Share

22. Darah Serafin

Author: Biru Langit
last update Last Updated: 2022-01-21 16:04:35

Aku menjerit histeris saat melihat Serafin menahan pisau dengan tangannya. Pisau yang diarahkan padaku ditangkap dengan tangan kosong oleh Serafin. Sehingga tangga langsung robek dan meneteskan darah. 

Saat aksinya tidak berhasil orang yang memakai Hoodie itu langsung berlari. Serafin ingin mengejar orang itu tapi aku langsung menahan tangannya dengan panik. Semakin panik saat semakin banyak mengalir dari telapak tangan Serafin. 

Aku menangis dan buru-buru menggenggam tangan Serafin yang dikoyak ganas oleh pisau. Berharap darahnya berhenti, tapi semakin aku menggenggam tangannya. Semakin basah juga tanganku dengan darah. 

Aku menangis saat merasakan hangatnya darah yang mengalir tanganku. Sementara Serafin terlihat tenang seakan tidak ada yang terjadi padanya. 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   23. Saingan Cinta

    Tidak ada yang mengkhawatirkan dari kondisi ku sehingga aku tidak perlu dirawat inap. Aku bersyukur sekali, karena bisa menyembunyikan masalah ini dari om Rendi dan mama. Setidaknya untuk masalah penusukan ini, aman dari mereka. Serafin sedari tadi memperhatikan aku dalam diam. Aku juga tidak tahu harus mengatakan apa padanya. Kami saling diam dan memandang satu sama lain. Hanya saja aku tidak bisa menebak apa yang dipikirkan olehnya. Serafin memang sangat rumit, tapi juga bisa sederhana. Dia bisa terlihat sangat terbuka. Dilain sisi dia juga bisa terlihat sangat tertutup. Menerka-nerka apa yang dipikirkan sangat sulit, seperti menerka kedalam samudra tanpa alat. "Kayaknya kita perlu baju ganti deh. Kalau kita pulang dalam keadaan seperti ini. Pasti akan menghebohkan orang tuamu. Kalau mama dan papaku

    Last Updated : 2022-01-29
  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   24. Dalang Penusukan

    Alaska benar-benar orang yang profesional. Dia berhasil mencari informasi dari pelaku penusukan dan apa motifnya. Alaska hanya butuh waktu satu minggu. Pantas saja Serafin mempekerjakan.Di balik sifatnya yang dingin. Ternyata Alaska adalah orang yang bisa diandalkan dalam segala hal. Dia cerdas dan juga cekatan. Dia tipe orang yang benar-benar kompeten dalam segala hal yang diperintahkan Serafin.Saat ini kami berada di salah satu cafe. Untuk membahas tentang kejadian penusukan yang terjadi satu minggu yang lalu. Aku yakin hal ini pasti ada hubungannya dengan tante Wenda. Hanya saja aku diam untuk masalah ini.Aku belum bisa memberi tahu masalah perebutan harta warisan papa pada Serafin. Bukan karena tidak percaya padanya, tapi ini lebih memasalah keluarga. Aku tidak ingin menyeret Serafin terlalu dalam dalam

    Last Updated : 2022-01-31
  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   25. Tamu Yang Dibenci Serafin

    Seperti kata Naral dia akan datang bertamu ke rumahku. Ini kedua kalinya dia datang bertamu, tapi kali ini dia tidak sendiri. Dia bersama dengan Selin.Sepertinya Selin ingin mengawasi aku dan Naral. Padahal aku tidak punya hubungan dengannya. Walaupun punya, Selin tidak berhak untuk mengawasi kami. Dia tidak sedang menjalin hubungan istimewa dengan Naral.Sedari tadi Selin terus menampilkan wajah cemberut. Walaupun begitu mama masih menyambutnya dengan hangat dan baik. Aku merasa kesal sendiri dengan Selin.Dia bertamu ke rumahku tapi seperti ingin mengajak perang saja. Naral juga sudah memperingatkan Selin berulang kali, tapi sepupuku tetap cemberut. Peringatan dari Naral diabaikan begitu saja olehnya."Kita gak usah lama-lama disini," bisik Selin pad

    Last Updated : 2022-01-31
  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   26. Orang Tua Serafin

    Pagi ini mama terlihat sangat heboh. Pagi-pagi sekali mama sudah mengajak aku ke supermarket untuk berbelanja. Aku yang masih sangat mengantuk terpaksa bangun dan bersiap-siap."Ada apa sih ma? Gak biasa-biasa mama bangunin aku subuh-subuh dan minta ditemenin ke supermarket," tanyaku penasaran pada mama.Mama tersenyum, ekspresi wajahnya terlihat sangat senang. Aku sangat penasaran apa yang membuat mama bisa sesenang ini."Mama dan papanya Serafin hari pulang. Jadi kita akan mengadakan barbeque di rumah Serafin," kata mama menjelaskan dengan semangat.Setelah sekian lama akhirnya aku bisa bertemu dengan orang tua Serafin. Selama ini orang tuanya berada di luar negeri untuk urusan pekerjaan dan berbulan madu.

    Last Updated : 2022-01-31
  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   27. Barbeque

    Baru kali ini aku dipersilahkan masuk oleh Serafin ke dalam rumahnya. Dia menyambut dengan riang. Biasanya dia menahan pintu rumahnya dan hanya memperlihatkan badannya setengah. Untuk mengintip ke dalam rumah saja aku tidak diperbolehkan. .Sekarang Serafin membuka pintu rumahnya lebar-lebar untukku. Senyum tenang tidak pernah lepas dari bibirnya. Dia menyambutku dengan hangat dan mempersilahkan masuk.Saat mengingat kejadian yang lalu-lalu aku merasa sangat lucu. Di mana Dia terlihat galak saat aku Aku ingin masuk ke dalam rumahnya. Kalimat andalannya adalah aku sangean. Sehingga aku tidak boleh dekat-dekat dengan dalam kondisi sepi.Aku tidak bisa menahan tawaku saat mengingat itu semua. Serafin yang melihat aku tertawa malah cemberut. Sepertinya dia dapat menebak apa yang sedang aku pikirkan.

    Last Updated : 2022-01-31
  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   28. Pesan Ancaman

    [Hidupmu tidak akan pernah aman. Lihat saja sebentar lagi kamu akan mati.]Aku dan Serafin sekuat tenaga untuk bersikap biasa saja. Walaupun wajahnya sudah memerah karena amarah. Serafin juga mencoba menghubungi nomor yang mengirim pesan ancaman, tapi tidak tersambung.Dia juga dengan cepat mengabari Alaska dan menyuruh sekretarisnya untuk mencari informasi. Seperti biasa balasan pesan dari Alaska sangat singkat dan terkesan dingin."Tersenyumlah Serafin. Gue gak mau mama dan papa tau masalah ini," bisikku pelan di telinga. Aku benar-benar berhati-hati agar mama dan om Rendi tidak mendengar masalah ini.Baru saja aku mendapat momen yang sangat menyenangkan. Aku kembali mendapatkan ancaman. Hidupku sangat tidak tenang, dan semua ini adalah ulah tante Wen

    Last Updated : 2022-01-31
  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   29. Mimpi Buruk

    Berhari-hari aku terus mengalami mimpi buruk. Mimpi seperti melihat mayat yang berjatuhan dari langit. Mimpi hujan darah dan tenggelam dalam lautan mayat.Aku tidak menceritakan hal itu pada siapapun. Aku juga sudah mematikan handphone-ku. Benar-benar tidak berani menyalakan benda itu. Aku takut kalau pesan-pesan teror mengerikan itu datang lagi.Serafin juga saat ini berada di luar kota untuk urusan pekerjaan. Sehingga aku menahan semua ketakutanku sendirian. Dia sudah pergi hampir lima hari.Aku berhubungan dengan Serafin aku menggunakan nomor baru. Kebetulan aku punya handphone lama yang jarang aku gunakan. Untuk handphone-ku yang dikirimi pesan teror aku mematikan. Layarnya juga sudah retak."Lunar ayo kita makan siang bareng," kata mama mengetuk pi

    Last Updated : 2022-01-31
  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   30. Serafin Tidur Bersamaku

    "Lunar ada apa denganmu...." Suara itu samar-samar terdengar di telingaku. Aku bersyukur dalam hati, ternyata hal mengerikan itu hanya mimpi.Aku terbangun dari tidurku dengan keadaan tubuh dibasahi oleh keringat. Pandangan mataku juga masih terlihat buram. Setelah aku menyesuaikan dengan cahaya. Barulah aku sadar jika Serafin sedang ada di kamarku.Dia menggenggam lembut kedua bahuku. Aku menggeleng, tidak mungkin Serafin ada disini. Ini sudah tengah malam lagipula dia sedang berada di luar kota. Lagipula bagaimana dia bisa masuk kedalam.Aku menatap kosong dan mencoba mencerna apa yang sedang dia katakan. Dia terlihat sangat panik, aku senang bisa melihatnya. Aku memeluknya erat, lagipula ini kan mimpi."Lunar kamu kenapa?" tanyanya lagi. Suara terdengar sa

    Last Updated : 2022-01-31

Latest chapter

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   68. Lagi-lagi Kejutan

    Sebenarnya aku ingin bertanya ke mana Serafin akan membawaku. Namun aku mencoba untuk menahan diri dan menantikan kejutan dari dirinya. aku sangat yakin kali ini pun kejutannya pasti sangat istimewa. Serafin memang tidak pernah gagal memberikan sesuatu untukku. Dia selalu bisa memikirkan hal yang sebelumnya tidak pernah ada di benakku. "Lunar, sepertinya kita akan pulang telat malam ini. Lo nggak papa kan?""Nggak apa-apa kok kalau kita pulang telat. Tapi kayaknya gue mau minta izin ke mama dulu. Biar mama nggak khawatir nantinya," kataku sambil mengambil ponsel dari dalam tasku. Ingin menghubungi Mama agar dia tahu kalau aku pulang telat. "Gue udah minta izin ke mama, lo, kok. Mama, lo, juga udah ngijin kita pulang telat." Kalau Serafin yang meminta izin kepada Mama pasti diizinkan. Karena serafin adalah salah satu orang yang paling dipercayai Mama di dunia ini. Serafin juga adalah calon mantu idaman mama. Jadi meminta izin dari mama bukanlah hal yang sulit untuknya. Apalagi Seraf

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   67. Lea Terluka

    Pagi-pagi sekali aku langsung ke kantor. Tentu saja untuk melaksanakan proses pemecatan pada direktur keuangan yang bekerja di perusahaan cabang.Suat aku memasuki ruangan, aku melihat jika tante wenda, melempar asbak ke kepala Lea. Sehingga darah langsung mengucur kewajah cantiknya. "Tante apa-apaan ini?" Kataku dengan nada marah yang tidak bisa disembunyikan. Aku langsung menghampiri Lea dan menekan kepalanya yang terluka. Sehingga darahnya juga membasahi tanganku. "Kamu tidak apa-apa Lea?" tanyaku dengan khawatir. Tentu saja itu pertanyaan yang sangat bodoh. Saya sedang terluka sekarang dan tentunya dia tidak baik-baik saja. "Jangan ikut campur urusan tante," katakan Wenda dengan nada yang arogan. "Kamu sudah lancang! Bisa-bisanya kamu melakukan proses pengecatan tanpa membicarakan yang terlebih dulu dengan tante," katanya marah dengan wajah yang memerah. Aku juga menatap tante wenda dengan tajam."Aku tidak lancang. Itu memang seharusnya aku lakukan," kataku menantang tante

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   66. Pasar Malam

    Ternyata cepat sekali kabar sampai ke telinga tante Wenda. Dia langsung mengirimi aku pesan. Namun aku abaikan.[Kenapa kamu bertindak tanpa sepengetahuan tante? kamu sudah berani lancang ternyata!]Aku tidak ambil pusing. Aku juga sengaja tidak mengatakan masalah pemecatan pada tante Wenda. Kalau aku mengatakan. Dia pasti akan mencari cara untuk menyingkirkan bukti. Dia pastinya akan mempersulit aku. Biarkan saja dia mengamuk sesuka hatinya. Aku tidak peduli, bagiku sekarang yang paling penting adalah perusahaan cabang selamat. Yah, walaupun aku belum tau bagaimana cara menyelamatkan perusahaan cabang. "Lunar, mau pergi denganku malam ini?" kata Serafin berteriak dari balkon kamarnya. Aku keluar dari kamarku dan berjalan menuju balkon."Mau kemana?""Pasar malam. Di daerah sini ada pasar malam. Mau pergi?" katanya lagi. Serafin berdiri bersandar di pagar balkon. Rambutnya yang berantakan telihat indah kerena pantulan lampu balkonnya. "Gue mau ganti baju dulu.""Oke. Gue tunggu

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   65. Selin Melempar Batu Ke Jendela Kaca Mama

    Karena suara itu sangat keras. Kami langsung keluar dan melihat apa yang terjadi. Ternyata Selin melempar batu yang sangat besar pada jendela kaca rumah. Sehingga pecah berkeping-keping. Apalagi masalahnya kali ini."Lunar keluar lo!" teriaknya tidak tau malu. Untung saja komplek perumahan ini perumahan elit. Sehingga tidak banyak orang berada di rumah pada jam segini. Orang-orang juga tidak terlalu kepo, karena mereka sangat sibuk. "Lo gila ya. Kenapa juga lo bisa masuk ke sini?" kataku kesal melihat ulahnya yang sudah sangat keterlaluan. "Itu gak penting. Yang penting, kenapa lo nyuruh Naral buat menjauhi gue," katanya dengan amarah yang menggebu-gebu. Dia langsung maju ke depan dan mencoba menamparku. Untung saja Serafin dengan sigap menahan tangannya. "Jangan coba-coba untuk kasar pada Lunar," kata Serafin memperingatinya. Namun sepertinya Selin tidak peduli. Dia langsung menepis tangan Serafin dengan kasar. "Lo gak perlu ikut campur. Ini urusan gue sama wanita jalang itu,"

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   64. Perusahaan Cabang Diambang Kebangkrutan

    Kepalaku benar-benar sakit saat menerima laporan dari Lea. Penggelapan keuangan sangat parah. Jam kerja yang tidak beraturan dan beberapa masalah dari bagian pemasaran. Aku yang belum pernah menangani masalah seperti ini. Benar-benar kebingungan bagaimana cara mengatasi semua ini. Terlebih lagi ada laporan keuangan ganda yang ditemukan oleh Lea. Juga beberapa masalah dari mitra kerja yang dibiarkan berlarut-larut. Walaupun aku tidak banyak tahu. Tapi aku yakin, jika perusahan cabang ini. Sedang berada di ambang kebangkrutan. "Kenapa bisa separah ini?" kataku saat membolak-balik kertas dokumen. Benar-benar membuatku ingin muntah saja. Sudah pasti ada campur tangan oleh Tante Wenda. Dalam masalah ini. Tidak mungkin, dia tidak tahu semua ini. Apalagi laporan keuangan ganda yang sangat rapi. Seakan-akan semuanya sudah dipersiapkan. Untung saja aku menyusupkan Lea ke perusahaan cabang. Jika tidak aku tidak akan punya bukti dalam kasus ini. Perusahaan juga akan bangkrut dan tenggelam

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   63. Kamar Serafin

    Aku gugup sekali, karena baru kali ini. Aku masuk ke kamar Serafin. Biasanya dia tidak pernah mengizinkan aku masuk ke dalam kamarnya. Baru kali ini aku bisa melihat kamar Serafin. Ternyata kamarnya sangat rapi. Hampir semua perabotan di kamarnya dari kayu dan berwarna coklat. Ranjangnya terlihat sangat besar. Terlihat nyaman dan mewah. Gulingku sepertinya punya perlakuan khusus. Dia ditempatkan begitu mencolok. Dia berada di atas bantal. "Jangan coba-coba. Itu udah jadi punya gue," katanya memperingati aku. Sepertinya dia tau apa yang aku pikirkan. Aku ingin mengambil kembali gulingku. "Itu punya gue. Lo yang nyuri dari gue." "Gak gue curi. Mama lo bilang gue bisa ambil yang gue butuhin. Makanya gue ambil guling dan bantal lo, soalnya itu yang paling gue butuhin," katanya tanpa merasa bersalah sama sekali."Mana mungkin mama gue nyangka kalo lo bakal ngambil guling dan bantal gue.""Karena itu gue ambil. Sekarang bantal dan gulingnya udah jadi punya gue."Walaupun aku mengatakan

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   62. Mulai Tercium

    Tanteku menatapku tajam, tapi sedetik kemudian dia tersenyum ramah padaku. Aku yakin sekali tadi jika tanteku menatapku dengan tajam.Tante Wenda berjalan ke arah kami dan menyapaku dengan ramah. Dia juga memberikan satu buah dalam keranjang padaku. "Ini ada sedikit buah tante bawa buat Serafin," kata tante Wenda dengan ramah. Walaupun dia punya alasan untuk menjenguk Serafin. Tapi aku sangat curiga padanya. Dia pasti punya motif tersembunyi.Aku yakin sekali tanteku pasti sedang merencanakan sesuatu. Namun apapun rencananya kali ini. Aku tidak akan pernah membiarkannya berhasil. "Terima kasih tante," kataku dengan ramah juga.Aku ingin mengikuti permainan. Tanteku mungkin, sehingga dia tidak sadar. Jika akulah yang akan menikamnya dari belakang. Tante Wenda duduk di sofa. Posisinya berhadapan denganku. Sementara Serafin berada di samping ku. "Syukurlah, kalau kecelakaannya tidak parah," katanya melirik Serafin. "Syukurlah, bu Wenda, saya tidak mengalami cidera apapun.""Panggi

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   61. Masa Perawatan

    Serafin harus dirawat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter khawatir kalau serafin ada luka dalam dan gegar otak.Aku juga setuju dengan dokter. Melihat mobilnya yang sangat hancur. Seperti keajaiban saat Serafin tidak terluka sama sekali. Dia hanya memar-memar saja. Aku sampai memaksanya membuka baju. Untuk memeriksa tubuhnya. Apakah benar tidak ada luka. Airbag Serafin mengembang sangat tepat. Sehingga dia tidak luka sama sekali. Satu lagi, mobilnya adalah mobil mahal. Dengan sistem keselamatan yang tidak ada duanya. Walaupun bodi luar mobilnya hancur. Bagian dalamnya ternyata sangat terjaga. Sehingga dia bisa selamat dari kecelakaan itu. "Lunar, kayaknya kita harus beli mobil yang itu dua lagi. Satu buat lo, satu buat gue. Bagus banget," katanya sambil menunjukan gambar mobil itu melalui ponselnya.Membayangkan harga mobilnya. Membuatku merinding. Walaupun papa ada orang yang kaya. Aku tidak perna

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   60. Jenaka

    Di bangkar itu tertulis nama serafin. Tapi aku tidak ingin percaya. Serafin ku pasti baik-baik saja. Bukan dia yang berbaring kaku dan tidak bernafas disana. Itu pasti bukan dia. Pasti ada kesalahan di rumah sakit ini! Aku mendekati bangkar dan terduduk lesu di lantai rumah sakit. Aku tidak peduli jika di lantai ada beberapa bercak darah. Aku menatap sedih pada orang yang ditutup kain putih keseluruhan badannya. "Ini pasti bukan lo, kan, Serafin. Lo pasti lagi becanda sama gue. Udah dong bercandanya. Kali ini gak lucu, gue gak suka," kataku putus asa. Rasanya sakit sekali. Aku bahkan tidak bisa mengatakan rasa sakit yang kurasakan. Aku ingin membuka kain yang menutupinya. Namun aku tidak punya keberanian.Belum membuka kainnya saja. Aku sudah gemetaran setengah mati. "Serafin, tolong bangun. Harusnya gue bilang ini dari dulu. Serafin gue cinta lo. Lo laki-laki pertama yang buat gue jatuh cinta.

DMCA.com Protection Status