Putra Mahkota Da Liang, Murong Huantian mengibaskan jubahnya ketika keluar dari kereta kuda. Pangeran Pertama itu saat ini sudah berada di depan aula utama Istana Selir Zhou. Beliau adalah Ibunda selir dari Pangeran Kedua. Hatinya masih begitu kesal dengan kejadian tempo hari di Paviliun Xing He. Xuan Yuan mengusirnya begitu saja hanya karena seorang gadis. Meski hubungan mereka memang tidak hangat, setidaknya Xuan Yuan masih harus menghormati dirinya. Untuk meredakan rasa kesal yang tidak bisa hilang begitu saja, hari ini dia ingin mengunjungi Pangeran Kedua, Murong Ying Lan.Begitu melihat kedatangan putra mahkota, salah satu pelayan pribadi Selir Zhou segera pergi melapor.Di dalam Aula, Selir Zhou yang terlihat kurang sehat. Wajahnya tidak bersemangat dan sedikit pucat. Dia sedang duduk di Aula bersama beberapa pelayan."Biarkan Putra Mahkota masuk!" titah Selir Zhou lemah begitu mendengar laporan.Pelayan tadi pergi untuk mempersilakan putra mahkota masuk, sedangkan Selir Zhou d
"Apakah Adik Ketiga sudah kembali? Aku belum mendengarnya." Bukannya menjawab, Ying Lan malah balik bertanya. Huantian mendengus kasar."Aah, ternyata dia begitu tidak berbakti. Bahkan belum menyempatkan datang mengunjungimu," dengusnya.Ying Lan tersenyum lembut. "Adik Ketiga mempunyai tugas yang begitu besar di Perbatasan. Aku merasa begitu bersalah padanya, karena sudah menjadi seorang Kakak yang sangat tidak berguna. Jika kesehatanku ini baik, kalian berdua tidak akan bekerja sekeras ini." Ying Lan menghela napas panjang. Ada jejak penyesalan yang tampak di wajahnya."Haiyaaa, bukan salahmu, karena kamu terlahir dengan keterbatasan seperti ini. Aku juga mengemban tugas di Ibukota sebagai Putra Mahkota. Jika kamu sehat, seharusnya kamu juga akan diberikan tanggung jawab oleh Ayahanda Kaisar." Huantian sudah mulai berceloteh. Menurutnya, Adik Keduanya terlalu berhati lembut dan memiliki kasih sayang yang besar pada Xuan Yuan. Dia selalu membela adik Ketiga. Itu membuatnya kesal."
Suasana sedikit canggung. Tiga bersaudara ini sudah lama tidak minum teh bersama. Huantian yang bersikap paling berterus-terang di antara mereka bertiga. Jelas-jelas dia menyimpan rasa tidak senang dan banyak keluhan di hatinya pada Xuan Yuan, di setiap kesempatan dia akan mengkritik adik ketiganya itu. Apalagi melihat Ying Lan begitu perhatian pada Xuan Yuan, dia merasa tidak rela. Kenapa Pangeran Ketiga selalu merebut perhatian semua orang? Huh....Ying Lan berusaha keras supaya tiga bersaudara tetap hangat. Pria yang wajahnya terlihat pucat itu menginginkan mereka bisa hidup berdampingan dengan tenang tanpa konflik apapun. "Haiyaaa, Kakak Pertama, kamu jangan diam saja. Tadi kamu mengajakku keluar, sekarang kita tiga bersaudara sudah berkumpul di tempat ini, kenapa semua orang diam saja?" keluh Ying Lan tidak nyaman. Pangeran Kedua hanya bisa mendengus kesal. Dua saudaranya ini benar-benar menyebalkan.Ying Lan duduk di antara Huantian dan Xuan Yuan. Beberapa kali dia melirik ke
"Kakak, sudah begitu lama aku meninggalkan Istana. Ada banyak hal yang harus diurus begitu aku kembali. Maaf karena belum sempat mengunjungimu." Xuan Yuan menuangkan teh untuk Ying Lan dan mengulurkan padanya."Jangan terlalu segan, aku baik-baik saja." Dia meneguk teh yang dituangkan Xuan Yuan hingga tandas."Kakak Pertama, minumlah." Xuan Yuan bersikap pantas pada Huantian."Kamu bersikap baik, kakakmu ini sangat tersentuh." Xin Qian merasa tidak berdaya. Sebenarnya mereka ini kenapa? Hubungan mereka benar-benar rumit. Sebentar bertengkar, sebentar perhatian. Benar-benar membuat sakit kepala.Setelah berbincang beberapa saat, akhirnya Xuan Yuan berpamitan."Kakak, QianQian sudah lelah. Aku akan mengantarnya pulang lebih dahulu." Xuan Yuan berpamitan.Xin Qian, "..."'Aku tidak mengatakan kalau aku lelah. Kenapa kamu bilang seperti itu?' Xin Qian mengeluh di dalam hati. Namun, Xin Qian tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti apa yang dikatakan Xuan Yuan. "Kakak, kami pergi dah
Di Paviliun Mei Hua, sekumpulan para gadis yang berjumlah dua puluh orang sedang berbicara serius di Aula utama. "Nona Lin Wei, kita tidak bisa menunggu terlalu lama. Selir Hui sudah menunda hari pemilihan selir. Bukanlah hal ini merugikan kita?" Wang Yue menjadi orang yang paling vocal menyuarakan ketidaksetujuannya menunggu terlalu lama."Aku mendengar sekilas, Putra Mahkota akan mengadakan pemilihan Putri Mahkota. Seharusnya kita bisa mengikuti jika tidak terpilih menjadi Selir Pangeran Ketiga. Namun, karena penundaan ini, takutnya ... kita kehilangan kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan calon Putri Mahkota." Wang Yue menambahkan."Benar, saya juga setuju. Seharusnya kita tidak tertahan di tempat ini. Entah niat buruk apa yang sedang direncanakan untuk menunda urusan kita." Seorang gadis yang memakai pakaian berwarna merah muda ikut bersuara. Wajahnya terlihat suram karena tekanan kemarahan yang begitu kuat.Lin Wei hanya tersenyum. Dia adalah orang yang paling ten
Lagipula, latar belakang Xin Qian juga tidak buruk. Dia berasal dari sekte yang mempunyai nama besar di dunia persilatan. Xuan Yuan tidak akan mudah dipalingkan dengan kecantikan seorang gadis yang tidak mempunyai kemampuan. "Yuan'er begitu jatuh cinta pada Nona Xin Qian, juga mempunyai alasan kuat. Xin Qian mempunyai kemampuan membuat senjata surgawi yang menggemparkan dunia. Selain itu, dia bahkan bisa menawarkan racun kutukan serigala. Tidak mungkin Yuan'er bisa melepaskan gadis yang memiliki kemampuan luar biasa seperti ini. Dia bahkan rela kehilangan dunia dan kecantikan lain demi Xin Qian." Selir Hui menghela napas gusar. Samar-samar dia teringat Kaisar yang begitu memanjakannya. Alangkah indahnya jika dia adalah istri Kaisar satu-satunya. Dia tidak harus berebut dengan Permaisuri Lao seperti hari ini. Mengingatnya, wajah Selir Hui sedikit suram. Kaisar adalah Kaisar. Jumlah wanita di Harem tidak terhitung. Selir Hui tidak berdaya saat mengingatnya."Yuan'er begitu keras kepal
Xuan Yuan tidak menyelesaikan aktivitas itu segera, tapi masih berlangsung selama beberapa saat. Dia tidak pernah begitu menikmati ketika menghukum orang lain. Ini yang pertama. Jika bukan karena sudah kehabisan napas, Pangeran Ketiga itu sangat enggan harus mengakhirinya. Tatap matanya membara dipenuhi kemarahan dan hasrat yang campur aduk. Xin Qian adalah gadis pertama yang membuatnya mengenal rasa ini. Ada begitu banyak wanita cantik yang mengejarnya di setiap tempat. Dia bahkan merasa begitu jijik pada mereka semua. "QianQian, aku masih ingin melanjutkan hukuman untukmu," tuturnya dengan napas yang masih terengah.Tubuh Xin Qian ditekan pada dinding aula samping tanpa bisa bergerak. Pria itu benar-benar mendominasi. Xin Qian linglung beberapa saat. Otaknya berputar cepat memikirkan trik untuk bisa melarikan diri. Shit! Kenapa dia bisa lupa kalau pria ini sangat tidak bermoral? Dia hanya sedikit memprovokasinya, sudah harus mendapatkan hukuman seperti ini. Benar-benar mengeri
Gunung Fenghuang dikenal sebagai perguruan kelas satu. Tetua Yan Qing Cheng bukan orang yang mudah dihadapi Mong Shang ketika satu lawan satu. Hal ini sudah dikenal oleh orang-orang dunia persilatan.Tak heran jika Sekte Guiyang melakukan hal tersebut. Bisa dibilang, jika Guiyang tidak bisa mendapatkan harta karun itu, maka Gunung Fenghuang juga harus membaginya dengan semua orang. Alangkah baiknya jika menjadi milik bersama."Apa Gunung Fenghuang rela membagi harta karunnya dengan begitu banyak orang?" selidik Xuan Yuan.Ada ratusan orang yang datang. Semua orang itu menginginkan Bunga Krisan Dewa. Yan Qing Cheng juga tidak berdaya untuk mengusir mereka semua. Belum apa-apa, dia sudah disebut pelit oleh Mo Shang."Itu memang sedikit mencurigakan." Yunxi tidak bisa menjelaskan lainnya. Dia hanya mengatakan ada kompetisi untuk memenangkan Bunga Krisan Dewa."Baiklah, kamu kembali ke sana lebih dulu. Aku akan datang menyusul."Pada saat Xuan Yuan mengatakan hal tersebut, Xin Qian sedang
Dua tahun sejak kehadiran Pangeran Ketiga di Kota Chang'an, kehidupan di kota ini sudah sangat jauh berbeda. Pasar-pasar sangat ramai didatangi orang-orang dari luar wilayah. Chang'an memproduksi barang-barang yang tidak dihasilkan oleh kota-kota yang lain.Penduduk yang semula hidup di bawah garis kemiskinan, kini bisa hidup lebih baik. Pangeran Ketiga mengembangkan obat-obatan herbal, berbagai jenis senjata, sutera berkualitas tinggi dan berbagai barang lain yang hanya ada di Kota Chang'an.Permaisuri Xin dijuluki jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam menghasilkan berbagai barang tersebut. Apa yang pernah Xin Qian lihat di zaman modern, dia mengembangkannya di tempat ini disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Kendati demikian, hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa. Buktinya, berbagai barang tersebut mampu membuat nama Chang'an yang semula tak pernah diperhitungkan oleh dunia, sekarang menjadi salah satu kota yang paling banyak dibicarakan.P
Seorang wanita tua duduk merana di dalam jeruji besi. Ada besi berbentuk bulat sebesar bola dan rantai besar yang terikat di kakinya. Dengan usia setua Nenek Bai yang berusia lebih dari enam puluh tahun, para penjaga penjara surgawi memang sedikit berlebihan. Tanpa diikat dengan rantai sebesar itu saja, Nenek Bai tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Xin Qian membuang napas melihatnya. Orang-orang zaman kuno memang sangat tidak masuk akal. "Bagaimana hasil pemeriksaan Nenek Bai?" bisik Xin Qian pada suaminya."Dia menemukan Lin Chao Feng pingsan di pinggir sungai. Setelah setengah hari menunggu, pria itu baru siuman. Nenek Bai mengajaknya pulang dan mengakuinya sebagai cucu. Hanya itu saja pengakuannya." Xuan Yuan berkata datar."Hmm, cukup masuk akal," sahut Xin Qian.Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah cantik Xin Qian dengan dahi mengernyit."QianQian, katakan padaku, kenapa kamu bisa bilang bahwa penjelasannya cukup masuk akal?" Xuan Yuan bahkan tidak percaya sama s
Sehari berselang selepas proses eksekusi Lin Chao Feng, Mei Yin dan Qionglin bergegas untuk menemui Permaisuri Xin. Ketika keduanya sampai di depan aula Paviliun Bulan, Xue yang datang menemui."Tuan Xue, ada hal yang harus saya sampaikan pada Permaisuri Xin hari ini." Wanita tua itu berinisiatif untuk berkata lebih dahulu sebelum Xue bertanya."Guru Mei harap menunggu sebentar. Hamba akan menyampaikan kepada Permaisuri Xin terlebih dahulu." Xue segera berlalu setelah selesai mengatakan kalimat tersebut."Guru, apa Anda yakin akan memberi hukuman untuk Qian'er?" ungkap Qionglin."Tentu saja, kejahatan Qian'er sudah begitu berat. Ada ratusan pasukan Da Liang yang mati keracunan, sedangkan ribuan lainnya terinfeksi racun. Apakah ini jenis kejahatan ringan?" sahut Mei Yin.Meski Qian'er adalah murid yang dirawatnya sendiri sejak masih kecil. Kejahatan tetaplah kejahatan. Dia tidak bisa mengabaikan nyawa ribuan orang yang menderita karena kasih sayangnya pada Qian'er. Apalagi, Qian'er ma
Xuan Yuan tidak memberi izin Permaisuri Xin untuk mengikuti proses hukuman Lin Chao Feng. Tak ingin memberi kesempatan untuk penjahat itu melihat wajah cantik Xin Qian barang sebentar saja supaya tidak menyisakan rasa sesal di dalam hatinya di ujung kematian. Pangeran Ketiga memang sekejam itu.Eksekusi hukuman ini disaksikan oleh penduduk Kota Chang'an."Untuk pelajaran bagi kalian semua yang masih menyimpan niat jahat untuk mencelakai kami, sebaiknya segera hapus baik-baik dari hati kalian. Kalian saksikan, pria ini bernama Lin Chao Feng, dia berniat untuk mencelakai Permaisuri Xin dan dua pangeran kecil. Aku tidak akan segan memenggal kepala orang ini." Xuan Yuan berpidato dengan tegas. Kembali ke zaman feodal adalah nasib buruk bagi Lin Chao Feng. Dia harus mati menyedihkan di tempat bobrok ini, tanpa seorang pun yang menangisi.Pria penjelajah waktu itu tidak terima dengan hukuman ini. Dia sama sekali tidak menyangka nyawanya akan berakhir begitu saja tanpa ampun di tempat yang
Lin Chao Feng berusaha melarikan diri ketika Xue datang. Raut panik pria penjelajah waktu dari zaman modern itu begitu kentara, tak bisa disembunyikan. Semua alat-alat yang dibawanya dari zaman modern sudah diamankan oleh pasukan Pangeran Ketiga."Lin Chao Feng, sebaiknya kamu menyerah saja!" Xue berkata datar dan dingin. Pengawal Xuan Yuan yang mempunyai karakter nyaris sama dengan majikannya adalah Xue. "Sialan, aku sudah ketahuan!" Sekuat tenaga, Lin Chao Feng berusaha melarikan diri. Pada akhirnya, ketahuan juga. "Pangeran Ketiga ingin kamu memberi penjelasan. Sebaiknya kamu tidak melawan, atau kamu tidak akan dilepaskan dari penjara surgawi." "Tidak akan semudah itu menangkapku!" Lin Chao Feng tidak terbiasa diancam oleh orang lain. Tak suka mendengar Xue menekannya sedemikian rupa."Mari kita coba!" Xue mulai menyerang. Lin Chao Feng mencoba untuk menghadapi.Jika di zaman modern, kemampuan bela diri Lin Chao Feng bisa dibilang tangguh. Namun, sayang sekali dia salah mendapat
Xin Qian tertegun melihat barang-barang yang ada di dalam kotak kayu tersebut ketika terbuka. Sementara Xuan Yuan hanya melipat tangan ke belakang dengan dahi berkerut, tak paham.Ada beberapa benda asing di mata Xuan Yuan yang tergeletak di dalam kotak kayu tersebut."QianQian, benda apa ini?" tanyanya penasaran.Tak jauh dengan benda yang dibawa oleh Xin Qian ketika datang ke tempat ini, benda-benda aneh yang tidak dimengerti fungsinya oleh Xuan Yuan.Namun bedanya, Lin Chao Feng datang ke sini dengan sengaja. Tentu saja dia telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan.Beberapa makanan kering berbentuk biskuit. Ada juga kapsul yang obat-obatan. "Botol ini berisi racun, Yun. Yang ini juga, entah apa yang akan dilakukannya dengan racun-racun ini." Yunxi menerima botol plastik dan memegangnya merasa aneh, karena belum ada botol seperti ini di zaman kuno. Pengawal itu memberi tulisan 'racun' di luar botol tersebut. "Yang ini kapsul makanan sehat." Yunxi dan Xue yang baru saja dat
"Bersujud!"Jun Hui memimpin lima puluh prajurit dari Negara Zhou bersujud pada Xin Qian di halaman begitu Permaisuri Xin turun dari kereta kuda.Xuan Yuan dan Xin Qian saling bertukar pandang melihatnya. Ada apa ini? Kenapa mereka semua tiba-tiba bersujud di hadapannya."Jun Hui bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!""Kami semua bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!"Suara lantang dari lima puluh pria berbadan tegap di halaman terdengar bergemuruh. Angin seketika berhenti bergerak, daun pohon willow ikut tertegun mendengarkan sumpah mereka."Apa maksudnya ini?" Xin Qian akhirnya bersuara. Tak ingin rasa penasaran itu menggerogoti hati setengah mati.Jun Hui maju ke depan. "Kami bisa hidup sampai hari ini karena belas kasih Anda. Jika bukan karena Anda yang dulu merawat, kami pasti tidak hidup hari ini. Kami telah meninggalkan atribut Negara Zhou. Mulai hari ini, kami adalah pelayan Anda." Jun Hui berkata dengan sangat lancar. Pa
"Nenek Bai, berapa orang yang tinggal di rumahmu ini?" Beberapa orang petugas sedang mendata jumlah penduduk di Kota Chang'an, sudah tiba di rumah milik Nenek Bai.Sebenarnya, ini juga salah satu rencana Yunxi untuk makin mengenal seluk beluk Kota Chang'an. Jumlah penduduk, pekerjaan mereka, penghasilan harian yang didapatkan, dan lain sebagainya. Data ini akan menjadi acuan Pangeran Ketiga untuk membuat kebijakan di masa depan, sebagai kepentingan jangka panjang.Kepentingan jangka pendeknya adalah untuk mengetahui latar belakang Lin Chao Feng dengan jelas.Begitu tiba di rumah Nenek Bai, mereka bertanya dengan deteil apa saja yang perlu dikorek dari wanita tua tersebut."Aku tinggal bersama cucuku." "Bukankah kamu tidak mempunyai anak? Kenapa mempunyai cucu?" tanya petugas itu menyelidik.Selama bertahun-tahun, Nenek Bai dikenal orang sebagai seorang janda yang hidup sendiri karena tidak mempunyai keturunan. Namun, sejak beberapa minggu terakhir, dia tinggal dengan seorang pria mu
"A Yuan, aku bosan!" Xuan Yuan terlalu over protektif dalam menjaga istrinya yang sedang hamil. Xin Qian tak bisa lagi bebas bergerak dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Selain ada Xuan Yuan, para pelayan siap siaga menyiapkan apapun yang dibutuhkan oleh Xin Qian. "Apa aku terlalu mengekangmu? Di luar sana ada begitu banyak orang yang berniat buruk terhadapmu, aku khawatir," sesal Xuan Yuan. Melihat wajah cemberut Xin Qian, hati pria itu tercubit. Xuan Yuan sangat mencintai wanitanya. Dia bahkan rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk Xin Qian, akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tertawa bahagia. Namun, dengan semua kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, dia malah lebih sering membuat wanita ini melalui perjalanan hidup dan mati bersamanya. Semua ini sama sekali bukan situasi yang diinginkan Xuan Yuan."Aku hanya bosan terus berada di dalam istana akhir-akhir ini. Bisakah kita keluar dari sini?" pintanya dengan nada suara manja. Xin Qian tahu bahwa suaminya tidak