Beranda / Rumah Tangga / Sebatas Pengantin Pengganti / 21). Belajar Menjadi Istri yang Baik

Share

21). Belajar Menjadi Istri yang Baik

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-27 20:19:53

***

"Lu ada handuk?"

Aludra yang sedang duduk sambil bersandar pada kepala ranjang lantas beranjak ketika pertanyaan itu dilontarkan Arka dari dalam kamar mandi.

"Handuk kamu?" tanya Aludra.

"Iya, aku lupa bawa handuk. Bisa tolong bawain?"

"Bisa, sebentar ya," pinta Aludra. Bergegas, dia mengambil handuk putih dari gantungan lalu mengetuk pintu kamar mandi.

Hari ini adalah hari terakhir mereka di Seoul sebelum besok pagi keduanya kembali ke Indonesia dan hari terakhir mereka di Seoul dibuka dengan perubahan sikap yang terjadi pada Aludra.

Cukup marah dengan sikap Aludra di telepon malam lalu, Aludra kini bertekad untuk membuat Arka benar-benar jatuh cinta padanya. Tak peduli status Arka, Aludra akan membuat pria itu bergantung padanya agar Alula menyesal nanti.

Dan untuk mendapatkan sepenuhnya hati Arka, perlahan Aludra belajar menjadi istri yang baik. Meskipun kenyataannya semua itu butuh perjuangan karena betapa magernya sifat Aludra selama ini.

Dimulai dengan bangun lebih awal, Alu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Hamid Ahmad
arka curiga kok berubah jadi baik dan cepat bangun pagi curiga dia ada maunya
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
arka sekarang curiga kalau tiba tiba Rara baik takut nya minta gendong lagi
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
bulan madu tapi gak unboxing sih......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sebatas Pengantin Pengganti   22). Cemburu?

    ***"Ini enggak kebanyakan?"Menoleh, Aludra tersenyum pada Arka yang kini setia mengikuti dari belakang sambil mendorong troli. Pukul sepuluh pagi, Aludra dan Arka pergi ke itaewon untuk mencari oleh-oleh yang bisa mereka bawa pulang ke Indonesia besok.Alih-alih membeli pernak-pernik atau yang lainnya, oleh-oleh pertama yang dibeli Aludra adalah susu pisang. Bukan satu, dua, atau empat, Aludra memberi belasan botol susu pisang untuk dibawa pulang."Enggak, buat stok," jawab Aludra. "Kamu juga suka, kan?""Suka sih," jawab Arka."Ya udah ayo," kata Aludra. "Kita cari makanan lagi. Mumpung lagi semangat nih.""Oke."Tak banyak protes, Arka kembali mendorong troli mengikuti Aludra berbelanja makanan yang lain untuk buah tangan. Namun, tak lama—tepatnya ketika Aludra sibuk mencari makanan, langkah Arka justru terhenti ketika dua orang gadis menghampirinya."Oppa," panggil salah satu perempuan tersebut pada Arka."Oppa?" tanya Arka sambil menaikkan sebelah alisnya. "Sorry, i'm indonesian

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Sebatas Pengantin Pengganti   23). Apa Mungkin Hamil?

    ***"Aaaaaaaaa."Mencondongkan wajah lalu membuka mulutnya lebar-lebar, Aludra membiarkan satu buah kimbab yang disuapkan Arka masuk ke dalam mulutnya dan tentu saja dengan mulut yang penuh, dia mengunyah kimbab tersebut sebelum masuk ke dalam perutnya."Seru juga ya nyuapin bayi gede kaya kamu, makannya lahap banget," ucap Arka berkomentar sambil menyuapkan kimbab ke mulutnya.Puas berbelanja oleh-oleh, baik itu makanan dan yang lainnya, Aludra langsung mengajak Arka pulang karena seperti biasa, kakinya pegal. Sebelum kembali ke hotel, Arka menyempatkan mampir ke sebuah restoran dan memesan kimbab untuk makan malam karena memang mereka baru pulang dari Itaewon sekitar pukul enam sore. Tak makan ditempat, Arka dan Aludra memilih untuk menyantap makanan khas korea yang bentuknya seperti sushi itu di hotel."Bayi gede," celetuk Aludra."Iya bayi gede," ujar Arka. "Yang hobinya digendong kan bayi, tapi kamu gede. Jadi bayi gede. Lucu kali ya kalau panggilan sayang aku ke kamu itu bayi ge

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Sebatas Pengantin Pengganti   24). Hukuman untuk Aludra

    ***"Gimana hasilnya?"Sambil memegangi testpack di tangan, Aludra menatap Arka yang juga tengah menatapnya—menunggu jawaban dari pertanyaan yang baru saja dia lontarkan tentunya dengan perasaan yang cukup tegang. Meskipun tak pernah melakukan apapun pada Aludra, tetap saja Arka takut gadis itu benar-benar hamil, karena jika iya, anak yang dikandung Aludra jelas bukan anaknya."Hasilnya ...." Aludra menjeda ucapannya, sengaja agar Arka merasa penasaran. "Mau tau?""Kalau enggak mau tahu, aku enggak akan berdiri di sini buat nunggu terus tanya, Alula," ucap Arka. "Ayo buruan, gimana hasilnya?""Nih hasilnya," jawab Aludra sambil menunjukan alat tes kehamilan di tangannya yang menunjukkan satu garis merah. Namun, karena Arka tak paham, dia tak langsung menghembuskan napas lega setelah Aludra menunjukkan testpack tersebut. "Ini hasilnya.""Hm." Arka bergumam sambil mengerutkan kening. "Garisnya satu?""Iya, garisnya satu," jawab Aludra."Kalau garisnya satu, artinya apa?" tanya Arka."Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Sebatas Pengantin Pengganti   25). Bulan ini Belum Saatnya

    ***"Mas Arka udah belum? Pegel nih."Sekali lagi, Aludra kembali mengeluh setelah hampir setengah jam dia memijat punggung Arka yang kini terlihat nyaman tertidur dengan posisi telungkup."Sebentar lagi, Lu. Masih enak," jawab Arka dengan mata yang terpejam juga suara yang parau.Mungkin Aludra pikir Arka adalah pria yang sepenuhnya baik. Namun, nyatanya Aludra salah. Meskipun baik, Arka juga punya sisi jahil yang jarang sekali dia tunjukkan karena hanya kedua orang tua juga Aksa—sang kakak saja yang tahu.Dan malam ini, setelah berhari-hari Aludra yang terus mengerjainya, Arka balas dendam. Dia mengerjai Aludra dengan memintanya terus memijat punggung dirinya yang memang terasa sangat pegal setelah siang tadi membawa banyak belanjaan yang dibeli Aludra.Biarlah. Sekali-kali, Aludra harus berolahraga dengan memijatnya."Tangan aku pegal, Mas Arka," keluh Aludra tanpa menghentikan kegiatannya memijat punggung kokoh nan putih milik Arka yang tak terbalut apapun."Pake kaki kalau tangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Sebatas Pengantin Pengganti   26). Kata Hati dan Prasangka

    ***"Supirnya nunggu di mana?"Aludra yang berjalan lebih dulu sambil menggerek kopernya lantas menoleh ketika pertanyaan itu dilontarkan Arka yang mengikutinya sambil menggerek koper juga menenteng tas berukuran besar berisi oleh-oleh.Terbang dari Seoul pukul enam pagi, pesawat yang ditumpangi Arka dan Aludra mendarat dengan sempurna di bandara pukul satu siang. Dari Bandara—setelah menghubungi orang rumah lebih dulu, rencanya mereka akan mampir untuk makan siang bersama Dewa dan Aurora sebelum pulang ke Bandung nanti sore."Di parkiran," jawab Aludra."Udah ke sini, tapi?""Udah," jawab Aludra."Oke."Kembali melanjutkan langkah mereka, Aludra dan Arka akhirnya sampai di parkiran dan di sana, Pak Walim—supir keluarga besar Pratama sudah menunggu di samping mobil fortunernya."Pak.""Eh, Non Lulu," sapa Pak Walim. "Sampai juga Non.""Iya Pak," jawab Aludra dengan senyuman ramahnya. Satu lagi perbedaan Aludra dan Alula adalah dari segi sikap mereka pada pegawai di rumah. Jika Aludra

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Sebatas Pengantin Pengganti   27). Masih Curiga

    ***"Hati-hati di jalannya, kenapa enggak nginep aja sih semalam?"Sekali lagi, permintaan menginap itu dilontarkan Aurora ketika Aludra dan Arka berpamitan untuk pulang ke Bandung, karena memang rasanya dia masih merindukan putrinya itu.Sejak kecil merawat si kembar hingga tumbuh menjadi gadis yang cantik membuat Aurora begitu sulit melepaskan mereka untuk tinggal jauh darinya. Rasanya seperti ada yang hilang, tapi mau bagaimana lagi? Mereka sudah dewasa dan punya pilihan masing-masing dan sebagai ibu, Aurora hanya bisa mendukung pilihan kedua putrinya."Besok Mas Arka harus kerja lagi, karena liburnya udah kebanyakan," jawab Aludra yang langsung melirik Arka untuk meminta persetujuan. "Iya kan, Mas?""Iya Ma," jawab Arka. "Besok Arka kerja lagi.""Dasar menantu rajin," ujar Dewa. "Enggak salah emang Papa pilih kamu buat jadi suami Alula. Kalian sama-sama rajin."Arka tersenyum, sementara hatinya protes tak terima dengan kata 'rajin' yang dilontarkan Dewa, karena setelah seminggu me

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Sebatas Pengantin Pengganti   28). Rumah Baru

    "Welcome home ka-""Sssst."Amanda yang kebagian membuka pintu, langsung menutup mulutnya rapat-rapat ketika Arka langsung mendesis agar sang mama menghentikan sambutannya, karena di pangkuan, dia membawa Aludra yang masih tertidur lelap.Tiga jam perjalanan Jakarta-Bandung, Fortuner hitam yang dikendarai Pak Walim sampai di Bandung—tepatnya di Dago Village, salah satu perumahan ellite di kawasan Bandung yang sekarang menjadi tempat tinggal Arka dan Aludra.Membeli rumah di kawasan yang sama dengan Aksa—sang kakak, Arka rela merogoh kocek dalam-dalam dan mengeluarkan tabungannya untuk membeli rumah impian yang sudah sejak lama dia idam-idamkan untuk ditinggali bersama keluarga kecilnya nanti.Rumah dengan panorama pemandangan kota Bandung langsung itu memang cukup membuat para penghuninya nyaman. Beruntung, dengan bantuan sang kakak, Arka bisa mendapatkan salah satu unit rumah di sana karena memang jumlah rumah yang tersedia tidak banyak."Kenapa?" tanya Amanda—setengah berbisik. Tah

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Sebatas Pengantin Pengganti   29). Makan Malam Keluarga

    ***Makan malam pertama bersama keluarga Arka.Selesai mengganti baju dan merapikan penampilan, Aludra dan Arka turun bersama untuk menghampiri Amanda dan yang lainnya di meja makan.Jika tadi ada Ananta—kakak ipar Arka, maka sekarang di meja makan hanya ada Dirga, Amanda, juga Aksa yang sudah menunggu."Lho, Ma. Ananta mana?" tanya Arka saat dia menuntun Aludra menuju meja makan panjang berukuran cukup besar di sana."Ngapain nanyain istri orang?" Bukan berasal dari Amanda maupun Dirga, pertanyaan itu jelas dilontarkan Aksa—sang kakak yang memang terbilang cukup possesive juga cemburuan.Jangankan orang lain, pada Arka saja dia terkadang merasa cemburu karena cinta monyet yang pernah terjalin diantara istrinya dan sang adik."Nanya doang, Kak," ucap Arka. "Sensi amat.""Tenang Aksa, Arka sekarang udah nikah," ucap Amanda sambil terkekeh. "Udah ada pawangnya. Jadi aman.""Iya, lagian pawangnya Arka juga enggak kalah cantik," ucap Dirga menimpali. Setelah itu, dia mengalihkan perhatian

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29

Bab terbaru

  • Sebatas Pengantin Pengganti   339). Extra Chapter 10

    *** "Semangat, Sayang. Jangan tegang ya." Menunggu sekitar satu jam setelah sampai di rumah sakit, Aludra akhirnya siap masuk ruang operasi untuk melahirkan putri kecilnya. Tak didampingi Aurora, yang datang ke rumah sakit hanya Dewa karena memang sang istri tak bisa pergi setelah kedua cucunya sigap menghadang agar sang Oma tak bisa ke mana-mana. Namun, tentu saja Aurora berjanji akan datang setelah Regan maupun Raiden berhasil dia tidurkan. Untuk Amanda dan Dirga, kedua orang tua Arka juga sedang dalam perjalanan setelah ditelepon oleh sang putra setengah jam lalu. "Doain ya, Pa." "Pasti, Ra," kata Dewa. Seumur hidup Aludra, ini adalah kali ketiga dia masuk ruang operasi. Pertama saat melahirkan Regan dan Raiden, kedua ketika mendapatkan donor dari Alula dan ketiga, sekarang—ketika dia akan melahirkan putri ketiganya. Sensasinya masih sama. Ruang operasi di setiap rumah sakit masih terasa dingin dan mungkin sedikit menyeramkan. "Kita mulai sekarang ya, Bu." "Iya, dokter."

  • Sebatas Pengantin Pengganti   338). Extra Chapter 9

    ***"Aku takut."Aludra yang sejak tadi duduk bersandar sambil mengelus perutnya seketika menoleh ketika Arka yang sejak tadi fokus mengemudi tiba-tiba saja berucap demikian."Takut apa?" tanya Aludra.Arka menoleh sekilas. "Takut kamu lahiran di jalan," ucapnya. "Usia kehamilan kamu tuh udah tiga puluh tujuh minggu, Ra. Duh ngeri kan kalau lahiran di jalan.""Ck, lebay," celetuk Aludra. "Dokter Ellina kan bilang kalau HPL aku dua minggu lagi, Mas. Santai aja kali.""Kan bisa maju.""Ya jangan maju," kata Aludra. Dia kemudian mengusap lagi perutnya yang buncit. "Jangan lahir dulu ya, Sayang. Mama mau nengok aunty dulu.""Iya Mama," ucap Arka.Hari ini, Aludra memang mengajak Arka ke Karawang untuk mengunjungi makam Alula. Tak membawa anak-anak, seperti biasa Aludra menitipkan Regan dan Raiden bersama Aurora juga Dewa yang sudah berkunjung lebih dulu kemarin ke makam Alula.Kemarin, terhitung delapan belas bulan sudah Alula pergi menghadap Sang Pencipta dan Aludra masih merasa semuany

  • Sebatas Pengantin Pengganti   337). Extra Chapter 8

    ***"Mas Arka buruan ih! Kok lama!"Sekali lagi Aludra yang sejak tadi menunggu di sofa dekat tangga berteriak memanggil Arka yang tak kunjung turun. Padahal, sudah hampir sepuluh menit dia menunggu suaminya turun."Iya sayang, iya. Sebentar," sahut Arka. Memakai pakaian santai, pria itu turun dengan sedikit tergesa-gesa di tangga. "Enggak sabaran banget kamu tuh ya.""Bawaan bayi," celetuk Aludra sambil mengusap perutnya yang buncit. Minggu ini terhitung tiga puluh minggu sudah usia kandungan Aludra."Ck, alasan aja.""Emang kenyataannya gitu.""Regan sama Raiden mana?""Ke mall sama Papa dan Mama.""Beneran jadi anak Oma sama Opa ya mereka tuh," kata Arka."Ya begitulah."Sejak hamil, itensitas Aludra mengasuh anak-anak memang berkurang karena Raiden dan Regan lebih sering dipegang oleh Aurora.Selain sudah tak asi lagi, Aludra juga tak boleh kelelahan selama hamil, sementara Regan dan Raiden yang sudah genap berusia dua tahun semakin lama semakin aktif."Ya udah kita berangkat seka

  • Sebatas Pengantin Pengganti   336). Extra Chapter 7

    ***"Ini kamu seriusan mau lahiran enggak sih?"Melihat sang istri yang nampak begitu tenang menghadapi proses kontraksi, pertanyaan tersebut akhirnya dilontarkan Damar yang sejak tadi setia duduk di samping Arsya.Kehamilannya sudah mencapai tiga puluh delapan minggu, sore tadi Arsya mengalami sedikit pendarahan. Segera dibawa menuju rumah sakit, dokte kandungan lain yang selama ini menangani Arsya mengatakan jika perempuan itu sudah mengalami bukaan.Ketika datang, Arsya baru mengalami bukaan dua dan sekarang setelah tiga jam berlalu—tepatnya pukul delapan, bukaan tersebut baru sampai ke angka lima.Masih ada lima lagi angka yang harus dilewati Arsya sebelum bukaan lengkap dan bayi yang selama ini dia kandung bisa lahir ke dunia."Emang kenapa?" Arsya yang sejak tadi sibuk mengatur napas sambil menikmati gelombang cinta yang cukup luar biasa, lantas mendongak dan menatap suaminya itu. "Tenang banget," celetuk Damar. "Di film-film tuh yang aku lihat, cewek mau lahiran itu biasanya n

  • Sebatas Pengantin Pengganti   335). Extra Chapter 6

    ***"Ini seriusan enggak nyadar apa gimana?"Aludra dan Arka mengernyit tak paham sambil memandang Arsya setelah pertanyaan tersebut dilontarkan perempuan tersebut."Maksudnya?" tanya Aludra."Enggak sadar apa?" tanya Arka."Nih." Arsya menunjukkan testpack yang beberapa menit lalu dipakai Aludra. Bukan testpack biasa, testpack yang dipakai adalah testpack digital yang bisa langsung menunjukkan usia kehamilan seorang ibu karena memang saat ini Aludra sedang mengandung."Ten weeks pregnant," gumam Aludra-mengeja tulisan pada testpack lalu Arka yang ikut membaca, spontan menerjemahkan."Hamil sepuluh minggu," ucap Arka.Untuk beberapa detik, sepasang suami istri tersebut bisa dibilang nge-bug, karena setelah membaca testpack baik Aludra maupun Arka saling diam."Kok pada diem sih?" tanya Arsya."Jadi maksudnya aku hamil?" tanya Aludra."Yes, Ra. Kamu hamil," kata Arsya. "Udah sepuluh minggu malah kehamilan kamu tuh.""Kok bisa?" tanya Arka. "Aludra kan baru telat datang bulan dua bulan

  • Sebatas Pengantin Pengganti   334). Extra Chapter 5

    ***"Mas mandinya udah belum, aku udah siapin sarapan tuh. Katanya mau meeting sama Papa?"Masuk ke kamar, pertanyaan tersebut dilontarkan Aludra pada Arka ketika suaminya itu tak terlihat di dalam kamar."Mas!""Di wc, Ra!" teriak Arka—membuat Aludra seketika terkekeh karenanya."Oh lagi nabung, oke. Aku tunggu," kata Aludra. Melangkah masuk, dia duduk di pinggir kasur lalu merentangkan tubuhnya di sana.Tak lama berselang, Aludra menoleh ketika pintu kamar mandi terbuka—menampakkan Arka yang sudah rapi dengan pakaian kantornya seperti biasa.Hampir setahun setelah kepindahannya ke Jakarta secara resmi, Arka tak lagi memegang jabatan manajer di perusahaan Dewa karena sang mertua memercayakan posisi CEO pada menantunya itu.Dan tentu saja jabatan yang dipegang Arka sekarang membuat pekerjaannya lebih sibuk dari biasa."Sakit perut aku tuh," kata Arka sambil melangkahkan kakinya mendekati Aludra yang langsung beringsut ketika Arka duduk di sampingnya."Mas. Kok kamu bau?" tanya Aludra—

  • Sebatas Pengantin Pengganti   333). Extra Chapter 4

    ***"Diem terus daritadi. Bisu ya?"Anindira menoleh ke arah Alister ketika pertanyaan tersebut dilontarkan pria itu padanya tepat setelah mereka selesai berbelanja di salah satu super market besar di kota Bandung."Enggak penting," ketus Anindira. Mendorong troli berisi belanjaan, dia berjalan menuju bagasi mobil Alister yang terparkir di bagian depan. Tanpa meminta bantuan, Anindira dengan mudah membuka bagasi lalu memasukkan beberapa kresek ke sana.Sementara Alister justru tersenyum sambil bersandar pada bagian samping mobil dengan kedua tangan yang berada di dada."Samson banget kamu tuh ya," celetuk Alister. "Penampilan anggun, tapi tenaga kaya kuli pasar.""Pulang," kata Anindira yang langsung berjalan ke sisi kiri mobil lalu masuk dan duduk di samping kursi kemudi.Sebenarnya Anindira ingin duduk di kursi belakang. Namun, sial. Semua itu tak bisa dia lakukan karena jok belakang dipenuhi beberapa pasang pakaian juga sepatu Alister yang katanya akan dipakai syuting besok pagi d

  • Sebatas Pengantin Pengganti   332). Extra Chapter 3

    ***"Akhirnya selesai juga.""Capek ya?"Damar yang baru saja menghempaskan tubuhnya ke kasur seketika menoleh—memandang Arsya yang sudah santai dengan celana joger juga sweater rajut.Rangkaian acara pernikahan—mulai dari akad hingga resepsi yang digelar hari ini akhirnya selesai, keluarga Damar dan Arsya memang menginap di salah satu vila mewah di Bandung agar privasi mereka terjaga.Rencananya besok, Damar dan Arsya pulang dari Bandung menuju bandara Soekarno hatta untuk langsung pergi berbulan madu menuju Maldives selama seminggu."Banget," kata Damar. "Gempor rasanya kaki aku berdiri berjam-jam nyalamin tamu."Arsya tersenyum lalu duduk di samping Damar. Tanpa aba-aba, dia langsung meraih lengan suaminya itu untuk memberikan sebuah pijatan."Kamu ngapain?" tanya Damar speecles. Menikahi Arsya memang rasanya seperti mimpi bagi dirinya.Selain umur Arsya yang tiga tahun lebih tua dari Damar, selama masa pacaran keduanya pun tak jarang terlibat cekcok karena perbedaan pendapat yang

  • Sebatas Pengantin Pengganti   331). Extra Chapter 2

    ***"Kok tegang ya, Ar?"Arka yang duduk tak jauh dari Damar mengukir senyuman tipis ketika ungkapan itu kembali terlontar dari mulut sahabat istrinya tersebut.Menempuh perjalanan dua jam, rombongan keluarga mempelai pria sampai di lokasi pernikahan. Tak mau membuang-buang waktu, akad nikah akan segera dilaksanakan sebelum hari menjelang siang."Bismillah," kata Arka mengingatkan."Udah, tapi tetap aja tegang," kata Damar."Tarik napas, hembuskan napas terakhir," celetuk Arka asal."Oh ok ... eh apa barusan? Hembuskan napas terakhir? Mati dong, Ar.""Bercanda.""Lagi tegang malah dibercandain.""Ya udah sih, rileks aja.""Mempelai perempuan memasuki area akad nikah."Arka dan Damar menghentikan obrolan mereka setelah suara sang pembawa acara terdengar dari pengeras suara—disusul suara gamelan yang mengiring kedatangan Arsya bersama Aludra juga Anindira.Memakai adat sunda, perempuan berwajah blasteran itu nampak cantik dengan siger juga kebaya putih yang dia pakai.Manglingi. Begitu

DMCA.com Protection Status