Sesudah sampai di tempat penjual nasi goreng, mama Gaby, Dave, ibu Dave, dan juga Cia. Memilih tempat duduk yang mereka inginkan "nah, itu disana ada tempat yang sepertinya kosong. Bagaimana jika kita duduk sambil menunggu makanan datang disana" Ucap Dave sambil menunjukkan tempat yang dia maksud. Kebetulan denah tempat duduk itu terdiri dari empat kursi kosong, dua di bagian depan dan dua dibagian belakang namun keempatnya saling berhadapan.
"Ayo sini sist" Ucap ibu Dave pada mama Gaby, karena ibu Dave sengaja ingin melihat Dave duduk bersebelahan dengan Cia. "Oke sist, bentar ya aku mau ke kasir dulu" Balas mama Gaby yang sepertinya sudah tau maksud dan tak-tik dari ibunda Dave. "Nak, kamu tolong bersihkan tempat duduk yang akan digunakan Cia ya" Ucap sang ibu pada Dave sambil tersenyum melihat keberadaan Cia, Cia merasa tidak nyaman karena takut Dave merasa terbebani dengan kehadirannya itu.
"Tidak apa nak Cia, Dave melakukann
"Sudah lah Dave, tidak apa jika kau ingin bertanya atau cerita pada kami, lagipula kami senang jika kamu terbuka pada kami dan tidak takut dalam mengungkapkan hal atau pendapat apalagi pertanyaan yang membuat dirimu bingung dan tidak nyaman seperti ini sekarang ketika kamu melihat kaca mobil, seperti ada yang ingin kamu sampaikan " Ucap mama Gaby pada Dave. Setelah mengucapkan hal itu, tak terasa mereka sudah sampai di rumah Dave dengan selamat juga. Dave yang barusan diberikan nasihat oleh mama Gaby itu langsung berusaha mengganti topiknya dengan mengucapkan salam perpisahan karena dirinya dan juga ibu nya sudah selamat sampai di rumah mereka. "Sampai jumpa lagi tan, terima kasih telah meluangkan waktu dan uang nya untuk kebahagiaan kami semua hari ini" Ucap Dave sebagai ucapan terima kasih atas kebaikan yang telah diberikan oleh mama Gaby untuk dirinya dan juga ibundanya. Mama Gaby pun juga membalas dengan kalimat sama-sama
Jam istirahat akan berbunyi sebentar lagi, para murid yang berada di kelas semakin serius di detik-detik terakhir mengerjakan tugas-tugas mereka masing-masing, bukan tanpa alasan mereka seperti itu walaupun ujian akhir memang belum dimulai. Tapi setidaknya mereka berusaha terlebih dahulu sebelum itu, tujuan mereka memang berbeda tapi tidak ada salahnya berusaha keras dan tekun mencobanya.Melihat Dave yang sedang serius mengerjakan soal latihan itu sepertinya membuat para wanita di kelasnya menjadi lebih tertarik melihat kegigihan Dave, sebenarnya Dave memang mempunyai daya tarik sendiri mungkin sampai saat ini memang dirinya belum menyadari akan hal itu. Tunggu sebentar, bagaimana dengan kehidupan yang dijalani oleh Juan kekasih Gaby?Dari beberapa hari yang lalu sosok Juan memang belum terlihat walaupun hanya batang hidungnya saja, Dave selaku teman dan begitu pun juga dengan Cia tidak terlalu memikirkan keadaan Juan. Tapi sebe
"Hai Dave, ternyata kamu sudah sampai untuk menjemput aku ya? Kita mau kemana nih kira-kira? Jangan-jangan kamu akan membawaku ke tempat yang asik dan menyenangkan ya" Ucap Cia pada Dave, karena Dave sudah sampai tepat di depan Cia. Namun walaupun Dave tadi terhenti sejenak akan keputusan dirinya membeli bunga untuk Cia, ternyata Dave benar-benar tidak membelikan bunga itu untuk diberikan kepada Cia yang sudah menunggu dirinya dari tadi. Dave melihat wajah dan penampilan Cia yang sangat rapih dan anggun, hari itu Cia menggunakan pakaian yang terlihat sangat feminim. Padahal Cia di mata Dave adalah sosok perempuan yang cantik dan lincah namun seperti laki-laki, tapi kenapa hari itu dia terlihat sangat cantik? Apa dia berpenampilan seperti ini demi Dave? Kurasa tidak. Cara Dave memperhatikan Cia terlihat sangat kaku dan kurang ramah seperti biasa perilaku dirinya pada Cia. "Karena dirimu sudah tau aku datang, mengapa tidak cepa
Dave melihat kebelakang karena mendengar suara Cia yang ingin berjalan bersama sama dengan dirinya. "Cepatlah, kau terlalu lama dari tadi" ucap Dave sambil melihat ke arah Cia, Cia langsung bergegas lari untuk bisa berjalan bersama-sama dengan Dave. "Terima kasih karena mau menunggu aku ya" balas Cia dengan nada yang benar-benar lembut kepada Dave yang ketus. Mereka akhirnya berdua berjalan bersama beriringan, sambil melihat lihat lokasi atau denah mana yang akan dituju. Cia yang mengenang masa lalunya itu sangat gembira, di raut wajah Cia seperti menggambarkan sebuah kenangan indah yang kini hidup kembali. Bagi Cia sendiri, Gaby adalah orang yang selalu menerima kondisi dirinya baik dalam keadaan apapun entah itu baik atau buruk. Maka dari itu, Cia sangat sayang pada Gaby sampai dirinya terpuruk waktu mendengar Gaby sudah benar-benar tidak akan ada lagi ke dunia ini untuk menemani dirinya. Dave yang dari tadi masi
Selesai mendengar apa yang Dave katakan. Cia akhirnya tau kini mengapa mama Gaby dan juga Dave bisa sangat dekat, dirinya sepertinya bersyukur karena mungkin mama Gaby tidak merasa kesepian lagi bila ada Dave dan ibunda Dave sekarang yang selalu membuat dirinya tertawa."Terima kasih telah membawaku kesini dan menceritakan segalanya padaku. Akhirnya sekarang aku tau mengapa semua ini bisa terjadi, ditambah aku jujur sangat bahagia mendengar cerita yang keluar dari mulutmu Dave" balasan dari Cia yang berupa ucapan terima kasih kepada Dave karena telah berjanji menceritakan semuanya dan kini akhirnya semua cerita itu memang sudah benar-benar terdengar ke kuping Cia.Dave sepertinya juga lega telah menceritakan semua hal yang terjadi pada Cia. Tapi sepertinya Dave mempunyai banyak pertanyaan untuk Cia jawab, apa mungkin Dave akan bertanya sekarang? Aku tidak yakin suasana akan mendukung untuk Dave."C-cia, bolehkah giliran
"satu...dua...tiga... cheese" suara Cia yang begitu lantang dan sangat bersemangat karena mereka bertiga foto bersama sama. Cia membuka hasil foto dari mereka bertiga, saat slide pertama dan selanjutnya tiba-tiba Cia terkejut melihat apa yang tertangkap oleh gambar.Bisa-bisanya Dave dirangkul sedemikian rupa layaknya seorang pasangan yang baru saja menjalin asmara atau cinta monyetnya itu membuat Cia nampak kesal dengan amarahnya. Namun tentu saja Cia dapat menahan amarah itu di dalam dirinya, walaupun sepertinya dia sangat kesal dan berfikir akan mencekik orang yang berani merangkul Dave secara tiba-tiba itu.Dave yang memang dari tadi sudah menyadari bahwa memang dirinya baru saja dirangkul langsung melirik ke arah Cia. "Apa benar raut wajah Ciam menunjukkan bahwa dirinya kesal ketika melihat hasil foto barusan? Apa mungkin dia cemburu. Arg sudahlah itu tidak akan pernah terjadi padaku."Dave ayo pulang sekarang, aku
Permintaan Dave itu sudah pasti akan dilakukan oleh supir pribadinya itu, mobil kembali menyala dan juga mengubah suasana menjadi lebih baik saat sampai di sekolah. "Siap den" balas sang supir yang kemudian berkendara dan mengambil kendali untuk melaju dengan cepat agar tuanya itu bisa sampai tepat waktu di sekolah.Kali ini Dave benar-benar sepertinya sudah muak dengan banyak hal yang selama ini terjadi pada hidupnya sendiri, melibatkan orang orang yang dia sayangi adalah kebencian utamanya. Mungkin jika setiap masalah yang dia temukan itu membuat dirinya menjadi lebih dewasa, bisa saja ada kemungkinan Dave tidak dapat mengendalikan dirinya jika dia tau selama ini orang yang dia sayangi selalu menjadi korban demi dirinya sendiri."Baik lupakan semua nya baik dari hal buruk maupun hal baik yang terjadi pada hidupku yang membosankan ini karena sebentar lagi akan sampai tepat pas di depan gerbang sekolah" ucap Dave dalam hatinya itu, semua hal
"selamat siang anak-anak yang ibu nanti-nanti" pagi ini ucapan salam dari wali kelas kami sepertinya terlihat sangat bersemangat dari biasanya, apa mungkin tadi pagi dia salah makan saat sarapan pagi ya?Wali kelas kami menyuruh mengeluarkan buku serta alat tulis yang nantinya akan sangat berguna ketika jam pelajaran berlangsung nanti. "Dave, apa kau membawa pulpen dua?" Tanya Ron yang dimana merupakan salah satu teman-teman yang Dave punya.Dave menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri karena mengetahui sifat pelupa yang memang menjadi ciri khas dari Ron temannya itu, selama ini Ron selalu berusaha untuk merubah sifat lupanya itu, namun tetap saja masih dalam tahap proses dan belum langsung seketika menjadi sosok profesor yang akan mengingat segala hal."Nih pulpennya, oiya nanti kalau kau memang tidak punya pulpen sama sekali, kau bisa ambil pulpen itu dan membawanya pulang" balas Dave, sambil memberikan pulpen yan