(Di sebuah penginapan lusuh)
"Arrrggggghhh….!!! Kepalaku pusing sekali!" Gumam Arthur. Kini mulai mengambil posisi duduk, sedikit terkejut saat menyadari ia sedang berada disebuah ruangan asing.
"Ohhh.. Nak, kau sudah sadar?" Tanya pria tua, yang saat ini tampak sedang minum arak di meja kamar ruang penginapan. Tak jauh dari lokasi ranjang Arthur.
"Pak tua, apa yang terjadi?" Tanya Arthur. Sepertinya melupakan semua kejadian saat ia sedang mabuk pada malam sebelumnya.
"Apa yang terjadi? Sungguh konyol! Lain kali jangan terlalu mabuk lagi! Bila kemarin aku tak sedang bersamamu, mungkin kau sudah dalam masalah besar, bisa juga kau sudah menjadi mayat saat ini!" Jawab pria tua.
Mendengar kata-kata pria tua, Arthur segera mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu?" Tanya Arthur.
"Sudahlah, tak usah di bahas lagi! Dengarkan saja saranku untuk tak terlalu mabuk setelah ini!" Dengus pria tua.
(Di sebuah penginapan lusuh)"Arrrggggghhh….!!! Kepalaku pusing sekali!" Gumam Arthur. Kini mulai mengambil posisi duduk, sedikit terkejut saat menyadari ia sedang berada disebuah ruangan asing."Ohhh.. Nak, kau sudah sadar?" Tanya pria tua, yang saat ini tampak sedang minum arak di meja kamar ruang penginapan. Tak jauh dari lokasi ranjang Arthur."Pak tua, apa yang terjadi?" Tanya Arthur. Sepertinya melupakan semua kejadian saat ia sedang mabuk pada malam sebelumnya."Apa yang terjadi? Sungguh konyol! Lain kali jangan terlalu mabuk lagi! Bila kemarin aku tak sedang bersamamu, mungkin kau sudah dalam masalah besar, bisa juga kau sudah menjadi mayat saat ini!" Jawab pria tua.Mendengar kata-kata pria tua, Arthur segera mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu?" Tanya Arthur."Sudahlah, tak usah di bahas lagi! Dengarkan saja saranku untuk tak terlalu mabuk setelah ini!" Dengus pria tua.
(Di sebuah penginapan lusuh)"Arrrggggghhh….!!! Kepalaku pusing sekali!" Gumam Arthur. Kini mulai mengambil posisi duduk, sedikit terkejut saat menyadari ia sedang berada disebuah ruangan asing."Ohhh.. Nak, kau sudah sadar?" Tanya pria tua, yang saat ini tampak sedang minum arak di meja kamar ruang penginapan. Tak jauh dari lokasi ranjang Arthur."Pak tua, apa yang terjadi?" Tanya Arthur. Sepertinya melupakan semua kejadian saat ia sedang mabuk pada malam sebelumnya."Apa yang terjadi? Sungguh konyol! Lain kali jangan terlalu mabuk lagi! Bila kemarin aku tak sedang bersamamu, mungkin kau sudah dalam masalah besar, bisa juga kau sudah menjadi mayat saat ini!" Jawab pria tua.Mendengar kata-kata pria tua, Arthur segera mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu?" Tanya Arthur."Sudahlah, tak usah di bahas lagi! Dengarkan saja saranku untuk tak terlalu mabuk setelah ini!" Dengus pria tua.
"Fiuuuhhh…! Itu tadi hampir saja!" Gumam Arthur, seraya melepas jubahnya."Hehhehe… Ini pertama kalinya aku memakai jubah ini untuk menghindari sesama Hunter, dan ternyata hasilnya benar-benar keren!" Seru Arthur.Pada perjalanan Arthur sebelumnnya, ketika ia berjalan kaki menyusuri gurun, Arthur tak lupa menyempatkan untuk memeriksa lebih teliti beberapa item yang berhasil ia temukan di ruang rahasia reruntuhan Klan Macan Kumbang Illahi. Salah satunya adalah Jubah hitam pekat yang baru saja ia gunakan.Jubah tersebut ternyata memiliki fungsi yang sungguh ajaib, dimana di dalamnya tersimpan suatu energi Chi aneh yang bisa membentuk sosok bayangan yang tampak memiliki kesadaran sendiri.Aliran Chi berbentuk bayangan ini, akan dengan segera menyelubungi seluruh tubuh Arthur begitu ia mengenakan jubah, dalam sekejap menghilangkan hawa keberadaannya.Arthur sendiri, sudah beberapa kali mencoba menggunak
"Apa-apaan? Apa yang terjadi sebenarnya!" Gumam Arthur. Dengan ekspresi wajah kebingungan.Ia masih agak sedikit terkejut dengan kejadian rantai hitam tiba-tiba melompat keluar secara paksa dari dalam Spacial Ring. Yang di teruskan dengan kejadian lain dimana lebih mengejutkan lagi ketika rantai hitam memasuki ranah jiwanya, dan dengan ganas menyerap jiwa sisa yang bersemayam di dalam Demonic Core tingkat tinggi.Kini, melihat rantai hitam yang telah selesai menyerap jiwa sisa melompat keluar lagi dari dalam ranah jiwanya, tampak seperti makhluk hidup yang memiliki kesadaran, dimana mulai membelit tubuhnya dengan ringan seperti sedang memeluk, Arthur seketika dibuat kehabisan kata-kata. Benar-benar menjadi sangat bingung. Tak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi.*Wung…!Ketika Arthur masih tenggelam dalam kebingungannya, sebuah suara dengungan tiba-tiba terdengar. Suara dengungan ini tak lain berasal dari ra
"Hahhh… Aku lapar sekali!" Gumam Arthur, kini berjalan perlahan keluar dari dalam kuil tua.*Boooommmm…!!!Namun, baru selangkah Arthur keluar dari kuil, sebuah serangan Chi beratribut Api menghujam tepat kearahnya, membuat area sekitar dimana Arthur berdiri, meledak dengan keras."Gahhh…!!! Apa-apaan siapa itu!" Bentak Arthur, dari dalam kepulan debu yang masih bertebaran. Benar-benar tak menduga sama sekali dirinya akan disambut dengan serangan berdaya ledak besar begitu melangkah keluar."Hmmm… Jadi itu kau, makhluk Kegelapan yang muncul pada area pemakaman dan akhir-akhir ini meresahkan warga sekitar!""Sebaiknya dengan patuh terima takdirmu! Aku akan menyegel jiwa gentayangan sepertimu yang sudah tak seharusnya ada di dunia ini, untuk kembali ke alam dimana seharunya kau berada!"Saat Arthur masih tampak kesal dan mencari keberadaan orang yang baru saja menyerangnya, suara reny
(Kuil Tua)"Emmm…!!"Gadis muda mengerang untuk beberapa saat, ketika pertama kali membuka mata. Sebelumnya, tepat saat Arthur secara tak sengaja mengeratkan belenggu Rantai Hantu yang melilitnya, gadis muda yang sudah tertekan secara fisik dan mental ini langsung jatuh tak sadarkan diri."Ohh, akhirnya bangun juga!" Kata Arthur, sambil sibuk memakan perbekalan yang tadi sempat ia beli di sebuah kedai yang berada tak jauh dari area pemakaman.Mendengar suara Arthur, sang gadis yang masih sangat trauma dengan pengalaman rasa takut mendalam yang ia dapatkan dari efek terbelenggu Rantai Hantu, segera berdiri dari posisi tidurnya. Melompat mundur beberapa langkah kebelakang."Hei! Aku sebenarnya suka-suka saja mendapat pemandangan indah! Tapi apa kau yakin berdiri begitu saja tanpa memegang selimutmu?" Tanya Arthur, sambil mulai memandang kearah gadis muda dengan tatapan agak nakal."Ap
(Keesokan paginya)"Kali ini kau benar-benar harus bertanggung jawab!" Gumam Cecilia, sambil memeluk erat selimutnya. Tak berani memandang kearah Arthur. Air mata juga menetes di pipinya."Hahhh….! Ini kacau! Serbuk macam apa tadi malam itu?" Gumam Arthur.Pada malam sebelumnya, Arthur yang diawal sudah sigap, berhasil menahan nafas untuk tak menghirup serbuk merah muda begitu Burung Hantu Birahi menyebarkannya, akhirnya harus ikut menghirup serbuk tersebut saat Cecilia dengan ganas mulai memeluk dan melepas semua pakaiannya.Situasi kemudian berakhir dengan seluruh tubuh Arthur entah kenapa tiba-tiba menjadi panas. Gelora nafsu lelaki dalam dirinya juga mulai memburu, sama seperti halnya Cecilia. Dengan begitu, kejadian berikutnya dimana lelaki dan wanita yang telah saling dipengaruhi hawa nafsu masing-masing, tak terhindarkan. Malam menjadi begitu panas bagi keduanya, baik Arthur dan Cecilia, dengan liar saling me
"Bila aku ingin menjual semua sisa tubuh Demonic Beast ini, kira-kira aku akan mendapatkan level Bisnis kelas berapa?" Tanya Arthur. Sambil memasang senyum tipis sederhana.Mendengar pertanyaan Arthur, Leandra tak segera menjawab, hanya termenung untuk beberapa saat sambil menatap tumpukan sisa tubuh Demonic Beast yang ada di hadapannya.Sisa-sisa tubuh Demonic Beast yang dikeluarkan Arthur sendiri, adalah hasil panen yang ia dapat ketika awal berada di Tartarus Land, dimana ia mendapat intruksi dari Jiwa Kegelapan untuk mengumpulkan 1000 Demonic Core."Tuan muda, dari mana anda mendapatkan semua ini?" Tanya Leandra tiba-tiba, setelah lama termenung.Mendengar pertanyaan Leandra, Arthur segera mengerutkan kening. "Temanku ini bilang, bahwa Paviliun Harta adalah organisasi tersohor dan tentunya adalah kelompok yang profesional!""Tapi setelah sampai disini, sepertinya apa yang ia katakan tidak sepenu
Di dalam kawah, saat ini Theo terlihat tengah berdiri tegak tanpa luka, sambil menggendong Arthur yang telah kembali ke wujud normal di pundaknya. Seperti sedang membawa sekantung beras.Melihat keponakannya baik-baik saja, Bosweric segera merasa lega. Theo yang kini ada di hadapannya terlihat sangat berbeda dari yang dia kenal, meskipun secara fisik tak terlalu berubah, Bosweric bisa merasa aura yang di keluarkan Theo sangatlah dalam dan kuat. Belum lagi sorot matanya terus menerus mengeluarkan ketajaman yang seharusnya tak di miliki oleh anak seusianya. Ketajaman yang sama seperti milik ayahnya Lord Arduric. Bahkan menurut Bosweric melebihinya.Setiap orang disekitar lokasi masih termenung menatap Theo ketika dia tiba-tiba melemparkan Arthur yang ada di pundaknya kearah Master Dario."Ahhh.. tuan muda..!!!" Dengan sigap Master Dario menangkap Arthur dan segera memeriksa kondisinya. Terlihat sangat khawatir."Tenang saja, dia masih hidup untuk saat ini. Sege
"BOCAHHH..!! TENANGKAN DIRIMU…!!!" Teriak Theo lantang.Semua orang di sekitar lokasi segera termenung melihat kedatangan tiba-tiba pemuda di hadapan mereka."Hoooaaaaarrrrgggggggg….!!!! Siapa yang kau sebut bocahhh????" Arthur Wild kembali berteriak gila setelah berdiri."Siapa lagi? Kau bocah nakal tak berguna yang bahkan tak bisa mengendalikan kekuatannya sendiri! Kau itu lebih bocah dari pada bocah! Dasar bocah ingusan." Kata Theo, sambil menatap remeh Arthur.Mendengar kata-kata Theo, mata hitam Arthur mulai melotot. Dia terlihat sangat marah."Siapa yang kau sebut bocah ingusan!!!!" Arthur berteriak marah, segera maju menerjang kearah Theo.Melihat bocah dihadapannya semakin menggila, Theo memasang kuda-kuda. Bersiap ikut menerjang kedepan. Menyambut serangan Arthur."Anak muda..!! Apa yang coba kau lakukan? Cepat menghindar! Itu berbahaya..!!" Bosweric yang k
"Ini berbahaya, bocah ini harus dihentikan, dia tak bisa mengontrol mana nya." Kata Theo.Setelah berkata demikian, Theo memerintahkan Jasia dan Kalina untuk tinggal di tempat. Dan segera pergi kelokasi pertempuran.***"Tuan muda, tenangkan dirimu."Seorang tetua dari house Wildbear terlihat sangat panik, dia terus berteriak kepada pemuda yang berdiri tak jauh di hadapannya untuk tenang."Diam…!!! Siapa tadi diantara kalian yang menyebutku bocah?"Pemuda di hadapan sang tetua bukannya semakin tenang, malah semakin liar memaki. Mana kegelapan mulai merembes keluar menutupi area sekitar pemuda tersebut.Mana kegelapan adalah yang paling ganas diantara semua jenis unsur mana. Unsur ini memiliki kemampuan untuk menyerap energi kehidupan di sekitarnya. Semua yang di lewati oleh unsur ini akan segera mengering dan mati."Ini gawat, tuan muda mulai kehila
"House Wildbear?"Jasia kemudian mulai menjelaskan, Hutan Pinus Beku saat ini terbagi menjadi 4 wilayah kekuasaan. Wilayah-wilayah ini di kuasai oleh 4 kelompok Knight, yakni house Alknight, Ironhead, Thrue Alknight, dan Wildbear.Keempat kelompok ini membagi Hutan Pinus Beku bagian luar dan bagian tengah menjadi wilayahnya masing-masing dengan mulai membangun Basecamp. Sementara wilayah bagian dalam hutan tidak ada yang menguasai. Spirit beast yang tinggal di wilayah dalam terlalu liar untuk diatasi oleh house manapun, sehingga tak ada yang berani membangun basecamp di wilayah bagian dalam hutan pinus beku. Wilayah ini akhirnya hanya menjadi tempat eksplorasi kelompok elite masing-masing house."Jadi seperti itu." Theo kini mulai mengerti.Setelah mendengarkan penjelasan Jasia, kini Theo mulai memperhatikan pertempuran kembali. Dia memperhatikan jalannya pertempuran dengan seksama untuk beberapa saat, sampai ada seorang pemuda dari house Wildbear yang menari
(Dalam beberapa chapter kedepan, menceritakan kehidupan lama Arthur di Gaia Land. Pertemuan awalnya dengan sang mentor. Theodoric Alknight)"Haaaahhh…. Haaahhh.. Haaaa….."Theo kini terbaring penuh luka, sedangkan lawannya juga terbaring, namun dengan kondisi yang lebih buruk dari pada Theo. Selain di dipenuhi luka, kedua tangan dan kedua kaki lawannya patah, dia sekarang sedang mengerang kesakitan dalam sebuah lubang tanah penuh retakan, tak jauh dari posisi Theo.Theo berhasil memenangkan pertempuran dengan banyak usaha dan menggunakan berbagai trik. Bertarung melawan seorang Immortal bumi, ternyata memanglah sudah menjadi batasan maksimal Theo.Melihat kondisinya sekarang, dia tak bisa membayangkan bila harus melawan dua Immortal bumi secara bersamaan. Dari pertarungan ini, dia menjadi sadar bahwa dirinya masih terlalu lemah. Hal ini membuatnya semakin terdorong untuk segera melakukan terobosan menjadi seorang Immortal.Untuk membantu house nya yang
"Hati-hati! Kabut ini sepertinya bergerak dengan cara tak biasa! Sangat berbeda dengan yang selama ini selalu kulihat!" Seru Cecilia, memberi peringatan seraya menarik bahu Arthur.Tepat ketika Cecilia menarik bahu Arthur, sehingga membuat Arthur mundur beberapa langkah kebelakang, kabut biru muda menerjang ditempat sebelumnya Arthur berdiri."Hmmm… Itu seperti punya kehendak sendiri!" Gumam Arthur saat melihat pergerakan tak biasa kabut biru muda di hadapannya."Kabut ini menutup semua akses menuju keluar! Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Cecilia."Aku sendiri juga tak tahu! Lagipula kita juga tak bisa memastikan efek apa yang akan terjadi bila terkena kabut itu!" Jawab Arthur.Situasi kemudian berubah hening saat Cecilia dan Arthur hanya melihat kedepan pada kabut biru muda yang saat ini juga tiba-tiba berhenti bergerak ketika sudah berada di lokasi tempat Arthur sebelumnya berdiri.
*Wuuushhhh….!!!Arthur yang telah kembali membuka mata, kini mulai mencoba kemampuan baru yang ia dapatkan. Menggunakan pikiran, ia mengalirkan serbuk ungu aneh yang telah menjadi satu dengan Element Seed miliknya, untuk di manifestasikan kedunia nyata.Dari dalam pori-pori kulit Arthur, serbuk ungu saat ini tampak perlahan merembes keluar. Mulai menyelimuti seluruh tubuhnya."Hmmmm… Bahkan warna dari serbuk korosi Kunang-kunang penghancur yang kau miliki, saat ini tampak berbeda! Itu seharusnya berwarna kuning, bukannya ungu pekat seperti itu!" Ucap Cecilia, memberi tanggapan saat melihat serbuk ungu di sekitar tubuh Arthur."Warna tidaklah penting! Sekarang kita lihat, apa yang bisa dilakukan serbuk korosi ini!" Kata Arthur. Seraya kini mengarahkan gumpalan serbuk ungu yang menyelimuti seluruh tubuhnya, pada tumpukan mayat Demonic Beast hasil buruan Gro kecil yang tergeletak disalah satu sudut gua.Serbuk ungu yang saat ini dikendalikan Arthur, berger
*Booommm…!!!Suara dengungan keras, menjadi pertanda terbukanya pintu ketiga dalam Gerbang Jiwa Arthur. Dengan aura Kegelapan pekat menyelimuti seluruh tubuhnya. Arthur secara perlahan membuka mata."Akhirnya selesai juga!" Gumam Arthur.Ia kemudian melanjutkan dengan menstabilkan aliran Chi dalam tubuhnya yang masih bergejolak untuk beberapa saat, sebelum menghembuskan nafas panjang. Mengakhiri proses Kultivasinya."Cecilia, sudah berapa hari sejak aku memulai kultivasi?" Tanya Arthur kepada Cecilia yang saat ini sedang duduk bersila tak jauh di hadapannya."Tepat satu minggu!" Jawab Cecilia singkat."Hmmm… Lumayan lama juga! Ngomong-ngomong, dimana Gro kecil?" Tanya Arthur lagi, sambil mulai melihat sekeliling. Mencari keberadaan Gro kecil."Makhluk panggilanmu itu, benar-benar tak bisa diam! Setelah makan dan tidur, dia akan kembali berlari keluar, melakukan perb
"Hmmm… Gua yang cukup dalam!" Gumam Arthur, saat telah sampai di lokasi tempat persembunyian Cecilia, sebuah gua dengan aura aneh yang di selimuti oleh selubung kabut berwarna biru muda."Ini adalah gua yang kumaksud sebelumnya, tempat yang kutemukan secara tak sengaja! Entah kenapa setelah sampai di lokasi ini pertama kali secara tak sengaja beberapa tahun yang lalu, aku seperti mempunyai insting tertentu untuk bisa menemukan tempat ini lagi, meskipun selalu ada selubung kabut aneh yang menutup seluruh area!" Ucap Cecilia."Cukup aneh juga!" Jawab Arthur, setelah mendengar kalimat penjelasan Cecilia."Apa kau cukup yakin tak ada orang lain lagi yang tahu lokasi ini selain dirimu?" Tanya Arthur."Cukup yakin! Selama ini tak akan ada yang pernah bisa menemukanku saat sedang berada di dalam gua ini!" Jawab Cecilia."Baiklah kalau begitu, aku memerlukan waktu lumayan lama untuk memulihkan diri setelah ini, pertempuran di pusat kota sebelumnya, hampir mengu