"Aku turun ke bawah untuk membeli makanan dan beberapa kebutuhan sehari-hari." Siska meletakkan barang-barangnya dan bertanya kepada pelayan rumah, "Kak Milla, mengapa kamu datang terlambat?"Makan siang ini baru diantar jam dua siang.Pelayan rumah berkata tanpa daya, "Semua ini karena Nona Khey. Aku sudah lama memasak sup, tapi dia bersikeras berkata bahwa supnya tidak cukup bergizi dan ingin memasaknya sendiri untuk Nyonya. Tapi dia sangat lambat. Butuh waktu dua sampai tiga jam membuat bubur.""Khey pindah kembali ke rumah?" Siska belum mengetahui hal ini.Pelayan rumah mengangguk, "Ya, dia berkata bahwa nyonya sedang tidak sehat, jadi dia ingin tinggal di rumah untuk merawatnya."Siska mengerucutkan bibirnya.Fani berkata, "Sudahlah, dia juga baik hati. Dia masak lama karena tidak tahu cara memasak. Bubur yang dia buat juga cukup enak bagiku."Pelayan rumah itu memasang ekspresi rumit.Siska tahu ada sesuatu di balik ini semua.Ketika pelayan rumah kembali, Siska mengantarnya kelu
Saat dia berbicara, dia menunjukkan bekas gigitan di punggung tangannya kepada Siska.Jelas itu bekas gigi anjing.Siska menoleh melihat Sam, "Sam, apa yang terjadi?""Dialah yang memukul Coco duluan!" Willona sangat cerdas, segera berdiri untuk bersaksi melawan Khey. Coco adalah anjing Willona, ibunya yang membelikan untuknya seminggu yang lalu."Coco sedang bermain di samping sofa. Dia menghampiri dan menendang Coco. Coco menggigitnya karena terasa sakit. Lalu dia bilang dia ingin memotong Coco menjadi beberapa bagian dan ingin memakannya!"Mendengar ini, wajah Siska menjadi sedikit lebih dingin.Khey mengelak, "Anjing itu dulu yang menghalangi jalanku. Aku memakai sepatu hak tinggi, dia terus berputar-putar dan membuatku tersandung, jadi aku memukulnya.""Kamu berbohong." Sam mengatakan dengan wajah gelap dan berkata kepada Siska, "Bu, aku dapat bersaksi, Khey sengaja memukul anjing itu. Saat kami membawa anjing itu pergi, dia menyebut kami anak nakal. Dia berkata bahwa Willona dan
Siska menyipitkan matanya, "Oke, panggil saja, aku akan memberi tahu polisi bahwa kamu menganiaya anak kecil."Di Amerika, menganiaya anak kecil adalah kejahatan serius.Tentu saja Khey tidak mau mengakuinya, "Kapan aku menganiaya anak kecil? Aku tidak memukul mereka.""Dia memukulku!" Willona mengangkat tangannya dan menunjukkannya kepada Siska, "Dia baru saja memukul lenganku dengan sepatunya. Lenganku merah."Siska melirik ke bawah.Khey panik dan langsung mengutuk, "Anak nakal, jangan menjebakku. Aku bahkan tidak menyentuhmu.""Bibi Siska, percaya padaku, dia benar-benar memukulku tadi. Dia selalu diam-diam memelintir lenganku. Dia menganiaya anak kecil!"Siska mempercayainya, menyentuh lengan merahnya dan berkata, "Tidak apa-apa Willona, ada kamera CCTV di rumah. Selama ada bukti, dia tidak bisa lepas dari tanggung jawab ini."Khey tercengang. Siska sudah mengeluarkan ponselnya untuk memanggil polisi.Khey panik saat melihat Siska serius. Dia berdiri dan meraih tangannya dan berka
Melihat ketampanannya ini, Khey semakin cemburu. Tidak masalah dulu Peter menyukai dan melindunginya, mengapa suaminya juga begitu tampan?Khey sangat marah. Bagaimana Siska bisa seberuntung itu?Ray menepuk kepala Sam dan berkata dengan suara rendah, "Sam, apakah wanita ini mengganggumu?""Ya, saat ibu pergi, dia menyebutku anak nakal ...""Sam, jangan sembarangan bicara!" Khey memarahi Sam, takut lidah Sam akan semakin tajam.Sam mengabaikannya dan berkata, "Ayah, Khey tidak hanya memarahiku saat kalian tidak ada, dia juga menjelekkan Willona. Dia mengatakan bahwa Willona adalah anak yang tidak diinginkan. Dia juga menendang anjing Willona!"Sam mengatakan semuanya dalam satu tarikan napas.Wajah Ray sedikit merosot dan matanya menatap Khey.Khey merasa takut entah kenapam, tubuhnya membeku.Khey tidak berani melakukan apa pun, dia merendahkan suaranya dan berkata, "Sam, aku bibimu. Tidak sopan jika kamu memanggilku dengan namaku saja.""Beberapa orang tidak layak menjadi orang dewas
Khey ketakutan dan menutup mulutnya.Saat ini, Siska turun.Dia akan menemui Dokter Mario sore ini, jadi dia berganti pakaian kerja yang rapih.Siska mengenakan kemeja berwarna terang, celana lebar hitam, rambut panjangnya diikat rendah di belakang dan bibirnya berwarna merah. Dia terlihat simpel dan modis.Ray menyipitkan matanya dan bertanya padanya, "Apakah kamu sengaja mengganti pakaian?""Iya, aku akan bertemu Dokter Mario, aku harus berpakaian lebih formal. Apa yang tadi dia katakan padamu?" Ketika Siska turun, dia melihat Khey berbicara dengan Ray, dia penasaran.Ray menjelaskan dengan singkat, "Dia sengaja mencari masalah, mengatakan bahwa dulu kamu meminta Sam untuk memanggil Peter dengan sebutan ayah."Siska terdiam dan menggelengkan kepalanya. Wanita ini benar-benar selalu mencari masalah.Siska berkata, "Lalu?""Aku mengatakan kepadanya jika dia terus mencari masalah, aku akan membungkamnya." Wajah Ray tidak menunjukkan emosi apa pun.Siska tertegun, tersenyum dan kemudian
Begitu Siska masuk, dia langsung memegang tangan Fani.Fani meminta mereka untuk menghampirinya, jadi Khey menyingkir.Dia menyipitkan matanya dan menyingkir dengan kesal."Kata Siska kamu sangat sibuk akhir-akhir ini, mengapa kamu masih punya waktu untuk datang ke sini?" Fani tidak dapat melihatnya, tetapi dia tahu bahwa Ray sedang duduk di sana, menatapnya sambil tersenyum.Ray berkata, "Nenek sedang tidak sehat, tentu saja aku harus datang untuk melihatmu.""Bagaimana dengan urusan bisnis?""Aku sudah memberi tahu perusahaan agar peluncuran proyek baru akan ditunda selama dua hari." Ray berbicara dengan jujur.Fani sedikit terharu, matanya dipenuhi kegembiraan, "Bukankah berarti pekerjaanmu tertunda?""Tidak masalah, nenek. Dua hari lagi lebih baik, kami memutuskan berdasarkan tanggal baik." Ray meyakinkan Fani.Fani merasa lega setelah mendengar ini.Siska berbicara mewakili Ray, "Nenek, Dokter Mario akan datang untuk berkonsultasi denganmu nanti. Dia adalah dokter ahli terbaik di
Ray berbalik dan melihat selimut Fani tertutup rapat. Ray berkata dengan dingin, "Apakah kamu benar-benar hanya ingin menutupnya dengan selimut?"Khey juga melihat selimut di atas tubuh Fani tertutup rapat.Dia menggigit bibirnya dan berkata, "Aku berpikir begitu."Di bawah tatapan sinis Ray, Khey merasa tidak berdaya dan tidak berani melakukan apa pun.Untungnya, Dokter Mario datang saat ini. Khey mendengar pintu terbuka dan segera bersembunyi.Dokter Mario masuk bersama beberapa orang.Ray melangkah maju untuk berdiskusi dengannya. Dokter Mario mengangguk, lalu berjalan dengan Ray ke ranjang Fani untuk berkonsultasi dengannya.Sepanjang proses konsultasi, hati Siska menegang. Dokter Mario berkata, "Nyonya Fani dapat dioperasi. Aku telah melakukan banyak operasi dengan kasus yang sama, jadi jangan terlalu khawatir."Mendengar ini, Siska menghela nafas lega.Namun sesaat kemudian, Dokter Mario mengatakan bahwa dirinya akan segera berangkat dan jadwalnya sudah penuh.Begitu Siska menden
"Siapa bilang dia tidak ada waktu?" Ray bertanya.Siska sedikit terkejut, matanya berbinar, "Dia setuju?""Ya, tapi dia hanya ada waktu besok pagi. Dia akan berangkat ke San Francisco besok siang, jadi hanya ada waktu besok pagi.""Bagaimana kamu membujuknya?" Siska sangat terkejut.Dokter Mario sudah menolak meskipun Siska menawar dengan harga tiga kali lipat, mengapa Ray bisa membujuknya begitu saja?Ray berkata, "Dia harus bertemu orang yang sangat penting besok pagi. Kebetulan aku mengenalnya, jadi aku membantu menyelesaikan pekerjaannya. Aku menyelesaikan masalahnya, jadi dia ada waktu besok pagi."Siska sangat bahagia. Dia memeluk Ray dan menciumnya, "Suamiku, terima kasih banyak. Jika kamu tidak datang hari ini, kami mungkin tidak akan bisa meyakinkan Dokter Mario."Siska tidak mengenal orang yang ingin ditemui Dokter Mario, jadi jika Ray tidak ada di sana, ini tidak akan mungkin terjadi.Ray menerima ciumannya, tersenyum dan berkata di telinganya, "Apakah ini saja ucapan terima