Home / Romansa / Sentuh Aku, Pak! / 07. Keceplosan

Share

07. Keceplosan

last update Last Updated: 2021-08-11 01:00:03

Esoknya Carla bangun dengan suasana hati yang kurang baik, mulutnya mendumel saat teringat percakapannya kemarin malam bersama Savian. Mulut Savian begitu lancar ketika mengatakan akan memberikan apapun padanya termasuk memuaskan, asalkan Carla bersedia berbagi flat dengannya selama satu bulan. Carla berdecak, memangnya pria itu pikir dirinya ini cewek murahan yang gampang diajak having sex dengan pria yang baru di kenal, jangankan baru, sudah kenal dekat pun belum tentu Carla sudi untuk melakukan having sex dengannya!

Carla berjalan keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menggulung di atas kepalanya. Tungkai Carla berhenti tepat di depan pintu kamar yang Savian tempati, mulutnya berkumat-kamit memaki Savian tanpa suara, tangannya yang terkepal terangkat memukul-mukul udara dan bertepatan dengan itu pintu kamar Savian terbuka, memunculkan wajah bantal Savian yang terkejut karena hampir kena bogem tangan Carla.

Mata Carla melotot kaget saat pintu kamar Savian terbuka tiba-tiba, sebelum Savian memakinya, Carla langsung berlari masuk kedalam kamar. Carla menarik napas lega begitu sampai di dalam kamar dan menutup pintunya rapat, ia lantas berjalan ke depan lemari pakaian.

"Kalau pakai ini nanti Savian...Arghhh!" Carla menggeram mengingat kemarin pagi Savian tampak ingin menerkamnya karena ia mengenakan pakaian yang sangat terbuka. Tapi Carla memaklumi, Savian laki-laki normal yang sudah pasti memiliki birahi. Maka dari itu sekarang Carla harus lebih berhati-hati.

Carla melempar asal kaus tanpa lengan dan celana gemas kesayangan ke atas ranjang. Gara-gara Savian ia jadi tidak bebas berpakaian sesukanya. Usai berpakaian yang lebih tertutup dari biasanya, Carla segera keluar dari kamar, ia berjalan menuju pantry sambil membayangkan manisnya kopi dan roti bakar yang akan memanjakan lidahnya. Tapi, belum sampai di pantry langkah Carla sudah berhenti, matanya membulat sempurna ketika mendapati Savian yang sedang ngopi sambil membaca koran harian di tangannya.

Carla terkejut bukan karena Savian menyeduh kopi instannya tanpa izin untuk kedua kali, ia terkejut karena Savian bertelanjang dada lengkap dengan rambut yang masih basah dan hanya memakai boxer saja. Bayangkan...betapa indahnya pemandangan itu!

Sayangnya, Carla tidak kuat untuk menikmati pemandangan indah di pantry nya pagi ini. Alhasil, ia menjerit dan balik masuk ke dalam kamar lalu membanting pintu spontan.

Sementara Savian tertawa keras melihat tingkah gadis bermata bulat itu. Ia merasa puas karena dendamnya sudah terbalaskan. Ya, Savian sengaja memarkan tubuhnya di depan Carla karena kemarin gadis itu juga melakukan hal yang sama. Savian masih ingat penampakan Carla yang hanya mengenakan kaos kebesaran, entah gadis itu memakai dalaman atau tidak, Savian tidak melihatnya. Savian beranjak ke depan pintu kamar Carla sambil membawa segelas kopi dan dua lembar roti bakar yang sudah ia siapkan spesial untuk Carla.

"Car, saya bawakan roti nih!"

Carla yang sedang menyender di balik pintu kembali melebarkan matanya saat mendengar ucapan ambigu Savian. Roti yang mana yang pria itu maksud?

"Gimana, Car, mau gak rotinya? tadi keliatannya kamu kepengen banget." lanjut Savian dengan nada menggoda, membuat Carla semakin meringis di balik pintu. Apa tadi ia kelihatan jelas semupeng itu? habisnya tubuh Savian lumayan juga. Dadanya bidang dan terlihat nyaman untuk jadi tempat bersandar, apa lagi otot bisepnya yang menonjol, membuat ia ingin memukulnya manja, dan juga...roti sobeknya, kalau tidak salah ingat Savian memilik empat kotak di perutnya. Carla melotot, spontan membekap mulutnya tak percaya, kenapa pikirannya jadi berkelana seperti ini?!

"Savian!" panggil Carla dengan suara yang lantang.

"Yes, sweetheart!" sahut Savian menggoda.

Carla mencibir mendengar sahutan manis dari Savian, "Kalau kamu mau tinggal bareng di flat ini harus ikutin peraturan dari aku, salah satunya harus berpakaian yang benar!" ujar Carla setengah sadar.

Savian langsung tercengang, ia terdiam mencerna perkataan Carla barusan. Manik coklat pria itu membinar penuh harap.

"Jadi kamu setuju kita tinggal bareng selama satu bulan?" 

Kini giliran Carla yang terdiam dan menepuk mulutnya yang sudah keceplosan.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Idol Payung
ini novel ko ribet jg ya pertama doang baca nya enak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sentuh Aku, Pak!   08. Ratusan Peraturan

    Setelah beberapa hari, akhirnya Carla mengambil keputusan untuk memberikan Savian kesempatan untuk tinggal bersamanya. Pagi ini di ruang tengah, Carla dan Savian sedang berbicara empat mata perihal syarat dan peraturan yang harus Savian taati selama pria itu tinggal di flat. Savian membaca dengan teliti selembar kertas yang Carla berikan. Kedua bola mata Savian perlahan melebar saat membaca ratusan peraturan yang tertera di atas kertas dengan coretan tinta hitam itu. "Tapi ingat ya, kamu di sini cuma numpang!" tekan Carla seraya memandangi Savian yang tengah fokus membaca. "Dengan peraturannya sebanyak ini?" Savian menatap Carla tak percaya. Bahkan peraturan sekolah saja kalah ketat dan banyaknya di bandingkan peraturan di flat ini. Carla mengangguk dengan polosnya, tak peduli dengan reaksi berlebihan Savian. "Iya." jawab Carla singkat. Savian menggelengkan kepalanya. Matanya kembali menatapi coretan-coretan tak masuk akal

    Last Updated : 2021-08-20
  • Sentuh Aku, Pak!   09. Dosen Pengganti

    "Shit, telat!"Carla mengumpat sebelum ia melompat turun dari kasur dan berlari keluar kamar. Dengan kecepatan kilat cewek itu membersihkan tubuhnya lalu membalut tubuhnya dengan pakaian yang sedikit formal pagi ini. Mulut Carla tak berhenti merutuki dirinya yang bangun kesiangan di hari pertama masuk kuliah setelah menikmati masa liburan lebih dari satu bulan."Sorry!" Carla yang sedang buru-buru berjalan kearah pantry tidak sengaja menyenggol pundak Savian yang baru saja keluar dari kamarnya. Segera Carla meminta maaf."Minumnya pelan-pelan, Car." tegur Savian melihat Carla minum susu dengan sekali tegukan hingga tetesan susu itu mengotori meja pantry."Lagi-" Carla terdiam, gadis itu tak mampu melanjutkan kata-katanya karena terpesona dengan penampilan Savian pagi ini. Luar biasa berwibawa dengan setelah kemeja putih yang dibalut dengan jas hitam, celana bahan tanpa kusut dan sepatu kulit kinclong. Carl

    Last Updated : 2021-08-23
  • Sentuh Aku, Pak!   10. Menyesal?

    Carla menatap Savian yang baru masuk flat sembari menggelengkan kepalanya. Ia masih tidak percaya dengan kenyataan yang baru saja ia ketahui hari ini, bahwa pria yang tinggal bersamanya ternyata dosen baru di kampusnya! "Kenapa selama ini kamu gak bilang kalau ternyata kamu dosen di kampus aku!" Carla langsung mencecer Savian pertanyaan dengan nada tak santai. Savian yang baru saja pulang dari tempat kerja dan kelelahan hanya melewati Carla begitu saja kemudian mendaratkan bokongnya di sofa ruang tengah. Ia tidak ada tenaga untuk meladeni Carla yang menuntut penjelasan padanya. "Savian, jawab pertanyaan aku!" Carla tak ingin di abaikan. Ia berdiri tegak dengan tangan bertelak pinggang di hadapan Savian. Savian mendesah berat, "Saya juga gak tau kalau kamu mahasiswi di tempat saya mengajar." jawab Savian dengan nada jengahnya. Membuat Carla langsung merapatkan mulut dan tak enak hati karena sudah berpikiran negatif ke Savian. Carla menggaruk te

    Last Updated : 2021-08-25
  • Sentuh Aku, Pak!   11. Pelanggaran Pertama

    Carla mendumal sepanjang membersihkan flat pagi ini. Ia kesal karena Savian sudah melanggar salah satu peraturan yang mereka sepakati. Jelas-jelas di surat peraturan yang ia buat tertulis kalau membersihkan flat di hari weekend adalah tugas bersama. Tapi apa yang terjadi saat ini? kamar Savian kosong tak berpenghuni, pria itu bahkan pergi sebelum Carla bangun dari tidurnya. Entah Carla yang kesiangan bangun, atau Savian yang pergi di pagi buta tadi.Lihat saja, apapun alasan yang Savian berikan nanti, Carla tetap akan mengomelinya!Usai membersihkan flat, Carla mandi kemudian mendudukan dirinya di sofa ruang tengah, menonton televisi seraya menunggu abang gofood yang akan mengantarkan makanan untuknya, bukan Carla yang memesan, melainkan Alvero. Temen Carla yang amat perhatian itu mengirimkan sebungkus nasi padang lengkap dengan boba kesukaan Carla.Ting! ~Ponsel yang Carla letakan di atas meja itu berden

    Last Updated : 2021-09-07
  • Sentuh Aku, Pak!   12. Tragedi Memalukan

    Tidak seperti kemarin, dimana Savian lari dari tugasnya karena lebih memilih untuk jalan dengan sang gebetan. Pagi ini, Savian sudah kerja rodi. Membersihkan tempat tidur, membuang sampah, dan membersihkan pajangan dari debu sembari menunggu Carla selesai mencuci baju, sebab Savian kebagian tugas menjemur bajunya."Pak, tolong jemurin, dong!" teriakan Carla membuat Savian membuang asal kemoceng di tangannya lalu berjalan menghampiri Carla."Jemur dimana?" tanya Savian sambil menatap tumpukan baju yang sudah di giling bersih di mesin cuci."Di depan lah, masa di kamar." jawab Carla asal. Savian menghembuskan napas panjang sebelum memindahkan bak cucian bersih ke depan flat. Jelas Savian tidak bisa membantah karena nyawanya sisa dua, bisa di tendang keluar sama Carla kalau ia melanggar dua peraturan lagi.Savian menjemur pakaian dirinya dan Carla, kecuali pakaian dalam. Karena mereka sepakat mencuci pakaian dalam masing-masing demi kenyama

    Last Updated : 2021-09-07
  • Sentuh Aku, Pak!   13. Balas Dendam

    Carla benci kelas pagi karena ia tidak pernah bisa hadir tepat waktu! Berlari di koridor kampus sudah menjadi aktivitas Carla dan bukan lagi pemandangan asing bagi yang melihatnya. Setelah mengeluarkan seluruh tenaganya untuk berlari, akhirnya Carla sampai di depan pintu kelas yang sudah tertutup rapat. Carla mengatur napas dan menguatkan mentalnya sejenak. Samar-samar suara Savian terdengar sedang menjelaskan materi di dalam kelas, itu tandanya Carla tidak bisa masuk ke dalam kelas dengan begitu saja, makanya Carla harus menguatkan mental dulu untuk mendengar wejangan sadis dari Savian nanti. Tok tok tok~ Carla mengetuk pintu sepelan mungkin agar tidak mengusik rasa emosi Savian karena pembelajaran terganggu karena kehadirannya. "Siapa yang suruh kamu buka pintu?" Belum sempat Carla angkat suara, Savian sudah melempar pertanyaan ketus yang membuat mental Carla runtuh seketika.

    Last Updated : 2021-09-07
  • Sentuh Aku, Pak!   14. Makan Siang

    Hari ini sebenarnya jatah Carla mandi duluan, tapi gadis itu masih santai di meja pantry sambil memakan roti bakar dan menyeruput kopi. Wajah gadis itu tertekuk kesal karena beberapa menit lalu mendapatkan pesan dari grup kalau kelasnya pagi ini di undur sampai siang nanti. Giliran Carla tidak bangun kesiangan dosennya malah berhalangan. Dunia kadang memang menyebalkan! Kunyahan pada mulut Carla berhenti saat pintu kamar Savian terbuka, tak lama kemudian pria itu muncul dan berjalan melewati Carla begitu saja tanpa sapaan selamat pagi seperti biasa. Carla yang dijutekin Savian pagi ini praktis berdecih, ia tau pria itu masih marah padanya karena perdebatan mereka kemarin malam. Tapi jangan harap Carla akan meminta maaf duluan. Maklum saja karena rasa gengsi adalah sifat alami setiap manusia. Selesai sarapan, Carla langsung mencuci piring serta gelas yang habis ia gunakan. Bersamaan dengan itu pintu kamar mandi terbuka, Savian muncul deng

    Last Updated : 2021-09-08
  • Sentuh Aku, Pak!   15. Pak!

    "Omong-omong, ini pertama kalinya ya kita makan berdua di luar."Mendengar celetukan Savian, Carla menaikan satu alisnya, ia menjelajahi ingatannya lebih dulu lalu mengangguk saat tak menemukan kepingan ingatan makan di luar flat bersama Savian. Benar kata pria itu, ini pertama kalinya mereka makan di luar berdua."Kamu sudah janji lho, Car, kapan-kapan traktir saya balik." imbuh Savian, Carla memutar bola matanya."Astaga, iya, Pak! tenang aja, sih!" sentak Carla kesal. Savian seakan tak mau rugi dan ingin timbal balik dari makan malam yang ia traktir saat ini."Oh iya, kamu kok bisa baru pulang malam begini sih? memangnya kamu ada kelas malam, ya?" Savian buka suara lagi. Sebab pria itu tau, kalau bukan ia yang mencari topik, maka makan malam mereka hanya di selimuti suara garpu dan sendok yang saling bertabrakan."Gak ada." jawab Carla singkat dan tampak malas buka menjawabnya."Terus kenapa kamu pulang malam begini?" Savian bertanya lagi

    Last Updated : 2021-09-10

Latest chapter

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 16. Peluk Untuk Keina

    Kahfi menghembuskan napasnya cemas, pria itu tidak bisa berhenti memikirkan istrinya yang sekarang entah berada dimana. Keina yang beberapa jam lalu mengeluh tak enak badan, kini menghilang. Sudah sejak tadi Kahfi ingin mencarinya, tapi Keino melarang dan mengatakan kalau sebentar lagi gadis itu pasti akan pulang. Kata Keino, Keina memang suka pergi main tanpa bilang-bilang. Kalau pun memaksa pergi, Kahfi juga tidak tahu harus kemana, dia tidak mengenal teman-teman dekat istrinya. Sedari tadi ponsel Keina juga tidak bisa dihubungi."Tunggu di dalam aja, Kaf. Dingin di sini." Keino datang sambil memainkan kunci mobil di tangannya, sepertinya pria itu hendak pergi.Kahfi mengangguk tanpa mengatakan apapun. "Enggak usah khawatir, Keina emang gitu anaknya, bandel. Sering kabur-kaburan. Nanti kalau dia udah pulang, sentil aja kupingnya, kebiasaan kalau main enggak izin dulu. Dia lupa kali kalau sekarang udah punya suami." gerutu Keino. Mungkin dia kesal dengan tabiat adiknya yang satu itu

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 15. Bertemu Dirga

    Keina melenguh disela-sela tidurnya, bukan tanpa sebab tidurnya yang nyenyak itu terganggu. Ada sesuatu yang mengguncang pundaknya, dan dengan terpaksa Keina membuka mata."Na, bangun..." Suara halus itu kini sudah langganan ditelinganya, jelas dia tahu siapa pemiliknya. Kahfi."Kenapa sih, Kak? Aku masih ngantuk!" Keina menepis tangan Kahfi dari pundaknya. Demi Tuhan, dia masih ngantuk berat, setelah subuh tadi dia harus terbangun untuk sholat subuh, kini Kahfi kembali mengusik tidurnya lagi."Hei, kamu lupa hari ini kita mau ke Dokter Kandungan?" Meski suaranya masih tetap lembut, tapi nyatanya saat ini Kahfi sedang menahan rasa sabarnya. Baru beberapa minggu menjadi suami, namun rasa sabar Kahfi benar-benar diuji.Mendengar apa yang baru saja suaminya itu katakan, spontan sepasang mata Keina membulat sempurna. Dia segera memunggungi Kahfi dan meringis pelan. Tentu saja sambil mengumpat dalam hati. Benar, dia lupa kalau hari ini mereka sudah janjian untuk periksa kandungan. Bukan me

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 14. Gawat!

    Keina duduk di depan Kahfi dan Keino dengan wajah tegang. Sejak kemarin kakaknya itu memang ada di rumah, tapi hubungan mereka sedikit canggung karena pemasalahan yang ada. Ya, tentu saja Keino marah saat mendengar kabar bahwa adiknya itu dihamili oleh pria yang tidak bertanggungjawab. Jangankan ngobrol, sejak datang saja Keino tidak mau menatap wajah Keina, baru tadi saat menegurnya di depan teman-temannya.Jadi, tolong jangan ditanyakan seberapa besar rasa marah Keino ke Keina. Sebagai kakak, dia jelas merasa sangat kecewa dan gagal melindungi adiknya dari janji manis laki-laki buaya."Gimana Keina, Kaf? Dia menjalani kewajibannya sebagai istri, kan?" tanya Keino menatap Kahfi dengan serius, walaupun Keina duduk tepat disebelah Kahfi, tapi tak sekilas pun matanya melirik ke arah sang adik yang merengut cemas.Sebelum menjawab pertanyaan kakak iparnya itu, Kahfi menoleh ke arah Keina dan tersenyum lembut. Dia menggerakan tangannya, merangkum punggung tangan Keina yang nganggur lalu m

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 13. Kedatangan Kahfi

    "Na, mobil siapa tuh?"Keina yang sedang asik berbincang dengan Gibral lantas mengalihkan pandangannya ke arah yang sama dengan apa yang Miska lihat saat ini. Sebuah mobil Range Rover yang melaju memasuki perkarangan rumahnya. Perlahan kening Keina berkerut sebelum bibirnya mengeluarkan sebuah decakan sebal setelah tersadar siapa pemilik mobil mewah itu.Ya, siapa lagi kalau bukan suaminya, Kahfi. "Siapa, Na?" Mario ikut bertanya.Dan ketika pintu mobil itu terbuka, memunculkan Kahfi yang keluar dari dalam sana. Hal itu tentu saja membuat rasa penasaran teman-temannya terbayarkan. Jelas mereka masih ingat wajah pria yang duduk di kursi pelaminan bersama Keina menggantikan posisi Dirga yang notebene teman mereka juga. Mereka spontan bangkit berdiri, kecuali Keina yang ekspresinya langsung mendadak bete."Na, kok diam aja, itu suami lo datang!" Miska menarik tangan Keina cepat tatkala melihat Kahfi yang berjalan mendekati mereka dengan seulas senyum manisnya. Jika boleh jujur, tadi Mis

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 12. Keina : Berat, Ma...

    "Maaaaa, takut!" Keina berlari mundur saat mendengar gemercik minyak panas tatkala ia memasukan potongan ayam ke dalam penggorengan. "Ya ampun, Na! Masak aja kayak mau tawuran!" Komentar Dinne yang berdiri diujung pintu dapur sambil memegang ponsel yang menyorot ke arah sang anak. Ya, dia sedang merecord kegiatan Keina untuk dikirim ke Kahfi sebagai laporan. Meskipun Kahfi tidak meminta, tapi Dinne berinisiatif sendiri. "Ma, bantuin aku dong! Kok malah main hape doang!" Gadis itu menatap sang mama kesal, tangan kanannya memegang spatula sementara tangan lainnya memegang tutup panci yang dia ambil spontan untuk melindungi diri dari cipratan minyak. Dinne berdecak, sebelum mengindahkan perintah sang anak, dia mengatur tata letak ponselnya agar kameranya terus menyorot ke arah Keina. Setelah itu dia berjalan mendekati kompor, "Sini, gitu aja udah marah-marah." Dia mengambil alih spatula dari tangan Keina, lalu menggoreng potongan ayam yang tersisa. "Mama kayaknya salah deh, sebelum be

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 11. Pengantin Baru Kok Pisah Ranjang?

    Kahfi mengelus bibirnya dengan kedua mata tertuju pada ponsel digenggaman. Biasanya di jam-jam segini pria itu sibuk dengan laptop dan pekerjaan, meskipun pekerjaannya sudah selesai tapi dia pasti selalu bertanya ke Sekretarisnya apakah ada pekerjaan yang bisa dia selesaikan saat itu. Namun untuk kali ini Kahfi memilih untuk korupsi waktu, entah kenapa dia lebih memilih untuk berperang dengan isi kepalanya sendiri daripada menandatangi berkas-berkas.Pria dengan kemeja abu-abu itu merenggangkan dasinya. Tangan kanan Kahfi memegang ponsel yang hanya dia tatapi sejak setengah jam lalu, sementara tangan lainnya memutar-mutar bolpoint. Nama sang istri yang asik berlarian di kepalanya menjadi alasan kenapa pria itu asik dengan dunianya sendiri. Kahfi melirik arloji dipergelangan tangannya, jam satu siang. Kalau dia telepon Keina dan bertanya apakah istrinya itu sudah sholat dzuhur dan makan siang, apa Keina akan merasa terganggu? Mengingat bagaimana respon Keina saat ia telepon tadi pagi,

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 10. I'm Gonna Miss You

    Mas Kahfi: Assamu'alaikum, Na... Selamat pagi.Mas Kahfi: Hari ini kesiangan enggak sholat subuhnya? Oh iya, jangan telat sarapan, ya.Keina yang baru membuka kedua matanya dan tak sengaja mendapati pop-up pesan dari Kahfi lantas berdecih. Entah kenapa pesan manis itu terlihat menjijikan untuknya. Typing Kahfi benar-benar menggambarkan sosok bapak-bapak yang sudah tua, sangat berbeda dengan Keina yang terbiasa menerima pesan dengan typing gaul dari teman-teman sepantarannya.Tanpa berniat membalas pesan dari suaminya itu, Keina lantas meletakan kembali ponselnya ke atas nakas. Sejenak dia merenggangkan otot-otot badannya sebelum menyibak selimut dan turun dari ranjang. Gadis dengan setelan piyama biru muda itu berjalan menuju jendela kamarnya, membuka ventilasi udara dan menghirup banyak-banyak udara yang belum terkontaminasi polusi.Kepala Keina menoleh ke belakang, melirik jam dinding. Ternya masih pukul enam pagi. Sejujurnya, ini momen langka karena Keina bisa bangun disaat matahar

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 09. Sayang, Adek, atau Istriku?

    Menepati janjinya, selepas sholat dzuhur Kahfi membawa Keina ke rumah Galih untuk silahturahmi sekaligus mengenalkan istri cantiknya itu. Tentu saja, Galih dan istrinya menyambut dengan baik kedatangan keduanya. Ya, meski gagal menjadikan Kahfi sebagai menantu mereka, tapi hubungan keluarga Galih dengan Kahfi tetap baik. Mereka juga banyak memuji Keina yang katanya cantik. Usai berbincang kecil selama kurang lebih setengah jam, Kahfi dan Keina harus pamit karena mereka harus pergi mengejar jam penerbangan pesawat ke Jakarta yang sudah mereka pesan siang ini. Ya, hari ini Keina akan kembali ke Jakarta, jika gadis itu menepati janjinya, maka dia akan kembali lagi bulan depan untuk menetap selamanya bersama Kahfi di kota ini."Sudah dicek lagi barang-barang kamu? Ada yang ketinggalan enggak?" tanya Kahfi seraya mengambil alih tas besar yang sedang Keina bawa. Lantas dia menaruhnya ke dalam bagasi mobil."Enggak ada, Kak," jawab Keina.Kahfi mengangguk, dia lantas membukakan pintu penump

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 08. One Step Closer

    "Mas Kahfi, tumben sudah dua hari saya enggak lihat mas Kahfi jamaah di sini,"Kahfi yang baru saja melangkah keluar dari pintu masjid langsung menghentikan tungkainya, dia berbalik badan dan mendapati Pak Galih yang melempar pertanyaan kepadanya.Sebelum menjawab, Kahfi lebih dulu menyalami tangan pria paruhbaya itu. Dia cukup dekat dengan Pak Galih selaku ketua RT dikompleknya. Apalagi mereka sama-sama jamaah tetap di masjid, jadi setiap hari pasti bertemu."Iya, Pak, kemarin saya habis dari Jakarta," jawab Kahfi dengan senyuman di wajah teduhnya. "Oh iya, Pak, rencananya pagi ini saya mau ke rumah bapak," imbuh Kahfi sambil melangkah menuju halaman masjid. Tentu saja, tungkai Galih juga mengiringi."Ada apa, mas?" Galih bertanya sambil memakai sandal jepitnya.Kahfi menahan senyum, sebenarnya dia tidak ingin berbicara dengan situasi seperti ini, dijalan menuju arah pulang. Meskipun jalanan sedang sepi dan hanya ada beberapa orang yang juga baru keluar dari masjid selepas sholat sub

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status