"QianQian, dia terlihat sangat serasi denganmu.""Aku menyukainya.""Bagaimana denganku, apa kamu tidak menyukaiku, hmm?" keluh Xuan Yuan. Bahkan dia merasa cemburu pada sebuah cambuk. Benar-benar tidak masuk akal.Pria itu sudah mendorong Xin Qian pada dinding ruangan. Dia tidak suka mendengar gadis ini berkata menyukai sesuatu selain dirinya. Tak sempat mengelak, Xuan Yuan sudah menyambar bibir Xin Qian. Kali ini tidak seperti biasanya. Gadis cantik itu sudah sedikit terlatih. Mendapatkan balasan yang diinginkan, pihak lain semakin mendominasi. Keduanya baru menyelesaikan kegiatan itu setelah kehabisan napas."QianQian, mari kita menikah," ajaknya setelah menstabilkan napasnya yang masih sedikit terengah."Ya." Xin Qian seakan berubah menjadi orang lain. Biasanya akan ada begitu banyak alasan di dalam hatinya untuk pergi. Sekarang, dia merasa berada di sisi Xuan Yuan adalah tempat paling nyaman untuknya. "Aku akan menahan diri sampai kita menikah," bisiknya lembut di telinga Xin
Huantian membalas lirikan adiknya dengan senyum manis."Sudah setua ini masih menolak menikah, apa kamu benar-benar bukan seorang pria?" ejek Huantian pada Ying Lan. "Kakak Pertama berlidah tajam," keluhnya.Setelah itu, Kaisar sudah berpidato memberi sambutan untuk semua orang. Acara pemilihan selir sudah dimulai."Baiklah, karena semua orang sudah berkumpul. Acara ini silakan dimulai!" Kaisar sudah membuka acara. Satu persatu Semua gadis calon telah hadir. Dua puluh gadis cantik berjajar di aula. Mereka telah bersiap untuk menampilkan kemampuannya. Xin Qian duduk di sisi Selir Hui dengan tenang. "Nona Xin Qian, tolong Anda pimpin para calon selir untuk memberi hormat pada Kaisar." Selir Hui berkata dengan tenang. Dia ingin menunjukkan bahwa Xin Qian paling menonjol dibandingkan mereka semua. Lagipula, Xuan Yuan juga sudah memilihnya. "Baik, Ibunda Selir Hui." Meski dia merasa kesal dengan acara ini, akan tetapi hari ini memang harus ada. Ada begitu banyak pejabat dan keluarga ca
Selepas penampilan Xin Qian yang memukau, penampilan selanjutnya tidak ada yang berhasil menarik perhatian. Bisa dibilang, semua bakat para gadis cantik yang ada di Aula ini sudah tertutupi oleh pesona Xin Qian."Yuan'er, Nona dari keluarga mana yang berhasil menarik perhatianmu?" Kaisar bertanya penuh perhatian.Cukup dengan sekali pandang, Kaisar tentu saja tahu bahwa gadis yang diinginkan Xuan Yuan adalah Xin Qian. Kendati demikian, Kaisar masih harus bertanya untuk memperjelas."Ayahanda, sejak awal aku sudah menentukan pilihanku. Hanya demi menghormati semua usaha yang telah dilakukan oleh Ibunda. Aku memberi kesempatan pada mereka untuk menunjukkan bakat di depanku supaya aku bisa memilih yang paling menarik hatiku. Namun, sejauh ini tidak ada yang berhasil menarik perhatianku dari mereka semua. Aku hanya akan menikahi satu wanita seumur hidupku. Kelak, Ayahanda tidak perlu repot-repot untuk mengadakan hati seperti ini lagi. Aku hanya akan menikahi QianQian." Tidak seperti biasa
"A Yuan, Mama mungkin Ibunda memarahiku. Apa aku ini terlalu bodoh, sehingga bisa dimarahi sembarangan?" Xin Qian menjawab acuh tak acuh.Xuan Yuan menelisik wajah Xin Qian. Dia ingin memastikan kebenaran ucapannya. "A Yuan, menurutmu, apa yang membuat Ibunda berubah pikiran terhadapku?" tanya Xin Qian sambil tersenyum manis."Kamu menyiapkan barang bagus untuknya?" "Hmmp, tentu saja. Aku tahu Ibunda dan Permaisuri Lao bersaing. Kalau aku memberikan hadiah yang lebih bagus dari parfum pemikat kupu-kupu mana mungkin Ibunda masih memarahiku, hmm?" Xin Qian berkata dengan angkuh."Kamu ini.... Membuatku khawatir saja." Xuan Yuan menjentikkan jarinya di dahi Xin Qian. Wanitanya ini sangat pandai membuat hatinya khawatir. Namun dengan kepandaiannya, apakah Xuan Yuan masih harus repot-repot mengkhawatirkan Xin Qian?"A Yuan, tentang pernikahan kita. Apakah perlu terburu-buru?" tanya Xin Qian ragu.Entah kenapa dia merasa dilematis. Keinginan untuk pergi dari Istana Xi Wei masih terus hidu
Ming Ye sudah berhasil menemukan kediaman keluarga Ye. Keluarga Ye merupakan salah satu pejabat pemerintah kelas menengah. Keduanya naik kereta kuda menuju ke kediaman keluarga Ye. Tiga pengawal mengikuti di belakang dengan menaiki kuda. Mereka juga membawa beberapa puluh pasukan.Kereta kuda berhenti sedikit jauh dari gerbang keluarga Ye. Mereka mendekat dengan jalan kaki. Puluhan pasukan itu tidak ikut serta. Jika dibutuhkan, mereka baru akan mendekat.Ketika Xuan Yuan memasuki kediaman, tak ada yang datang menyambut. Kepala pelayan keluarga Ye hanya menyipitkan mata sekilas. Xuan Yuan cukup terkejut dengan respon pria paruh baya itu yang sangat angkuh. Sepertinya keluarga Ye ini memang biasa bersikap demikian pada setiap orang di Ibukota. Mungkin status kepala keluarga Ye yang merupakan penjabat sehingga membuat seorang kepala pelayan berani bersikap sombong."Kalian siapa?" tanya Kepala Pelayan dengan datar. Bahkan Xuan Yuan sudah berpenampilan sedemikian megah, kepala pelayan it
SPM - Part 40a. Huantian TerlukaTiga pangeran Da Liang itu melangkah memasuki kedai teh bersama dengan seorang gadis cantik yang berpenampilan megah. Xin Qian adalah satu-satunya gadis yang bisa bergabung minum teh bersama dengan tiga putra Kaisar. Momen yang bisa dibilang sangat jarang terjadi. Hubungan antara Putra Mahkota dengan Pangeran Ketiga tidak terlalu harmonis sebelumnya.Belakangan, reputasi Xin Qian mulai menjadi pembicaraan di Hangzhou. Murid Sekte Emei yang mempunyai kemampuan luar biasa. Bukan hanya bisa membuat senjata surgawi saja. Xin Qian juga bisa mengendalikan kupu-kupu dan pandai dalam ilmu alkimia. Hari ini mereka minum teh bersama, tentu saja menjadi perbincangan orang di seluruh Hangzhou. Ada banyak yang memuji Xin Qian bisa menyatukan dua pangeran yang sering berselisih. Banyak juga yang membencinya.Siapapun yang melihatnya hanya bisa iri. "Kakak, hari ini aku yang mentraktir kalian minum teh." Xuan Yuan mengambil inisiatif. Meskipun hari ini Xuan Yuan s
"Tidak apa-apa, aku hanya terkejut." Huantian mencoba menenangkan Ying Lan. Namun, wajahnya sangat pucat, seharusnya cidera lengannya bukan luka biasa."Kakak, lukamu itu seperti tidak biasa. Sebaiknya segera diobati." Xuan Yuan juga ikut bangkit."Baik, kalau begitu aku akan pergi sekarang. Tabib Istana akan memeriksaku. Ying Lan, temani aku!" Ying Lan memapah sang Kakak.Tak menunggu waktu, keduanya segera berlalu dari sana. Xin Qian menatap kepergian Huantian dengan tatapan rumit. "Apa kamu memikirkan sesuatu?" tanya Xuan Yuan lembut."Ah, tidak. Aku ... aku hanya sedang berpikir, ternyata Kakakmu itu juga berlatih bela diri." Penampilan Huantian yang Flamboyan sangat jauh dari kesan penampilan seorang ahli bela diri. "Kenapa harus heran. Kami adalah putra Kaisar. Di Istana, ada begitu banyak Master bela diri. Kaisar telah menyiapkan seorang guru bela diri sejak masih kecil." Xuan Yuan tidak merasa aneh dengan hal tersebut. Penampilan Huantian yang Flamboyan memang tidak terliha
Huantian masih duduk melamun sendirian di Aula. Bagaimanapun hatinya merasa rumit. Ada begitu banyak wanita cantik miliknya. Dia hanya menganggap mereka sebagai wanita yang harus melayaninya, tidak lebih. Tak ada perasaan khusus yang dirasakan Huantian terhadap mereka.Wanita hanya sebagai alat untuk memperbanyak anak. Dia cukup memperlakukan mereka dengan baik, hanya sebatas itu. Adapun apa yang dirasakannya untuk Xin Qian, semuanya berbeda. Pangeran Pertama Da Liang itu mendengus kesal. Sejak awal dia yang sengaja bermain api. Siapa suruh pada akhirnya dia sendiri yang tergoda. Tadinya, dia menganggap Xin Qian sebagai kelemahan Xuan Yuan. Jika dia bisa memanfaatkan Xin Qian untuk mengendalikan Xuan Yuan. Namun sekarang, dia malah jatuh cinta. Sialan. Huantian benar-benar sial.Baru kali ini Huantian merasakan perasaan yang rumit. Sudah sampai seperti ini, dia tidak rela melepaskan Xin Qian dari hatinya."Hongli!" Huantian berteriak memanggil Hongli. Di depan pintu, Hongli bergeg
Dua tahun sejak kehadiran Pangeran Ketiga di Kota Chang'an, kehidupan di kota ini sudah sangat jauh berbeda. Pasar-pasar sangat ramai didatangi orang-orang dari luar wilayah. Chang'an memproduksi barang-barang yang tidak dihasilkan oleh kota-kota yang lain.Penduduk yang semula hidup di bawah garis kemiskinan, kini bisa hidup lebih baik. Pangeran Ketiga mengembangkan obat-obatan herbal, berbagai jenis senjata, sutera berkualitas tinggi dan berbagai barang lain yang hanya ada di Kota Chang'an.Permaisuri Xin dijuluki jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam menghasilkan berbagai barang tersebut. Apa yang pernah Xin Qian lihat di zaman modern, dia mengembangkannya di tempat ini disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Kendati demikian, hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa. Buktinya, berbagai barang tersebut mampu membuat nama Chang'an yang semula tak pernah diperhitungkan oleh dunia, sekarang menjadi salah satu kota yang paling banyak dibicarakan.P
Seorang wanita tua duduk merana di dalam jeruji besi. Ada besi berbentuk bulat sebesar bola dan rantai besar yang terikat di kakinya. Dengan usia setua Nenek Bai yang berusia lebih dari enam puluh tahun, para penjaga penjara surgawi memang sedikit berlebihan. Tanpa diikat dengan rantai sebesar itu saja, Nenek Bai tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Xin Qian membuang napas melihatnya. Orang-orang zaman kuno memang sangat tidak masuk akal. "Bagaimana hasil pemeriksaan Nenek Bai?" bisik Xin Qian pada suaminya."Dia menemukan Lin Chao Feng pingsan di pinggir sungai. Setelah setengah hari menunggu, pria itu baru siuman. Nenek Bai mengajaknya pulang dan mengakuinya sebagai cucu. Hanya itu saja pengakuannya." Xuan Yuan berkata datar."Hmm, cukup masuk akal," sahut Xin Qian.Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah cantik Xin Qian dengan dahi mengernyit."QianQian, katakan padaku, kenapa kamu bisa bilang bahwa penjelasannya cukup masuk akal?" Xuan Yuan bahkan tidak percaya sama s
Sehari berselang selepas proses eksekusi Lin Chao Feng, Mei Yin dan Qionglin bergegas untuk menemui Permaisuri Xin. Ketika keduanya sampai di depan aula Paviliun Bulan, Xue yang datang menemui."Tuan Xue, ada hal yang harus saya sampaikan pada Permaisuri Xin hari ini." Wanita tua itu berinisiatif untuk berkata lebih dahulu sebelum Xue bertanya."Guru Mei harap menunggu sebentar. Hamba akan menyampaikan kepada Permaisuri Xin terlebih dahulu." Xue segera berlalu setelah selesai mengatakan kalimat tersebut."Guru, apa Anda yakin akan memberi hukuman untuk Qian'er?" ungkap Qionglin."Tentu saja, kejahatan Qian'er sudah begitu berat. Ada ratusan pasukan Da Liang yang mati keracunan, sedangkan ribuan lainnya terinfeksi racun. Apakah ini jenis kejahatan ringan?" sahut Mei Yin.Meski Qian'er adalah murid yang dirawatnya sendiri sejak masih kecil. Kejahatan tetaplah kejahatan. Dia tidak bisa mengabaikan nyawa ribuan orang yang menderita karena kasih sayangnya pada Qian'er. Apalagi, Qian'er ma
Xuan Yuan tidak memberi izin Permaisuri Xin untuk mengikuti proses hukuman Lin Chao Feng. Tak ingin memberi kesempatan untuk penjahat itu melihat wajah cantik Xin Qian barang sebentar saja supaya tidak menyisakan rasa sesal di dalam hatinya di ujung kematian. Pangeran Ketiga memang sekejam itu.Eksekusi hukuman ini disaksikan oleh penduduk Kota Chang'an."Untuk pelajaran bagi kalian semua yang masih menyimpan niat jahat untuk mencelakai kami, sebaiknya segera hapus baik-baik dari hati kalian. Kalian saksikan, pria ini bernama Lin Chao Feng, dia berniat untuk mencelakai Permaisuri Xin dan dua pangeran kecil. Aku tidak akan segan memenggal kepala orang ini." Xuan Yuan berpidato dengan tegas. Kembali ke zaman feodal adalah nasib buruk bagi Lin Chao Feng. Dia harus mati menyedihkan di tempat bobrok ini, tanpa seorang pun yang menangisi.Pria penjelajah waktu itu tidak terima dengan hukuman ini. Dia sama sekali tidak menyangka nyawanya akan berakhir begitu saja tanpa ampun di tempat yang
Lin Chao Feng berusaha melarikan diri ketika Xue datang. Raut panik pria penjelajah waktu dari zaman modern itu begitu kentara, tak bisa disembunyikan. Semua alat-alat yang dibawanya dari zaman modern sudah diamankan oleh pasukan Pangeran Ketiga."Lin Chao Feng, sebaiknya kamu menyerah saja!" Xue berkata datar dan dingin. Pengawal Xuan Yuan yang mempunyai karakter nyaris sama dengan majikannya adalah Xue. "Sialan, aku sudah ketahuan!" Sekuat tenaga, Lin Chao Feng berusaha melarikan diri. Pada akhirnya, ketahuan juga. "Pangeran Ketiga ingin kamu memberi penjelasan. Sebaiknya kamu tidak melawan, atau kamu tidak akan dilepaskan dari penjara surgawi." "Tidak akan semudah itu menangkapku!" Lin Chao Feng tidak terbiasa diancam oleh orang lain. Tak suka mendengar Xue menekannya sedemikian rupa."Mari kita coba!" Xue mulai menyerang. Lin Chao Feng mencoba untuk menghadapi.Jika di zaman modern, kemampuan bela diri Lin Chao Feng bisa dibilang tangguh. Namun, sayang sekali dia salah mendapat
Xin Qian tertegun melihat barang-barang yang ada di dalam kotak kayu tersebut ketika terbuka. Sementara Xuan Yuan hanya melipat tangan ke belakang dengan dahi berkerut, tak paham.Ada beberapa benda asing di mata Xuan Yuan yang tergeletak di dalam kotak kayu tersebut."QianQian, benda apa ini?" tanyanya penasaran.Tak jauh dengan benda yang dibawa oleh Xin Qian ketika datang ke tempat ini, benda-benda aneh yang tidak dimengerti fungsinya oleh Xuan Yuan.Namun bedanya, Lin Chao Feng datang ke sini dengan sengaja. Tentu saja dia telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan.Beberapa makanan kering berbentuk biskuit. Ada juga kapsul yang obat-obatan. "Botol ini berisi racun, Yun. Yang ini juga, entah apa yang akan dilakukannya dengan racun-racun ini." Yunxi menerima botol plastik dan memegangnya merasa aneh, karena belum ada botol seperti ini di zaman kuno. Pengawal itu memberi tulisan 'racun' di luar botol tersebut. "Yang ini kapsul makanan sehat." Yunxi dan Xue yang baru saja dat
"Bersujud!"Jun Hui memimpin lima puluh prajurit dari Negara Zhou bersujud pada Xin Qian di halaman begitu Permaisuri Xin turun dari kereta kuda.Xuan Yuan dan Xin Qian saling bertukar pandang melihatnya. Ada apa ini? Kenapa mereka semua tiba-tiba bersujud di hadapannya."Jun Hui bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!""Kami semua bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!"Suara lantang dari lima puluh pria berbadan tegap di halaman terdengar bergemuruh. Angin seketika berhenti bergerak, daun pohon willow ikut tertegun mendengarkan sumpah mereka."Apa maksudnya ini?" Xin Qian akhirnya bersuara. Tak ingin rasa penasaran itu menggerogoti hati setengah mati.Jun Hui maju ke depan. "Kami bisa hidup sampai hari ini karena belas kasih Anda. Jika bukan karena Anda yang dulu merawat, kami pasti tidak hidup hari ini. Kami telah meninggalkan atribut Negara Zhou. Mulai hari ini, kami adalah pelayan Anda." Jun Hui berkata dengan sangat lancar. Pa
"Nenek Bai, berapa orang yang tinggal di rumahmu ini?" Beberapa orang petugas sedang mendata jumlah penduduk di Kota Chang'an, sudah tiba di rumah milik Nenek Bai.Sebenarnya, ini juga salah satu rencana Yunxi untuk makin mengenal seluk beluk Kota Chang'an. Jumlah penduduk, pekerjaan mereka, penghasilan harian yang didapatkan, dan lain sebagainya. Data ini akan menjadi acuan Pangeran Ketiga untuk membuat kebijakan di masa depan, sebagai kepentingan jangka panjang.Kepentingan jangka pendeknya adalah untuk mengetahui latar belakang Lin Chao Feng dengan jelas.Begitu tiba di rumah Nenek Bai, mereka bertanya dengan deteil apa saja yang perlu dikorek dari wanita tua tersebut."Aku tinggal bersama cucuku." "Bukankah kamu tidak mempunyai anak? Kenapa mempunyai cucu?" tanya petugas itu menyelidik.Selama bertahun-tahun, Nenek Bai dikenal orang sebagai seorang janda yang hidup sendiri karena tidak mempunyai keturunan. Namun, sejak beberapa minggu terakhir, dia tinggal dengan seorang pria mu
"A Yuan, aku bosan!" Xuan Yuan terlalu over protektif dalam menjaga istrinya yang sedang hamil. Xin Qian tak bisa lagi bebas bergerak dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Selain ada Xuan Yuan, para pelayan siap siaga menyiapkan apapun yang dibutuhkan oleh Xin Qian. "Apa aku terlalu mengekangmu? Di luar sana ada begitu banyak orang yang berniat buruk terhadapmu, aku khawatir," sesal Xuan Yuan. Melihat wajah cemberut Xin Qian, hati pria itu tercubit. Xuan Yuan sangat mencintai wanitanya. Dia bahkan rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk Xin Qian, akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tertawa bahagia. Namun, dengan semua kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, dia malah lebih sering membuat wanita ini melalui perjalanan hidup dan mati bersamanya. Semua ini sama sekali bukan situasi yang diinginkan Xuan Yuan."Aku hanya bosan terus berada di dalam istana akhir-akhir ini. Bisakah kita keluar dari sini?" pintanya dengan nada suara manja. Xin Qian tahu bahwa suaminya tidak