“Liam, Jangan …” lirih Elena. Ia tidak mau membuat keributan di Kafe itu, terutama dengan mata Fynn yang mengawasi mereka dengan tajam. Elena takut jika Fynn merasa Elena terancam, pria itu akan langsung menghubungi Henry.Menuruti keinginan Elena, Liam pun segera melepaskan cengkraman tangannya dengan sedikit mendorong pria itu, “Apapun kesepakatan bisnis yang ingin kita capai malam ini, semua batal!” tegas Liam. Mr. Baldwin merapikan kemeja pantainya sambil menggerutu kesal, “Astaga Liam, Jangan hanya karena wanita itu kau membuang begitu saja proyek besar ini!”“Istriku jauh lebih berharga dari berapapun nilai yang kau tawarkan itu, Mr. Baldwin. Sekali lagi kau menghina istriku, aku tidak akan segan-segan memanggil malaikat maut untuk mencabut nyawamu yang tidak berguna itu!” ancam Liam tanpa ampun.Elena merasakan hatinya membuncah bahagia dengan pembelaan Liam atas dirinya itu. Mereka baru saja saling kenal, namun Liam mampu menjadi pelindung untuknya, pembela harga diri Elena.
“Oh ya? Memangnya siapa pria yang kamu maksud itu?”“Henry Hastingham, pengusaha terkenal di London!”Mendengar jawaban Jeslyn membuat pakaian yang tengah Elena pegang terlepas dan menarik perhatian Jeslyn dan juga mommynya,“Astaga, lihat wanita itu, Mom. Dia sama sekali tidak menghargai pakaian mahal yang sedang dipegangnya itu!”“Ada apa denganmu, Elena? Apa kamu mengenal pria yang Jess maksud tadi? Kamu mau memikatnya sama halnya seperti kamu memikat putraku? Atau kamu kaget karena melihat harga gaun yang kamu pegang tadi?” cecar mommy Yvette dengan dongkol.Dengan cepat Elena mengambil gaun yang ia jatuhkan tadi dan meletakkannya kembali di samping gaun Indah lainnya. Ia bukan hanya mengenal Henry, tapi pria itu adalah kakak laki-lakinya!“Mana mungkin dia kenal dengan Henry, Mom. Wanita culun sepertinya tidak akan dapat membuat seorang Henry menoleh padanya,” ejek Jeslyn.Mengabaikan ejekan putrinya yang ditujukan untuk Elena, mommy Yvette malah menekan dagu Elena untuk menatap
Elena merebahkan dirinya setelah nyaris seharian menemani mommy Yvette dan Jeslyn memilah pakaian, tas dan juga sepatu branded keluaran terbaru yang selama ini mereka impikan, meski Elena pun juga mendapatkannya. Namun bukan atas kebaikan mertua dan adik iparnya itu, melainkan Liam yang meminta mereka membelikannya untuk Elena.Ternyata yang memiliki kartu hitam Liam bukan Hanya Elena saja, mommy Yvette dan Jeslyn pun juga. Betapa royalnya suaminya itu.Entah berapa uang yang mereka habiskan hari ini, Elena tidak terlalu menyadarinya. Kehadiran Henry ke Miami sajalah yang selalu menyita pikirannya. Meski kecil kemungkinannya mereka bertemu, namun tetap saja berada di kota yang sama dengan Henry membuatnya sedikit waspada, ia takut kalau penyamarannya akan terbongkar. Meski jauh di lubuk hatinya ia sangat mengharapkan itu.Elena baru saja akan memejamkan kedua matanya saat terdengar ketukan di pintu kamarnya. Dengan enggan pun ia segera meninggalkan kenyamanannya di tempat tidur untuk
“Maaf, Wifey. Malam ini aku tidak bisa makan malam di rumah. Aku Bertemu dengan kawan lamaku.” Sambil merebahkan dirinya di tempat tidur, Elena terus membaca ulang pesan singkat yang Liam kirim ke ponselnya.Kesal? Sudah pasti. Ini kali pertamanya Elena masak, tapi Liam malah tidak ada untuk mencicipi masakannya itu. Meski sedikit kesal, Elena tetap membalas pesan singkat Liam, “Kamu pulang jam berapa?”Tidak butuh waktu lama untuk terlihat tulisan typing pertanda Liam sedang membalas pesannya sebelum akhirnya terkirim ke ponsel Elena, “Kemungkinan aku tidak pulang malam ini. Jadi jangan menungguku.”“Ok, selamat bersenang-senang.”Bersenang-senang?Dua kata itu mengingatkan Elena tentang dirinya yang entah kapan terakhir kalinya bisa bersenang-senang dengan teman-temannya? Kemungkinan besar sebelum ia lulus pascasarjananya.Karena setelah pesta kelulusannya, bisa dibilang Elena lost contact dengan sebagian dari mereka, daddynya sendiri yang meminta Elena untuk menjauhkan mereka, hany
Sementara itu di kafe tempat Liam dan Elena bertemu, setelah selesai berkirim pesan singkat dengan Elena, Liam kembali mendekati Henry yang meminta mereka bertemu di kafe itu,“Kali ini, kau akan tinggal berapa lama di sini?” tanya Liam pada kawan lamanya itu.“Tidak lama, setelah selesai acara kampus itu aku akan langsung kembali ke London,” jawab Henry.“Kampus mana yang kau maksud?”“Kampus X. Mereka mengundangku untuk emnjadi salah satu motivator di acara mereka.”“Benarkah? Itu kampus adikku!”“Adikmu?”“Ya, adik perempuanku Jesslyn. Apa kau lupa?”Kening Henry sedikit mengkerut saat berusaha mengingat sosok adik Liam, namun tidak ada satupun wajah yang terlintas hingga ia menggeleng pelan,“Maafkan aku, tapi aku tidak ingat kalau kau punya adik peremp;uan.”“Inilah dirimu, Henry. Kau selalu saja melupakan sesuatu. Apa kau ingat saat libur musim panas high school kau bermalam di rumahku dan anak Perempuan yang selalu mengganggu kita?”Henry kembali berusaha mengingatnya, Liam mem
“Aku serius, Henry. El sangat sederhana, baik wajahnya maupun penampilannya terlihat biasa saja. Dan kacamata tebalnya itu, aku rasa kacamata tebal itu yang pertama kali menarik perhatianku. Tanganku gatal sekali ingin melepasnya, agar kedua mata Indah itu tidak lagi tertutup.”“El?” ulang Henry.“El, istriku. Ah maaf kau pasti bingung, namanya Elena, Aku Bertemu dengannya di kafe ini dan langsung menikahinya.”“Elena?”“Nanti aku akan mengenalkanmu dengannya. Hanya saja kau harus memakluminya karena El sedikit pemalu.”Seringaian di wajah Liam menghilang saat melihat wajah murung Henry. Ia bertukar pandang dengan Fynn sebelum bertanya,“Apa ada masalah? Kau sudah terlalu mabuk?”“Elena …”“Elena? Maksudmu istriku?” tanya Liam namun tidak mendapatkan jawaban juga dari Henry, pria itu masih terlihat murung.Mengira kemurungan Henry disebabkan oleh dirinya yang tidak mengundang pria itu ke pernikahannya dengan Elena, Liam pun menjelaskan,“Ah, begini kawan, maaf kalau kau kecewa karena
Sambil menghela napas berat, Elena menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Ia lelah sekali hari ini, seolah beban berat tengah ditimpakan di atas punggungnya. Rasanya tulang-tulangnya mau patah karena membersihkan rumah seluas ini hanya berdua saja dengan Zeta. Hari ini bernar-benar pengalaman baru untuknya. Masak dan membersihkan rumah. Ia tidak mengira rasanya akan selelah ini, karena saat di rumahnya bahkan hanya mengangkat gelas saja salah satu pelayannya sudah akan melakukannya untuknya.Elena menekan keningnya, tidak pernah sebelumnya ia bekerja seberat ini. Namun pekerjaan iktu mampu mengalihkan pikirannya dari Liam dan Mantan kekasihnya, Mielda.Sekarang, saat dirinya tidak lagi sibuk melakukan sesuatu, pikiran negatif tentang mereka mulai memeniho benaknya. Dan mau sekeras apapun Elena berusaha mengalihkannya, namun pikiran itu tetap tak mau pergi juga.Ia milirik jam digital besar yang berada tepat di atas rak televisi, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, entah apa yang sed
“Tunggu! Minumlah ini untuk melengkapi malam ini.”Henry menggeleng keras, “Cukup untuk malam ini, Fynn. Aku sudah terlalu banyak minum.”“Minumlah, Henry. Racikan Fynn tidak ada duanya, kau tidak akan menyesal. Lagipula, hanya minum satu gelas lagi saja tidak akan membuat kau hilang kesadaran,” kekeh Liam Sambil menyerahkan gelas Henry dan mereka pun meminumnya hingga habis.“Terima kasih, Fynn. Sampai jumpa lagi!” seru Henry sebelum melanjutkan lagi langkahnya.Namun baru beberapa langkah, baik Henry maupun Liam terlihat sama-sama oleng. Fynn pun meminta bagian keamanan untuk memapah mereka,“Ada apa dengan Tuan?” tanya salah satu dari mereka.“Biasa, terlalu banyak minum. Ayo kita bawa masuk mereka, ada dua kamar kosong di dalam,” jawab Fynn dengan santai. Liam memang memiliki kamarnya sendiri di kafe itu, dan ada beberapa kamar lain untuk pengunjung yang ingin bermalam di sana.Dengan bantuan salah satu pelayan kafe, Fynn memapah Liam ke kamarnya, ia merebahkan pria yang nyaris
Pernikahan Liam dan Elena dilangsungkan di salah satu hotel mewah di London. Sesuai dengan keinginan Liam, acara sakral itu diadakan secara tertutup. Tidak ada satu pun awak media yang diundang, bahkan tamu undangan tidak diperkenankan mengeluarkan ponsel mereka untuk mengabadikan acara itu, atau mereka akan berurusan tidak hanya dengan para bodyguard Foxmoore tapi juga pengawal kerajaan, karena Sang Ratu hadir juga di acara itu.Liam tidak pernah melepaskan rangkulan tangannya di pinggang Elena saat mereka menyapa tamu penting yang hadir, ia tidak peduli jika terlihat terlalu posesif, semua demi wanita yang ia cintai juga calon anak mereka yang tengah berkembang di dalam rahim istrinya."Bagaimana rasanya menikah untuk yang kedua kalinya dengan pria yang sama, El?" tanya Belinda dengan tatapan menggodanya."Rasanya jauh lebih indah yang kedua ini, Belle. Karena kami sudah sama-sama saling mencintai, tidak seperti pernikahan pertama kami yang terjalin karena keputusan impulsif kami sa
Awalnya Liam mau mengadakan press conference seorang diri, tapi Elena memaksakan dirinya untuk ikut juga dalam press conference itu. Karena ia pun akan menjelaskan juga berita yang tengah panas di berbagai media mengenai dirinya dan Liam.Mereka duduk berdampingan, sementara cahaya kamera berkali-kali menerangi wajah mereka, hingga akhirnya press conference itu dimulai. Liam yang lebih dulu memberikan penjelasannya."Seperti yang sudah kalian ketahui mengenai kejadian tidak menyenangkan di acara After Party, keberadaan saya di sana adalah untuk melindung tunangan saya, Lady Elena, wanita yang sangat saya cintai. Seseorang berniat jahat padanya, yang untungnya saya datang tepat waktu untuk menyelamatkannya," mulai Liam.Elena sungguh terharu, karena Liam mau mengakui perasaannya pada Elena di hadapan banyak wartawan. Mereka pasti akan kembali menjadi trending topik, dan menjadi tajuk utama di berbagai media, baik lokal maupun internasional."Tunangan? Kapan tepatnya kalian bertunangan
"Aku hamil?""Ya, Wifey. Gayle sedang membeli alat tes kehamilan untuk lebih memastikannya diagnosa Gemma. Karena tidak mungkin kamu membawamu ke rumah sakit sekarang tanpa menimbulkan skandal baru lagi.""Gemma di sini?""Kamu juga mengenalnya?""Sehari setelah aku kembali ke London, Henry langsung membawaku ke rumah Gemma untuk memastikan aku hamil atau tidak. Tapi saat itu semua alat tes kehamilan menunjukkan kalau aku negatif, pun dengan USG, tidak terdapat kantong kehamilan. Tapi, kenapa sekarang tiba-tiba aku hamil? Apa karena kita melakukannya lagi semalam? Tapi tidak mungkin juga kalau aku langsung hamil kan?" Elena mencecar Liam dengan pertanyaan.Liam merapikan selimut Elena saat menjawab, "Mungkin saja saat itu terjadi kesalahan. Nanti kita tanyakan lagi pada Gemma. Sekarang kamu mau apa? Ada sesuatu yang kamu idamkan?"Elena menggeleng pelan. Ia sedang tidak mengidamkan apapun, ia hanya merasa tersiksa dengan rasa mualnya saja. Lalu tiba-tiba saja Elena duduk saat tering
"Sejujurnya, saya lah pria yang El cium di pesta keluarga anda, My Lord. Skandal yang membuat anda mengusir El keluar dari Mansion anda, yang akhirnya El bertemu dengan saya dan menerima begitu saja tawaran pernikahan dari saya.""Kau! Jadi kau lah biang masalah dari semua ini! Kau yang membawa keburukan untuk El kami!" raung daddy Simon, pada akhirnya amarahnya terlepas juga setelah susah payah ia menahannya demi persahabatannya dengan ayah dari pria yang menghamili putrinya itu."Sebelumnya, saya sudah datang ke London untuk bertemu dengan El, juga memberikan penjelasan pada orang tua El mengenai hubungan kami di Miami. Tapi Henry langsung mendeportasi saya saat itu, jadi kesempatan saya untuk berterus-terang pada kalian hilang begitu saja, karena nama saya telah di blacklist di negara kalian.""Saya pun akan melakukan hal yang sama seandainya saya mengetahui masalahnya lebih dulu. Kau tidak tahu jadi semurung apa El saat kembali ke rumah kami. Tiap hari kami harus melihat raut kese
"Sebaiknya kita membawa El ke rumah sakit untuk memastikan diagnosa saya.""Kenapa? Apa ada masalah serius dengan El?" desak mommy Marie."Katakan saja, Gem. Apa diagnosamu itu?" Henry turut serta mendesaknya.Tatapan Gemma kini tertuju pada pria itu, “Henry aku sendiri pun tidak mempercayainya, tapi aku yakin sekali kalau saat ini El sedang hamil.”"Hamil?" tanya semua yang ada di sana, termasuk juga Lord dan Lady Foxmoore."Ya Tuhan, El!" pekik mommy Marie."Bagaimana bisa? El belum menikah dan terlebih lagi tidak memiliki kekasih! Pasti ada yang salah dengan diagnosamu," sangkal daddy Simon."Maka dari itu saya sarankan untuk mendapatkan hasil yang akurat, lebih baik kita membawa El ke rumah sakit. Atau adakah di antara kalian yang bisa pergi keluar untuk membeli alat tes kehamilan?""Tunggu dulu, kalau memang benar El hamil, lalu siapa ayah dari janin di dalam kandungannya itu? Selama ini El tidak dekat dengan pria manapun kecuali ... "Mommy Marie tidak berani melanjutkan, terl
"Aku pun demikian, Dad. Jadi tenang saja, aku sudah menyiapkan hukuman yang teramat pedih untuk pria itu di selnya nanti," jelas Henry. Ia telah membayar seseorang untuk memastikan pria itu hanya tinggal nama dalam beberapa hari ini."Bagus! Itu baru calon Duke of Foxmoore!" puji daddy Simon."Tapi bagaimana kita akan menjelaskan pada masyarakat yang sudah kadung melihat foto-foto El di pesta itu yang sudah disebar berbagai media? Juga foto saat seorang pria membawa El masuk ke dalam mobilnya?""Untuk pria yang membawa El masuk ke dalam mobilnya, anda tidak perlu mencemaskannya, My Lady. Karena pria itu adalah aku. Dan aku sudah menyiapkan konferensi pers untuk memberikan penjelasan atas kejadian itu. Aku akan memulihkan kembali nama baik Elena," jelas Liam, ia menahan dirinya untuk tidak meraih tangan Elena untuk meremasnya, atau menarik tubuh Elena agar bersandar padanya.Dari yang Liam lihat, orang tua Elena belum mengetahui hubungan mereka. Jadi Liam tidak bisa begitu saja memprok
Sesampainya di lobby hotel, mereka dikejutkan dengan kehadiran Lord dan Lady Foxmoore di sana. Kedua orang tua Elena itu langsung berderap mendekati mereka, tatapannya hanya tertuju pada sosok Elena saja, membuat jantung Elena berdegup dengan kencangnya,'Apa Mommy dan Daddy sudah mengetahui pernikahan rahasiaku dengan Liam? Apa sudah saatnya aku mengakui semuanya pada Mommy dan Daddy?' batinnya bertanya-tanya."El, putriku! Apa kamu baik-baik saja? Siapa pria kurang ajar yang berniat jahat padamu?" cecar mommy Marie sebelum memeluk Elena."Mom, aku baik-baik saja. Liam datang di saat yang tepat, dia sudah menolongku," jawab Elena sambil membalas pelukan mommy Marie."Liam? Siapa Liam, Sayang?"Elena melepaskan dirinya dari pelukan mommy Marie untuk menarik Liam mendekat ke arahnya,"Kenalkan Mom, Dad, ini Liam. Aku tidak dapat membayangkan akan sehancur apa hidupku jika Liam tidak datang tepat waktu dan membawaku keluar dari pesta itu."Liam mengulurkan tangannya bergantian untuk men
"Rumah tangga? Astaga El. apa kamu sudah kehilangan ingatan? Kalian sudah bukan lagi suami istri sekarang!" ralat Henry yang menyadarkan Elena pada kenyataan yang harus ia terima itu. Wajahnya seketika menunduk.Bagaimana bisa ia berkata seperti itu, sementara belum tentu juga Liam menganggap Elena sebagai istrinya. Elena telah mempermalukan dirinya sendiri, rasanya ia ingin membenamkan wajahnya dalam-dalam."El masih istriku, Henry! Sampai kapanpun hanya El yang akan menjadi istriku. Tidak akan ada wanita lain yang menggantikan posisinya sebagai Mrs. Payne!" sanggah Liam sambil mengarahkan wajah lembut Elena padanya,"Aku mencintaimu, El. Aku tidak mau kehilangan kamu lagi," ucap Liam dengan tulus. Ia dapat melihat mata Elena yang mulai berkaca-kaca, mata yang seolah mengatakan banyak hal yang tidak dapat terucap oleh mulutnya, dan saat bibir yang bergetar itu terbuka, rentetan kata-katanya menyirami hati Liam dengan pengakuannya,"Aku juga mencintaimu, Liam. Entah sejak kapan aku mu
Meski mulutnya menolak mengantar Liam ke rumah sakit dan lebih memilih Liam mati kehabisan darah, tapi pada akhirnya Henry tetap membantu Liam meski amarahnya pada sahabat baiknya itu belum memudar sedikit pun. Henry hanya tidak ingin membuat Elena semakin marah padanya. Mendengar keluhan Elena tadi sedikit banyaknya mempengaruhi suasana hati Henry, ia jadi merasa besalah pada Elena karena telah bertindak diluar sepengetahuan Elena.Saat ini mereka berada di ruang tunggu saat petugas medis melakukan CT scan pada Liam. Dan sudah berkali-kali juga Henry meminta Elena untuk duduk, alih-alih berjalan hilir-mudik menunjukkan kekhawatirannya pada Liam,"El, duduklah. Liam akan baik-baik saja. Sekedar patah hidung tidak akan membuat seseorang kehilangan nyawanya.""Hanya sekedar patah hidung? Bagaimana kalau ternyata hidung Liam yang bengkak itu menutup jalur pernapasannya? Liam akan kesulitan bernapas, Henry!""Kita sedang berada du rumah sakit sekarang, dokter pasti akan langsung mengambil