“Kenapa kita ke sini?” tanya Elena, karena alih-alih pulang ke rumah untuk mempersiapkan makan malam, Liam malah membawanya ke butik langganan keluarganya,“Aku ingin kamu terlihat jauh lebih cantik di depan tamu-tamuku,” jawab Liam dengan santai.“Apa kamu malu kalau aku tampil apa adanya?”“Tidak, Wifey. Aku sama sekali tidak malu mendapatkanmu sebagai istriku. Tapi tidak ada salahnya kan kalau sekali-kali kamu tampil lebih cantik dan anggun lagi.”“Apa kamu menyukai wanita yang cantik dan anggun seperti super model dan aktris papan atas?”“Sebaliknya, aku membenci wanita kelas atas seperti mereka. Aku lebih senang wanita sepertimu, cantik apa adanya tanpa terlihat berlebihan.”Liam membenci wanita kelas atas? Kenapa? Bagaimana kalau Liam tahu Elena merupakan bagian dari kelas atas itu?“Kenapa?” Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Elena.Liam menghentikan langkahnya untuk menatap lembut Elena,“Hanya tidak menyukainya saja. Ayo masuk, dan pilih apapun yang kamu mau.”“Ak
“Lady Elena?” Dua kata dari manager itu seolah menohok Liam dengan kenyataan yang harus ia terima. Dua kata itu telah menjawab pertanyaan Liam selama ini Mengenai kemiripan Elena dengan seseorang yang pernah ia kenal.Untuk memastikannya, diam-diam Liam memperhatikan Elena yang terlihat panik dan mengalihkan pembicaraan. Wanita itu sama sekali tidak dapat menyembunyikan kegugupannya.Dan ya, selain kacamata menyedihkannya itu, wanita yang telah ia nikahi itu memang sama persis dengan seseorang yang manager butik sebutkan tadi.Lady Elena … Lebih tepatnya Elena Foxmoore.‘Sial! Itu berarti aku telah menikahi adik dari sahabatku sendiri, Henry Foxmoore!’ umpat Liam di dalam hatinya.Amarah Liam karena selama ini Elena telah menipunya, ditambah lagi keributan antara manager butik dengan karyawannya, membuat emosi Liam semakin meningkat. Ia pun melampiaskan amarahnya pada mereka,“Diam kalian semua!” raungnya, dan suasana butik pun seketika hening. Liam menatap tajam manager butik,“Kau!
“Apa? Kamu mengundang Don Victorino beserta istrinya, juga Lord Henry makan malam di rumah kita?” tanya mommy Yvette dengan nada tidak percaya. Seolah Liam baru saja mengatakan kalau matahari dan bulan muncul secara bersamaan.“Ya benar, Mom. Aku percayakan pada Mommy untuk mengatur semuanya,” jawab Liam. “Lord Henry ke rumah kita? Ini bukan mimpi kan? Astaga, Mom! Panggil MUA langganan kita, aku harus terlihat cantik!” seru Jesslyn dengan penuh semangat.“Nanti Mommy minta mereka datang secepatnya. Sebaiknya kamu mandi saja dulu, ketika MUA datang nanti, kamu sudah siap dirias.”Tanpa buang waktu lagi Jesslyn pun bergegas ke kamarnya, meninggalkan mommy Yvette bersama dengan Liam saja.“Kenapa kamu tidak bilang kal,au kmamu kenal dekat dengan Don Victorino?” tanya mommy Yvette.“Aku tidak kenal dekat dengannya, Mom. Aku mengenalnya pun karena Henry.”Mommy mendekatkan bibirnya ke telinga Liam saat berbisik,“Sebaiknya kamu jodohkan saja Lord Henry dengan Jess. Kita jadi memiliki hub
Elena merasa ada yang lain dengan Liam saat mereka kembali dari butik. Bahkan di sepanjang perjalanan, Liam terasa pasif, hanya bicara jika Elena yang memulainya lebih dulu. Suaminya itu lebih banyak diam dan asik dengan pikirannya sendiri.Tidak mau mengambil pusing dengan perubahan Liam, juga tidak mau berandai-andai karenanya. Elena pun mulai sibuk di dapur, menyerukan ini dan itu, meminta para pelayan mempersiapkan ini dan itu. Tanpa sadar waktu terus berlalu, dan sementara Elena sedang sibuk menata meja makan dengan bermacam alat makan mewah yang keluaraga Liam miliki di halaman belakang rumahnya, Liam sama sekali tidak terlihat batang hidungnya.Entah di mana suaminya itu kini berada.“Kami harus meletakkan ini di mana, Mrs. Payne?” Pertanyaan salah satu pelayannya membuyarkan lamunan Elena. Ia meletakkan chandelier mewah nan elegan yang terbuat dari kristal di tangannya itu ke meja, sebagai sentuhan terakhir untuk menambah kesan lebih mewah lagi pada jamuan makan malam mereka.
Apa memasukkan Mielda ke rumah ini juga menjadi rencana Liam beserta keluarganya?“Sekarang bagaimana? Kau sudah mengerti kan kalau Liam sama sekali tidak mencintaimu! Cintanya masih tetap tertambat pada Mielda, wanita yang memang sudah sepantasnya menjadi pendamping putraku! Dia bukan kau!”Ya, jika memang demikian, untuk apa Elena bertahan lagi? Jelas sekali Liam telah berubah semenjak kedatangan Mielda. Tepat saat itu sambil menggerutu kesal, Jesslyn berderap mendekat, tatapannya hanya tertuju pada mommy Yvette saja, mengabaikan keberadaan Elena sama sekali,“Mom! Hanya gaun ini saja yang belum pernah aku pakai. Tapi menurutku kurang seksi, karena tidak menonjolkan bagian terbaik dari tubuhku, buah dadaku! Bagaimana Henry bisa tertarik denganku kalau aku terlihat membosankan dengan gaun ini!” keluhnya tanpa henti.“Kau mengeluh saja sejak tadi. Coba kau tanyakan pendapat wanita itu, mungkin saja sarannya sangat berguna mengingat dia berhasil mendapatkan Liam kita!” Mengetahui Elen
Elena membiarkan saja Jesslyn mengambil gaun yang Liam berikan untuknya. Ia bahkan tidak marah saat Jesslyn juga mengambil beberapa kosmetik mahal pemberian Liam, “Kau sudah tidak membutuhkan ini semua setelah tidak lagi menjadi Mrs. Payne!” itulah alibi Jesslyn untuk membenarkan perbuatannya."Ambil saja apa yang kamu mau, semua yang kamu kira tidak pantas untukku,” Elena menimpalinya sambil duduk di sisi tempat tidur, dengan kedua tangannya yang bertumpuk rapi di atas pangkuannya.“Oh ya, aku pasti akan memindahkan semuanya ke kamarku. Tunggu saja sampai Liam kembali dan mengetahui kamu sudah menipunya!”Liam pasti marah, Elena tahu betul itu. Siapa yang tidak marah kalau istrinya sendiri sudah membohonginya dengan identitas palsu. Pernikahan mereka pastinya akan dianulir tidak sah. Sekali lagi skandal baru Elena corengkan ke keluarganya, kali ini jauh lebih parah dari sebelumnya.Namun Elena sudah pasrah dengan apapun konsekuensi yang akan ia dapatkan nantinya. Juga telah siap sep
“Selamat malam semuanya. Selamat malam Don Victorino, Dona Belinda. Terima Kasih sudah hadir ke jamuan makan malam kami,” ucap mommy Yvette penuh kesopanan.Elena melirik Liam yang menatap dongkol ke Jesslyn karena sudah mengenakan gaun yang seharusnya Elena kenakan. Adiknya itu bahkan tidak menyadari tatapan tidak suka Liam padanya. Karena matanya sedang tertuju sepenuhnya pada Victorino. “Wah, kamu terlihat jauh lebih tampan dari fotomu, Don Victorino,” pujinya dengan penuh kekaguman tanpa mengindahkan Belinda sebagai istri pria itu.Victorino semakin mengeratkan rangkulannya di bahu Belinda, lalu mengecup punggung tangan Belinda saat membalas pujian Jesslyn dengan lembut, selembut tatapan matanya pada Elena, juga selembut seyumannya yang memikat,“Semua berkat Lady tercintaku ini. Donaku yang menjadi inti sari hidupku, nyawaku yang paling berharga di sejagad alam raya.”Bohong kalau Jesslyn tidak melihat betapa tergila-gilanya Victorino pada istrinya itu. Yang memang teramat sanga
“Di mana istrimu, Liam? Apa kau tidak mau mengenalkannya padaku?”Dengan menggunakan dagunya Liam menunjuk Elena, “Istriku yang berdiri tepat di samping Dona Belinda.”Karena Henry berdiri sebaris dengan Victorino dan Belinda, maka ia harus sedikit mengulurkan kepalanya untuk melihat istri Liam. Kedua matanya seketika membola saat mengenali wanita berwajah pucat itu,“El, Elena!” pekiknya.Untuk memastikan penglihatannya tidak salah karena sorot temaram lampu membuat wajah Elena tidak terlihat jelas, terlebih lagi Elena tengah menunduk dalam, hingga dagunya nyaris bersentuhan dengan dadanya, perlahan Henry pun mendekatinya, mengabaikan tatapan 0enuh Jesslyn yang tertuju sepenuhnya padanya,“El, benarkah kamu Elenaku?” tanya Henry dengan lembut, selembut sentuhan tangannya di dagu Elena saat ia mengarahkan wajah Elena hingga mata Elena yang berkaca-kaca bertemu mata dengan mata Henry,"Ya Tuhan! Ternyata ini benar kamu, El! Kenapa kamu bisa berada di sini? Apa Rino dan Belle yang mene
Pernikahan Liam dan Elena dilangsungkan di salah satu hotel mewah di London. Sesuai dengan keinginan Liam, acara sakral itu diadakan secara tertutup. Tidak ada satu pun awak media yang diundang, bahkan tamu undangan tidak diperkenankan mengeluarkan ponsel mereka untuk mengabadikan acara itu, atau mereka akan berurusan tidak hanya dengan para bodyguard Foxmoore tapi juga pengawal kerajaan, karena Sang Ratu hadir juga di acara itu.Liam tidak pernah melepaskan rangkulan tangannya di pinggang Elena saat mereka menyapa tamu penting yang hadir, ia tidak peduli jika terlihat terlalu posesif, semua demi wanita yang ia cintai juga calon anak mereka yang tengah berkembang di dalam rahim istrinya."Bagaimana rasanya menikah untuk yang kedua kalinya dengan pria yang sama, El?" tanya Belinda dengan tatapan menggodanya."Rasanya jauh lebih indah yang kedua ini, Belle. Karena kami sudah sama-sama saling mencintai, tidak seperti pernikahan pertama kami yang terjalin karena keputusan impulsif kami sa
Awalnya Liam mau mengadakan press conference seorang diri, tapi Elena memaksakan dirinya untuk ikut juga dalam press conference itu. Karena ia pun akan menjelaskan juga berita yang tengah panas di berbagai media mengenai dirinya dan Liam.Mereka duduk berdampingan, sementara cahaya kamera berkali-kali menerangi wajah mereka, hingga akhirnya press conference itu dimulai. Liam yang lebih dulu memberikan penjelasannya."Seperti yang sudah kalian ketahui mengenai kejadian tidak menyenangkan di acara After Party, keberadaan saya di sana adalah untuk melindung tunangan saya, Lady Elena, wanita yang sangat saya cintai. Seseorang berniat jahat padanya, yang untungnya saya datang tepat waktu untuk menyelamatkannya," mulai Liam.Elena sungguh terharu, karena Liam mau mengakui perasaannya pada Elena di hadapan banyak wartawan. Mereka pasti akan kembali menjadi trending topik, dan menjadi tajuk utama di berbagai media, baik lokal maupun internasional."Tunangan? Kapan tepatnya kalian bertunangan
"Aku hamil?""Ya, Wifey. Gayle sedang membeli alat tes kehamilan untuk lebih memastikannya diagnosa Gemma. Karena tidak mungkin kamu membawamu ke rumah sakit sekarang tanpa menimbulkan skandal baru lagi.""Gemma di sini?""Kamu juga mengenalnya?""Sehari setelah aku kembali ke London, Henry langsung membawaku ke rumah Gemma untuk memastikan aku hamil atau tidak. Tapi saat itu semua alat tes kehamilan menunjukkan kalau aku negatif, pun dengan USG, tidak terdapat kantong kehamilan. Tapi, kenapa sekarang tiba-tiba aku hamil? Apa karena kita melakukannya lagi semalam? Tapi tidak mungkin juga kalau aku langsung hamil kan?" Elena mencecar Liam dengan pertanyaan.Liam merapikan selimut Elena saat menjawab, "Mungkin saja saat itu terjadi kesalahan. Nanti kita tanyakan lagi pada Gemma. Sekarang kamu mau apa? Ada sesuatu yang kamu idamkan?"Elena menggeleng pelan. Ia sedang tidak mengidamkan apapun, ia hanya merasa tersiksa dengan rasa mualnya saja. Lalu tiba-tiba saja Elena duduk saat tering
"Sejujurnya, saya lah pria yang El cium di pesta keluarga anda, My Lord. Skandal yang membuat anda mengusir El keluar dari Mansion anda, yang akhirnya El bertemu dengan saya dan menerima begitu saja tawaran pernikahan dari saya.""Kau! Jadi kau lah biang masalah dari semua ini! Kau yang membawa keburukan untuk El kami!" raung daddy Simon, pada akhirnya amarahnya terlepas juga setelah susah payah ia menahannya demi persahabatannya dengan ayah dari pria yang menghamili putrinya itu."Sebelumnya, saya sudah datang ke London untuk bertemu dengan El, juga memberikan penjelasan pada orang tua El mengenai hubungan kami di Miami. Tapi Henry langsung mendeportasi saya saat itu, jadi kesempatan saya untuk berterus-terang pada kalian hilang begitu saja, karena nama saya telah di blacklist di negara kalian.""Saya pun akan melakukan hal yang sama seandainya saya mengetahui masalahnya lebih dulu. Kau tidak tahu jadi semurung apa El saat kembali ke rumah kami. Tiap hari kami harus melihat raut kese
"Sebaiknya kita membawa El ke rumah sakit untuk memastikan diagnosa saya.""Kenapa? Apa ada masalah serius dengan El?" desak mommy Marie."Katakan saja, Gem. Apa diagnosamu itu?" Henry turut serta mendesaknya.Tatapan Gemma kini tertuju pada pria itu, “Henry aku sendiri pun tidak mempercayainya, tapi aku yakin sekali kalau saat ini El sedang hamil.”"Hamil?" tanya semua yang ada di sana, termasuk juga Lord dan Lady Foxmoore."Ya Tuhan, El!" pekik mommy Marie."Bagaimana bisa? El belum menikah dan terlebih lagi tidak memiliki kekasih! Pasti ada yang salah dengan diagnosamu," sangkal daddy Simon."Maka dari itu saya sarankan untuk mendapatkan hasil yang akurat, lebih baik kita membawa El ke rumah sakit. Atau adakah di antara kalian yang bisa pergi keluar untuk membeli alat tes kehamilan?""Tunggu dulu, kalau memang benar El hamil, lalu siapa ayah dari janin di dalam kandungannya itu? Selama ini El tidak dekat dengan pria manapun kecuali ... "Mommy Marie tidak berani melanjutkan, terl
"Aku pun demikian, Dad. Jadi tenang saja, aku sudah menyiapkan hukuman yang teramat pedih untuk pria itu di selnya nanti," jelas Henry. Ia telah membayar seseorang untuk memastikan pria itu hanya tinggal nama dalam beberapa hari ini."Bagus! Itu baru calon Duke of Foxmoore!" puji daddy Simon."Tapi bagaimana kita akan menjelaskan pada masyarakat yang sudah kadung melihat foto-foto El di pesta itu yang sudah disebar berbagai media? Juga foto saat seorang pria membawa El masuk ke dalam mobilnya?""Untuk pria yang membawa El masuk ke dalam mobilnya, anda tidak perlu mencemaskannya, My Lady. Karena pria itu adalah aku. Dan aku sudah menyiapkan konferensi pers untuk memberikan penjelasan atas kejadian itu. Aku akan memulihkan kembali nama baik Elena," jelas Liam, ia menahan dirinya untuk tidak meraih tangan Elena untuk meremasnya, atau menarik tubuh Elena agar bersandar padanya.Dari yang Liam lihat, orang tua Elena belum mengetahui hubungan mereka. Jadi Liam tidak bisa begitu saja memprok
Sesampainya di lobby hotel, mereka dikejutkan dengan kehadiran Lord dan Lady Foxmoore di sana. Kedua orang tua Elena itu langsung berderap mendekati mereka, tatapannya hanya tertuju pada sosok Elena saja, membuat jantung Elena berdegup dengan kencangnya,'Apa Mommy dan Daddy sudah mengetahui pernikahan rahasiaku dengan Liam? Apa sudah saatnya aku mengakui semuanya pada Mommy dan Daddy?' batinnya bertanya-tanya."El, putriku! Apa kamu baik-baik saja? Siapa pria kurang ajar yang berniat jahat padamu?" cecar mommy Marie sebelum memeluk Elena."Mom, aku baik-baik saja. Liam datang di saat yang tepat, dia sudah menolongku," jawab Elena sambil membalas pelukan mommy Marie."Liam? Siapa Liam, Sayang?"Elena melepaskan dirinya dari pelukan mommy Marie untuk menarik Liam mendekat ke arahnya,"Kenalkan Mom, Dad, ini Liam. Aku tidak dapat membayangkan akan sehancur apa hidupku jika Liam tidak datang tepat waktu dan membawaku keluar dari pesta itu."Liam mengulurkan tangannya bergantian untuk men
"Rumah tangga? Astaga El. apa kamu sudah kehilangan ingatan? Kalian sudah bukan lagi suami istri sekarang!" ralat Henry yang menyadarkan Elena pada kenyataan yang harus ia terima itu. Wajahnya seketika menunduk.Bagaimana bisa ia berkata seperti itu, sementara belum tentu juga Liam menganggap Elena sebagai istrinya. Elena telah mempermalukan dirinya sendiri, rasanya ia ingin membenamkan wajahnya dalam-dalam."El masih istriku, Henry! Sampai kapanpun hanya El yang akan menjadi istriku. Tidak akan ada wanita lain yang menggantikan posisinya sebagai Mrs. Payne!" sanggah Liam sambil mengarahkan wajah lembut Elena padanya,"Aku mencintaimu, El. Aku tidak mau kehilangan kamu lagi," ucap Liam dengan tulus. Ia dapat melihat mata Elena yang mulai berkaca-kaca, mata yang seolah mengatakan banyak hal yang tidak dapat terucap oleh mulutnya, dan saat bibir yang bergetar itu terbuka, rentetan kata-katanya menyirami hati Liam dengan pengakuannya,"Aku juga mencintaimu, Liam. Entah sejak kapan aku mu
Meski mulutnya menolak mengantar Liam ke rumah sakit dan lebih memilih Liam mati kehabisan darah, tapi pada akhirnya Henry tetap membantu Liam meski amarahnya pada sahabat baiknya itu belum memudar sedikit pun. Henry hanya tidak ingin membuat Elena semakin marah padanya. Mendengar keluhan Elena tadi sedikit banyaknya mempengaruhi suasana hati Henry, ia jadi merasa besalah pada Elena karena telah bertindak diluar sepengetahuan Elena.Saat ini mereka berada di ruang tunggu saat petugas medis melakukan CT scan pada Liam. Dan sudah berkali-kali juga Henry meminta Elena untuk duduk, alih-alih berjalan hilir-mudik menunjukkan kekhawatirannya pada Liam,"El, duduklah. Liam akan baik-baik saja. Sekedar patah hidung tidak akan membuat seseorang kehilangan nyawanya.""Hanya sekedar patah hidung? Bagaimana kalau ternyata hidung Liam yang bengkak itu menutup jalur pernapasannya? Liam akan kesulitan bernapas, Henry!""Kita sedang berada du rumah sakit sekarang, dokter pasti akan langsung mengambil