Home / Romansa / Sekretaris Kesayangan CEO / Bab 55. Sebuah Video

Share

Bab 55. Sebuah Video

Author: Rich Mama
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Malam itu mereka makan malam dengan duduk bersebelahan. Begitu dekat. Ya, Regan sengaja melakukannya. Sepertinya ia harus sering-sering bersikap seperti benalu yang menempel dengan tumbuhan inangnya.

“Aku suapin, ya?” lirih Regan romantis.

Kening Reina berkerut. “Pak Regan kenapa, sih?”

“Kenapa apanya? Hem? Coba katakan?! Apakah ada yang salah?” tanya Regan sambil memainkan dagu istrinya. “Bukankah suami yang perhatian adalah idaman setiap istri?” lanjutnya tanpa mengalihkan perhatian.

“Kita mau makan atau peluk-pelukan?” Reina memutar bola matanya dengan malas seraya memperhatikan tangan kiri Regan yang mendekapnya begitu erat. Seperti takut kehilangannya saja.

“Kamu tidak suka?” Dengan perlahan Regan menarik tangan kirinya. “Baiklah, mungkin lebih baik kita makan sendiri-sendiri.”

Reina senyum-senyum mengamati tingkah lucu suaminya. Entah mengapa malam itu Regan terlihat sangat tampan. Apalagi rambutnya yang terlihat acak-acakan. Sengaja tidak mau disisir. Tidak tahu apa maksud
Rich Mama

Nyebelin nggak sih????

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Bab 56. Khawatir

    Tepat pukul sepuluh pagi Reina membuat satu gelas coklat untuk menemani aktivitasnya. Meskipun seharusnya wanita itu masuk ke dalam ruangan Regan sesuai yang dikatakan kemarin malam.Di saat itu seorang wanita datang dan memasukkan sesuatu di atas meja kerja sang sekretaris. Ia menunggu kedatangan Reina.“Maaf, Anda siapa?” tanya Reina seraya meletakkan minuman di atas meja.“Perkenalkan, aku Kimberly. Mantan calon istri Pak Regan. Aku mau bertemu dengannya.”“Oh, sudah ada janji?” tanya Reina lagi.“Buat apa? Aku cuma mau mengembalikan jam tangan Pak Regan yang ketinggalan di hotel malam itu.”“Apa? Jam tangan?” Reina benar-benar tidak percaya. ‘Apa maksudnya? Bagaimanapun mungkin?’Regan yang hendak menemui sang istri merasa terkejut ketika melihat Kimberly sedang berbicara dengan Reina.“Dia? Kenapa ada di sini? Buat apa? Gawat! Ini tidak boleh terjadi.” Regan sedikit resah. Ia takut Kimberly berkata macam-macam kepada sekretaris kesayangannya itu.Kimberly tersenyum sinis. “Kenapa

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Bab 57. Merasa Kesal

    “Kata dokter, ia terus memanggil nama kamu Reina. Ayah juga tidak tahu apa yang telah terjadi.” Danny merasa sangat bersalah karena tidak bisa menjaga putranya. “Apakah Reina boleh masuk, Ayah?” tanya Reina lagi. “Nanti setelah dokter ke luar, ya?” jawab Danny tak semangat. Reina mengangguk lemah. Ia berdiri dengan resah. Regan mendekati Danny dan mengajaknya berbicara. Mungkin ia bisa mengetahui apakah ada yang sengaja mencelakai Rafa atau memang murni kecelakaan biasa. Amel melihat Reina sendirian. Ini adalah sebuah kesempatan untuknya mengatakan sesuatu kepada adik tirinya tersebut. “Setelah ini ada yang ingin aku bicarakan kepadamu, Reina. Penting!” ujar Amel berkata lirih. Reina mendongakkan kepalanya. “Maksud kakak apa? Reina tidak mengerti.” “Sudahlah, jangan berlagak sok polos. Nanti kamu juga tahu sendiri.” Amel berlalu meninggalkan Reina seraya menyenggol bahu adiknya tersebut dengan sangat keras. ‘Apasih maunya? Keterlaluan banget Kak Amel!’ Reina mengelus lengan ba

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Bab 58. Aku Cinta Kamu

    Reina masih betah berdiam diri. Hal itu membuat Regan merasa serba salah. Padahal ia sudah berusaha bersikap lembut dan berusaha menarik perhatian Reina kembali.“Kamu masih marah? Masih tidak percaya denganku, Sayang?” Regan berjongkok di bawah Reina. Lelaki itu menggenggam erat tangan milik istrinya.Reina merasa bersalah. Ia merasa egois telah menuduh Regan yang tidak-tidak.“Aku tahu kamu masih belum yakin dengan semua penjelasanku. Tapi aku bisa pastikan jika aku tidak menyentuh Kimberly lebih jauh. Aku benar-benar hanya mengantarkan dia ke tempatnya.”“Bagaimana Pak Regan bisa tahu kalau dia tinggal di hotel?” tanya Reina ketus.“Apakah kamu ingat saat Ayah masih di rumah sakit? Aku melihatmu berpelukan dengan Leon. Di saat itu Papa dan Mama memintaku untuk datang ke acara makan malam. Dan ternyata aku dijodohkan dengan Kimberly. Aku terpaksa mengantarkan dia pulang. Tetapi aku menolak perjodohan itu.”Reina mendongakkan kepalanya. Ia cukup terkejut mendengar penuturan lelaki di

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Bab 59. Jadi Tegang

    “Mungkin apa, Pak Regan? Reina juga ingin tahu.” Wanita itu semakin merasa penasaran. Regan justru menggedikkan bahunya. “Aku juga tidak yakin. Lebih baik kita ikuti saja apa kemauan mereka. Tetaplah di sisiku.” Regan menautkan jemarinya. Ia genggam erat tangan milik Reina. Reina merasakan kenyamanan. Setidaknya ia tidak akan merasa takut jika nantinya akan disalahkan. Mereka pun berjalan beriringan hingga saat tiba di depan pintu, Mama Claudia dan Papa Justin berdiri menghadang mereka. “Dari mana saja kalian? Kenapa jam segini baru pulang?” tanya Claudia dengan suara begitu lantang. Ia tidak peduli meski di rumah itu sekarang banyak orang. “Di kantor pun tidak ada,” imbuh Justin ikut menimpali. “Kami dari rumah sakit, Pa. Rafa terkena musibah,” jawab Regan tegas. Sementara Reina hanya diam menunduk di samping Regan. Ia tak berani ikut campur dengan ikut berbicara. “Menyusahkan sekali keluargamu itu!” Claudia semakin berapi-api. “Oh, ya. Mulai hari ini kami akan tinggal

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Bab 60. Tawaran Dari Reihan

    Regan tertidur begitu lelap, hingga tak sadar pagi telah datang. Tangannya meraba tempat di sebelah. Dan kosong. Sang istri tidak ada di sampingnya. “Reina?” Regan mengedarkan pandangannya. “Sayang, kamu di mana?” Regan menggeliatkan tubuhnya. Tubuhnya terasa lebih ringan. Kepalanya tak pusing lagi. “Ke mana istri kesayanganku? Pagi-pagi sudah meninggalkan aku begitu saja.” Regan berjalan menuju kolam renang. Berharap di sana ia menemukan keberadaan sang istri. Namun nyatanya tidak ada siapa-siapa. Lelaki tampan itu terlanjur ingin menikmati air di kolam renang itu. “Tidak apa. Sebentar saja.” Setelah beberapa menit lamanya, Regan ingin kembali ke kamarnya. Bersamaan dengan itu, Alice datang menghampirinya. Matanya tak berkedip menyaksikan tubuh kekar milik kakaknya. “Alice ... ngapain kamu ke sini?” tanya Regan merasa heran. “Nyariin Kakak, lah. Habis ditelpon nggak diangkat-angkat!” kesal Alice berpura-pura. “Kenapa nyariin kakak? Ada masalah?” Regan memilih untuk duduk. “T

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Bab 61. Keren Sekali Suamiku

    Perubahan raut wajah Regan sangat terlihat dengan jelas. Namun Alice tidak tahu apa masalahnya. “Apa yang terjadi kepadanya?” Alice keheranan. Ia berpikir sejenak hingga sesaat kemudian bunyi klakson sudah bersahutan. Alice segera berlari mengejar kakaknya. Buru-buru ia masuk mobil dengan napas yang ngos-ngosan. Setelah mobil Regan bercampur dengan kendaraan lain di jalan raya, lelaki tampan itu mengendarai mobilnya dengan sangat kencang. Ia harus segera tiba di mansion dan menemui istrinya. “Kak Regan kenapa sih?! Apa yang terjadi? Alice takut, Kak! Pelan-pelan bisa nggak sih!” protes Alice. Hampir saja mobil kakaknya itu menyenggol seorang pengendara roda dua. “Diamlah, Alice!” bentak Regan yang seketika membuat gadis itu bungkam. Alice merasa terkejut. Tidak biasanya Regan membentaknya seperti itu. Gadis itu menahan diri untuk tidak menangis. Regan sadar jika dirinya salah. Tidak sepantasnya ia marah dengan Alice yang tidak tahu apa-apa. Lelaki tampan itu menepikan mobilnya

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Bab 62. Overthinking

    Dengan penuh rasa percaya diri Regan bermain catur bersama Sam. Ia yakin bisa menang dan mengalahkan pamannya tersebut secara mudah. Beberapa waktu berlalu. Regan hampir saja menang. Namun kedatangan sang notaris mengejutkan keduanya. “Lihat itu, siapa yang datang!” ujar Sam. Lelaki paruh baya itu bermain curang. Hingga membuat Regan gagal menang. “Wah, Paman Sam curang! Kenapa bisa jadi begini?” Regan terheran-heran. Padahal tinggal selangkah lagi dia akan menang. “Akui saja kekalahan kamu, Regan.” Sam tersenyum smirk. Ia berhasil mengelabuhi semua orang. Regan merasa kesal. Gagal rencananya untuk membuat sang istri berteriak minta ampun kepadanya. Lelaki tampan itu melirik Reina dengan wajah masam. Sementara Reina tidak mengerti apa maksudnya. Wanita itu hanya mampu mengangkat bahunya kepada Regan. “Sudah-sudah. Ayo kita temui Bapak Ahmad selaku notaris,” ajak Christian. “Jangan sampai membuatnya menunggu lama.” “Baiklah.” Serentak Regan dan Sam menjawab. Semua yang berada

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Bab 63. Tak Terkendali

    “Oh, ya?” Regan merasa gemas dengan sikap istrinya. Namun ia masih memeluk erat wanita itu.“Pak, tolong lepaskan! Ini tempat umum!” peringat Reina merasa malu.“Memangnya kenapa? Kamu istriku. Dan aku suamimu. Kita sama-sama saling mencintai.”“Bukan begitu maksud Reina, Pak Regan!” Wanita itu merasa semakin kesal. Mengapa sulit sekali untuk meyakinkan Regan. Ia selalu kesusahan menghentikan aksi Regan yang seenaknya.Lelaki yang maunya menang sendiri. Merasa dirinya yang paling benar.Regan menyadari kegelisahannya istrinya. Meski hal itu membuatnya semakin merasa gemas.“Ya sudah. Baiklah. Yang penting kamu jangan kabur-kaburan lagi. Pokoknya kita harus berangkat ke kantor sama-sama.”Regan melerai pelukannya. Kemudian menggenggam erat tangan Reina seperti biasanya.Tidak dapat dipungkiri. Sebenarnya Reina merasa nyaman merasakan pelukan hangat dari suaminya. Namun situasi dan tempatnya salah.“Jangan marah lagi, ya?” lirih Regan memperdalam tatapan matanya.“Iya, iya ... Reina jug

Latest chapter

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Spesial Part

    Hari pernikahan Xavier dan Karin telah tiba. Udara pagi terasa segar dan cerah, seakan menyambut kebahagiaan yang akan segera berlangsung. Keluarga dan sahabat berkumpul di sebuah taman indah yang telah dihias dengan bunga-bunga warna-warni dan lampu-lampu gemerlapan. Suasana penuh dengan tawa dan senyum. Regan dan Reina tiba lebih awal bersama bayi kembar mereka, Alana dan Bianca, yang tertidur pulas di kereta dorong. Mereka disambut oleh Olivia dan Danny yang sudah tak sabar menantikan momen bahagia itu. “Aku tak percaya Xavier akhirnya menemukan kebahagiaan bersama Karin,” ucap Reina dengan mata berkaca-kaca. “Dia memang pantas mendapatkannya,” jawab Regan sambil tersenyum, merangkul Reina yang terlihat anggun dalam gaun biru muda. “Kita semua pantas bahagia.” Tak lama kemudian, para tamu mulai berdatangan. Leon, mantan pacar Reina dan Karin juga hadir dengan pasangan barunya. Mereka tampak sangat bahagia, saling berpegangan tangan dan tertawa bersama. Leon menghampiri Reg

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Bab 175. Hari Yang Dinanti

    Tanpa disangka, suatu hari Regan menemukan fakta baru yang mengejutkan. Saat itu, dia sedang bekerja di ruangannya. Berkas-berkas tersebar di atas meja ketika ponselnya berdering. Panggilan itu berasal dari salah satu anak buah kepercayaannya. “Ada apa, Roni?” tanya Regan sambil menyandarkan punggungnya ke kursi. “Ada perkembangan baru, Pak Regan. Kami berhasil melacak beberapa transaksi mencurigakan yang berhubungan dengan Shadow Phoenix. Dan yang mengejutkan, ada keterlibatan Alex Ricardo di dalamnya,” lapor Roni. Regan terdiam sejenak, mencerna informasi tersebut. “Apa kamu yakin? Alex Ricardo? Bukankah dia masih berada di dalam penjara?” “Betul, Pak. Tapi tampaknya dia masih mengendalikan beberapa hal dari dalam penjara. Kami menemukan bukti bahwa beberapa anak buahnya masih menjalankan perintahnya dan menggunakan nama Shadow Phoenix untuk menyamarkan identitas asli mereka,” jelas Roni. Regan merasakan darahnya mendidih. “Teruskan penyelidikannya, Roni. Dan pastikan ki

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Bab 174. Berulang Kali

    Tanpa terasa, usia kehamilan Reina sudah memasuki trimester ketiga. Perutnya semakin membesar, membuatnya sulit menemukan posisi tidur yang nyaman. Setiap malam menjadi tantangan baru bagi Reina. Sementara Regan berusaha sebaik mungkin untuk membuat istrinya merasa nyaman dan bisa tidur nyenyak. Malam itu setelah mencoba berbagai posisi tidur dan tidak menemukan yang pas, Reina merasa frustasi. Ia berguling-guling di tempat tidur sambil menghela napas panjang. Regan yang melihatnya merasa kasihan dan ingin membantu. “Ada yang bisa aku lakukan, Sayang?” tanya Regan lembut. Ia duduk di tepi tempat tidur dan mengelus rambut istrinya. Reina menggeleng lemah. “Aku tidak tahu, Pak Regan. Aku sudah mencoba semua posisi tapi tetap saja tidak nyaman. Perutku terlalu besar.” Regan berpikir sejenak, lalu tersenyum. “Bagaimana kalau kita coba sesuatu yang baru? Tunggu sebentar.” Ia keluar dari kamar dan kembali dengan bantal-bantal tambahan. “Ayo, kita coba dengan bantal-banta

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Bab 173. Tidak Punya Kekasih

    Pagi itu di kantor, suasana di ruang CEO terasa lebih sibuk dari biasanya. Regan tengah tenggelam dalam tumpukan dokumen dan panggilan telepon yang tak henti-hentinya. Di luar ruangan, para karyawan tampak sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Sedangkan Reina pergi ke toilet sebentar untuk menyegarkan diri. Saat Reina keluar dari ruangan, pintu lift terbuka dan dua orang masuk ke lantai itu. Claudia dan Xavier melangkah dengan hati-hati menuju kantor CEO. Claudia tampak sedikit gugup, sementara Xavier berusaha tampak tenang meskipun jelas terlihat gelisah. Mereka mengetuk pintu dan menunggu sebentar sebelum mendengar suara Regan dari dalam yang mempersilakan mereka masuk. Ketika pintu terbuka, Claudia dan Xavier masuk dengan hati-hati. Regan yang tadinya duduk di balik mejanya langsung berdiri. Ekspresi wajahnya berubah dari fokus keheranan. “Mama Claudia? Xavier? Apa yang membawa kalian berdua datang ke sini?” tanya Regan dengan nada sedikit terkejut. Claudia mendekat de

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Bab 172. Jangan Bersedih

    Saat kehamilan Reina menginjak usia lima bulan, Regan memutuskan untuk mengajak Reina jalan-jalan di taman kota. Hari itu cerah, dengan langit biru dan angin sepoi-sepoi yang membuat suasana terasa sejuk. Reina tampak sangat bahagia, mengenakan gaun hamil berwarna pastel yang membuat perutnya yang semakin membesar terlihat menawan. Regan tak henti-hentinya tersenyum, menikmati momen kebersamaan mereka. Mereka berjalan-jalan sambil menikmati pemandangan taman yang indah. Banyak anak-anak bermain di taman bermain, pasangan-pasangan duduk di bangku menikmati suasana, dan para pedagang menjajakan makanan ringan di kios-kios kecil di sepanjang jalan setapak. “Ini hari yang sangat indah, ya?” ungkap Reina sambil menggenggam tangan Regan erat. “Ya, benar-benar indah,” jawab Regan, menatap istrinya dengan penuh cinta. “Aku senang kita bisa meluangkan waktu bersama seperti ini.” Mereka melanjutkan berjalan, berhenti sesekali untuk melihat bunga-bunga yang sedang mekar dan menikmati

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Bab 171. Nama Yang Indah

    Kehamilan Reina telah memasuki usia empat bulan dan perutnya mulai terlihat membesar. Setiap hari Regan semakin takjub melihat perubahan pada tubuh istrinya dan merasa tidak sabar untuk menyambut kehadiran anak mereka. Pagi itu Regan memutuskan untuk membawa Reina ke klinik untuk melakukan USG. “Sayang, hari ini kita akan ke klinik untuk melihat bayi kita,” ucap Regan dengan senyum lebar. Reina tersenyum bahagia, merasa tak sabar untuk melihat perkembangan bayinya. “Aku tidak sabar, Pak Regan. Pasti mereka sudah semakin besar sekarang.” Regan mengangguk. "Aku juga sangat bersemangat. Ayo kita bersiap-siap." Setelah bersiap-siap, mereka berdua berangkat ke klinik dengan penuh semangat. Dalam perjalanan, mereka terus berbicara tentang rencana masa depan dan bagaimana mereka akan merawat anak mereka. Regan menggenggam tangan Reina dengan erat, memberikan rasa tenang dan nyaman. Sesampainya di klinik, mereka disambut oleh dokter dan perawat yang ramah. “Selamat pag

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Bab 170. Merasa Aman

    Reina berdiri di dekat jendela kamar, menatap ke luar dengan pandangan kosong. Matanya menyapu pemandangan yang indah, tetapi pikirannya jauh dari sana. Di luar, matahari mulai terbenam, menyinari langit dengan warna-warna keemasan, tetapi dalam hati Reina, ada kegelapan yang sulit hilang. Regan, yang baru saja selesai menutup laptopnya setelah bekerja seharian dari rumah mulai memperhatikan istrinya. Ia berjalan mendekat dan dengan lembut meletakkan tangannya di bahu Reina. “Ada apa, Sayang?” tanyanya dengan suara penuh perhatian. Reina tersentak dari lamunannya dan menoleh ke arah Regan. “Aku masih memikirkan Kak Amel,” jawabnya dengan suara lirih. “Aku merasa bersalah dan cemas tentang apa yang terjadi padanya.” “Sayang, kamu sudah melakukan yang terbaik. Kadang-kadang, kita tidak bisa mengendalikan semua yang terjadi di sekitar kita. Apa yang terjadi pada Amel adalah akibat dari pilihannya sendiri.” “Tapi, aku tetap merasa harus melakukan sesuatu,” lanjut Reina dengan nad

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Bab 169. Selalu Ada Untukmu

    Linda dan Amel tampak berjalan menuju mereka. Kehadiran dua orang itu seakan membawa aura negatif. Amel, dengan tatapan jahat, mulai merencanakan sesuatu yang licik terhadap Reina. Linda dan Amel berpura-pura bergabung dengan kebersamaan keluarga Danny, tapi Amel dengan hati-hati mendekati Reina yang sedang berjalan di atas bebatuan. Amel mengatur langkahnya agar Reina terpeleset di atas batu licin. Namun, rencana jahat itu berbalik. Saat Amel mendorong Reina, dirinya sendiri yang kehilangan keseimbangan. Amel terjatuh keras di atas batu tajam. Semua orang terkejut dan bergegas menghampiri. Linda berteriak panik, “Amel! Apa yang terjadi?!” Regan, yang melihat situasi tersebut, segera memanggil bantuan. Amel tampak mengalami pendarahan hebat. Regan memeluk Reina erat-erat, memastikan dia baik-baik saja. “Kamu tidak apa-apa, Sayang?” tanyanya dengan penuh kekhawatiran. Reina mengangguk. “Aku baik-baik saja, Pak Regan. Tapi Kak Amel ... dia tampak sangat parah.” Ambulans segera

  • Sekretaris Kesayangan CEO   Bab 168. Mencelakai Reina

    Liburan keluarga besar ke pantai adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh seluruh anggota keluarga. Reina dan Regan memang telah merencanakan hal itu jauh-jauh hari. Hanya saja baru terealisasi saat ini. Dengan persiapan yang matang, mereka berangkat dari rumah dengan semangat tinggi. Olivia, Bi Nita, Danny, Rafa, Alya, dan Bi Siti bergabung dalam perjalanan tersebut, ikut memastikan tidak ada yang tertinggal. Mereka membawa perbekalan lengkap, termasuk makanan, minuman, mainan pantai, dan berbagai kebutuhan lainnya. Sesampainya di pantai, suasana langsung berubah menjadi ceria. Mereka menata tempat dengan menyiapkan tenda, menggelar tikar, dan menata makanan piknik. Rafa dan Alya segera berlari ke air, bermain dengan ombak dan tertawa riang. Danny dan Bi Siti membantu Olivia dan Bi Nita menyiapkan makanan. Regan dan Reina berkeliling, memastikan semuanya tertata dengan baik. “Ayah, jangan terlalu jauh, ya!” teriak Reina sambil melambai ke arah Danny yang sedang membawa ko

DMCA.com Protection Status