Pada akhirnya, dalam kunjungan Arthur di paviliun Harta, ia menghabiskan 450.000 Kristal Chi yang ia dapat dari hasil penjualan sisa-sisa tubuh Demonic Beast, dengan 150.000 untuk membeli Demonic Core berkemampuan spesial, dan 250.000 lainnya untuk membeli Demonic Core kelas rendah biasa. Menyisahkan 50.000 Kristal Chi dari total 500.000 yang ia dapat diawal.
"Sekarang mau kemana lagi?" Tanya Cecilia, ketika Arthur keluar dari Paviliun Harta.
"Aku ingin mencari tempat yang tenang untuk melakukan proses kultivasi!" Jawab Arthur, sudah tak sabar ingin menyerap semua Demonic Core yang baru saja ia dapat, untuk meningkatkan kultivasinya. Terlebih ia juga sangat penasaran apakah dengan menyerap Demonic Core spesial, ia akan juga bisa mendapatkan kemampuan Spesial yang ada di dalamnya.
"Hmmm... Tapi ngomong-ngomong, apa kau akan terus mengikutiku seperti ini?" Tanya Arthur.
"Tentu saja! Memang apalagi yang kau harapkan? J
"Groaaahhh…!!!"*Auuuhh….!!!"*Booommmm….!!!Dalam sekejap, bersamaan dengan benturan yang terjadi antara tetua dari Klan Raging Bull melawan dua makhluk panggilan Arthur, pertempuran hebat terjadi di tengah pusat kota. Kejadian ini tentu saja segera menarik perhatian banyak penduduk yang kebetulan berada di sekitar lokasi. Termasuk diantaranya adalah para pasukan penjaga dari Guild Wildbear."Makhluk apa itu? Sungguh tampak menyeramkan!""Apakah mereka Demonic Beast? Tapi kenapa bentuknya seperti itu?""Tidak mungkin makhluk-makhluk tersebut adalah Demonic Beast! Tak ada Demonic Beast yang berbentuk tulang-belulang berselimut api hitam!""Lalu apa?""Entahlah! Mungkin makhluk Ghaib dalam legenda yang berasal dari neraka!"Berbagai diskusi liar mulai terdengar begitu kerumunan manusia sudah berkumpul. Sambil mengambil jarak aman, meraka saat ini menyaksikan pertarungan dengan berbagai ekspresi berbeda.Beberapa orang tampak
*Wuuushhhh…!!*Tap…!*Tap…!*Tap…!Bersamaan dengan dua tetua klan besar yang kini menargetkan Arthur mulai merilis auranya masing-masing. Beberapa Hunter lain berpakaian hitam dengan lambang Beruang membuka mulut lebar tersulam pada bagian dada, ikut mendarat disekitar Arthur.Tanpa berkata-kata, kelompok yang baru datang ini segera berubah kedalam mode Hunternya masing-masing. Ikut merilis aura yang seluruhnya di tujukan kearah Arthur."Sialan! Apa lagi sekarang?" Dengus Arthur, saat melihat kini ada puluhan Hunter tambahan ikut mengepungnya."Ini gawat! Mereka adalah orang-orang dari Guild Wildbear! Guild yang dibayar untuk menjaga keamanan kota ini!" Ucap Cecilia, saat melihat lambang di dada kelompok yang baru datang."Guild Wildbear?" Gumam Arthur, sambil mulai menaikkan salah satu alisnya."Dari awal aku sudah berencana untuk sedikit memberi mereka pelajaran ketika nanti akan meninggalkan kota! Tapi kini justru mereka yang
Note : Bab kali ini adalah chapter khusus dimana menceritakan asal-usul dari mana Arthur pertama kali menerima julukan Sang putra Kegelapan pada kehidupan sebelumnya di Gaia Land.------Satu bulan berlalu pasca kekacauan di Basecamp House Alknight yang dilakukan oleh Arthur. Kini dia yang telah sedikit pulih, sedang berada disuatu kedai makanan di temani oleh Master Dario, salah satu tetua dari house Wildbear yang senantiasa ditugaskan untuk mengawalnya."Tuan muda, sebaiknya kita pulang, kondisimu masih belum sepenuhnya stabil." Kata Master Dario, yang berdiri di samping Arthur.Arthur yang saat ini sedang lahap memakan hidangan yang di pesannya, segera melotot kearah Master Dario. "Diam, aku akan mati stres bila terus-terusan di suruh berdiam diri dirumah!" Bentak Arthur dengan makanan masih memenuhi mulutnya. Menyiprat kemana-mana."Tapi, aku bisa di marahi Lord lagi bila beliau tahu kau sedang tak berada di dalam kamar perawatan." Kata Master
Pusat kota menjadi sangat kacau saat skala pertempuran antara Arthur dan pasukan neraka nya menghadapi lawan-lawan yang menghadang, berkembang semakin intens.Pasukan dari Guild Wildbear terus berdatangan dan semakin bertambah banyak, membuat Arthur yang mulai kuwalahan, kini tak lagi memperdulikan lingkungan sekitar, ia memutuskan untuk tak menahan diri, membiarkan api hitam dari para pasukannya membakar apapun yang menghadang.Arthur sendiri yang menggunakan Rantai Hantu sebagai senjata utama, terus melancarkan serangan-serangan mematikan. Sambil mencari celah untuk bisa kabur.Rantai Hantu memanjang seperti tanpa batas, terus menyabet siapapun lawan yang berada dalam jangkauannya. Memberi cedera serius pada tiap lawan yang terkena. Selain cedera fisik serius, efek dari serangan Rantai Hantu yang paling memberi dampak mematikan adalah benturan mental yang disebabkannya.Membuat setiap lawan yang terlilit, ataupun hanya terserempet, berubah menjadi manusia d
"Hmmm… Gua yang cukup dalam!" Gumam Arthur, saat telah sampai di lokasi tempat persembunyian Cecilia, sebuah gua dengan aura aneh yang di selimuti oleh selubung kabut berwarna biru muda."Ini adalah gua yang kumaksud sebelumnya, tempat yang kutemukan secara tak sengaja! Entah kenapa setelah sampai di lokasi ini pertama kali secara tak sengaja beberapa tahun yang lalu, aku seperti mempunyai insting tertentu untuk bisa menemukan tempat ini lagi, meskipun selalu ada selubung kabut aneh yang menutup seluruh area!" Ucap Cecilia."Cukup aneh juga!" Jawab Arthur, setelah mendengar kalimat penjelasan Cecilia."Apa kau cukup yakin tak ada orang lain lagi yang tahu lokasi ini selain dirimu?" Tanya Arthur."Cukup yakin! Selama ini tak akan ada yang pernah bisa menemukanku saat sedang berada di dalam gua ini!" Jawab Cecilia."Baiklah kalau begitu, aku memerlukan waktu lumayan lama untuk memulihkan diri setelah ini, pertempuran di pusat kota sebelumnya, hampir mengu
*Booommm…!!!Suara dengungan keras, menjadi pertanda terbukanya pintu ketiga dalam Gerbang Jiwa Arthur. Dengan aura Kegelapan pekat menyelimuti seluruh tubuhnya. Arthur secara perlahan membuka mata."Akhirnya selesai juga!" Gumam Arthur.Ia kemudian melanjutkan dengan menstabilkan aliran Chi dalam tubuhnya yang masih bergejolak untuk beberapa saat, sebelum menghembuskan nafas panjang. Mengakhiri proses Kultivasinya."Cecilia, sudah berapa hari sejak aku memulai kultivasi?" Tanya Arthur kepada Cecilia yang saat ini sedang duduk bersila tak jauh di hadapannya."Tepat satu minggu!" Jawab Cecilia singkat."Hmmm… Lumayan lama juga! Ngomong-ngomong, dimana Gro kecil?" Tanya Arthur lagi, sambil mulai melihat sekeliling. Mencari keberadaan Gro kecil."Makhluk panggilanmu itu, benar-benar tak bisa diam! Setelah makan dan tidur, dia akan kembali berlari keluar, melakukan perb
*Wuuushhhh….!!!Arthur yang telah kembali membuka mata, kini mulai mencoba kemampuan baru yang ia dapatkan. Menggunakan pikiran, ia mengalirkan serbuk ungu aneh yang telah menjadi satu dengan Element Seed miliknya, untuk di manifestasikan kedunia nyata.Dari dalam pori-pori kulit Arthur, serbuk ungu saat ini tampak perlahan merembes keluar. Mulai menyelimuti seluruh tubuhnya."Hmmmm… Bahkan warna dari serbuk korosi Kunang-kunang penghancur yang kau miliki, saat ini tampak berbeda! Itu seharusnya berwarna kuning, bukannya ungu pekat seperti itu!" Ucap Cecilia, memberi tanggapan saat melihat serbuk ungu di sekitar tubuh Arthur."Warna tidaklah penting! Sekarang kita lihat, apa yang bisa dilakukan serbuk korosi ini!" Kata Arthur. Seraya kini mengarahkan gumpalan serbuk ungu yang menyelimuti seluruh tubuhnya, pada tumpukan mayat Demonic Beast hasil buruan Gro kecil yang tergeletak disalah satu sudut gua.Serbuk ungu yang saat ini dikendalikan Arthur, berger
"Hati-hati! Kabut ini sepertinya bergerak dengan cara tak biasa! Sangat berbeda dengan yang selama ini selalu kulihat!" Seru Cecilia, memberi peringatan seraya menarik bahu Arthur.Tepat ketika Cecilia menarik bahu Arthur, sehingga membuat Arthur mundur beberapa langkah kebelakang, kabut biru muda menerjang ditempat sebelumnya Arthur berdiri."Hmmm… Itu seperti punya kehendak sendiri!" Gumam Arthur saat melihat pergerakan tak biasa kabut biru muda di hadapannya."Kabut ini menutup semua akses menuju keluar! Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Cecilia."Aku sendiri juga tak tahu! Lagipula kita juga tak bisa memastikan efek apa yang akan terjadi bila terkena kabut itu!" Jawab Arthur.Situasi kemudian berubah hening saat Cecilia dan Arthur hanya melihat kedepan pada kabut biru muda yang saat ini juga tiba-tiba berhenti bergerak ketika sudah berada di lokasi tempat Arthur sebelumnya berdiri.
Di dalam kawah, saat ini Theo terlihat tengah berdiri tegak tanpa luka, sambil menggendong Arthur yang telah kembali ke wujud normal di pundaknya. Seperti sedang membawa sekantung beras.Melihat keponakannya baik-baik saja, Bosweric segera merasa lega. Theo yang kini ada di hadapannya terlihat sangat berbeda dari yang dia kenal, meskipun secara fisik tak terlalu berubah, Bosweric bisa merasa aura yang di keluarkan Theo sangatlah dalam dan kuat. Belum lagi sorot matanya terus menerus mengeluarkan ketajaman yang seharusnya tak di miliki oleh anak seusianya. Ketajaman yang sama seperti milik ayahnya Lord Arduric. Bahkan menurut Bosweric melebihinya.Setiap orang disekitar lokasi masih termenung menatap Theo ketika dia tiba-tiba melemparkan Arthur yang ada di pundaknya kearah Master Dario."Ahhh.. tuan muda..!!!" Dengan sigap Master Dario menangkap Arthur dan segera memeriksa kondisinya. Terlihat sangat khawatir."Tenang saja, dia masih hidup untuk saat ini. Sege
"BOCAHHH..!! TENANGKAN DIRIMU…!!!" Teriak Theo lantang.Semua orang di sekitar lokasi segera termenung melihat kedatangan tiba-tiba pemuda di hadapan mereka."Hoooaaaaarrrrgggggggg….!!!! Siapa yang kau sebut bocahhh????" Arthur Wild kembali berteriak gila setelah berdiri."Siapa lagi? Kau bocah nakal tak berguna yang bahkan tak bisa mengendalikan kekuatannya sendiri! Kau itu lebih bocah dari pada bocah! Dasar bocah ingusan." Kata Theo, sambil menatap remeh Arthur.Mendengar kata-kata Theo, mata hitam Arthur mulai melotot. Dia terlihat sangat marah."Siapa yang kau sebut bocah ingusan!!!!" Arthur berteriak marah, segera maju menerjang kearah Theo.Melihat bocah dihadapannya semakin menggila, Theo memasang kuda-kuda. Bersiap ikut menerjang kedepan. Menyambut serangan Arthur."Anak muda..!! Apa yang coba kau lakukan? Cepat menghindar! Itu berbahaya..!!" Bosweric yang k
"Ini berbahaya, bocah ini harus dihentikan, dia tak bisa mengontrol mana nya." Kata Theo.Setelah berkata demikian, Theo memerintahkan Jasia dan Kalina untuk tinggal di tempat. Dan segera pergi kelokasi pertempuran.***"Tuan muda, tenangkan dirimu."Seorang tetua dari house Wildbear terlihat sangat panik, dia terus berteriak kepada pemuda yang berdiri tak jauh di hadapannya untuk tenang."Diam…!!! Siapa tadi diantara kalian yang menyebutku bocah?"Pemuda di hadapan sang tetua bukannya semakin tenang, malah semakin liar memaki. Mana kegelapan mulai merembes keluar menutupi area sekitar pemuda tersebut.Mana kegelapan adalah yang paling ganas diantara semua jenis unsur mana. Unsur ini memiliki kemampuan untuk menyerap energi kehidupan di sekitarnya. Semua yang di lewati oleh unsur ini akan segera mengering dan mati."Ini gawat, tuan muda mulai kehila
"House Wildbear?"Jasia kemudian mulai menjelaskan, Hutan Pinus Beku saat ini terbagi menjadi 4 wilayah kekuasaan. Wilayah-wilayah ini di kuasai oleh 4 kelompok Knight, yakni house Alknight, Ironhead, Thrue Alknight, dan Wildbear.Keempat kelompok ini membagi Hutan Pinus Beku bagian luar dan bagian tengah menjadi wilayahnya masing-masing dengan mulai membangun Basecamp. Sementara wilayah bagian dalam hutan tidak ada yang menguasai. Spirit beast yang tinggal di wilayah dalam terlalu liar untuk diatasi oleh house manapun, sehingga tak ada yang berani membangun basecamp di wilayah bagian dalam hutan pinus beku. Wilayah ini akhirnya hanya menjadi tempat eksplorasi kelompok elite masing-masing house."Jadi seperti itu." Theo kini mulai mengerti.Setelah mendengarkan penjelasan Jasia, kini Theo mulai memperhatikan pertempuran kembali. Dia memperhatikan jalannya pertempuran dengan seksama untuk beberapa saat, sampai ada seorang pemuda dari house Wildbear yang menari
(Dalam beberapa chapter kedepan, menceritakan kehidupan lama Arthur di Gaia Land. Pertemuan awalnya dengan sang mentor. Theodoric Alknight)"Haaaahhh…. Haaahhh.. Haaaa….."Theo kini terbaring penuh luka, sedangkan lawannya juga terbaring, namun dengan kondisi yang lebih buruk dari pada Theo. Selain di dipenuhi luka, kedua tangan dan kedua kaki lawannya patah, dia sekarang sedang mengerang kesakitan dalam sebuah lubang tanah penuh retakan, tak jauh dari posisi Theo.Theo berhasil memenangkan pertempuran dengan banyak usaha dan menggunakan berbagai trik. Bertarung melawan seorang Immortal bumi, ternyata memanglah sudah menjadi batasan maksimal Theo.Melihat kondisinya sekarang, dia tak bisa membayangkan bila harus melawan dua Immortal bumi secara bersamaan. Dari pertarungan ini, dia menjadi sadar bahwa dirinya masih terlalu lemah. Hal ini membuatnya semakin terdorong untuk segera melakukan terobosan menjadi seorang Immortal.Untuk membantu house nya yang
"Hati-hati! Kabut ini sepertinya bergerak dengan cara tak biasa! Sangat berbeda dengan yang selama ini selalu kulihat!" Seru Cecilia, memberi peringatan seraya menarik bahu Arthur.Tepat ketika Cecilia menarik bahu Arthur, sehingga membuat Arthur mundur beberapa langkah kebelakang, kabut biru muda menerjang ditempat sebelumnya Arthur berdiri."Hmmm… Itu seperti punya kehendak sendiri!" Gumam Arthur saat melihat pergerakan tak biasa kabut biru muda di hadapannya."Kabut ini menutup semua akses menuju keluar! Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Cecilia."Aku sendiri juga tak tahu! Lagipula kita juga tak bisa memastikan efek apa yang akan terjadi bila terkena kabut itu!" Jawab Arthur.Situasi kemudian berubah hening saat Cecilia dan Arthur hanya melihat kedepan pada kabut biru muda yang saat ini juga tiba-tiba berhenti bergerak ketika sudah berada di lokasi tempat Arthur sebelumnya berdiri.
*Wuuushhhh….!!!Arthur yang telah kembali membuka mata, kini mulai mencoba kemampuan baru yang ia dapatkan. Menggunakan pikiran, ia mengalirkan serbuk ungu aneh yang telah menjadi satu dengan Element Seed miliknya, untuk di manifestasikan kedunia nyata.Dari dalam pori-pori kulit Arthur, serbuk ungu saat ini tampak perlahan merembes keluar. Mulai menyelimuti seluruh tubuhnya."Hmmmm… Bahkan warna dari serbuk korosi Kunang-kunang penghancur yang kau miliki, saat ini tampak berbeda! Itu seharusnya berwarna kuning, bukannya ungu pekat seperti itu!" Ucap Cecilia, memberi tanggapan saat melihat serbuk ungu di sekitar tubuh Arthur."Warna tidaklah penting! Sekarang kita lihat, apa yang bisa dilakukan serbuk korosi ini!" Kata Arthur. Seraya kini mengarahkan gumpalan serbuk ungu yang menyelimuti seluruh tubuhnya, pada tumpukan mayat Demonic Beast hasil buruan Gro kecil yang tergeletak disalah satu sudut gua.Serbuk ungu yang saat ini dikendalikan Arthur, berger
*Booommm…!!!Suara dengungan keras, menjadi pertanda terbukanya pintu ketiga dalam Gerbang Jiwa Arthur. Dengan aura Kegelapan pekat menyelimuti seluruh tubuhnya. Arthur secara perlahan membuka mata."Akhirnya selesai juga!" Gumam Arthur.Ia kemudian melanjutkan dengan menstabilkan aliran Chi dalam tubuhnya yang masih bergejolak untuk beberapa saat, sebelum menghembuskan nafas panjang. Mengakhiri proses Kultivasinya."Cecilia, sudah berapa hari sejak aku memulai kultivasi?" Tanya Arthur kepada Cecilia yang saat ini sedang duduk bersila tak jauh di hadapannya."Tepat satu minggu!" Jawab Cecilia singkat."Hmmm… Lumayan lama juga! Ngomong-ngomong, dimana Gro kecil?" Tanya Arthur lagi, sambil mulai melihat sekeliling. Mencari keberadaan Gro kecil."Makhluk panggilanmu itu, benar-benar tak bisa diam! Setelah makan dan tidur, dia akan kembali berlari keluar, melakukan perb
"Hmmm… Gua yang cukup dalam!" Gumam Arthur, saat telah sampai di lokasi tempat persembunyian Cecilia, sebuah gua dengan aura aneh yang di selimuti oleh selubung kabut berwarna biru muda."Ini adalah gua yang kumaksud sebelumnya, tempat yang kutemukan secara tak sengaja! Entah kenapa setelah sampai di lokasi ini pertama kali secara tak sengaja beberapa tahun yang lalu, aku seperti mempunyai insting tertentu untuk bisa menemukan tempat ini lagi, meskipun selalu ada selubung kabut aneh yang menutup seluruh area!" Ucap Cecilia."Cukup aneh juga!" Jawab Arthur, setelah mendengar kalimat penjelasan Cecilia."Apa kau cukup yakin tak ada orang lain lagi yang tahu lokasi ini selain dirimu?" Tanya Arthur."Cukup yakin! Selama ini tak akan ada yang pernah bisa menemukanku saat sedang berada di dalam gua ini!" Jawab Cecilia."Baiklah kalau begitu, aku memerlukan waktu lumayan lama untuk memulihkan diri setelah ini, pertempuran di pusat kota sebelumnya, hampir mengu