Home / Romansa / Sentuh Aku, Pak! / 67. Isi Hati Savian

Share

67. Isi Hati Savian

last update Last Updated: 2022-02-11 16:30:58

"Mau kemana kamu, Carla?!"

Langkah Carla terhenti tepat di depan pintu, tangannya yang hendak menggapai knop itu mengambang di udara.

Bahu Carla di tarik pelan dari belakang, membuat tubuhnya praktis berbalik dan berhadapan langsung dengan tubuh Savian yang menjulang. Selaras dengan intonasi suaranya yang tegas, kini wajah pria itu pun ikut mengeras, memperkuat aura ketegasan dari pria yang kini mengenakan kaus polo hitam dan celana bahan selutut.

"Saya tanya mau kemana kamu?!" tanya Savian sekali lagi, masih dengan intonasi yang lumayan tinggi.

Carla masih terdiam, mengamati wajah Savian yang datar, namun tersirat keseriusan. Detik demi detik berlalu, namun Carla masih betah untuk tidak buka suara dan hanya saling mengunci tatapan satu sama lain. Seakan bertaruh siapa yang berhasil menahan gejolak di dada dalam waktu yang lama.

Tidak, bukan, Carla bukan sedang adu tatapan dengan Savi

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Bundanya Ichaekaaksay
kayaknya savian suka sama u car,, n dgn kristal mngkin dia hanya ingin membantu savian,,TPI masih teka teki sih blom tau jga kebenarannya sblom ad konfirmasi
goodnovel comment avatar
Pyeriel
Lah lah gmn gmn ini... jd orang kok plin plan bgt sih sapien... iih... gregetan deh... hawanya mau lempar ni orang ke kutub utara aja dah...wkwkwkwk
goodnovel comment avatar
Ratna
Sapian klau kau suka sm carla jujur saja,dan cristal jngan dikasih harapan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sentuh Aku, Pak!   68. Petak Umpet

    Tok! Tok! Tok!Carla menggeliat dalam tidurnya. Suara ketukan pintu yang sedikit brutal membuat tangan gadis itu mengambil bantal di dekatnya lalu ia tempelkan untuk menutup daun telinga, meredam suara berisik itu."Car, wake-up!"Decakan kesal keluar dari bibir Carla. Sudah ia duga ketukan pintu itu ulah tangan Savian."Carla!" Savian memanggilnya lagi di iringi ketukan pintu yang entah sudah bunyi keberapa.Dengan wajah merengut kesal Carla menyibak selimutnya, gadis itu lantas berdiri dan berjalan ke arah pintu."Kenapa sih, pak?!" pertanyaan yang keluar dari bibir Carla tidak bisa lembut. Sebab rasa kesal sedang mendominasi gadis yang masih di hantam rasa ngantuk. Sepasang matanya saja masih samar-samar terbuka."Cepat mandi, saya tunggu di meja pantry, kita sarapan bareng." ujar Savian, pria itu sudah berpenampilan rapi dengan setelan formalnya. Usai memberi perintah kepada Carla, Savian

    Last Updated : 2022-02-12
  • Sentuh Aku, Pak!   69. Perpustakaan atau Ruangan Savian?

    Besok adalah hari terakhir ulangan. Meski begitu, Carla belum bebas dari Savian. Semua aktifitas cewek itu di kampus selalu di awasi oleh Savian, membuat Carla tidak leluasa untuk ikut kumpul dengan teman-temannya di kantin untuk sekedar makan siang bersama sebelum lanjut masuk kelas untuk mengerjakan soal ulangan mata kuliah selanjutnya. Savian: kamu yang keruangan saya sekarang, atau saya yang nyamperin kamu di kantin? Selalu datang pesan Savian yang seperti itu setiap Carla mendudukkan bokongnya di kantin kampus. Dari pada temannya semakin curiga dengan hubungannya dan Savian, jadi lebih baik Carla menjauh sementara dari teman-temannya. "Car, mau kemana?" Suara Frisco tertangkap indra pendengaran Carla yang baru saja bangkit dari duduknya. Carla menggaruk tengkuknya sebentar, menatap satu per satu teman-temannya yang menuntut jawaban. "Aku mau ke perpus, semalam belum belajar." dusta Carla. Jika teman-temannya memperhatikan secara det

    Last Updated : 2022-02-13
  • Sentuh Aku, Pak!   70. Toxic Relationship

    "Chaka, tunggu!" Carla ingin mengejar langkah besar Chaka, tapi gadis itu menghentikan langkahnya sebentar lalu menatap sinis ke arah Savian."Bapak kenapa tiba-tiba bahas ciuman, sih! Chaka bisa salah paham tau sama kita!" sambung cewek itu dengan nada ketus. Bagaimana ia tidak marah kalau tiba-tiba Savian mengatakan hal yang ambigu, padahal selama di ruangan mereka tidak melakukan hal semacam itu.Savian mengangkat bahunya dengan raut wajah tak berdosa, "Saya gak bilang kalau yang berciuman luar biasa itu kita. Saya lagi ngebahas ciuman di film ini, luar biasa sekali. Siapa tahu kamu mau mempraktikkan nya bersama saya nanti." jelas Savian sambil menunjukan IPad nya yang beberapa menit lalu ia gunakan untuk menonton film.Dasar dosen sinting!Carla sungguh tidak habis pikir dengan isi kepala Savian yang selalu mengarah ke hal berbau dewasa. Carla tahu memang pria itu sudah dewasa, tapi

    Last Updated : 2022-02-13
  • Sentuh Aku, Pak!   71. Cerita Menarik Hari Ini

    Savian: saya tunggu di parkiran Carla: aku pulang bareng Alvero Savian: saya tetap nunggu sampai kamu datang Carla: terserah Carla berjalan dengan wajah tak semenggah. Ia memasukan ponselnya ke dalam saku celana jeans yang ia kenakan, tak peduli meski saat ini ponselnya sedang bergetar, ada panggilan masuk dari Savian di sana. Paling juga pria itu hanya ingin mengomel dan memaksanya untuk datang ke parkiran. Setelah tadi Savian membuat Chaka salah paham terhadapnya, kini pria itu seperti tidak punya muka dan rasa bersalah. Ck! "Mau makan dulu, Car?" Alvero bertanya, mengamati wajah Carla yang seperti tidak memiliki gairah untuk hidup. Alvero pikir saat ini cewek itu sedang lapar, makanya suasana hatinya buruk. "Langsung pulang aja, Al." balas Carla tanpa menatap b

    Last Updated : 2022-02-13
  • Sentuh Aku, Pak!   72. Tamu Pertama Savian

    Carla menghela napas pelan. Baru saja motor Alvero lengser dari halaman flat, tubuh tinggi menjulang milik Savian langsung keluar dari pintu utama. Kedua tangan pria itu melipat di depan dada, tatapan matanya menatap Carla tajam. Kemarahan terlihat jelas di wajah Savian saat ini karena mendapati Carla yang baru pulang lewat dari jam sepuluh malam."Saya kira kamu gak pulang malam ini, Car." sindiran yang keluar dari mulut Savian tertangkap jelas di indra pendengaran Carla.Langkah Carla berhenti tepat di depan Savian, gadis itu mendongak, membalas sorot Savian yang tengah menghunusnya tajam, "Aku males berdebat, pak." balas Carla dengan suara lemahnya. Gadis itu sungguhan capek dan ingin segera membersihkan diri karena saat ini tubuhnya benar-benar lengket.Carla melanjutkan langkahnya, melewati Savian begitu saja, namun ketika tungkainya hendak memasuki flat, tubuh Carla seketika membatu begitu saja di depan pintu, kerutan di dahinya tercetak jelas

    Last Updated : 2022-02-14
  • Sentuh Aku, Pak!   73. Berdebat

    Waktu sudah menunjukan pukul dua belas malam, tapi Carla baru saja keluar dari kamarnya seraya membawa laptop dan buku catatan miliknya. Cewek itu meletakan buku dan laptopnya ke atas meja, lalu ia beranjak ke meja pantry, menyenduh kopi dan mengambil beberapa cemilan untuk menemaninya belajar.Carla kembali belajar di ruang tengah lagi karena Kristal sudah tertidur di kamarnya. Kristal tertidur dengan lampu yang harus di padamkan, membuat Carla mau tak mau mengalah dan harus keluar dari kamar jika ingin belajar.Decitan pintu kamar yang terbuka spontan membuat Carla menoleh, cewek itu mengangkat sebelah alisnya melihat Savian yang baru saja keluar dari kamarnya."Sudah tahu besok masih ulangan, kenapa tadi pulang larut malam?" omel Savian seraya berjalan menuju Carla yang sedang mengaduk kopi. Aroma khas kopi itu menyeruak, menggelitik indra penciuman Savian dan Carla."Sekarang udah wa

    Last Updated : 2022-02-14
  • Sentuh Aku, Pak!   74. 'Milik Saya'

    Carla berjalan keluar dari kelas dengan pandangan menunduk, menatap tungkainya yang menginjak lantai dan berjalan entah mau mengarah kemana. Ulangan telah selesai hari ini, besok seluruh mahasiswa di liburkan dan masuk kembali pada hari senin.Langkah Carla berhenti di tikungan lorong. Gadis itu terdiam sejenak, sedang berpikir kemana kaki ini akan ia bawa melangkah. Carla menoleh ke arah kanan, ke arah kiri lalu ke arah depan."Chaka..." Gadis itu bergumam dengan pandangan lurus ke depan. Ia bertemu Chaka lagi, pemuda itu masih berpenampilan sama seperti tadi pagi. Topi hitam masih menutupi rambutnya, dan tas punggung masih tersampir di pundaknya."Chaka!" suara Carla memanggil dengan lantang hingga menggema di lorong dan menarik perhatian mahasiswa lain. Tapi Carla tidak perduli, ia langsung berlari menghampiri Chaka yang kali ini diam di tempat."Kamu kenapa gak balas pesan aku?" cici

    Last Updated : 2022-02-15
  • Sentuh Aku, Pak!   75. Harapan Tanpa Kepastian

    "Aku gak paham sama bapak."Pergerakan tubuh Savian praktis terhenti, pria yang hendak keluar dari mobilnya itu segera menoleh ke Carla yang barusan buka suara."Bapak peluk aku, cium aku, ngelarang aku buat deket sama cowok lain, tapi kenapa bapak gak mau pacarin aku?" Pandangan Carla yang lurus ke depan perlahan-lahan menoleh ke arah kanan, menatap Savian yang tampak terkejut mendengar pertanyaan darinya.Savian menghela napas pelan, kedua tangannya bergerak naik memegang bahu merosot Carla. "Kita bahas ini nanti, sekarang kita turun dulu-"Carla menyetak tangan Savian dari kedua bahunya secara kasar, mendengar respon Savian yang demikian membuatnya sudah mengerti apa maksud pria itu mendekatinya tanpa berniat untuk memacari.Savian menghembuskan napas berat melihat Carla yang turun lebih dulu dengan ekspresi kusutnya, sebelum memutuskan untuk menyusul cewek itu Savian berdecak kesal lebih dulu."Tal, Ital!" S

    Last Updated : 2022-02-17

Latest chapter

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 16. Peluk Untuk Keina

    Kahfi menghembuskan napasnya cemas, pria itu tidak bisa berhenti memikirkan istrinya yang sekarang entah berada dimana. Keina yang beberapa jam lalu mengeluh tak enak badan, kini menghilang. Sudah sejak tadi Kahfi ingin mencarinya, tapi Keino melarang dan mengatakan kalau sebentar lagi gadis itu pasti akan pulang. Kata Keino, Keina memang suka pergi main tanpa bilang-bilang. Kalau pun memaksa pergi, Kahfi juga tidak tahu harus kemana, dia tidak mengenal teman-teman dekat istrinya. Sedari tadi ponsel Keina juga tidak bisa dihubungi."Tunggu di dalam aja, Kaf. Dingin di sini." Keino datang sambil memainkan kunci mobil di tangannya, sepertinya pria itu hendak pergi.Kahfi mengangguk tanpa mengatakan apapun. "Enggak usah khawatir, Keina emang gitu anaknya, bandel. Sering kabur-kaburan. Nanti kalau dia udah pulang, sentil aja kupingnya, kebiasaan kalau main enggak izin dulu. Dia lupa kali kalau sekarang udah punya suami." gerutu Keino. Mungkin dia kesal dengan tabiat adiknya yang satu itu

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 15. Bertemu Dirga

    Keina melenguh disela-sela tidurnya, bukan tanpa sebab tidurnya yang nyenyak itu terganggu. Ada sesuatu yang mengguncang pundaknya, dan dengan terpaksa Keina membuka mata."Na, bangun..." Suara halus itu kini sudah langganan ditelinganya, jelas dia tahu siapa pemiliknya. Kahfi."Kenapa sih, Kak? Aku masih ngantuk!" Keina menepis tangan Kahfi dari pundaknya. Demi Tuhan, dia masih ngantuk berat, setelah subuh tadi dia harus terbangun untuk sholat subuh, kini Kahfi kembali mengusik tidurnya lagi."Hei, kamu lupa hari ini kita mau ke Dokter Kandungan?" Meski suaranya masih tetap lembut, tapi nyatanya saat ini Kahfi sedang menahan rasa sabarnya. Baru beberapa minggu menjadi suami, namun rasa sabar Kahfi benar-benar diuji.Mendengar apa yang baru saja suaminya itu katakan, spontan sepasang mata Keina membulat sempurna. Dia segera memunggungi Kahfi dan meringis pelan. Tentu saja sambil mengumpat dalam hati. Benar, dia lupa kalau hari ini mereka sudah janjian untuk periksa kandungan. Bukan me

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 14. Gawat!

    Keina duduk di depan Kahfi dan Keino dengan wajah tegang. Sejak kemarin kakaknya itu memang ada di rumah, tapi hubungan mereka sedikit canggung karena pemasalahan yang ada. Ya, tentu saja Keino marah saat mendengar kabar bahwa adiknya itu dihamili oleh pria yang tidak bertanggungjawab. Jangankan ngobrol, sejak datang saja Keino tidak mau menatap wajah Keina, baru tadi saat menegurnya di depan teman-temannya.Jadi, tolong jangan ditanyakan seberapa besar rasa marah Keino ke Keina. Sebagai kakak, dia jelas merasa sangat kecewa dan gagal melindungi adiknya dari janji manis laki-laki buaya."Gimana Keina, Kaf? Dia menjalani kewajibannya sebagai istri, kan?" tanya Keino menatap Kahfi dengan serius, walaupun Keina duduk tepat disebelah Kahfi, tapi tak sekilas pun matanya melirik ke arah sang adik yang merengut cemas.Sebelum menjawab pertanyaan kakak iparnya itu, Kahfi menoleh ke arah Keina dan tersenyum lembut. Dia menggerakan tangannya, merangkum punggung tangan Keina yang nganggur lalu m

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 13. Kedatangan Kahfi

    "Na, mobil siapa tuh?"Keina yang sedang asik berbincang dengan Gibral lantas mengalihkan pandangannya ke arah yang sama dengan apa yang Miska lihat saat ini. Sebuah mobil Range Rover yang melaju memasuki perkarangan rumahnya. Perlahan kening Keina berkerut sebelum bibirnya mengeluarkan sebuah decakan sebal setelah tersadar siapa pemilik mobil mewah itu.Ya, siapa lagi kalau bukan suaminya, Kahfi. "Siapa, Na?" Mario ikut bertanya.Dan ketika pintu mobil itu terbuka, memunculkan Kahfi yang keluar dari dalam sana. Hal itu tentu saja membuat rasa penasaran teman-temannya terbayarkan. Jelas mereka masih ingat wajah pria yang duduk di kursi pelaminan bersama Keina menggantikan posisi Dirga yang notebene teman mereka juga. Mereka spontan bangkit berdiri, kecuali Keina yang ekspresinya langsung mendadak bete."Na, kok diam aja, itu suami lo datang!" Miska menarik tangan Keina cepat tatkala melihat Kahfi yang berjalan mendekati mereka dengan seulas senyum manisnya. Jika boleh jujur, tadi Mis

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 12. Keina : Berat, Ma...

    "Maaaaa, takut!" Keina berlari mundur saat mendengar gemercik minyak panas tatkala ia memasukan potongan ayam ke dalam penggorengan. "Ya ampun, Na! Masak aja kayak mau tawuran!" Komentar Dinne yang berdiri diujung pintu dapur sambil memegang ponsel yang menyorot ke arah sang anak. Ya, dia sedang merecord kegiatan Keina untuk dikirim ke Kahfi sebagai laporan. Meskipun Kahfi tidak meminta, tapi Dinne berinisiatif sendiri. "Ma, bantuin aku dong! Kok malah main hape doang!" Gadis itu menatap sang mama kesal, tangan kanannya memegang spatula sementara tangan lainnya memegang tutup panci yang dia ambil spontan untuk melindungi diri dari cipratan minyak. Dinne berdecak, sebelum mengindahkan perintah sang anak, dia mengatur tata letak ponselnya agar kameranya terus menyorot ke arah Keina. Setelah itu dia berjalan mendekati kompor, "Sini, gitu aja udah marah-marah." Dia mengambil alih spatula dari tangan Keina, lalu menggoreng potongan ayam yang tersisa. "Mama kayaknya salah deh, sebelum be

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 11. Pengantin Baru Kok Pisah Ranjang?

    Kahfi mengelus bibirnya dengan kedua mata tertuju pada ponsel digenggaman. Biasanya di jam-jam segini pria itu sibuk dengan laptop dan pekerjaan, meskipun pekerjaannya sudah selesai tapi dia pasti selalu bertanya ke Sekretarisnya apakah ada pekerjaan yang bisa dia selesaikan saat itu. Namun untuk kali ini Kahfi memilih untuk korupsi waktu, entah kenapa dia lebih memilih untuk berperang dengan isi kepalanya sendiri daripada menandatangi berkas-berkas.Pria dengan kemeja abu-abu itu merenggangkan dasinya. Tangan kanan Kahfi memegang ponsel yang hanya dia tatapi sejak setengah jam lalu, sementara tangan lainnya memutar-mutar bolpoint. Nama sang istri yang asik berlarian di kepalanya menjadi alasan kenapa pria itu asik dengan dunianya sendiri. Kahfi melirik arloji dipergelangan tangannya, jam satu siang. Kalau dia telepon Keina dan bertanya apakah istrinya itu sudah sholat dzuhur dan makan siang, apa Keina akan merasa terganggu? Mengingat bagaimana respon Keina saat ia telepon tadi pagi,

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 10. I'm Gonna Miss You

    Mas Kahfi: Assamu'alaikum, Na... Selamat pagi.Mas Kahfi: Hari ini kesiangan enggak sholat subuhnya? Oh iya, jangan telat sarapan, ya.Keina yang baru membuka kedua matanya dan tak sengaja mendapati pop-up pesan dari Kahfi lantas berdecih. Entah kenapa pesan manis itu terlihat menjijikan untuknya. Typing Kahfi benar-benar menggambarkan sosok bapak-bapak yang sudah tua, sangat berbeda dengan Keina yang terbiasa menerima pesan dengan typing gaul dari teman-teman sepantarannya.Tanpa berniat membalas pesan dari suaminya itu, Keina lantas meletakan kembali ponselnya ke atas nakas. Sejenak dia merenggangkan otot-otot badannya sebelum menyibak selimut dan turun dari ranjang. Gadis dengan setelan piyama biru muda itu berjalan menuju jendela kamarnya, membuka ventilasi udara dan menghirup banyak-banyak udara yang belum terkontaminasi polusi.Kepala Keina menoleh ke belakang, melirik jam dinding. Ternya masih pukul enam pagi. Sejujurnya, ini momen langka karena Keina bisa bangun disaat matahar

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 09. Sayang, Adek, atau Istriku?

    Menepati janjinya, selepas sholat dzuhur Kahfi membawa Keina ke rumah Galih untuk silahturahmi sekaligus mengenalkan istri cantiknya itu. Tentu saja, Galih dan istrinya menyambut dengan baik kedatangan keduanya. Ya, meski gagal menjadikan Kahfi sebagai menantu mereka, tapi hubungan keluarga Galih dengan Kahfi tetap baik. Mereka juga banyak memuji Keina yang katanya cantik. Usai berbincang kecil selama kurang lebih setengah jam, Kahfi dan Keina harus pamit karena mereka harus pergi mengejar jam penerbangan pesawat ke Jakarta yang sudah mereka pesan siang ini. Ya, hari ini Keina akan kembali ke Jakarta, jika gadis itu menepati janjinya, maka dia akan kembali lagi bulan depan untuk menetap selamanya bersama Kahfi di kota ini."Sudah dicek lagi barang-barang kamu? Ada yang ketinggalan enggak?" tanya Kahfi seraya mengambil alih tas besar yang sedang Keina bawa. Lantas dia menaruhnya ke dalam bagasi mobil."Enggak ada, Kak," jawab Keina.Kahfi mengangguk, dia lantas membukakan pintu penump

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 08. One Step Closer

    "Mas Kahfi, tumben sudah dua hari saya enggak lihat mas Kahfi jamaah di sini,"Kahfi yang baru saja melangkah keluar dari pintu masjid langsung menghentikan tungkainya, dia berbalik badan dan mendapati Pak Galih yang melempar pertanyaan kepadanya.Sebelum menjawab, Kahfi lebih dulu menyalami tangan pria paruhbaya itu. Dia cukup dekat dengan Pak Galih selaku ketua RT dikompleknya. Apalagi mereka sama-sama jamaah tetap di masjid, jadi setiap hari pasti bertemu."Iya, Pak, kemarin saya habis dari Jakarta," jawab Kahfi dengan senyuman di wajah teduhnya. "Oh iya, Pak, rencananya pagi ini saya mau ke rumah bapak," imbuh Kahfi sambil melangkah menuju halaman masjid. Tentu saja, tungkai Galih juga mengiringi."Ada apa, mas?" Galih bertanya sambil memakai sandal jepitnya.Kahfi menahan senyum, sebenarnya dia tidak ingin berbicara dengan situasi seperti ini, dijalan menuju arah pulang. Meskipun jalanan sedang sepi dan hanya ada beberapa orang yang juga baru keluar dari masjid selepas sholat sub

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status