Pagi menjelang, Xin Qian mengantar Xuan Yuan secara pribadi di gerbang kota. Semakin cepat dia berangkat untuk melakukan rencananya, masalah Tangluo akan segera mendapatkan pencerahan. Jadi, Pangeran Ketiga tidak akan menunda lagi."QianQian, jaga diri baik-baik. Aku pergi tidak akan lama." Pria itu merasa berat harus berpisah dengan Xin Qian. "A Yuan, jangan khawatirkan aku. Lakukan sebaik mungkin apa yang menurutmu terbaik. Aku akan menunggumu datang," sahutnya.Sekarang, gadis cantik itu tidak lagi menahan diri. Setelah sekian lama berada di sisi Xuan Yuan dan mengalami perjalanan hidup dan mati bersama, perasaan nyaman di hatinya sudah bercokol kuat. Xin Qian memberikan obat penambah vitalitas buatannya untuk Xuan Yuan."Xue dan Ming Ye akan menjagamu selama aku pergi." Xuan Yuan menyiapkan dua pengawal pribadinya untuk Xin Qian."Lima ribu pasukan membutuhkan pemimpin. Xue tidak boleh masuk kota," tolak Xin Qian."Xue akan masuk kota saat Yunxi datang. Besok, Yunxi sudah akan sa
Hilir mudik pasien-pasien baru dengan gejala yang sama, masih terus berlangsung hingga senja. Xin Qian memutuskan menggunakan salah satu bangunan kosong yang ada di dekat dengan kediaman Penguasa Kota. "Nona, ada tiga puluh pasien baru yang mempunyai gejala seperti itu. Bagaimana menurut Anda?" Liu XingSheng tidak bisa menahan diri. Melihat penduduk kota berdatangan dalam keadaan menyedihkan, dia benar-benar merasa putus asa. Pasien dengan gejala ringan masih ada dalam penanganan. Sekarang, pasien baru dengan gejala berat berdatangan membuat pusing kepala."Apa yang terjadi hari ini, bisa dibilang merupakan kejadian tidak biasa. Perkembangan gejala biasanya tidak serta merta menjadi berata dalam hitungan jam. Pasti ada sesuatu dibalik ini semua," sahut Xin Qian pelan.Sebenarnya, dia menduga beberapa hal yang terjadi di tempat ini. Namun, dia tidak mengatakannya, karena semua masih bersifat dugaan yang belum dia buktikan."Nona, apakah mungkin terjadi mutasi pada bakteri Yersinia Pes
Kehadiran Huantian membawa tekanan udara yang berat. Jika tidak mempunyai tenaga dalam yang tinggi, akan membuat orang yang berada di sekitarnya susah bernapas.Aura kemarahan jelas terlihat dari cara Huantian menatap Tuan Pemimpin. Dia sudah bersusah payah selama berhari-hari melakukan perjalanan tanpa henti dari Hangzhou menuju Tangluo, sesampai di sini harus mendengar ada pria lain yang akan membawa Xin Qian pergi. Huantian bahkan harus siap menanggung kemarahan Permaisuri saat kembali ke Hangzhou nanti. Entah hukuman apa yang akan diterimanya. Sebesar ini pengorbanan yang telah dilakukannya demi bisa bertemu dengan Xin Qian. Ada orang yang akan bertindak sesuka hati di depannya. Bagaimana mungkin Huantian tidak marah?"Berani sekali kamu akan membawanya pergi!" geram Huantian menahan amarah."Aku akan membawanya pergi, itu urusanku. Sama sekali tidak ada hubungannya denganmu. Bukankah dia bukan istrimu?" Tuan Pemimpin menjawab acuh tak acuh. "Lancang! Bersiaplah untuk mati!" Hu
Sebuah kereta kuda melaju menuju kota terdekat dari Tangluo. Ada sepuluh pria yang berpakaian militer Da Liang mengawal. Sejak pagi, mereka hanya dua kali beristirahat untuk mengisi perut. Seharusnya malam ini mereka sudah sampai di kota terdekat.Murong Xuan Yuan yang berada di dalam kereta tiba-tiba memegang dadanya yang terasa nyeri. "Apa yang terjadi? QianQian, kenapa jantungku berdegup sangat kencang?" gumamnya pelan.Bersamaan dengan itu, seekor burung merpati bertengger di atas kereta kuda. "Pangeran Ketiga, merpati pesan ada di atas kereta kuda." Terdengar suara Tian Wu memberi informasi."Hentikan kereta kuda!" titah Xuan Yuan.Burung merpati pos miliknya masuk ke kereta, begitu tirai dibuka. Dia bertengger di telapak tangan Xuan Yuan.Ada gulungan kertas kecil yang terikat di kakinya. Xuan Yuan membukanya. Dia tahu ini adalah pesan dari Kota Tangluo.Wajah Xuan Yuan tidak enak dilihat. Dia baru saja pergi pagi ini dari Tangluo, tapi Yunxi sudah mengiriminya pesan. Pasti ter
Ketika di dalam Kota Tangluo sedang gempar mencari keberadaan Xin Qian yang dibawa kabur Tuan Pemimpin. Sebuah kereta kuda melaju dengan cepat meninggalkan kota Tangluo menuju ke arah barat. Di dalamnya, sepasang pria dan wanita duduk dengan tenang. Tuan Pemimpin sesekali melirik Xin Qian yang duduk dengan acuh tak acuh. Gadis ini begitu patuh mengikutinya tanpa melakukan perlawanan, membuat Tuan Pemimpin sedikit curiga. "Kenapa kamu tidak melarikan diri?" tanya Tuan Pemimpin curiga."Apa aku boleh melarikan diri?" sindirnya.Tuan Pemimpin tertawa. Dia mengeluarkan sebuah kipas dari balik bajunya. Xin Qian merasa adegan itu familiar. Namun, dia tidak ingat dimana pernah mengalaminya. "Kamu sangat cerdas, aku mengagumimu dari lubuk hati." Tuan Pemimpin memberi pujian tulus dari dalam hati. Baru pertama kali sepanjang hidupnya, Tuan Pemimpin memuji seseorang dengan tulus."Apakah ini pujian?" dengus Xin Qian merasa ironis."Ya, kamu sangat layak untuk menjadi wanitaku." Tuan Pemimpin
Di depan gerbang barat Kota Tangluo, Yunxi menyiapkan kuda untuk Xuan Yuan dan pasukan yang akan mengawalnya dalam pencarian ini. Mereka belum bisa memprediksi apa yang telah disiapkan oleh para penculik itu terhadap Pangeran Ketiga. Bisa jadi, mereka akan menyergap di tengah jalan. Orang-orang yang dibawa Yunxi adalah para master bela diri yang mempunyai kemampuan luar biasa. Dia tidak akan bermain-main dengan keselamatan majikannya."Pengeran Ketiga, saya menyiapkan Xiao Feng dan Xiao Shan." Yunxi membawa dia kuda hitam itu di hadapan Xuan Yuan. Saat Xuan Yuan melihat Xiao Shan, kuda itu terlihat sangat menderita. Xiao Feng yang berada di sisi Xiao Shan juga menatap kuda betina hitam milik Xin Qian itu dengan tatapan iba.Tatap mata Xuan Yuan melembut ketika melihat Xiao Shan. Kuda hitam ini kesayangan Xin Qian. Dia tidak boleh memperlakukan Xiao Shan dengan buruk."Xiao Shan, apakah kamu bersedih karena majikanmu hilang?" tanyanya lembut sambil mengelus punggungnya lembut.Xiao Sh
Sepasang manusia sedang duduk berhadap-hadapan terpisahkan oleh sebuah meja yang dipenuhi dengan berbagai macam hidangan. Xin Qian sudah waspada dengan semua menu yang terhidang di atas meja. Meskipun lapar, dia tidak berani mengambilnya. Gadis cantik itu tidak mau pria yang minta dipanggil dengan sebutan Tuan Pemimpin ini mengambil keuntungan apapun darinya. Melihat Xin Qian waspada, pria itu tertawa lepas. "Xin Qian, makanlah! Aku tidak akan meracunimu!" ujarnya dengan bibir melengkung.Terdengar dengusan kesal. Xin Qian mencium sayuran dan daging yang diambilnya untuk memastikan bahwa tidak ada racun atau ramuan yang aneh di dalamnya. "Apa kamu tidak melihat aku juga memakannya, kenapa masih begitu waspada?" Tuan Pemimpin membuang napas kasar."Aku hanya tidak ingin kamu mencelakaiku. Apa tidak boleh waspada?" Xin Qian mendengus kesal.Suara tawa Tuan Pemimpin semakin keras. Chen Yihan yang berdiri di depan pintu sampai tidak percaya dengan pendengarannya.Pria kejam ini tempera
Ditempat lain, Xue yang tadi melakukan penyelidikan telah mendarat di atas punggung Xiao Shan dengan begitu ringan."Pangeran Ketiga, seharusnya mereka ke arah sana. Hamba sudah menemukan petunjuk." Xue telah kembali beberapa saat ketika Xuan Yuan tiba. Keduanya sudah mempunyai keyakinan yang sama. Jejak kereta kuda yang diikuti Xue diam-diam, masuk ke arah hutan. Namun, di sana dia melihat ada sekelompok pria berpakaian hitam menyiapkan jebakan. Seakan mereka telah menunggu rombongan dari Tangluo yang mengejar mereka. Pakaian dan penampilan mereka sama persis dengan orang-orang yang menyergap dalam perjalanan dari Gunung Fenghuang dulu."Di arah sana, sekelompok orang sudah menunggu kehadiran kita dan menyiapkan jebakan." Xuan Yuan mendengarkan laporan dari Xue dengan wajah dingin. "Mereka adalah orang yang sama. Penampilannya sama dengan yang menyergap kita di perjalanan pulang dari Gunung Fenghuang, Yang Mulia." Xue semakin yakin bahwa penculik yang dipanggil dengan sebutan Tu
Dua tahun sejak kehadiran Pangeran Ketiga di Kota Chang'an, kehidupan di kota ini sudah sangat jauh berbeda. Pasar-pasar sangat ramai didatangi orang-orang dari luar wilayah. Chang'an memproduksi barang-barang yang tidak dihasilkan oleh kota-kota yang lain.Penduduk yang semula hidup di bawah garis kemiskinan, kini bisa hidup lebih baik. Pangeran Ketiga mengembangkan obat-obatan herbal, berbagai jenis senjata, sutera berkualitas tinggi dan berbagai barang lain yang hanya ada di Kota Chang'an.Permaisuri Xin dijuluki jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam menghasilkan berbagai barang tersebut. Apa yang pernah Xin Qian lihat di zaman modern, dia mengembangkannya di tempat ini disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Kendati demikian, hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa. Buktinya, berbagai barang tersebut mampu membuat nama Chang'an yang semula tak pernah diperhitungkan oleh dunia, sekarang menjadi salah satu kota yang paling banyak dibicarakan.P
Seorang wanita tua duduk merana di dalam jeruji besi. Ada besi berbentuk bulat sebesar bola dan rantai besar yang terikat di kakinya. Dengan usia setua Nenek Bai yang berusia lebih dari enam puluh tahun, para penjaga penjara surgawi memang sedikit berlebihan. Tanpa diikat dengan rantai sebesar itu saja, Nenek Bai tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Xin Qian membuang napas melihatnya. Orang-orang zaman kuno memang sangat tidak masuk akal. "Bagaimana hasil pemeriksaan Nenek Bai?" bisik Xin Qian pada suaminya."Dia menemukan Lin Chao Feng pingsan di pinggir sungai. Setelah setengah hari menunggu, pria itu baru siuman. Nenek Bai mengajaknya pulang dan mengakuinya sebagai cucu. Hanya itu saja pengakuannya." Xuan Yuan berkata datar."Hmm, cukup masuk akal," sahut Xin Qian.Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah cantik Xin Qian dengan dahi mengernyit."QianQian, katakan padaku, kenapa kamu bisa bilang bahwa penjelasannya cukup masuk akal?" Xuan Yuan bahkan tidak percaya sama s
Sehari berselang selepas proses eksekusi Lin Chao Feng, Mei Yin dan Qionglin bergegas untuk menemui Permaisuri Xin. Ketika keduanya sampai di depan aula Paviliun Bulan, Xue yang datang menemui."Tuan Xue, ada hal yang harus saya sampaikan pada Permaisuri Xin hari ini." Wanita tua itu berinisiatif untuk berkata lebih dahulu sebelum Xue bertanya."Guru Mei harap menunggu sebentar. Hamba akan menyampaikan kepada Permaisuri Xin terlebih dahulu." Xue segera berlalu setelah selesai mengatakan kalimat tersebut."Guru, apa Anda yakin akan memberi hukuman untuk Qian'er?" ungkap Qionglin."Tentu saja, kejahatan Qian'er sudah begitu berat. Ada ratusan pasukan Da Liang yang mati keracunan, sedangkan ribuan lainnya terinfeksi racun. Apakah ini jenis kejahatan ringan?" sahut Mei Yin.Meski Qian'er adalah murid yang dirawatnya sendiri sejak masih kecil. Kejahatan tetaplah kejahatan. Dia tidak bisa mengabaikan nyawa ribuan orang yang menderita karena kasih sayangnya pada Qian'er. Apalagi, Qian'er ma
Xuan Yuan tidak memberi izin Permaisuri Xin untuk mengikuti proses hukuman Lin Chao Feng. Tak ingin memberi kesempatan untuk penjahat itu melihat wajah cantik Xin Qian barang sebentar saja supaya tidak menyisakan rasa sesal di dalam hatinya di ujung kematian. Pangeran Ketiga memang sekejam itu.Eksekusi hukuman ini disaksikan oleh penduduk Kota Chang'an."Untuk pelajaran bagi kalian semua yang masih menyimpan niat jahat untuk mencelakai kami, sebaiknya segera hapus baik-baik dari hati kalian. Kalian saksikan, pria ini bernama Lin Chao Feng, dia berniat untuk mencelakai Permaisuri Xin dan dua pangeran kecil. Aku tidak akan segan memenggal kepala orang ini." Xuan Yuan berpidato dengan tegas. Kembali ke zaman feodal adalah nasib buruk bagi Lin Chao Feng. Dia harus mati menyedihkan di tempat bobrok ini, tanpa seorang pun yang menangisi.Pria penjelajah waktu itu tidak terima dengan hukuman ini. Dia sama sekali tidak menyangka nyawanya akan berakhir begitu saja tanpa ampun di tempat yang
Lin Chao Feng berusaha melarikan diri ketika Xue datang. Raut panik pria penjelajah waktu dari zaman modern itu begitu kentara, tak bisa disembunyikan. Semua alat-alat yang dibawanya dari zaman modern sudah diamankan oleh pasukan Pangeran Ketiga."Lin Chao Feng, sebaiknya kamu menyerah saja!" Xue berkata datar dan dingin. Pengawal Xuan Yuan yang mempunyai karakter nyaris sama dengan majikannya adalah Xue. "Sialan, aku sudah ketahuan!" Sekuat tenaga, Lin Chao Feng berusaha melarikan diri. Pada akhirnya, ketahuan juga. "Pangeran Ketiga ingin kamu memberi penjelasan. Sebaiknya kamu tidak melawan, atau kamu tidak akan dilepaskan dari penjara surgawi." "Tidak akan semudah itu menangkapku!" Lin Chao Feng tidak terbiasa diancam oleh orang lain. Tak suka mendengar Xue menekannya sedemikian rupa."Mari kita coba!" Xue mulai menyerang. Lin Chao Feng mencoba untuk menghadapi.Jika di zaman modern, kemampuan bela diri Lin Chao Feng bisa dibilang tangguh. Namun, sayang sekali dia salah mendapat
Xin Qian tertegun melihat barang-barang yang ada di dalam kotak kayu tersebut ketika terbuka. Sementara Xuan Yuan hanya melipat tangan ke belakang dengan dahi berkerut, tak paham.Ada beberapa benda asing di mata Xuan Yuan yang tergeletak di dalam kotak kayu tersebut."QianQian, benda apa ini?" tanyanya penasaran.Tak jauh dengan benda yang dibawa oleh Xin Qian ketika datang ke tempat ini, benda-benda aneh yang tidak dimengerti fungsinya oleh Xuan Yuan.Namun bedanya, Lin Chao Feng datang ke sini dengan sengaja. Tentu saja dia telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan.Beberapa makanan kering berbentuk biskuit. Ada juga kapsul yang obat-obatan. "Botol ini berisi racun, Yun. Yang ini juga, entah apa yang akan dilakukannya dengan racun-racun ini." Yunxi menerima botol plastik dan memegangnya merasa aneh, karena belum ada botol seperti ini di zaman kuno. Pengawal itu memberi tulisan 'racun' di luar botol tersebut. "Yang ini kapsul makanan sehat." Yunxi dan Xue yang baru saja dat
"Bersujud!"Jun Hui memimpin lima puluh prajurit dari Negara Zhou bersujud pada Xin Qian di halaman begitu Permaisuri Xin turun dari kereta kuda.Xuan Yuan dan Xin Qian saling bertukar pandang melihatnya. Ada apa ini? Kenapa mereka semua tiba-tiba bersujud di hadapannya."Jun Hui bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!""Kami semua bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!"Suara lantang dari lima puluh pria berbadan tegap di halaman terdengar bergemuruh. Angin seketika berhenti bergerak, daun pohon willow ikut tertegun mendengarkan sumpah mereka."Apa maksudnya ini?" Xin Qian akhirnya bersuara. Tak ingin rasa penasaran itu menggerogoti hati setengah mati.Jun Hui maju ke depan. "Kami bisa hidup sampai hari ini karena belas kasih Anda. Jika bukan karena Anda yang dulu merawat, kami pasti tidak hidup hari ini. Kami telah meninggalkan atribut Negara Zhou. Mulai hari ini, kami adalah pelayan Anda." Jun Hui berkata dengan sangat lancar. Pa
"Nenek Bai, berapa orang yang tinggal di rumahmu ini?" Beberapa orang petugas sedang mendata jumlah penduduk di Kota Chang'an, sudah tiba di rumah milik Nenek Bai.Sebenarnya, ini juga salah satu rencana Yunxi untuk makin mengenal seluk beluk Kota Chang'an. Jumlah penduduk, pekerjaan mereka, penghasilan harian yang didapatkan, dan lain sebagainya. Data ini akan menjadi acuan Pangeran Ketiga untuk membuat kebijakan di masa depan, sebagai kepentingan jangka panjang.Kepentingan jangka pendeknya adalah untuk mengetahui latar belakang Lin Chao Feng dengan jelas.Begitu tiba di rumah Nenek Bai, mereka bertanya dengan deteil apa saja yang perlu dikorek dari wanita tua tersebut."Aku tinggal bersama cucuku." "Bukankah kamu tidak mempunyai anak? Kenapa mempunyai cucu?" tanya petugas itu menyelidik.Selama bertahun-tahun, Nenek Bai dikenal orang sebagai seorang janda yang hidup sendiri karena tidak mempunyai keturunan. Namun, sejak beberapa minggu terakhir, dia tinggal dengan seorang pria mu
"A Yuan, aku bosan!" Xuan Yuan terlalu over protektif dalam menjaga istrinya yang sedang hamil. Xin Qian tak bisa lagi bebas bergerak dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Selain ada Xuan Yuan, para pelayan siap siaga menyiapkan apapun yang dibutuhkan oleh Xin Qian. "Apa aku terlalu mengekangmu? Di luar sana ada begitu banyak orang yang berniat buruk terhadapmu, aku khawatir," sesal Xuan Yuan. Melihat wajah cemberut Xin Qian, hati pria itu tercubit. Xuan Yuan sangat mencintai wanitanya. Dia bahkan rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk Xin Qian, akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tertawa bahagia. Namun, dengan semua kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, dia malah lebih sering membuat wanita ini melalui perjalanan hidup dan mati bersamanya. Semua ini sama sekali bukan situasi yang diinginkan Xuan Yuan."Aku hanya bosan terus berada di dalam istana akhir-akhir ini. Bisakah kita keluar dari sini?" pintanya dengan nada suara manja. Xin Qian tahu bahwa suaminya tidak