merendahkan suaranya dan berkata dengan canggung, "Aku juga diam-diam mengambil dua lembar foto, jadi aku nggak akan salah kenal orang."Mata Bibi Rina perlahan memerah, emosi kompleks muncul di hatinya.Dia menunduk dan bergumam pada diri sendiri, "Bagus sekali ... bagus sekali!"Simon seharusnya adalah anaknya!Dia selalu membenci nasibnya.Tapi, kini dia sedikit bersyukur pada takdir yang mengizinkannya bertemu dengan anaknya seperti ini.Meski pertemuan ini agak terlambat, tapi tetap saja terjadi.Syukurlah, putranya masih hidup ....Ini benar-benar kejutan terbaik yang disiapkan oleh takdir!"Bibi Rina, apa yang kamu bicarakan? Kenapa hari ini Bibi aneh?" Sily bertanya dengan bingung.Bibi Rina mengangkat tangannya, mengusap matanya yang basah, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada apa-apa,
Arlyn tidak tahu bagaimana menjawab perkataan Jared, jadi dia tanpa sadar mempercepat langkahnya menuju tempat parkir.Setelah mengantar Arlyn pulang, Jared mulai mengurus beberapa hal yang berkaitan dengan Arlyn terlebih dahulu.Pertama-tama adalah beberapa duta merek milik Arlyn.Dia menghubungi Jimmy terlebih dahulu dan mengatakan bahwa dia memiliki sesuatu yang penting untuk dibicarakan dengan Jimmy.Jimmy memintanya untuk pergi kapan saja.Saat Jared tiba, Jimmy sedang membaca dokumen di kantor.Melihat dia datang, Jimmy bertanya, "Hal penting apa yang ingin kamu bicarakan dengan aku?""Tentang duta merek Arlyn ...." kata Jared sebelum Jimmy selesai berbicara.Jimmy berhenti membaca dokumen dan menyela Jared, "Untuk urusan inikah kamu datang ke sini?""Tentu saja! Duta merek milik Arlyn saat ini hampir dibatalkan semuanya! Aku harus membantunya mendapatkan kembali beberapa! Yang paling mudah kudapatkan kembali tentu saja adalah perusahaanmu!""Berdasarkan persahabatan kita, seharu
Arlyn pun tersenyum pahit, "Kembali ke puncak kejayaan? Sepertinya itu nggak mudah 'kan. Mungkin aku nggak akan bisa menghasilkan uang untuk membayar biaya pembatalan kontrak yang kamu bayar.""Arlyn yang kulihat selalu sangat percaya diri. Sekarang, apakah kamu nggak percaya diri sama sekali? Kalau kamu nggak percaya pada diri sendiri, kenapa nggak mencoba untuk percaya padaku sekali saja?" Jared melipat tangan di dada dengan penuh tekad dan percaya diri.Arlyn sedikit terharu, keraguan terpampang di wajahnya."Aku nggak akan membuat janji dengan mudah, tapi begitu aku membuat janji, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menepatinya." Ekspresi Jared tetap serius seperti biasanya.Saat itulah mata Arlyn bertemu dengan mata Jared dan mata Arlyn terasa perih."Seharusnya kamu sudah melihat beritanya, lalu kamu ... kenapa kamu nggak menjauh dariku seperti orang-orang itu?" tanya Arlyn sedikit risih.Setelah berita itu menyebar, pandangan banyak orang berubah saat melihatnya.Meskipun bebe
Melihat Arlyn diabaikan oleh perusahaan, wajah Ressy penuh kegembiraan, "Sepertinya perusahaan nggak memilih untuk menyelamatkanmu?"Arlyn tidak berniat menjawab dan hendak pergi tanpa menoleh.Bagaimana mungkin Ressy melewatkan kesempatan besar ini untuk mengejek Arlyn?Dia langsung menghalangi jalan Arlyn dan mencibir, "Dulu, kamu adalah tulang punggung perusahaan. Nggak masalah kalau kamu sombong. Tapi, sekarang ... kenapa kamu masih saja bersikap sombong?""Tiba-tiba aku penasaran ...." Senyuman menghina di wajah Ressy semakin dalam, "Kalau kamu menjadi gila dalam beberapa tahun, apakah sifatmu masih sama seperti ini?"Tangan Arlyn terkepal pelan.Perasaan ditusuk lukanya sungguh tidak nyaman.Tapi, tempat ini adalah perusahaan, dia tidak ingin membuat keributan besar, apalagi kehilangan kendali emosinya karena orang seperti Ressy."Apakah kamu memang suka menyodok luka orang lain?" Arlyn menatap Ressy tanpa ekspresi.Ressy tersenyum dingin, "Apa maksudmu? Aku hanya penasaran. Kare
Detik berikutnya, dia mengulurkan tangan dan memeluk Jordan lagi, "Syukurlah! Jordan, aku sangat menyesal kehilangan anak itu. Anak ini adalah kompensasi dan hadiah terbaik yang diberikan takdir kepada kita!""Ya, itu memang hadiah yang sangat bagus." Jordan melihat dia sangat bahagia sehingga hanya bisa mengiakan.Sebenarnya, dia sepertinya ... tidak terlalu bahagia dengan kedatangan anak ini.Sebab, Clara bilang biarpun dia melahirkan anak tersebut, warisan Keluarga Patrice tidak akan hubungannya dengan Jordan.Biarpun tak ada kegembiraan, dia tetap berharap anak tersebut bisa terlahir dengan selamat.Karena sudah hamil maka dia tidak boleh menelantarkan anak itu.Dia masih bisa melakukan ini.Karena ambil dia sebagai contoh, bukankah dia ditinggalkan oleh keluarganya sejak kecil?"Kamu sangat bahagia setelah hamil, tapi aku mengabaikanmu karena terlalu sibuk, jadi ... kamu agak kesal, kamu merajuk dan kembali ke Keluarga Patrice." Jordan membuat alasan itu untuk pertanyaan Clara tad