Share

Bab 19

Penulis: Thiryrs
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Hmmm?" Setelah ia mendengar kalimat tanya itu dari Azyla, lantas netranya pun turut mengarah ke arah sahabatnya itu.

Tentu saja, Azyla merasa aneh sebab hal ini. Bagaimana tidak? Tania bukannya menjawabnya, tapi malah berdeham dan turut menautkan pandangannya belaka. Lantas sebab hal ini, Azyla pun turut kembali berucap, "Hmmm? Jadi benar?"

Tania tampak menggeleng kala itu.

"Bukan?" tanya Azyla kembali dengan tampak merasa penasaran.

"Maksudnya, aku tak mengetahuinya. Ada rasa jika ini benar, tapi di sisi lainnya ini juga terasa mustahil," tutur Tania yang seakan tak ingin berharap lebih dengan nada suara yang semakin melirih. Tak hanya mengenai kalimatnya yang terkesan lirih di akhir, tapi ia pun turut menampilkan raut wajah sendu spontannya, di kala ia mengatakan sisa-sisa kalimat di akhir ucapannya kala itu.

Tentu saja Tania telah jadi pusat perhatian bagi para sahabatnya. Tak hanya Azyla, tapi Aliya dan Jeysa pun seakan turut merasa, jika salah seorang sahabat mereka itu seakan te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sepatu   Bab 20

    Mereka memang cukup merasa penasaran, tapi tampaknya mereka lebih memilih bungkam dan memilih untuk tak bertanya lebih mengenai dugaan mereka itu terhadapnya.Semenjak mereka berada di sana, sungguh tak ada yang menyangka jika pada akhirnya Syahdan akan sadar dan turut melihat ke arahnya. Maka sebab hal ini, sebab Tania merasa jika ada yang tengah melihatnya, maka dengan spontan pun matanya turut membalas pandangan itu.Tania meneguk salivanya di kala Syahdan turut melihat ke arahnya. Sungguh, ia tak tahu harus melakukan hal apa kala itu. Lantas sebab hal ini, Tania pun turut berakting melihat ke arah arloji yang tengah ia kenakan dan turut menuturkan, "Astagfirullah, telah berapa lama kita di sini? Bagaimana dengan tugas kita?" Itulah yang ia ucapkan dengan tampak seakan tergesa-gesa kala itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sepatu   Bab 21

    Sungguh, sebenarnya rasa tergesa-gesa itu bukan sebab tugas mereka yang memang belum sepenuhnya terselesaikan, tapi tak lain dan tak bukan apalagi kalau bukan hanya sebatas alasannya Tania, agar para sahabatnya itu tak lagi ingin menetap di sana sebab merasa penasaran atau semacamnya, terlagi jika saja mereka sampai melihat ia salah tingkah, di kala posisi Syahdan yang masih saja melihat ke arahnya kala itu.Please, jangan ke sini Dan!Batin Tania.Kala itu, entah Syahdan memang hendak menghampirinya atau tidak, sungguh Tania juga tak mengetahuinya. Namun, di kala ia sempat melihat ke arahnya sejenak, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menarik para sahabatnya itu, ia memang sempat melihat pergerakan Syahdan yang seolah-olah hendak menghampirinya.Maka sebab hal inilah, dengan sigap Tania menarik mereka dengan terkesan tergesa-gesa dan lagi-lagi membuat para sahabatnya itu kembali mengernyitkan alis mereka tentunya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sepatu   Bab 22

    Maka sebab hal ini, mau tak mau para sahabatnya pun turut mengikuti keinginannya Tania. Mereka tampak melangkah dengan gesit, atas aba-aba dari Tania dan kemudian lekas kembali mengerjakan tugas mereka yang sempat terbengkalai tadinya."Huft! Syukurlah," ucap Tania setelah mereka sampai pada tempat yang sama, layak pada yang sebelum-sebelumnya."Syukur?" ulang Aliya dengan spontan dan turut mengernyitkan alisnya."Iya syukur! Syukur tadi di ...," ucapan Tania yang sempat terputus. Ya, hampir saja ia keceplosan kala itu. Jika saja kalimatnya masih terlanjut tanpa ia sadari, maka pastinya mereka semua akan tahu kalau Tania memang telah lama punya rasa pada Syahdan. Belum lagi nantinya, Jeysa malah akan meledeknya sebab hal ini, terlagi tadi ia sempat berakting agar mereka sama sekali tak tahu tentang isi hati dan suasana hatinya kala itu,"maksudnya ... syukur tugas-tugas kita masih tertumpuk rapi di sana, syukur tak ada yang mengambilnya. Jika saja itu sampai terjadi, bukankah ini akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sepatu   PEMBUKA

    Assalamu'alaikum .... Saya sebagai penulis, ingin memberikan sedikit pesan untuk semua pembaca, semoga bisa di pahami dan di laksanakan 👍. 😊😊😊 Membaca adalah hal yang cukup banyak di gemari, selain menambah ilmu juga dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa dan alur cerita yang di buat. Pada dasarnya setiap penulis menginginkan yang terbaik untuk setiap karya yang telah di publish, dan juga untuk pembaca yang setia bersama karyanya. Buku atau sebuah bacaan adalah gudang ilmu, dan isinya di pertanggung jawabkan menurut amal jariah yang menuju kebaikan atau bahkan sebaliknya. Pada dasarnya sebuah niat adalah kunci dalam suatu perbuatan, namun tak hanya sebatas itu, sebuah perlakuan bisa saja mengurungkan sebuah niat yang baik, bila menyimpang dari konsep kebaikan itu sendiri. Saya sebagai penulis, berharap sebuah karya ini akan menjadi suatu manfaat bukan sebagai dosa jariah, yang akan membebani kehidupan sejumlah orang yang terlibat. Oleh karena itu, saya harap para pem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sepatu   Bab 1

    Embun di pagi buta terasa begitu sejuk, ditemani dengan langit berwarna keunguan nan gelap yang begitu indah. Pada saat itu, makhluk selainnya pun terbangun untuk mengawali aktivitas baru. Ayam yang mulai berkokok, burung berkicauan, mereka turut memeriahkan pagi yang cerah kan tiba. Mentari yang mulai naik secara perlahan, awan-awan yang begitu indah mulai bermunculan, menghiasi langit berwarna biru cerah itu. Ternyata hari yang cerah itu adalah hari yang bersejarah bagi persahabatan mereka, bahkan bertempatkan pada tempat yang bersejarah pula.Sama halnya dengan makhluk ciptaan kuasa yang telah dinyatakan tadi. Gadis ini juga mengindahkan suasana pada pagi itu, yakni pada saat langit indah berwarna keunguan gelap menghampiri waktu tidurnya, serta merta mimpi indahnya yang memang harus ia usaikan.Dengan berjuta mimpi indahnya itu, seakan menguatkannya untuk menahan rasa kantuk yang tengah menghantuinya. Baginya, mimpi adalah sebuah motivasi untuk segera bergegas menjauhui tempat peri

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sepatu   Bab 2

    Dengan senyuman, ia dengan segera bergegas untuk melaksanakan banyak kewajiban yang memang harus ia tunaikan. Baik itu sebagai seorang pelajar maupun sebagai umat yang beragama.Gadis itu bernama Azyla, ia melakukan setiap aktivitasnya dengan penuh keyakinan akan kebesaran Tuhan. Tepat pada pagi ini, ia dengan segera bergegas menuju sekolah yang tak jauh dari rumahnya. Namun kali ini ada yang berbeda dari kegiatan sekolahnya, yakni mengunjungi tempat yang bersejarah bagi umat islam yaitu Istana Siak Sri Indrapura. Dimana tempat itu adalah tempat yang begitu manis untuk mengukir sejarah baginya. Sesampainya ia pada tujuan yang ingin ditempuh olehnya, Azyla pun disambut ceria oleh para sahabatnya.“Assalamualaikum,” sambut para sahabatnya.“Waalaikumussalam,” jawab seorang gadis itu dengan begitu manisnya.“Akhirnya, kamu datang juga Zy,” ujar seorang sahabatnya yang bernama Tania dengan tampak merasa lega.“Ya, Alhamdulillah. Itu berkat Allah yang mengizinkanku, untuk menghadiri tempat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sepatu   Bab 3

    Lonceng pun berdering menandakan waktu keberangkatan akan segera dimulai.“Azyla, Jeysa,Tania ... bel sudah berdering. Ini saatnya kita menuju tempat kediaman bus yang akan kita tumpangi,” ucap sorang sahabat yang cukup berarti bagi seorang Azyla, ialah Aliya.Dengan langkah kaki yang pasti mereka, dengan segera menuju kediaman bus yang akan membawa mereka ke tempat yang bersejarah tersebut.“Azyla, Aliya jangan jauh-jauh dari kami, nanti kita tak bisa bersenda gurau bersama,” ucap Jeysa.“Iya itu benar. Nanti kita tak bisa bercerita bersama, seperti yang kita lakukan di dalam kelas,” tutur Tania.Azyla dan aliya pun memenuhi permintaan kedua sahabat mereka itu.Jam tangan Azyla pun terus berputar pada porosnya, waktu pun telah menunjukkan akan tibanya mereka pada tempat yang mereka nantikan. Dengan berjalannya waktu, keceriaan dan kebersamaan mereka pun dapat diumpamakan layaknya sebuah melodi yang telah tercipta.Ya, karena kepaduan yang utuh antara berbagai jenis instrumen musik yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sepatu   Bab 4

    Tak hanya sampai pada sebuah perumpamaan, dengan hati yang riang penuh keceriaan itu, mereka dengan spontan memperagakannya. Mereka menyuarakan alunan kata yang mereka nyanyikan secara bersama.Bagai udara yang selalu mereka hirup, mereka tak pernah melupakan petikan gitar yang selama ini telah menemani alunan rangkaian kata mereka, bak berupa nyanyian dan tentunya telah menggambarkan kebersamaan mereka selama ini.Beberapa saat setelahnya, akhirnya mereka harus menutup semua itu dengan sebuah lagu penutup yang bercerita tentang kesetiaan seorang sahabat. Ya, lebih tepatnya mengenai kisah persahabatan yang selalu tersenyum bersama, dengan penuh kasih dan ketulusan yang pasti.Tak terasa sudah, langkah kaki mereka pun telah menginjak pada tempat kebanggaan orang melayu yang cukup penuh misteri tersebut. Banyak kisah yang terungkap tentang manis dan pahitnya kehidupan pada masa itu. Tak terkecuali mengenai kisah seorang panglima yang setia dan juga kisahnya bersama para sahabatnya. Hal i

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Sepatu   PEMBUKA

    Assalamu'alaikum .... Saya sebagai penulis, ingin memberikan sedikit pesan untuk semua pembaca, semoga bisa di pahami dan di laksanakan 👍. 😊😊😊 Membaca adalah hal yang cukup banyak di gemari, selain menambah ilmu juga dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa dan alur cerita yang di buat. Pada dasarnya setiap penulis menginginkan yang terbaik untuk setiap karya yang telah di publish, dan juga untuk pembaca yang setia bersama karyanya. Buku atau sebuah bacaan adalah gudang ilmu, dan isinya di pertanggung jawabkan menurut amal jariah yang menuju kebaikan atau bahkan sebaliknya. Pada dasarnya sebuah niat adalah kunci dalam suatu perbuatan, namun tak hanya sebatas itu, sebuah perlakuan bisa saja mengurungkan sebuah niat yang baik, bila menyimpang dari konsep kebaikan itu sendiri. Saya sebagai penulis, berharap sebuah karya ini akan menjadi suatu manfaat bukan sebagai dosa jariah, yang akan membebani kehidupan sejumlah orang yang terlibat. Oleh karena itu, saya harap para pem

  • Sepatu   Bab 22

    Maka sebab hal ini, mau tak mau para sahabatnya pun turut mengikuti keinginannya Tania. Mereka tampak melangkah dengan gesit, atas aba-aba dari Tania dan kemudian lekas kembali mengerjakan tugas mereka yang sempat terbengkalai tadinya."Huft! Syukurlah," ucap Tania setelah mereka sampai pada tempat yang sama, layak pada yang sebelum-sebelumnya."Syukur?" ulang Aliya dengan spontan dan turut mengernyitkan alisnya."Iya syukur! Syukur tadi di ...," ucapan Tania yang sempat terputus. Ya, hampir saja ia keceplosan kala itu. Jika saja kalimatnya masih terlanjut tanpa ia sadari, maka pastinya mereka semua akan tahu kalau Tania memang telah lama punya rasa pada Syahdan. Belum lagi nantinya, Jeysa malah akan meledeknya sebab hal ini, terlagi tadi ia sempat berakting agar mereka sama sekali tak tahu tentang isi hati dan suasana hatinya kala itu,"maksudnya ... syukur tugas-tugas kita masih tertumpuk rapi di sana, syukur tak ada yang mengambilnya. Jika saja itu sampai terjadi, bukankah ini akan

  • Sepatu   Bab 21

    Sungguh, sebenarnya rasa tergesa-gesa itu bukan sebab tugas mereka yang memang belum sepenuhnya terselesaikan, tapi tak lain dan tak bukan apalagi kalau bukan hanya sebatas alasannya Tania, agar para sahabatnya itu tak lagi ingin menetap di sana sebab merasa penasaran atau semacamnya, terlagi jika saja mereka sampai melihat ia salah tingkah, di kala posisi Syahdan yang masih saja melihat ke arahnya kala itu.Please, jangan ke sini Dan!Batin Tania.Kala itu, entah Syahdan memang hendak menghampirinya atau tidak, sungguh Tania juga tak mengetahuinya. Namun, di kala ia sempat melihat ke arahnya sejenak, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menarik para sahabatnya itu, ia memang sempat melihat pergerakan Syahdan yang seolah-olah hendak menghampirinya.Maka sebab hal inilah, dengan sigap Tania menarik mereka dengan terkesan tergesa-gesa dan lagi-lagi membuat para sahabatnya itu kembali mengernyitkan alis mereka tentunya.

  • Sepatu   Bab 20

    Mereka memang cukup merasa penasaran, tapi tampaknya mereka lebih memilih bungkam dan memilih untuk tak bertanya lebih mengenai dugaan mereka itu terhadapnya.Semenjak mereka berada di sana, sungguh tak ada yang menyangka jika pada akhirnya Syahdan akan sadar dan turut melihat ke arahnya. Maka sebab hal ini, sebab Tania merasa jika ada yang tengah melihatnya, maka dengan spontan pun matanya turut membalas pandangan itu.Tania meneguk salivanya di kala Syahdan turut melihat ke arahnya. Sungguh, ia tak tahu harus melakukan hal apa kala itu. Lantas sebab hal ini, Tania pun turut berakting melihat ke arah arloji yang tengah ia kenakan dan turut menuturkan, "Astagfirullah, telah berapa lama kita di sini? Bagaimana dengan tugas kita?" Itulah yang ia ucapkan dengan tampak seakan tergesa-gesa kala itu.

  • Sepatu   Bab 19

    "Hmmm?" Setelah ia mendengar kalimat tanya itu dari Azyla, lantas netranya pun turut mengarah ke arah sahabatnya itu.Tentu saja, Azyla merasa aneh sebab hal ini. Bagaimana tidak? Tania bukannya menjawabnya, tapi malah berdeham dan turut menautkan pandangannya belaka. Lantas sebab hal ini, Azyla pun turut kembali berucap, "Hmmm? Jadi benar?"Tania tampak menggeleng kala itu."Bukan?" tanya Azyla kembali dengan tampak merasa penasaran."Maksudnya, aku tak mengetahuinya. Ada rasa jika ini benar, tapi di sisi lainnya ini juga terasa mustahil," tutur Tania yang seakan tak ingin berharap lebih dengan nada suara yang semakin melirih. Tak hanya mengenai kalimatnya yang terkesan lirih di akhir, tapi ia pun turut menampilkan raut wajah sendu spontannya, di kala ia mengatakan sisa-sisa kalimat di akhir ucapannya kala itu.Tentu saja Tania telah jadi pusat perhatian bagi para sahabatnya. Tak hanya Azyla, tapi Aliya dan Jeysa pun seakan turut merasa, jika salah seorang sahabat mereka itu seakan te

  • Sepatu   Bab 18

    Jujur, Tania memang turut merasakan hal yang sama dan bahkan di sisi lainnya ia seakan cukup yakin akan hal ini, tapi balik lagi ke sisi lainnya, sungguh Tania merasa ambigu. Menurutnya, bagaimana mungkin rasanya jika seorang siswa yang kini seakan terkesan asing baginya itu, malah memperhatikannya sedari tadi?Ya, itulah hal yang seakan sulit untuk Tania tepis dalam mengatasi keambiguan ini. Apa memang Syahdan?Setelah sebelumnya ia sempat membatinkan kalimatnya, maka kini ia pun kembali melakukan hal yang sama. Kini, pandangannya pun masih tertuju ke arah yang sama. Sementara yang lainnya pun turut melihat ke arah Tania kala itu."Tan," panggil Azyla guna menyadarkannya."I ... iya?" Sungguh Tania seakan merasa gugup setelahnya. Baginya, jika saja sosok bayangan tadi memanglah Syahdan, maka ini seakan pertanda jika cinta lamanya telah terbalaskan.Lantas benarkah demikian? Benarkah sosok bayangan yang mengikutinya itu ialah Syahdan?Entahlah, bahkan Tania pun sama sekali belum beran

  • Sepatu   Bab 17

    Apa orang yang kamu ragukan itu adalah dia? Diakah sosok bayangan yang kamu maksud?” tanya Azyla dengan masih melihat ke arah yang sama dan turut menunjuk ke arah tersebut.Lantas setelahnya Tania pun turut memicingkan matanya secara berkala, guna memastikan hal ini.Mungkinkah dia?Batin Tania yang masih merasa ragu.Azyla bisa menduga demikian, sebab anak laki-laki bertopi itu sempat menunjuk ke arahnya dan juga yang lainnya. Sepertinya, ia yang tengah mengobrol dengan teman-temannya itu dan turut menunjuk ke arah tersebut, seakan memiliki maksud tertentu. Ini memang belum tentu benar, tapi tak menutup kemungkinan, jika alasan dari seorang siswa itu menunjuk ke arah mereka tanpa ia sadari, mungkin saja salah satu temannnya tengah menanyakan dari arah mana barusan ia berjalan, bukan?Ya, ini memang baru sebatas asumsi belaka, tapi tampaknya begitulah tanggapan Azyla mengenai hal ini. sebenarnya bukan hanya Azyla, demikian pula dengan Aliya, Jeysa dan bahkan juga Tania. Mereka seakan m

  • Sepatu   Bab 16

    Aku masih mengingatnya, walaupun tak terlalu jelas dalam pikiranku,” jawab Tania.“Lalu ia pergi ke arah mana?” tanya Jeysa.“Jika aku tak salah, tadinya ia seakan hendak menuju ke depan. Dia seakan berjalan mengarah ke depan, di mana kita meletakkan tas pada pintu masuk,” jawab Tania.“Kalau begitu, bagaimana jika kita menelusuri langkahnya saja? Meskipun arah itu belum pasti benar, tapi tak ada salahnya ‘kan guna memastikannya,” saran Aliya.“Iya, itu benar,” sahut Jeysa.Keraguan dan keresahan hati Tania dan para sahabatnya pun, menuntut mereka untuk memecahkan misteri yang seakan telah mengganggu ketenangan mereka. Lantas demikian, mereka pun lekas bergegas menuju arah yang sempat mereka bincangkan tadinya.“Tania,” panggil Azyla dengan turut mematung seraya menatap ke suatu arah di kala lengkah mereka sempat terhenti.“Ya?” jawab Tania.

  • Sepatu   Bab 15

    Beberapa saat kemudian, lebih tepatnya setelah mereka selesai dengan urusan mereka masing-masing. Kini, Azyla dan yang lainnya pun merasakan ada yang lebih jauh berbeda dari Tania.Lantas demikian, ketiga sahabatnya pun mencoba untuk menyadarkan Tania dari ilusi dan juga lamunannya pada kala itu. Namun dengan hitungan detik, Tania pun lekas bertanya kepada mereka,“Azyla, Aliya, Jeysa ... tadi pada saat kalian meninggalkanku ... aku melihat seseorang yang hampir sama dengan sosok yang mengikutiku tadi,“tapi aku hanya melihatnya dari pantulan cermin ini. Perasaanku berkata, jika ada seseorang yang memang tengah mengikutiku ... dan ini terasa benar-benar nyata. Namun, aku masih merasa ambigu akan hal ini. Aku ragu, apa dia yang kulihat tadi ... adalah seseorang yang telah mengikutiku dari atau tidak, entah dialah sosok bayangan itu atau tidak. Sungguh aku masih merasa aneh dan ambigu akan hal ini,” ungkap Tania.“Apa kamu masih ingat ... ke mana langkah perginya seseorang yang kamu binca

DMCA.com Protection Status