Share

27). Masih Curiga

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-29 13:11:04

***

"Hati-hati di jalannya, kenapa enggak nginep aja sih semalam?"

Sekali lagi, permintaan menginap itu dilontarkan Aurora ketika Aludra dan Arka berpamitan untuk pulang ke Bandung, karena memang rasanya dia masih merindukan putrinya itu.

Sejak kecil merawat si kembar hingga tumbuh menjadi gadis yang cantik membuat Aurora begitu sulit melepaskan mereka untuk tinggal jauh darinya. Rasanya seperti ada yang hilang, tapi mau bagaimana lagi? Mereka sudah dewasa dan punya pilihan masing-masing dan sebagai ibu, Aurora hanya bisa mendukung pilihan kedua putrinya.

"Besok Mas Arka harus kerja lagi, karena liburnya udah kebanyakan," jawab Aludra yang langsung melirik Arka untuk meminta persetujuan. "Iya kan, Mas?"

"Iya Ma," jawab Arka. "Besok Arka kerja lagi."

"Dasar menantu rajin," ujar Dewa. "Enggak salah emang Papa pilih kamu buat jadi suami Alula. Kalian sama-sama rajin."

Arka tersenyum, sementara hatinya protes tak terima dengan kata 'rajin' yang dilontarkan Dewa, karena setelah seminggu me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Hamid Ahmad
mereka tukar peran pak dewa GK ngaco istri mu benar,,klau kamu tau gimana nanti
goodnovel comment avatar
Hamid Ahmad
ya Peling ibu benar mereka udah lakuin hal gila yg gila itu alula egois GK sayang ma aludra yg penurut
goodnovel comment avatar
Srie Rahayu
bangunin dinosaurus nya arka, ra... .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sebatas Pengantin Pengganti   28). Rumah Baru

    "Welcome home ka-""Sssst."Amanda yang kebagian membuka pintu, langsung menutup mulutnya rapat-rapat ketika Arka langsung mendesis agar sang mama menghentikan sambutannya, karena di pangkuan, dia membawa Aludra yang masih tertidur lelap.Tiga jam perjalanan Jakarta-Bandung, Fortuner hitam yang dikendarai Pak Walim sampai di Bandung—tepatnya di Dago Village, salah satu perumahan ellite di kawasan Bandung yang sekarang menjadi tempat tinggal Arka dan Aludra.Membeli rumah di kawasan yang sama dengan Aksa—sang kakak, Arka rela merogoh kocek dalam-dalam dan mengeluarkan tabungannya untuk membeli rumah impian yang sudah sejak lama dia idam-idamkan untuk ditinggali bersama keluarga kecilnya nanti.Rumah dengan panorama pemandangan kota Bandung langsung itu memang cukup membuat para penghuninya nyaman. Beruntung, dengan bantuan sang kakak, Arka bisa mendapatkan salah satu unit rumah di sana karena memang jumlah rumah yang tersedia tidak banyak."Kenapa?" tanya Amanda—setengah berbisik. Tah

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Sebatas Pengantin Pengganti   29). Makan Malam Keluarga

    ***Makan malam pertama bersama keluarga Arka.Selesai mengganti baju dan merapikan penampilan, Aludra dan Arka turun bersama untuk menghampiri Amanda dan yang lainnya di meja makan.Jika tadi ada Ananta—kakak ipar Arka, maka sekarang di meja makan hanya ada Dirga, Amanda, juga Aksa yang sudah menunggu."Lho, Ma. Ananta mana?" tanya Arka saat dia menuntun Aludra menuju meja makan panjang berukuran cukup besar di sana."Ngapain nanyain istri orang?" Bukan berasal dari Amanda maupun Dirga, pertanyaan itu jelas dilontarkan Aksa—sang kakak yang memang terbilang cukup possesive juga cemburuan.Jangankan orang lain, pada Arka saja dia terkadang merasa cemburu karena cinta monyet yang pernah terjalin diantara istrinya dan sang adik."Nanya doang, Kak," ucap Arka. "Sensi amat.""Tenang Aksa, Arka sekarang udah nikah," ucap Amanda sambil terkekeh. "Udah ada pawangnya. Jadi aman.""Iya, lagian pawangnya Arka juga enggak kalah cantik," ucap Dirga menimpali. Setelah itu, dia mengalihkan perhatian

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Sebatas Pengantin Pengganti   30). Titip Arka

    ***"Haus, pengen minum."Aludra membuka matanya perlahan lalu bergumam pelan ketika rasa kering di tenggorokan mengganggu tidurnya. Tidur dengan posisi menyamping, menghadap ke arah meja, dia mengulurkan tangan untuk mencari keberadaan segelas air.Namun, kedua alisnya lantas berkerut ketika Aludra merasa sesuatu melilit di perutnya. Masih berbaring dengan posisi yang miring, Aludra menunduk—memandang perutnya dan jelas saja dia membulatkan mata ketika melihat tangan Arka ada di sana.Arka memeluknya dan kini Aludra pun sadar jika pria itu menempel di punggungnya."Sejak kapan Mas Arka peluk aku?" gumam Aludra.Tadi, setelah bercanda beberapa menit, tepatnya pukul sepuluh malam, Aludra dan Arka pergi tidur. Tak mengambil posisi yang mesra, keduanya tidur seperti biasa di bagian ujung kasur dan saling membelakangi, hingga kini tepat dini hari, ketika terbangun, tangan Arka sudah ada di perut Aludra.Entah melakukannya dengan sadar atau tidak, Aludra tak tahu, karena yang terpenting se

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Sebatas Pengantin Pengganti   31). Obrolan Pagi

    ***"Masih tidur juga."Arka yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah hampir lima belas menit membersihkan badan, hanya bisa mengukir senyuman tipis ketika melihat Aludra masih meringkuk di balik selimut, padahal jam dinding di kamar sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, bahkan sinar matahari yang menyelinap lewat jendela yang gordennya sudah dibuka pun sudah nampak.Alih-alih membangunkan sang istri untuk melayani paginya, Arka justru memilih untuk membiarkan Aludra lelap dalam tidurnya karena dia tahu perempuan itu pasti lelah.Bukan laki-laki yang gila dilayani, mandirinya seorang Arkananta membuat dia menyiapkan sendiri pakaian ke kantornya hari ini karena nanti pukul tujuh, Arka harus kembali ke kantor untuk bekerja di perusahaan sang papa sebagai manajer."Dulu aku pernah punya mimpi, setiap pagi sebelum ke kantor, istri aku dengan telaten masangin dasi sambil senyum," oceh Arka ketika kini dia memasangkan dasinya di depan cermin besar yang berada di kamar. Setelah itu d

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Sebatas Pengantin Pengganti   32). Terlambat Bangun

    ***Hal yang paling ditakuti seorang perempuan saat tinggal bersama mertua adalah bangun terlambat ketika suaminya tak ada, karena semua itu akan menjadi momen yang paling awkward. Dan sialnya, pagi ini semua itu terjadi pada Aludra. Setelah Arka berangkat kerja pukul tujuh pagi, Aludra baru sadar dari tidur panjangnya pukul sembilan—tepat ketika matahari pagi mulai naik bahkan menerobos masuk ke dalam kamar."Mas Arka," gumam Aludra parau ketika dia yang sejak tadi tidur telungkup membuka matanya. Melirik ke sisi kiri, Aludra meraba kasur dengan tangan kiri untuk mencari keberadaan Arka. Namun, nyatanya orang yang dia cari tak ada.Arka tak ada di kasur dan tentu saja Aludra yang semula malas-malasan membuka mata, langsung beringsut untuk mengubah posisinya menjadi duduk.Dengan wajah bantal juga rambut coklatnya yang berantakan, Aludra menguap sambil mengerjapkan mata beberapa kali. "Mas Arka ke mana ya," gumamnya. "Ini juga jam berapa ya? Kaya udah siang."Turun dari kasur lalu me

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Sebatas Pengantin Pengganti   33). Ajakan Konsultasi

    ***"Ya ampun sosweet banget sih."Aludra yang duduk sambil bertopang dagu di atas meja, lantas mengukir senyuman manis ketika drama korea yang sedang dia tonton di laptop menampilkan adegan yang paling dia suka.Kissing scene. Meskipun, selama ini Aludra sering diam di kamar dan sangat jarang keluar, isi pikirannya tak sebersih yang dipikirkan orang, karena dari berbagai drama korea yang dia tonton, sudah tentunya Aludra sering melihat adegan saling menautkan bibir yang dilakukan tokoh utama.Namun, herannya. Meski sudah sering menonton adegan hal seperti itu, Aludra tetap belum tahu bagaimana berciuman yang baik dan benar dengan lawan jenis. Padahal, sudah seharusnya dia hafal karena entah besok atau lusa, mungkin Aludra akan melakukannya dengan Arka yang semakin hari semakin berani terang-terangan menciumnya."Nonton itu kok kaya gampang banget, tapi tetep aja pas mau praktek susah," gumam Aludra. "Itu bibirnya pertama bersentuhan terus ...."Aludra menjeda ucapannya lalu mencondon

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Sebatas Pengantin Pengganti   34). Rencana Belajar Memasak

    ***"Ini tuh tadi lupa gimana ya aturan minumnya? Sehari satu kan, ya?"Arka yang baru saja memakai safetybeltnya menghembuskan napas kasar ketika pertanyaan itu kembali dilontarkan Aludra yang terlihat masih bingung dengan pil kontrasepsi yang baru saja dibeli dari apotek.Berkonsultasi pada dokter kandungan yang kebetulan dikenal Arka, Aludra mendapat saran untuk memakai pil sebagai alat kontrasepsi karena dari semua jenis, pil terbilang obat yang minim menimbulkan efek samping juga sangat mudah dikonsumsi.Sangat cocok untuk seorang Aludra yang anti ribet. Meskipun, resikonya pun cukup besar. Lupa meminum beberapa kali saja, kemungkinan hamil besar terjadi. Apalagi Aludra masih dalam masa subur.Namun, tentunya sebagai suami, Arka siap menjadi alarm yang bertugas mengingatkan Aludra setiap malam untuk meminum pil tersebut sebelum tidur selama beberapa bulan ke depan sampai Aludra siap hamil."Kamu tadi perhatiin dokternya ngomong enggak sih?" tanya Arka sambil mendelik. Dia kemudia

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Sebatas Pengantin Pengganti   35). Tentang Tahi Lalat

    ***"Mas Arka pakenya gini, kan?"Selesai mengikatkan tali celemek di belakang punggungnya, Aludra menghampiri Arka yang sibuk membereskan isi kulkas lalu mengeluarkan bahan-bahan untuk masak malam ini.Sesuai rencana, Aludra akan belajar memasak dan menu yang akan dimasaknya adalam ayam tepung dengan saus spesial yang akan diracik sendiri."Iya kaya gitu, cantik," ucap Arka saat dia melihat Aludra sudah memakai celemek polkadot berwarna merah.Setelah itu, Arka beranjak sambil membawa semua bahan makanan lalu menyimpannya di meja pantry yang akan dipakai untuk memasak."Rambutnya jangan digerai," pinta Arka. "Nanti masuk ke makanan.""Oh gitu ya?""Iya, mana sini bawa ikat rambutnya enggak?" tanya Arka."Ada, sebentar," jawab Aludra sambil merogoh saku celana training yang dia pakai lalu mengeluarkan ikat rambut dari sana dan memberikannya pada Arka. "Nih, rambutku mau diiketin?""Iya," jawab Arka. Dia menyimpan semua bahan makanan di meja lalu berjelan ke belakang Aludra dan mulai m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31

Bab terbaru

  • Sebatas Pengantin Pengganti   339). Extra Chapter 10

    *** "Semangat, Sayang. Jangan tegang ya." Menunggu sekitar satu jam setelah sampai di rumah sakit, Aludra akhirnya siap masuk ruang operasi untuk melahirkan putri kecilnya. Tak didampingi Aurora, yang datang ke rumah sakit hanya Dewa karena memang sang istri tak bisa pergi setelah kedua cucunya sigap menghadang agar sang Oma tak bisa ke mana-mana. Namun, tentu saja Aurora berjanji akan datang setelah Regan maupun Raiden berhasil dia tidurkan. Untuk Amanda dan Dirga, kedua orang tua Arka juga sedang dalam perjalanan setelah ditelepon oleh sang putra setengah jam lalu. "Doain ya, Pa." "Pasti, Ra," kata Dewa. Seumur hidup Aludra, ini adalah kali ketiga dia masuk ruang operasi. Pertama saat melahirkan Regan dan Raiden, kedua ketika mendapatkan donor dari Alula dan ketiga, sekarang—ketika dia akan melahirkan putri ketiganya. Sensasinya masih sama. Ruang operasi di setiap rumah sakit masih terasa dingin dan mungkin sedikit menyeramkan. "Kita mulai sekarang ya, Bu." "Iya, dokter."

  • Sebatas Pengantin Pengganti   338). Extra Chapter 9

    ***"Aku takut."Aludra yang sejak tadi duduk bersandar sambil mengelus perutnya seketika menoleh ketika Arka yang sejak tadi fokus mengemudi tiba-tiba saja berucap demikian."Takut apa?" tanya Aludra.Arka menoleh sekilas. "Takut kamu lahiran di jalan," ucapnya. "Usia kehamilan kamu tuh udah tiga puluh tujuh minggu, Ra. Duh ngeri kan kalau lahiran di jalan.""Ck, lebay," celetuk Aludra. "Dokter Ellina kan bilang kalau HPL aku dua minggu lagi, Mas. Santai aja kali.""Kan bisa maju.""Ya jangan maju," kata Aludra. Dia kemudian mengusap lagi perutnya yang buncit. "Jangan lahir dulu ya, Sayang. Mama mau nengok aunty dulu.""Iya Mama," ucap Arka.Hari ini, Aludra memang mengajak Arka ke Karawang untuk mengunjungi makam Alula. Tak membawa anak-anak, seperti biasa Aludra menitipkan Regan dan Raiden bersama Aurora juga Dewa yang sudah berkunjung lebih dulu kemarin ke makam Alula.Kemarin, terhitung delapan belas bulan sudah Alula pergi menghadap Sang Pencipta dan Aludra masih merasa semuany

  • Sebatas Pengantin Pengganti   337). Extra Chapter 8

    ***"Mas Arka buruan ih! Kok lama!"Sekali lagi Aludra yang sejak tadi menunggu di sofa dekat tangga berteriak memanggil Arka yang tak kunjung turun. Padahal, sudah hampir sepuluh menit dia menunggu suaminya turun."Iya sayang, iya. Sebentar," sahut Arka. Memakai pakaian santai, pria itu turun dengan sedikit tergesa-gesa di tangga. "Enggak sabaran banget kamu tuh ya.""Bawaan bayi," celetuk Aludra sambil mengusap perutnya yang buncit. Minggu ini terhitung tiga puluh minggu sudah usia kandungan Aludra."Ck, alasan aja.""Emang kenyataannya gitu.""Regan sama Raiden mana?""Ke mall sama Papa dan Mama.""Beneran jadi anak Oma sama Opa ya mereka tuh," kata Arka."Ya begitulah."Sejak hamil, itensitas Aludra mengasuh anak-anak memang berkurang karena Raiden dan Regan lebih sering dipegang oleh Aurora.Selain sudah tak asi lagi, Aludra juga tak boleh kelelahan selama hamil, sementara Regan dan Raiden yang sudah genap berusia dua tahun semakin lama semakin aktif."Ya udah kita berangkat seka

  • Sebatas Pengantin Pengganti   336). Extra Chapter 7

    ***"Ini kamu seriusan mau lahiran enggak sih?"Melihat sang istri yang nampak begitu tenang menghadapi proses kontraksi, pertanyaan tersebut akhirnya dilontarkan Damar yang sejak tadi setia duduk di samping Arsya.Kehamilannya sudah mencapai tiga puluh delapan minggu, sore tadi Arsya mengalami sedikit pendarahan. Segera dibawa menuju rumah sakit, dokte kandungan lain yang selama ini menangani Arsya mengatakan jika perempuan itu sudah mengalami bukaan.Ketika datang, Arsya baru mengalami bukaan dua dan sekarang setelah tiga jam berlalu—tepatnya pukul delapan, bukaan tersebut baru sampai ke angka lima.Masih ada lima lagi angka yang harus dilewati Arsya sebelum bukaan lengkap dan bayi yang selama ini dia kandung bisa lahir ke dunia."Emang kenapa?" Arsya yang sejak tadi sibuk mengatur napas sambil menikmati gelombang cinta yang cukup luar biasa, lantas mendongak dan menatap suaminya itu. "Tenang banget," celetuk Damar. "Di film-film tuh yang aku lihat, cewek mau lahiran itu biasanya n

  • Sebatas Pengantin Pengganti   335). Extra Chapter 6

    ***"Ini seriusan enggak nyadar apa gimana?"Aludra dan Arka mengernyit tak paham sambil memandang Arsya setelah pertanyaan tersebut dilontarkan perempuan tersebut."Maksudnya?" tanya Aludra."Enggak sadar apa?" tanya Arka."Nih." Arsya menunjukkan testpack yang beberapa menit lalu dipakai Aludra. Bukan testpack biasa, testpack yang dipakai adalah testpack digital yang bisa langsung menunjukkan usia kehamilan seorang ibu karena memang saat ini Aludra sedang mengandung."Ten weeks pregnant," gumam Aludra-mengeja tulisan pada testpack lalu Arka yang ikut membaca, spontan menerjemahkan."Hamil sepuluh minggu," ucap Arka.Untuk beberapa detik, sepasang suami istri tersebut bisa dibilang nge-bug, karena setelah membaca testpack baik Aludra maupun Arka saling diam."Kok pada diem sih?" tanya Arsya."Jadi maksudnya aku hamil?" tanya Aludra."Yes, Ra. Kamu hamil," kata Arsya. "Udah sepuluh minggu malah kehamilan kamu tuh.""Kok bisa?" tanya Arka. "Aludra kan baru telat datang bulan dua bulan

  • Sebatas Pengantin Pengganti   334). Extra Chapter 5

    ***"Mas mandinya udah belum, aku udah siapin sarapan tuh. Katanya mau meeting sama Papa?"Masuk ke kamar, pertanyaan tersebut dilontarkan Aludra pada Arka ketika suaminya itu tak terlihat di dalam kamar."Mas!""Di wc, Ra!" teriak Arka—membuat Aludra seketika terkekeh karenanya."Oh lagi nabung, oke. Aku tunggu," kata Aludra. Melangkah masuk, dia duduk di pinggir kasur lalu merentangkan tubuhnya di sana.Tak lama berselang, Aludra menoleh ketika pintu kamar mandi terbuka—menampakkan Arka yang sudah rapi dengan pakaian kantornya seperti biasa.Hampir setahun setelah kepindahannya ke Jakarta secara resmi, Arka tak lagi memegang jabatan manajer di perusahaan Dewa karena sang mertua memercayakan posisi CEO pada menantunya itu.Dan tentu saja jabatan yang dipegang Arka sekarang membuat pekerjaannya lebih sibuk dari biasa."Sakit perut aku tuh," kata Arka sambil melangkahkan kakinya mendekati Aludra yang langsung beringsut ketika Arka duduk di sampingnya."Mas. Kok kamu bau?" tanya Aludra—

  • Sebatas Pengantin Pengganti   333). Extra Chapter 4

    ***"Diem terus daritadi. Bisu ya?"Anindira menoleh ke arah Alister ketika pertanyaan tersebut dilontarkan pria itu padanya tepat setelah mereka selesai berbelanja di salah satu super market besar di kota Bandung."Enggak penting," ketus Anindira. Mendorong troli berisi belanjaan, dia berjalan menuju bagasi mobil Alister yang terparkir di bagian depan. Tanpa meminta bantuan, Anindira dengan mudah membuka bagasi lalu memasukkan beberapa kresek ke sana.Sementara Alister justru tersenyum sambil bersandar pada bagian samping mobil dengan kedua tangan yang berada di dada."Samson banget kamu tuh ya," celetuk Alister. "Penampilan anggun, tapi tenaga kaya kuli pasar.""Pulang," kata Anindira yang langsung berjalan ke sisi kiri mobil lalu masuk dan duduk di samping kursi kemudi.Sebenarnya Anindira ingin duduk di kursi belakang. Namun, sial. Semua itu tak bisa dia lakukan karena jok belakang dipenuhi beberapa pasang pakaian juga sepatu Alister yang katanya akan dipakai syuting besok pagi d

  • Sebatas Pengantin Pengganti   332). Extra Chapter 3

    ***"Akhirnya selesai juga.""Capek ya?"Damar yang baru saja menghempaskan tubuhnya ke kasur seketika menoleh—memandang Arsya yang sudah santai dengan celana joger juga sweater rajut.Rangkaian acara pernikahan—mulai dari akad hingga resepsi yang digelar hari ini akhirnya selesai, keluarga Damar dan Arsya memang menginap di salah satu vila mewah di Bandung agar privasi mereka terjaga.Rencananya besok, Damar dan Arsya pulang dari Bandung menuju bandara Soekarno hatta untuk langsung pergi berbulan madu menuju Maldives selama seminggu."Banget," kata Damar. "Gempor rasanya kaki aku berdiri berjam-jam nyalamin tamu."Arsya tersenyum lalu duduk di samping Damar. Tanpa aba-aba, dia langsung meraih lengan suaminya itu untuk memberikan sebuah pijatan."Kamu ngapain?" tanya Damar speecles. Menikahi Arsya memang rasanya seperti mimpi bagi dirinya.Selain umur Arsya yang tiga tahun lebih tua dari Damar, selama masa pacaran keduanya pun tak jarang terlibat cekcok karena perbedaan pendapat yang

  • Sebatas Pengantin Pengganti   331). Extra Chapter 2

    ***"Kok tegang ya, Ar?"Arka yang duduk tak jauh dari Damar mengukir senyuman tipis ketika ungkapan itu kembali terlontar dari mulut sahabat istrinya tersebut.Menempuh perjalanan dua jam, rombongan keluarga mempelai pria sampai di lokasi pernikahan. Tak mau membuang-buang waktu, akad nikah akan segera dilaksanakan sebelum hari menjelang siang."Bismillah," kata Arka mengingatkan."Udah, tapi tetap aja tegang," kata Damar."Tarik napas, hembuskan napas terakhir," celetuk Arka asal."Oh ok ... eh apa barusan? Hembuskan napas terakhir? Mati dong, Ar.""Bercanda.""Lagi tegang malah dibercandain.""Ya udah sih, rileks aja.""Mempelai perempuan memasuki area akad nikah."Arka dan Damar menghentikan obrolan mereka setelah suara sang pembawa acara terdengar dari pengeras suara—disusul suara gamelan yang mengiring kedatangan Arsya bersama Aludra juga Anindira.Memakai adat sunda, perempuan berwajah blasteran itu nampak cantik dengan siger juga kebaya putih yang dia pakai.Manglingi. Begitu

DMCA.com Protection Status