Beranda / Romansa / Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch) / Bab 27. Jangan Pernah Membohongiku   

Share

Bab 27. Jangan Pernah Membohongiku   

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Isabel tidur pulas bagaikan gadis kecil yang kelelahan karena baru pulang bermain. Sepulang gadis itu pergi dengan Hazel—dia langsung terlelap. Joseph tidak ingin mengganggu Isabel.

Joseph tidak banyak bertanya. Dia membiarkan Isabel yang tertidur pulas. Pria itu merasa bahwa seharian pergi dengan Hazel, membuat Isabel kelelahan. Yang dia lakukan sekarang adalah menyelimuti tubuh Isabel dengan selimut tebal—dan memberikan kecupan di kening gadis itu.

Joseph tersenyum melihat Isabel tidur seperti bayi. Pria itu yang menggendong Isabel yang tertidur di mobil Hazel. Ya, di kala mobil Hazel tiba di halaman parkir—dia mendapatkan telepon dari saudara kembarnya—kalau Isabel tertidur di mobil.

Hazel tidak membangunkan Isabel, karena tak ingin mengganggu Isabel yang terlelap. Hal tersebut yang membuatnya menghubungi Joseph untuk membopong tubuh Isabel masuk ke kamar.

Tentu, Joseph siaga di kala mendengar bahwa Isabel tertidur di mobil saudara kembarnya. Pria itu sejak tadi memang hanya di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 28. Hampir Terkena Sasaran

    Sejak kejadian penyerangan, Isabel menjadi tidak tenang. Gadis itu memang sudah terbebas dan selamat. Namun, kondisinya berubah total. Pasalnya pengawal istana sudah berhasil menemukan keberadaannya. Pun pengawal sudah melihat dirinya pergi bersama dengan Hazel. Hal tersebut yang membuat Isabel menjadi tidaklah tenang.Para pengawal istana sudah tahu keberadaannya. Dia yakin cepat atau lambat mereka akan tahu sosok Hazel. Otak Isabel terus berpikir, mencari jalan solusi terbaik. Sialnya, hasilnya semua buntu! Pernah ada satu jalan, bisa dikatakan menjadi jalan satu-satunya. Tapi jalan tersebut adalah melarikan diri dari Joseph agar dirinya tidak ditemukan pihak istana. Itu memang sangat gila!Tentu ide gila itu tidak akan mungkin Isabel sanggup lakukan. Gadis itu tidak bisa jauh dari Joseph. Ya, itu yang membuat Isabel sekarang menjadi dilema. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Cepat atau lambat, pasti identitasnya akan segera terbongkar. Entah bagaimana dia harus menjelaskan

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 29. Kecurigaan Joseph

    Isak tangis Isabel terdengar sedikit keras dalam pelukan Joseph. Gadis itu meringkuk dalam pelukan Joseph—seperti kucing kecil yang meminta pertolongan. Tapi tentu rasa takutnya sedikit terobati, karena Joseph begitu memeluknya erat.Joseph tidak sama sekali melepas Isabel dari pelukannua. Pria itu malah semakin memeluk erat Isabel. Dia melindungi gadis itu. Dia tahu Isabel ketakutan mendengar suara tembakan.Ya, suasana restoran di mana Joseph berada menjadi riuh. Semua orang bersembunyi di bawah meja makan. Tidak ada yang berani berdiri karena takut terkena tembakan. Kaca yang pecah melukai beberapa orang yang kebetulan dekat dengan kaca. Semua orang panik dan ketakutan. Mereka semua pun tidak berani berlari keluar restoran, karena khawatir hal buruk menimpa mereka jika keluar restoran. Lalu, tak selang lama pihak kepolisian muncul.Semua orang tenang di kala polisi sudah datang, bersama dengan FBI. Lima FBI mengejar ke atap gedung—di mana ada penembak jarak jauh. Semua orang di s

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 30. Laporan Ian

    Suara dering ponsel mengganggu Joseph tengah berlatih boxing di pagi hari. Awalnya, pria itu ingin mengabaikan panggilan tersebut, tapi akhirnya dia memutuskan untuk menghentikan latihannya—melepas sarung tinju—dan segera mengambil ponselnya yang ada di atas meja.Joseph menatap ke layar terlihat terpampang nomor ayahnya menghubunginya. Decakan kesa lolos di bibir Joseph. Pria itu enggan untuk menjawab telepon ayahnya, tapi jika tak menjawab malah bisa jadi akan memiliki masalah besar.Kepala Joseph sudah pusing memikirkan masalah kemarin. Dia masih menunggu tentang informasi dari asistennya tentang penembak itu. Jika sekarang dia memiliki masalah lagi, kepalanya bisa pecah. Dia malas berdebat dengan sang ayah yang kerap mempeributkan hal-hal kecil.Joseph memutuskan untuk menjawab panggilan telepon itu.“Ada apa, Dad?” jawab Joseph dingin dan datar kala panggilan terhubung.“Kau di mana?” tanya Arthur tegas dari seberang sana. “Di penthouse-ku. Ada apa, Dad?”“Apa kau sudah bertemu

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 31. Bencio Mulai Tahu

    Sejak di mana Joseph mendengar laporan dari Ian, tentang penembakan waktu itu—banyak hal yang sekarang muncul dalam pikiran Joseph. Banyak terkaan-terkaan muncul di dalam benaknya. Hanya saja, Joseph tidak bisa mengutarakan apa yang ada di dalam pikirannya pada Isabel.Joseph ingin sekali mendapatkan jawaban dari banyak hal yang dia ingin tanyakan pada Isabel, tapi nyatanya tetaplah sangat sulit. Dia yakin seribu persen, pertanyaannya nanti tak akan dijawab oleh Isabel.Otak Joseph berusaha mencerna dengan baik, dan berusaha berpikir positive, tetapi apa sayangnya hatinya berkata bahwa ada yang telah disembunyikan Joseph. Pria itu yakin bahkan sangat yakin kalau selama ini Isabel menyembunyikan sesuatu.Suara ketukan pintu terdengar. Membuat Joseph yang tengah melamun langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Pun pria itu mememinta orang yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam.“Tuan…” Seorang pelayan menghampiri Joseph yang duduk di kursi kebesarannya.“Ada apa?” Joseph menat

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 32. Bergerak Cepat

    Satu minggu berlalu, kejadian penembakan waktu itu berusaha untuk Isabel lupakan. Gadis itu sengaja tidak berlarut-larut menunjukkan rasa takut. Meski dia tahu, bahwa rasa takut tak bisa hilang darinya, tapi tetap Isabel berusaha untuk tenang.Trauma Isabel memang melekat. Dia berkali-kali hampir dibunuh, tapi lagi dan lagi dia selalu selamat dari bahaya. Seolah semesta memang belum mengizinkannya untuk meninggalkan dunia fana ini.Selama pemulihan hati dan jiwa, Isabel hanya tetap mengurung diri di penthouse Joseph. Jika dia ingin membutuhkan sesuatu, maka dia akan menitip pada pelayan untuk membelikannya barang atau bahan-bahan makanan pada pelayan—agar membeli di supermarket terdekat.Isabel bersyukur kejadian penembakan tempo hari, tidak membuat dirinya mendapatkan rentetan pertanyaan dari Joseph. Akan tetapi, jauh dari hatinya paling dalam, dia merasa bersalah pada Joseph.Diamnya Joseph tidak membahas tentang penembakan itu, membuat hati Isabel menjadi cemas tak menentu. Ada ras

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 33. Dalam Pengejaran

    Joseph sudah membeli barang-barang kebutuhannya. Pria itu hanya sedikit membeli barang yang diinginkan. Isabel yang ada di samping Joseph malah fokus membeli makanan. Pria itu sempat meminta Isabel untuk membeli barang-barang selain bahan-bahan makanan, tapi malah gadis itu menolak.Selama tinggal di penthouse Joseph, tentu Isabel sudah merasa tercukupi. Gadis itu bahkan memiliki banyak dress, sepatu, tas, jam tangan, dan beberapa perhiasan yang diberikan oleh Joseph. Padahal Isabel tidak pernah meminta untuk diberikan barang mewah, akan tetapi tanpa diminta ternyata Joseph sudah menyediakan.“Isabel, apa kau tidak ingin membeli dress baru ataupun sepatu?” tanya Joseph seraya menatap Isabel. Dia baru saja selesai mengantar Isabel dari tempat khusus makanan yang ada di mall.Isabel menggeleng. “Tidak, Joseph. Dress dan sepatuku masih sangat banyak. Kau kan selalu membelikanku barang-barang bagus. Lemari sudah penuh.”Joseph tersenyum samar menatap Isabel. Sifat Isabel memang sedikit be

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 34. Terbongkar

    Mata Joseph begitu menyalang penuh amarah melihat ada sepuluh pria berbadan besar mengepung dirinya dan Isabel. Pria itu tak gentar ataupun takut. Sekalipun dia berhadapan dengan ribuan orang, tetap tidak akan membuat nyali seorang Joseph Afford menjadi menciut. Aura wajah Joseph menunjukkan kemarahan tertahan. Otaknya langsung mencerna bahwa apa ini semua adalah jebakan. Mobilnya tiba-tiba mogok di tengah jalan. Ini artinya semua adalah rencana jebakan hingga membuatnya dan Isabel berakhir di sini. Napas Joseph memburu. Rahangnya mengetat. Tangannya terkepal begitu kuat.“¡Déjanos a nosotros la chica a tu lado!” Salah satu pengawal berbicara dalam bahasa Spanyol.(Serahkan gadis di sampingmu pada kami!)Joseph tidak bodoh. Pria itu memiliki darah Spanyol dari ibunya. Dia langsung menjawab dengan bahasa spanyol. “Atrévete a llevarte a mi novio, luego me aseguraré de que mueras.”(Berani mengambil wanitaku, aku pastikan kalian akan mati!”Tangan Isabel bergetar ketakutan mendengar pe

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 35. Kekecewaan yang mendalam  

    “Joseph, tunggu. Biar aku jelaskan.” Isabel menahan lengan Joseph, di kala dirinya dan pria itu sudah tiba di penthouse. Ya, butuh perjuangan tidak mudah untuk Isabel meminta sepuluh pengawal ayahnya, untuk pergi dari hadapannya. Karena gadis itu tidak akan mungkin ikut dengan pengawal—serta meninggalkan Joseph. Hal tersebut tidak akan mungkin terjadi.Joseph menghempaskan kasar tangan Isabel. Sepasang iris mata pria itu terhunus tajam, menatap Isabel dengan penuh kemarahan. “Penjelasan sialan apa yang kau berikan padaku, hah?! Semua sudah jelas! Kau menipuku dengan wajah lugumu!” Nada bicara Joseph meninggi di sini.Joseph tidak akan mungkin menerima begitu saja, di kala dirinya ditipu oleh seseorang yang dia sangat percayai. Selama ini, Joseph sudah percaya dengan Isabel, tapi ternyata dirinya malah dikecewakan dengan luar biasa. Kepercayaan Joseph bisa dikatakan telah sirna pada Isabel. Hal yang paling dibenci oleh Joseph adalah dibohongi. Pria itu membenci kalau sampai ada yang m

Bab terbaru

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 95. Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan berlalu … Tangis bayi kembar pecah memenuhi ruang bersalin VIP khusus untuk anggota Kerajaan. Tangis bayi itu bersamaan dengan Isabel dan Joseph yang juga meneteskan air mata penuh haru bahagia atas kelahiran bayi kembar mereka. Isabel melahirkan secara normal. Awalnya, Joseph ingin Isabel melahirkan bayi kembar mereka melalui tindakan operasi, tapi Isabel menolak karena dia ingin dirinya melahirkan secara normal.“Selamat, Tuan Putri, Anda melahirkan sepasang bayi laki-laki dan perempuan. Mereka lahir sempurna, tidak ada kekurangan apa pun,” ucap sang dokter—dan Isabel semakin menangis haru.“Joseph, anak kita lahir dengan selamat,” bisik Isabel.Joseph mengecupi pipi Isabel. “Kau adalah ibu yang hebat. Terima kasih, Sayang.”Sang dokter menyerahkan bayi kembar itu pada Isabel, untuk melakukan proses IMD. Dua bayi kembar itu sangat gemuk dan sehat. Mereka sama-sama minum ASI secara langsung. Isabel tidak tahan untuk tak menangis. Wanita itu menangis saat melihat bayi

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 94. Extra Part XI

    Pesta pertunangan Gaspar diadakan secara tertutup. Tidak ada media, dikarenakan Gaspar tak ingin kehidupannya disorot oleh media. Bagi pria itu, dia tidak memiliki kehidupan menarik yang harus sampai media liput.Keluarga Kerajaan hadir di pesta pertunangan Gaspar. Pun keluarga Afford diundang oleh Gaspar. Pertunangan yang diadakan di salah satu hotel di Madrid itu diadakan benar-benar sangat tertutup.Kamera yang ada di sana adalah kamera dari fotografer yang dibayar Gaspar. Bukan dari kamera media. Padahal sebenarnya sosok Gaspar sudah lama sekali ditanyakan oleh publik. Hanya saja memang sejak ibu dan adiknya membuat masalah, Gaspar merasa sangat malu. Itu yang membuat pria itu memutuskan menjauh dari media. Malam itu Isabel tampil cantik dengan balutan gaun berwarna maroon. Rambut indahnya digulung ke atas, menunjukkan leher jenjang yang indah. Joshua berada digendongan Joseph. Pesta diadakan jam tujuh malam, membuat Isabel dan Joseph masih bisa membawa Joshua keluar.“Isabel?”

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 93. Extra Part X

    Joseph menjadi orang yang paling tak bisa tenang. Dia mondar-mandir gelisah di depan ruang rawat. Ya, Isabel langsung dibawa ke rumah sakit di kala pingsan. Joseph dan Benicio mengambil keputusan untuk membawa Isabel ke rumah sakit.Joshua tidak ikut. Joseph ataupun Benicio tak ingin Joshua berada di rumah sakit. Pengasuh menjaga Joshua. Di depan ruang rawat ada Joseph yang ditenangkan oleh Hazel. Lalu ada Benicio yang sejak tadi ditenangkan oleh Lena. Semua orang khawatir, terjadi sesuatu hal buruk pada Isabel.“Isabel akan baik-baik saja.” Lena membelai lengan Benicio, berusaha menenangkan calon suaminya itu.“Istrimu akan baik-baik saja, Kak. Dia wanita yang kuat.” Hazel berusaha menenangkan saudara kembarnya. Joseph mengatur napasnya, berusaha untuk tenang. Lalu, di kala dirinya tengah berusaha menenangkan diri—suara pintu terbuka. Refleks, semua orang di sana menatap dokter yang kini berdiri di ambang pintu sambil membuka masker. Tanpa menunda-nunda, semua orang yang ada di sana

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 92. Extra Part IX

    “Ah! Joshua, keponakanku tersayang yang tampan!” Hazel berseru seraya mengambil alih Joshua yang ada di gendongan Isabel. Di tengah-tengah percakapan Hazel dan Joseph—Isabel muncul sambil menggendong Joshua. Tentu Hazel tak menyia-nyiakan itu. Dia segera menggendong keponakannya. Sudah lama dia tidak melihat keponakannya tersayang. Joshua tertawa-tawa di kala Hazel menciuminya. Bayi laki-laki tampan itu tampak suka berada di dekat Hazel. Ya, ini memang bukan pertama kalinya Hazel berada di dekat Joshua. Bayi laki-laki tampan itu sudah beberapa kali digendong Hazel. Jadi wajar jika Joshua sangat nyaman berada di sisi Hazel.“Apa kabar, Hazel?” tanya Isabel seraya memberikan pelukan singkat pada adik iparnya.“Baik, kau sendiri apa kabar?” balas Hazel sambil menimang-nimang Joshua.Isabel tersenyum lembut. “Aku juga baik. Senang sekali melihatmu. Belakangan ini kau sangat sibuk.”“Iya, maafkan aku. Belakangan ini memang aku sangat sibuk.” Hazel kembali duduk di sofa bersama dengan Isab

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 91. Extra Part VIII

    Joseph tersenyum melihat Joshua yang tengah minum ASI. Bayi laki-lakinya itu tampak sangat lahap. Dia yang gemas langsung menciumi pipi bulat putranya itu. Isabel yang tengah memberikan ASI—sedikit memberikan cubitan pada sang suami yang menciumi Joshua.“Joseph, kau selalu mengganggu Joshua. Kapan dia tidur kalau kau ganggu terus?” protes Isabel dengan bibir yang mencebik kesal.“Joshua pasti hanya ingin minum susu saja, Sayang.” Joseph tak henti menciumi pipi bulat Joshua. “Putra kita mirip sekali sepertiku. Suka minum susumu.”Mata Isabel mendelik mendengar ucapan vulgar dari Joseph. Sepasang iris matanya menunjukkan jelas bagaimana dia kesal dan jengkel pada suaminya itu, yang bicara sembarangan di depan Joshua—yang sedang menyusu padanya.“Joseph! Kenapa kau bicara seperti itu di depan Joshua!” Mata Isabel mendelik tajam.Joseph menatap sang istri. “Apa yang salah, Sayang? Kan memang benar Joshua mirip aku yang suka minum susumu.”“Joseph, kau ini menyebalkan sekali,” rengek Isab

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 90. Extra Part VII

    Isabel masuk ke dalam kamar, membaringkan tubuh di samping sang suami yang berkutat dengan MacBook-nya. Mereka masih berada di Kerajaan. Mereka belum kembali ke mansion, karena Isabel memutuskan tetap tinggal di istana untuk sementara waktu. Pun tentu Joseph menyetujui keinginan sang istri.Isabel adalah anak semata wayang di Kerajaan Spanyol, sejak di mana kakak Isabel meninggal dunia. Joseph sangat mengerti bahwa Isabel sangat dibutuhkan di Kerajaan. Hal tersebut yang membuat Joseph tak mengajak Isabel tinggal di New York. Joseph yang mengalah menjadi pindah ke Madrid.“Joshua sudah tidur?” tanya Joseph pada Isabel yang berbaring di sampingnya. Tatapan pria tampan itu masih berfokus pada MacBook-nya, tak melihat sang istri.“Sudah. Joshua sudah tidur.” Isabel menjawab sambil menyentuh tangan Joseph.Joseph mengalihkan pandangannya, menatap Isabel yang tampak tengah memikirkan sesuatu. “Ada apa, Sayang? Masih memikirkan tentang Lena, hm?”“Tadi pagi aku melihat pelayan tidak sengaja

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 89. Extra Part VI

    Joseph membaca email masuk dari Ian, yang melaporkan tentang Lena. Sorot matanya menunjukkan jelas keseriusan nyata. Laporan yang diberikan sang asisten sangatlah jelas dan lengkap—membuat Joseph langsung paham.Suara pintu terbuka. Joseph mengalihkan pandangannya, menatap Isabel yang baru saja masuk ke dalam kamar. Pria tampan itu menatap Isabel yang tampak muram seperti telah memikirkan sesuatu.“Isabel?” panggil Joseph yang seketika itu membuyarkan lamunan Isabel.“Ya, Sayang?” Isabel mengalihkan pandangannya, menatap Joseph.Joseph melangkah mendekat, menghampiri Isabel. “Apa yang kau pikirkan? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?” tanyanya sambil membelai lembut pipi sang istri.Isabel terdiam di kala mendapatkan pertanyaan dari sang suami. Dia merasa bingung harus bercerita dari mana. Sebab, ada rasa tak enak pada Joseph. Meskipun sudah menikah, tapi ada fase di mana Isabel sulit bercerita.Joseph tersenyum samar melihat Isabel yang hanya diam, tak mengatakan apa pun padan

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 88. Extra Part V

    Keheningan membentang ruang makan megah itu, akibat keterkejutan dari ucapan Benicio. Sepasang iris mata Isabel menunjukkan jelas keterkejutannya. Kata-kata sang ayah yang akan menikah lagi membuat emosi Isabel terpancing.“Dad! Kenapa ini mendadak sekali? Aku bahkan tidak mengenal wanita itu! Kau ingat bagaimana jahatnya Inez dulu? Dia ular betina yang menghancurkan kedua anakmu. Sekarang kau masih ingin menikah lagi?” seru Isabel dengan emosi.Isabel menumpahkan amarah dalam dirinya. Entah kenapa emosi dalam diri Isabel benar-benar tidaklah stabil. Dia langsung meledakkan emosinya, di hadapan wanita bernama Lena. Dia tak peduli. Kepingan ingatannya teringat akan kekejaman Inez, sampai membuat dirinya harus kehilangan kakak pertamanya.“Isabel—”“Dad, cukup. Aku tidak ingin mendengar apa pun penjelasan darimu. Aku tidak akan merestui kau menikah lagi. Sudah cukup kekejian Inez. Aku tidak mau hal buruk terulang kedua kalinya.” Isabel menyudahi makannya, dan langsung meninggalkan ruang

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 87. Extra Part IV

    Setiap pagi Isabel selalu mual. Joseph sudah memaksanya untuk diperiksa ke dokter, tapi yang diinginkan wanita itu adalah pulang ke Madrid. Entah kenapa Isabel sekarang ingin sekali kembali ke Madrid. Pun kebetulan pekerjaan Joseph bisa dipantau dari jarak jauh. Jadi tidak masalah sama sekali, jika kembali ke Madrid.“Isabel, aku mohon kau harus periksa kondisimu ke dokter.” Joseph memaksa Isabel. “Joseph, aku tidak mau diperiksa dokter. Aku ingin pulang saja. Aku rindu rumah kita. Pekerjaanmu sudah selesai, kan? Ayo kita pulang, Sayang.” Isabel menatap Joseph dengan tatapan penuh permohonan.Joseph mengembuskan napas panjang. “Hazel, kau mual setiap pagi. Mungkin saja—”“Mungkin apa, Joseph?” tanya Isabel sedikit kesal.Joseph ingin menjawab, tapi belakangan ini sang istri sangatlah sensitive. Pun dia takut dugaannya salah, dan berujung membuat istrinya itu kecewa. Joseph memutuskan untuk tidak meneruskan ucapannya.“Baiklah, besok kita akan kembali ke Madrid.” Joseph membelai pipi

DMCA.com Protection Status