Share

Chapter 13

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-15 17:38:47

“Tidak ada kata malu dalam kecelakaan.” Noah menghela nafas. “Kecelakaan itu dalam bahaya. Jadi tidak ada malu, yang ada takut. Kenapa anda lebih malu daripada takut?”

Giselle mengerjapkan mata. Benar juga. Ia tidak takut justru malu. “Apa ini artinya aku memang tidak takut mati? Aku juga tidak keberataan jika aku mati.”

Noah berhenti sebentar. “Dengan mati tidak akan selesai. Setelah mati, akan ada kehidupan selanjutnya. Katanya, kehidupan selanjutnya itu ditentukan dari perbuatan kita sekarang.”

“Memangnya aku percaya?” Giselle menggeleng. “Aku tidak terlalu percaya dengan hal seperti itu.”

“Terserah Nona saja.” Noah menghela nafas berkali-kali. Giselle benar-benar mengujinya. Wanita itu berkali-kali semakin mengeratkan pelukan. Hal itu berdampak pada Noah yang panas dingin. Mungkin juga sudah lama ia tidak berdekatan dengan wanita seperti ini.

“Ngomong-ngomong berapa umurmu?” tanya Giselle.

“26.”

“Sungguh!” Giselle yang lebih seperti orang berteriak. Ia sungguh terkejut deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 14

    “Aku—” Noah semakin mundur. Giselle benar-benar membuatnya kualahan. “Saya hanya bodyguard. Saya bodyguard yang sudah terlatih.” Noah menatap Giselle. “Saya keren bukan? Saya seperti anggota FBI.” Giselle mengerjapkan mata. “Kau terlalu percaya diri.” Noah menatap bangunan tua itu. “Kita harus ke sana. Kita harus memastikan mereka semua baik-baik saja.” “Noah…..” Giselle menghentakkan kakinya ke bawah dengan lelah. “Aku sungguh lelah. Lebih baik menunggu saja di sini. Lagi pula kau sudah menghubungi Jordan. Tidak lama pasti dia akan ke sini. Ayo tunggu saja di sini.” Giselle mengambil duduk di samping pohon. Ia menyandarkan tubuhnya di pohon itu. Ia berharap semua ini hanya mimpi. Setelah ia tidur—ia akan berada di kasur kamarnya. Kemudian berangkat ke pemotretannya. Hampir saja matanya terpejam. Tapi sebuah tarik di tangannya membuatnya kembali tertarik pada kenyataan. “Noah!” jerit Giselle. “Tidak ada waktu.” Noah mendorong Giselle agar berada di depannya. Kedua tangan Noah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 15

    “LEPASKAN AKU SIALAN!” Giselle memberontak. Namun dengan mudahnya penjaga itu memutar kepalanya. Memegang ubun-ubunnya hingga kepalanya tidak bergerak. Lalu sejak kapan ada penjaga lagi. Dari belakang tubuhnya disergap. Mulutnya dibekap dengan kedua tangan yang cengkram ke belakang. Giselle terbelalak. Mereka telah berkumpul sejak tadi di belakangnya. Hanya menunggu waktu yang tepat untuk menyergapnya saja. Sekitar 10 orang yang tersisa. Mereka semua berada di belakang Giselle yang disergap. “Bawa ke depan.” Giselle tidak bisa berbuat apa-apa. Ia pasrah digiring ke depan. Di sana sudah ramai orang-orang. Ada beberapa penjarah yang ditangkap oleh polisi. Namun jumlahnya masih banyak yang kini berada di belakang Giselle. “Serahkan uangnya jika ingin perempuan ini selamat,” ujar seorang yang membekap Giselle. Kini juga mengarahkan pisau tajam ke leher Giselle. Giselle memandang Noah yang berada di tengah-tengah polisi. Ia berharap pria itu bisa segera bertindak untuk menyelamatkann

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 16

    “Semua akan baik-baik saja.” Noah tidak menolak pelukan Giselle. Ia mengerti setelah apa yang dialami oleh wanita itu. Pasti Giselle sedang terguncang. Entah hati ataupun pikirannya.“Jangan pergi,” ujar Giselle sangat pelan. “Aku tidak mau sendirian.” “Saya tidak akan pergi.” Noah tidak berbohong untuk sekedar menenangkan Giselle. Memang ia tidak akan pergi karena tugasnya memang menemani Giselle. “Kenapa dia begitu jahat?” keluh Giselle. “Dia hanya memikirkan dirinya sendiri. Sampai kapan aku harus terus bersama iblis seperti itu? Aku ingin pergi…” Giselle melepaskan pelukannya. Kemudian mengusap air matanya. Kembali berbaring. Kali ini menyamping—memunggungi Noah yang senantiasa masih berada di sampingnya. “Jangan lihat aku. Tidurlah,” ujar Giselle tanpa mau menoleh ke arah Noah. “Pakai selimut anda dengan benar.” Noah menaikkan selimut rumah sakit itu ke tubuh Giselle. Menutupi hampir seluruh tubuh Giselle. “Saya akan mematikan lampu.” Noah ingin acuh—namun tidak bisa. Jika m

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 17

    Giselle mendadak terdiam. Ancaman Jordan berhasil membuatnya merinding. Ia memilih diam. Dengan menatap lurus ke depan. Tidak membutuhkan waktu lama. Mereka sampai di sebuah halaman sebuah gedung. Ada begitu banyak wartawan yang ingin meliput. Banyak selebriti yang datang. Untuk yang pertama—mereka akan berjalan ke red karpet. Berpose kemudian menerima banyak kilatan flash kamera. “Lakukan yang terbaik.” Jordan memeluk pinggang Giselle.Mereka berjalan dengan mesra. Bodyguard yang bersama mereka mengambil tempat berjaga. Setiap satu orang hanya bis membawa satu bodyguard. Ada dua bodyguard yang bersama mereka, salah satunya adalah Noah. “Giselle hadap ke sini!”Giselle tersenyum dengan tangan yang memeluk lengan Jordan. “Giselle iam your fan!” teriak seorang pria. Pria itu berteriak di tengah kerumunan para wartawan yang lain. Giselle melambaikan tangannya. “Thank you.” Ia merasakan cengkraman tangan Jrodan di pinggangnya kian erat. “Apa kau senang mempunyai banyak penggemar?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 18

    Giselle membeku. Pertama kalinya Jordan menciumnya. Semenjak menikah, mereka tidak pernah melakukan kontak fisik intim seperti ini. Bahkan hari di mana mereka mengikrarkan janji pernikahan, Jordan hanya mencium dahinya. Giselle mendorong dada Jordan sekuat tenaga. Dadanya berdetak dengan cepat. Perasaan macam apa ini?“Kau terlalu mabuk Jordan. Kau akan menyesali perbuatanmu besok pagi.” “Aku tidak peduli.” Jordan menarik pinggang Giselle. Memiringkan kepala dan kembali melumat bibir Giselle. Pahit bercampur rasa nikotin. Giselle memejamkan mata—Jordan tidak melepaskannya begitu saja. Tangan pria itu dengan erat mencengkram pinggangnya. Semakin lama—ciuman mereka berubah menjadi liar. Jordan tidak seakan tidak bisa melepaskan Giselle. Ia menggigit bibir bawah Giselle agar terbuka. Saat sudah terbuka—lidahnya masuk. Bergeraka menyusuri semua hal di sana. Giselle menggeleng pelan. Ini salah—ia tidak ingin melakukan hal seperti ini di saat tidak sadar. Jordan bahkan tidak melihatnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-18
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 19

    Ada sebuah undangan ulang tahun dari Selena. Perempuan itu berulang tahun ke-28 tahun. Tempatnya berada di sebuah klub terbesar di kota. Giselle mau tidak mau memang harus datang. Meksipun ia sebenarnya tidak suka acara keramaian. Apalagi Selena berasal dari kalangan selebriti. Akan banyak artis dan selebgram sepertinya yang akan datang. “Aku akan datang ke ulang tahun Selena.” Giselle mamakan rotinya. Setelah kemarin ia menjauhi Jordan. Pagi ini bersikap biasa, seperti tidak terjadi apa-apa. Melakukan aktivitas seperti biasanya. Sarapan bersama. Giselle yang heran, bagaimana bisa Jordan memaksanya untuk sarapan bersama. Padahal pria itu juga tidak memeduliakan kehadirannya di meja makan. “Di mana?” tanya Jordan tanpa menoleh. “Di klub.” “Datang saja.” “Kau serius?” padahal ada sedikit harapan Giselle Jordan akan melarangnya datang. Bukan apa-apa, ia bisa beralasan pada Selena jika tidak diperbolehkan datang oleh Jordan. “Ya.” Jordan mengangkat kepalanya. Pria itu sama dingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 20

    Giselle membiarkan Aland pergi. Kenapa? Ia masih bertanya-tanya. Ia berakhir di pinggir bar. Memesan minum berakohol. Tidak peduli apakah nantinya bisa mengontrol dirinya saat mabuk. “Giselle?” panggil seseorang. Giselle menoleh. Wanita berpakaian seksi, seperti wanita penghibur. Musuh bebuyutan Giselle!“Tidak usah menggangguku.” Giselle memutar bola matanya malas. Ia meminum minumannya yang baru saja jadi. “Pergilah aku tidak ingin melihatmu.” “Bagaimana kalau kita foto? Satu saja, aku ini adikmu.” Giselle tertawa remeh. Wanita gila ini lancang meminta berfoto dengannya. “Naomi, dengarkan aku. Aku tidak pernah menganggapmu dan ibumu itu keluargaku. Sampai kapanpun. Jangan berharap aku menerima kalian.” Naomi berdecih. “Aku juga tidak memintamu menerimaku. Yang terpenting ayahmu itu menyayangiku dan ibuku. Bahkan lebih menyayangiku daripada kau anaknya sendiri.” “Terserah.” Giselle meneguk kembali minumannya. Rasa pahit disertai kerongkongannya yang terasa terbakar. Namun anehn

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 21

    Giselle mengambil tasnya. Di belakangnya ada Noah yang siap sedia mengikuti ke manapun ia pergi. Selena masuk ke sebuah lorong di mana samping kiri dan kanan ada banyak pintu tertutup. kemudian sampai di sebuah pintu ke tiga. Ia membukanya—Giselle ikut masuk dengan ragu. Tidak ada suara apapun di sini. Sunyi dan sepi. “Giselle jangan kaget.” Selena menatap Giselle. “Jangan berbicara pada orang lain. Beginilah caraku dan teman-teman menghilangkan stres.” Giselle berhenti. Otaknya seperti berputar sangat keras mencerna keadaan yang ada di depannya. Teman-teman selebriti Selena ada selebgram juga. Mereka semua berkumpul di sini. Minum, rokok, alkohol dan obat. “Itu nark0b4?” lirih Giselle. “Tidak.” Selena menggeleng. “Itu hanya obat-obatan yang mirip dengan nark0b4. Tapi itu bukan—ya tapi mempunyai efek yang hampir sama.”Selena menarik tangan Giselle. “Bergabunglah. Kita di sini mempunyai situasi yang sama. Aku bisa menjamin, tubuh dan pikiranmu akan terasa ringan setelah—” Gisell

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20

Bab terbaru

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 196

    Sial sekali, pagi ini Ana harus terlambat karena ayahnya, Royce kesiangan bangun setelah menonton bola dini hari. Royce dan Helena sama saja, suka menonton sampai larut. Sampai-sampai paginya terlambat bangun. “Maaf ya. Dad kesiangan bangun.” Royce memberhentikan mobilnya di depan sekolah. “Pasti kamu dihukum. Tapi gak papa.” Royce mengecup puncak kepala anaknya. “Semangat ya dihukumnya.” “DAD!” teriak Ana yang sungguh kesal. Ia turun tanpa menyalami tangan orang tuanya itu. kemudian berjalan dengan gontai masuk ke sekolah. Maka benar saja. Ia harus dihukum karena terlambat. Untuk siang hari setelah istirahat, ia harus membersihkan lapangan basket yang luasnya melebihi stadion. Ana berjalan ke arah gudang, di sanalah ia mengambil peralatan kebersihan. Namun sayup-sayup saat ia masuk ke dalam gudang. Telinganya harus ternodai oleh suara menjijikkan. Ana membeku di tempatnya berdiri. ~~ “Untuk yang terakhir kali kelas 12 diijinkan untuk mengikuti perlombaan. Karena setelah in

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 195

    Extra capter Alvaro dewasa International Alexandra school adalah sekolah internasional yang terisi dengan anak-anak orang kaya. Orang tua murid yang berasal dari kaum berjois. Hingga terjadilah sistem kasta yang tidak terlihat namun bisa dirasakan. “Ana, kak Alvaro itu sangat tampan ya.” Raya menyenggol lengan Ana. Melihat seorang laki-laki yang menggunakan seragam basket itu memasuki koridor sekolah. Laki-laki yang menjadi incaran para perempuan. Alvaro Pradana, putra satu-satunya dan digadang-gadang menjadi penerus dari Devian group. Alvaro Pradana, pemuda yang saat ini menginjak kelas 12. Dengan pesonanya yang mampu meluluhkan seluruh hati perempuan yang ada di sekolah. Mendapat julukan si pemain. Pemain hati perempuan. Namun, ada satu perempuan yang ia hindari. Perempuan yang sedari dulu ia anggap sebagai adiknya. Alvaro bersikap baik dengan Ana. Ana tersenyum. Ia pun menyetujui jika Alvaro memang begitu tampan. “Iya aku setuju—" “Hai adik, minta permennya.” Alvaro

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 194

    “Ana sangat lucu, Mom.” Alvaro memandang seorang balita yang sedang merangkak. Balita perempuan yang menggemaskan. “Nanti kamu pacaran sama Ana saja ya.” Helena mengusap puncak kepala Alvaro. “Heh!” Irene menyenggol bahu Helena. “Mana ada, masih anak kecil tidak usah berpikir pacar-pacaran.” Alvaro memandang kedua orang yang sedang bertengkar itu sebentar. kemudian mendekati Ana yang sedang bermain dengan sebuah boneka. Alvaro menunduk—mengusap pipi Ana pelan. “Kamu suka bermain boneka?” Alvaro tersenyum. “Lihat-lihat saja.” Helena memandang dua anak yang sedang bermain. Tepatnya, Alvaro yang menjaga Ana. “Alvaro memang menantu idaman.” “Aduh..” Irene menggeleng. “Masih kecil disebut menantu. Helena memang gila.” Irene berdecak pelan. Setelah bermain seharian di rumah Helena, akhirnya Irene pulang juga. Alvaro berada di samping Irene. Sepertinya bocah itu sudah mengantuk tapi ternyata masih berusaha membuka mata. “Tidur saja, Al. Mom akan membangunkan kamu nanti.” Al

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 193

    Ia membawa barang-barang itu namun dari belakang ada beruang yang terus menempel di tubuhh kecilnya. Bahkan sampai masuk ke dalam kamar, Devain tidak melepaskan pelukannya pada istrinya. “Bagaimana dengan hot wife?” tanya Devian membalikkan tubuh Irene. “Aku tidak suka tubuh kamu dilihat orang lain.” “Tidak ada yang melihat.” Irene mendongak. “Lagipula malam-malam tidak akan ada yang melihat.” Devian berdecak. “Dress seperti ini hanya boleh digunakan di hadapanku. Tidak boleh digunakan di luar.” Mengangkat dagu Irene. Menatap kedua bola mata istrinya itu dengan bola matanya yang tajam. “Baiklah.” Irene mengangguk. “Besok aku akan ke rumah Helena, kamu..” Devian mengusap pinggang Irene. “Saat libur aku ikut. Lusa kan libur. Aku janji tidak akan mengurusi pekerjaan lagi.” “Tapi jika kamu masih mengurusi pekerjaan. Apa yang harus aku lakukan?” “Goda aku. Goda aku dengan tubuhmu yang seksi ini sayangku..” tangan Devian yang nakal sudah bergilya di belakang Dress Irene. “Be

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 192

    “Bisa.” Devian mengambil satu balon dan melepasnya ke udara. “Waah..” kagum Alvaro melihat balon yang berwarna kuning menyala itu di udara. “Tapi—” Devian menunjuk beberapa anak-anak yang bermain di sekitar mereka. “Apa kamu tidak ingin memberikan balon-balon ini pada mereka? Mungkin saja mereka juga ingin.” Alvaro menatap gerombolan anak-anak yang sedang bermain tidak jauh dari tempatnya berdiri. Alvari memandang anak-anak itu lebih lama, karena menurutnya sedikit berbeda dengannya. “Kenapa?” tanya Devian. “Kamu tidak ingin memberikan balon ini pada mereka?” Alvaro menggeleng pelan. “Tapi, kenapa beberapa dari mereka membawa makanan? Mereka berjualan? Ada yang membawa karung besar juga.” Devian mengangguk. “Mereka sedang bekerja. Sebagian dari mereka membantu orang tua mereka mencari uang dengan berjualan. Kamu ingin membantu mereka?” “Bagaimana caranya Dad?” Devian mengeluarkan dompetnya. “Sebentar.” Mengambil uangnya yang berwarna merah sebanyak 20 puluhan. “Setiap

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 191

    Beberapa bulan kemudian. “Akhh!!” Teriakan Irene yang terakhir kali. Disusul dengan tangisan seorang bayi. “Selamat bayinya berjenis kelamin laki-laki.” Dokter itu menggendong seorang bayi kecil yang baru saja keluar dari perut Irene. Devian menitikkan air mata. “Hai boy.” Menggendong bayinya dengan hati-hati. “Nama kamu Alvaro Pradana.” Devian tersenyum saling memandang dengan Irene. Tangan yang satunya lagi digunakan untuk mengusap puncak kepala istrinya. “Terima kasih sudah berjuang.” Alvaro Pradana, putra sulung dari pasangan Devian dan Irene. Seorang pengusaha yang sukses. Perusahaan yang memiliki beberapa cabang di luar negeri. Devian mengembangkan bisnisnya sampai ke luar negeri. 5 tahun berlalu, Alvaro tumbuh menjadi anak yang begitu cerdas. Setiap harinya selalu haus bertanya. Diusianya yang menginjak 4 tahun, bocah itu sudah memasuki sekolah. Berbaur dengan anak-anak lain tanpa kesulitan. Hal tersebut membuat Irene tidak berhentinya bangga. “MOM!” teriak Alvaro

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 190

    “Seorang wanita mencoba melakukan pembunuhan di rumah sakit. Hal itu didasari oleh cinta. Cinta pada seorang pria yang sudah beristri. Cintanya ditolak dan berusaha membunuh istri si pria.” Di layar televisi itu. ditayangkan sebuah kos-kosan kecil. “Wanita itu mengalami stress berat bertahun-tahun. Bisa dilihat dari rumahnya yang begitu kotor dan berserakan sampah. Saat ini polisi masih menyelidiki lebih lanjut kasus ini. namun, sudah dipastikan wanita itu mendapat hukuman penjara.” Klik! Layar dimatikan. Devian masih setia berada di samping istrinya. “Aku gagal lagi. Aku terlambat. Jika aku datang lebih cepat, dia tidak akan menyakiti kamu.” Devian menatap leher Irene yang sudah di olesi salep. Beberapa kali Devian mencium punggung tangan Irene. “Bagaimana Irene?” tanya Helena yang baru saja datang. “Maaf, maaf aku tidak bisa datang lebih cepat.” Devian menghela nafas. “Jalang itu memiliki cara untuk menyakiti Irene.” Helena mengusap punggung tangan Irene. Kedua matanya

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 189

    “Bye Mom Dad!” Irene menyalami Giselle. Membiarkan mertuanya itu pergi. Setelah kepergian mertuanya, Irene menjadi sendirian dan merasa kesepian. Ia mengambil bungkusan yang berada di atas nakas. katanya sebuah kue buatan Giselle. tapi Irene tidak langsung memakannya. Ia masih takut dan trauma dengan apa yang terjadi. Ia menghela nafas dan berjalan ke arah jendela. menatap pemandangan sebuah taman kecil yang terisi oleh anak kecil. Irene tersenyum. tangannya mengusap perutnya sendiri. “Nanti bermain di taman juga, bersama Mom dan Dad. Sehat-sehat di perut Mom ya.” Irene senang berbicara dengan anaknya. “Permisi, ibu Irene..” panggil seorang suster. Irene menoleh ke belakang. Ia langsung memutar badannya dan mendekat ke arah ranjang. namun ia sudah disuntik beberapa menit yang lalu. Ia mendongak. “Siapa kau?!” Suster itu tersenyum dan membuka maskernya. “Aku akan membunuhmu.” Tangannya mencengkram tangan Irene. Suntik yang hendak disuntikkan itu entah berisi apa. Irene me

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 188

    “Sayang aku bekerja dulu. Oh ya Mom dan Dad akan ke sini. Aku juga sudah meminta Helena untuk ke sini menemani kamu saat Mom dan Dad pulang.” Devian mengecup dahi Irene pelan. “Oh ya untuk malam hari nanti, aku akan menyuruh beberapa bodyguard berjaga di luar ruangan.” “Tapi—” ucapan Irene terpotong karena Devian yang mengecup bibirnya. “Sudah tidak ada tapi-tapi. Ini demi keselamatan kamu, keselamatan bayi kita.” Devian menunduk. mengecup perut Irene. “Daddy berangkat dulu. Jaga Mommy ya.” Irene memandang kepergian Devian. Ia mengambil ponsel. Menghubungi temannya yang katanya akan menjenguknya [Sebentar ya Irene, aku akan ke sana siang saja. Aku masih bersama Royce. Nanti aku akan ke sana.] Irene melotot. [Pagi-pagi masih bersama Royce. Kalian sedang membuat bayi kan?] [Hehehe Iya!] Helena di kamarnya membalas pesan dari Irene. Ia tertawa pelan dengan pertanyaan Irene. Tapi tebakan temannya itu memang benar. Ia smpai tertawa sendiri. “Siap babe.” Royce memeluk Helena dar

DMCA.com Protection Status