Share

Bab 24 Tiga Tahun

Author: Myafa
last update Last Updated: 2023-01-21 13:02:06

Tak terasa waktu bergulir dengan cepatnya. Sebulan Regan dan Selly menikah. Regan yang sibuk dengan proyek pembangunan apartemen, membuat mereka jarang sekali bertemu. Mereka bertemu hanya ketika pagi. Karena ketika Regan pulang, selalu saja Selly sudah tidur.

Beberapa kali Selly menunggu Regan, tetapi hasilnya paginya dia pusing karena kurang tidur. Akhirnya, dia memilih tak menunggu lagi.

Namun, ada yang beda dengan hari ini. Walaupun semalam tidak menunggu Regan, kepalanya terasa begitu sakit. Kepalanya berdenyut dan membuatnya begitu kesakitan.

“Kamu tidak bersiap untuk ke kantor?”

“Kepalaku pusing,” ucapnya seraya memegangi kepala.

“Apa semalam kamu menungguku?”

“Tidak. Aku tidur di jam sembilan.”

Regan menghampiri Selly. Duduk di tepi ranjang dan mengarahkan tangannya menuju ke dahi istrinya. Mengecek suhu tubuh Selly.

“Tidak demam.”

“Aku memang hanya pusing saja.”

“Aku akan ambilkan paracetamol.” Regan berdiri mengambil ob
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
ternyata regan egois ya ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 25 Memberikan Waktu

    Penampakan apartemen kini sudah mulai kelihatan berdiri kokoh di lahan seluas empat ratus ribu persegi. Rencananya apartemen akan didirikan dengan tiga puluh enam lantai dan mal akan berdiri dengan tujuh lantai. Akan ada toko-toko dan tenant yang akan mengisi mal. Setahun sudah berlalu sejak pembangunan dimulai. Beberapa apartemen juga sudah mulai ditawarkan dan dijanjikan akan ditempati dua tahun lagi. Promo pemesanan diberikan dengan segala kemudahan cicilan. Dengan hadiah-hadiah menarik yang membuat konsumen tertarik.Waktu yang bergulir dengan cepatnya membuat Regan sudah banyak menghabiskan pikiran dan tenaganya untuk pembangunan itu. Semuanya di bawah pengawasannya. Hingga tak banyak terjadi masalah sama sekali.Namun, berbeda dengan kantor yang tak pernah ada masalah berat. Masalah justru muncul di dalam pernikahan Regan dan Selly. Regan yang begitu sibuk, tak punya waktu untuk istrinya. Setahun belakangan ini dia sibuk menyiapkan proyek-proyek lain sel

    Last Updated : 2023-01-22
  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 26 Apa Sebesar Itu Usahamu

    Dua hari lalu Selly datang ke kantor untuk memberitahu papanya jika dia memilih berhenti bekerja. Awalnya papanya tidak terima karena Selly harus belajar meneruskan perusahaan. Dengan penuh keyakinan Selly menjelaskan, jika aku tetap bekerja, hanya sedikit waktuku bersama Regan. Hal itu mengganggu keharmonisan rumah tanggaku, Pa. Aku ingin punya waktu lebih banyak dengan Regan. Karena jika dua-duanya sibuk, tak akan pernah kami bisa menemukan waktu.Mendengar penjelasan Selly, papanya akhirnya paham dan setuju. Lagi pula karier menantunya sedang menanjak, dan jika sampai anaknya juga sibuk justru akan berdampak buruk untuk rumah tangga anaknya. Kini kegiatan Selly berkutat di rumah saja. Hari pertama kemarin sudah membuatnya sangat senang. Bagaimana tidak, pagi-pagi dia sudah sibuk menyiapkan sarapan. Kemudian menyiapkan keperluan Regan dan membantu Regan bersiap.Setelah Regan berangkat, Selly memilih untuk menyiapkan makan siang. Dengan penuh sema

    Last Updated : 2023-01-22
  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 27 Melepaskan Semua

    Pagi-pagi sekali Selly sudah tidak menemukan Regan di sisi tempat tidur. Matahari belum menampakkan sinarnya, tetapi pria itu sudah tidak ada. Menyibak selimutnya, Selly bangkit dari tempat tidur. Tempat yang dicarinya pertama kali adalah kamar mandi. Dia ingin mengecek apakah Regan ada di sana. Walaupun dalam keadaan kesal, rasa penasarannya lebih kuat, hingga dia memilih untuk mengetuk pintu. Sayangnya beberapa ketukan dia lakukan, tidak ada jawaban dari dalam. Hingga akhirnya dia memilih untuk membuka pintu kamar mandi. Tampak kamar mandi kosong, tetapi terlihat basah-tanda jika baru saja kamar mandi dipakai. Pertanyaan di mana Regan menghantui pikirannya. Ingin segera menemukan jawaban, dia memilih keluar dari kamar mandi. Langkahnya dia ayunkan ke lantai bawah, mencari keberadaan Regan. Sayangnya tidak ada juga Regan di sana. Sampai Selly mencari asisten rumah tangganya. “Apa Bibi lihat Regan?” tanyanya ketika menemukan asisten rumah

    Last Updated : 2023-01-23
  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 28 Cinta Hanya Milikku

    Mobil terus melaju membelah kemacetan siang itu. Mobil terus melaju dengan cepatnya dan berhenti di sebuah kampus. Satu tempat yang menjadi tujuan Selly adalah kampus Bryan. Selly menghubungi adiknya untuk datang ke tempat parkir menemui dirinya. Ada banyak pesan yang harus dia sampaikan sebelum pergi. Bryan yang kebetulan ada kelas, merasa kesal sekali kakaknya datang tanpa tahu waktu. Mau tak mau Bryan harus berpura-pura ke toilet untuk bertemu dengan kakaknya. “Apa kamu tidak punya pekerjaan hingga Kakak ke sini?” tanya Bryan saat masuk ke dalam mobil. Saat menoleh untuk menatap Selly dia melihat kakaknya sedang menangis. “Kak, apa yang terjadi?” Tangan Bryan menarik tubuh kakaknya ke pelukannya. Isak tangis Selly terdengar ketika adiknya dengan lembut memeluknya. “Ada apa sebenarnya?” tanyanya kembali. “Aku bertengkar dengan Regan,” jawab Selly seraya menjauhkan tubuhnya. “Apa Kak Regan selingkuh?” tany

    Last Updated : 2023-01-23
  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 29 Karier atau Cinta

    “Pembeli apartemen sudah mendapatkan kembali dana mereka,” ucap Regan pada papanya. “Kerja bagus. Untung semua bisa kamu selesaikan dengan cepat.” “Iya, Pa. Kalau begitu aku kembali dulu ke ruanganku.” Regan berpamitan dan kembali ke ruangannya. Sudah tiga hari ini Regan menyelesaikan kasus penipuan yang mengatas namakan perusahaannya. Mengakibatkan beberapa pembeli apartemen rugi. Namun, beruntung Regan mengetahui lebih cepat sehingga dia bisa bertindak. Di hari, di mana Selly datang membawa makanan, dia sedang pergi ke kantor polisi. Penyelidikan memakan waktu hingga malam hari sehingga akhirnya Regan tak dapat menemani Selly makan malam. Pagi harinya, Regan sengaja berangkat pagi untuk menyelesaikan mendata pembeli apartemen yang sudah dirugikan dari kasus penipuan, karena tak mau orang menilai Maxton tak bertanggung jawab. Selama mengerjakan semua pekerjaannya itu, dia berpesan pada sekretarisnya untuk tidak ada yang mengganggu

    Last Updated : 2023-01-24
  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 30 Merindukan

    Usai makan malam dengan keluarga Adion, Regan pulang ke rumah. Sepanjang makan, pikirannya kembali pada istrinya. Menyesali kenapa bisa istrinya pergi sejauh itu tanpa dia tahu. Masuk ke dalam rumah, pandangannya tertuju pada sofa di ruang keluarga. Biasanya, jika malam sudah larut, Selly akan menunggunya pulang dan tertidur di sana. Walaupun itu baru beberapa hari, tetapi baginya itu sangat berarti. Melihat wajah cantik Selly selalu membuatnya senang. Apalagi saat tertidur pulas. Karena tak tega, akhirnya terkadang Regan meminta Selly untuk tidur di kamar dan tak perlu menunggu. “Apa Pak Regan mau makan?” tanya asisten rumah tangga membuat Regan yang sedang memikirkan Selly, tersadar. “Tidak, Bi, terima kasih,” jawab Regan. Dia tersenyum kecut. Biasanya Selly akan mengajaknya makan ketika pulang, tetapi kini tak ada. Dengan langkah gontai, Regan menuju kamarnya. Saat pertama kali membuka pintu kamar, ingatannya kembali pada kejadian dia

    Last Updated : 2023-01-24
  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 31 Siapa Itu?

    Mendapatkan sebuah foto lengangnya kota London, akhirnya Selly dan Ryan memutuskan untuk pulang. Ryan mengantarkan Selly pulang lebih dulu sebelum pulang ke apartemennya. Dengan mengendarai bis mereka menuju ke rumah Selly. “Apa kamu akan langsung bekerja nanti?” tanya Selly.“Iya.” “Baiklah, nanti fotonya akan aku kirim setelah aku edit.” Selly memang bekerja sebagai fotografer lepas yang direkrut Ryan. Dia tak mau terikat dengan perusahaan majalah karena takut tidak tahu akan seberapa lama di London. Jadi pekerjaan ada jika kantor membutuhkan. Ryan mengangguk dan meninggalkan rumah Selly. Selly yang begitu lelah langsung masuk ke rumah. Hal pertama yang akan dia lakukan adalah mandi dan mengedit foto untuk segera dikirim. Setelah itu barulah dia akan beristirahat. Dengan langkah gontai, Selly menuju ke kamarnya. Namun, baru saja dia membuka pintu, tampak ada seseorang di kamarny

    Last Updated : 2023-01-25
  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 32 Bermain Drama

    Orang tua Abigail menyambut Regan dan Selly. Regan dengan mesranya selalu menggandeng tangan Selly. Membuat Selly merasa aneh sekaligus tidak nyaman. Seolah mereka sedang bersandiwara.Sambil menunggu makan malam, mereka menikmati kudapan dan saling bercerita di ruang keluarga. Tampak Selly duduk di samping Regan. Sepanjang mengobrol, tangan Regan tak lepas menggenggam tangan Selly. “Kalian mesra sekali, seperti pengantin baru saja. Aku jadi iri,” ucap Abigail melihat Selly dan Regan yang sedari tadi menempel bak prangko.“Iya, karena kami saling mencintai.” Regan menarik tangan Selly dan mendaratkan kecupan di sana. Selly membelalak. Merasa heran karena Regan dengan percaya dirinya mengatakan hal itu. Padahal jelas-jelas kemarin Regan sangat dingin dengannya. Sandiwara apa yang sedang dibuatnya. Mencintai? Bukannya hanya aku yang mencintai?Selly memutar bola matanya malas. Apa yang dikatakan Regan tak sesuai dengan

    Last Updated : 2023-01-25

Latest chapter

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 50 Hari Bahagia ( Tamat )

    Tiga bulan sudah Regan dan Selly menjalani program kehamilan. Hal yang mendebarkan adalah menunggu hasilnya. Jika biasanya Regan dan Selly selalu antusias ke dokter untuk memeriksakan hasilnya, kali ini mereka tampak biasa saja. Bukan tidak berharap memiliki anak, tetapi mereka memilih untuk tidak kecewa lebih cepat. Sudah hampir beberapa hari ini Selly merasakan kepalanya pusing. Padahal dia makan dengan teratur seperti biasanya. Karena tidak berani minum obat dia memilih mengistirahatkan tubuhnya. Seperti beberapa hari yang lalu, Selly merasakan pusing juga. Namun, kali ini pusingnya bertambah dengan rasa mual. Hingga membuatnya memuntahkan isi perutnya. Padahal, dia baru saja sarapan dengan Regan dan mengisi perutnya dengan sandwich. Setelah memuntahkan isi perutnya, Selly merebahkan tubuhnya. Rasanya dia tidak kuat dengan tubuhnya yang lemas. Sambil memikirkan apa yang terjadi padanya, Selly teringat jika dia belum memeriksakan hasil program kehamilan yang se

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 49 Sekretaris Baru

    “Apa sekretarismu jadi mengundurkan diri?” tanya Selly. Tangannya bergerak memakaikan dasi di kerah kemeja Regan. “Jadi, pihak HRD sedang mencari penggantinya. Aku dengar hari ini dia akan datang untuk menemui aku.”“Apa sekretarismu akan cantik dan seksi?” tanya Selly menggoda.“Apa ada wanita yang lebih cantik dan lebih seksi dari istriku?” tanya Regan seraya merengkuh pinggang Selly.” Manik mata birunya menatap wanita yang menurutnya paling cantik di antara wanita-wanita lainnya, dengan penuh cinta. Seolah mengatakan tidak ada wanita lain yang akan dipandangnya seperti itu. “Apa kamu sedang merayuku?” tanya Selly penuh curiga. “Apa itu bagian dari merayu? Jika iya, aku akan asah lebih lagi ilmu itu.”Selly yang gemas menepuk lengan Regan. “Apa ini masih malam? Aku serasa melayang tinggi di udara,” ucap Selly tertawa. Garis senyumnya selalu membuat Regan terpesona. Mengatakan jika istrinya paling cantik bukanlah ke

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 48 Spesial

    “Saya tadi memesan meja untuk dua orang,” ucap Selly pada pramuniaga. Senyum manisnya tertarik di bibirnya ketika bertanya. “Atas nama siapa?” tanya pramuniaga ramah. “Atas nama Selena Selly.” Pramuniaga mengecek pesanan atas nama Selly. Ketika mendapati ada nama Selly, dia meminta pramuniaga lain untuk menujukan meja yang dipesan oleh Selly.“Terima kasih,” ucap Selly dengan ramah. Selly duduk di sudut restoran. Sengaja dia memilih meja di dekat kaca yang memberikan pemandangan ibu kota. Dari balik kaca, lampu dari bangunan dan kendaraan tampak berkelip di malam hari. Memberikan warna di gelapnya malam. Malam ini, Selly sengaja memberikan kejutan untuk Regan. Menikmati makan malam bersama. Bagi Selly, waktu berdua sangat penting, mengingat mereka sudah menikah hampir empat tahun. Pastinya akan ada fase di mana mereka saling jenuh dengan hubungan. Selly memandangi langit kota Jakarta. Hari ini malam begitu cerah. Bulan

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 47 Pikirkan Kita

    Selly keluar dari kamar mandi. Dari wajah istrinya, Regan bisa menebak jika hasil dari tes kehamilan yang dijalani Selly hasilnya adalah negatif. Namun, tetap saja, Regan ingin melihat hasilnya. Satu garis yang tercetak di alat tes kehamilan, membuat Regan terpaku. Netranya menatap lekat garis itu. Kemudian melihat wajah istrinya yang tampak biasa saja. Tidak ada ekspresi sedih, kecewa ataupun marah. Menujukan jika dia sudah siap dengan hasilnya. Dua tahun berlalu dengan cepatnya. Segala metode sudah dijalani Regan dan Selly untuk mendapatkan buah hati. Namun, semuanya tidak ada yang berhasil. Dulu saat awal-awal, Selly sangat antusias mengecek hasil ke dokter, tetapi lambat laun, dia malas untuk mengecek ke dokter dan memilih mengecek sendiri di rumah. Karena hasilnya selalu mengecewakan. Jika dua tahun yang lalu, Selly selalu sedih melihat hasilnya. Kini dia sudah seperti terbiasa mendapati jika dia tidak hamil. Tak terlalu menumpukan harapan jika dia

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 46 Tuhanlah Yang Berkehendak

    Akhirnya waktu yang ditunggu tiba. Selly dan Regan pergi ke Rumah sakit. Mengecek apakah embrio yang ditanam tumbuh di rahim Selly. Hati mereka benar-benar berdebar-debar. “Tenanglah,” ucap Regan menenangkan istrinya. Tangan Selly yang dingin sedari tadi menandakan jika istrinya ketakutan. “Jika aku tidak hamil, apa kamu akan kecewa?” Manik mata biru milik Selly menatap Regan. “Yang terpenting adalah kita sudah berusaha.” Senyum tipis di wajah Regan begitu meneduhkan hati. Membuat Selly lebih tenang. Walaupun sebenarnya dia sangat berharap jika akan ada janin yang tumbuh di rahimnya. Setelah melakukan pemeriksaan dokter memberitahukan hasilnya. Regan dan Selly saling menggenggam, menguatkan satu dengan yang lain.“Alat kesehatan adalah perantara, tetapi tetap Tuhanlah yang berkehendak.” Mendengar kalimat itu membuat Selly dan Regan tahu jika jawaban atas keberhasilan dari proses bayi tabung tidak berhasil.

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 45 Berusahalah

    “Apa proyeknya akan segera dijalankan?” Selly yang sedang membersihkan wajahnya menatap Regan. Tepat jam sebelas tadi mereka barus sampai rumah setelah makan malam dengan klien. “Iya, mungkin bulan depan mulai dikerjakan.”Suara ponsel Regan terdengar. Membuat Selly dan Regan saling pandang. Merasa heran siapa malam-malam yang menghubungi mereka. Regan mengambil ponselnya. Dahinya berkerut dalam melihat nomor asing yang masuk ke dalam ponselnya. Karena penasaran, dia mengangkat sambungan telepon. “Halo, dengan Bapak Regan Alvaro?” Suara terdengar dari sambungan telepon. “Iya, saya Regan Alvaro.”“Kami dari Polantas Jakarta selatan ingin mengabarkan jika mobil milik Anda mengalami kecelakaan. Mobil dikemudiankan oleh Saudara Bryan Adion menabrak mobil dan menyebabkan korban meninggal dunia.” Regan membulatkan matanya. Terkejut dengan apa yang didengarnya. Selly yang melihat wajah suaminya yang terkejut dan ikut panik.

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 44 Kecelakaan

    Suasana kantor begitu sibuk. Pagi ini Maxton Company akan mengadakan meeting untuk mengumumkan pengangkatan Regan sebagai CEO Maxton. Semua karyawan bersiap untuk hari spesial itu. Selly yang menemani suaminya, menyiapkan penampilan suaminya. Tak mau penampilan suaminya buruk. Sebagai calon CEO-suaminya harus tampil sempurna. Selly menunggu Regan di ruang kerjanya. Meeting dihadir oleh para petinggi perusahaan dan Andrew Maxton selaku pemilik Maxton Company. Menunggu Regan di ruangannya, Selly menghubungi Bryan. Dia ingin memastikan jika adiknya itu datang ke acara makan malam nanti malam di rumahnya. Karena papanya akan hadir juga. Namun, berkali-kali dia menghubungi tidak ada jawaban sama sekali. Akhirnya, Selly meminta Felix untuk mengecek Bryan di apartemennya. Memastikan jika adiknya akan datang nanti malam. 🌺🌺🌺Felix yang mendapat telepon dari Selly langsung meluncur ke apartemen Bryan. Semalam dia

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 43 Membandingkan

    Pagi-pagi sekali Selly meminta dan Regan pergi ke apartemen Felix. Dia ingin mengecek keadaan adiknya yang tidak pulang dua hari ini. Merasa sangat khawatir karena tidak seperti biasanya adiknya seperti itu. Menekan bel di apartemen Felix, Selly dan Regan menunggu pintu dibuka. Sesaat kemudian Felix membuka pintu. Tampak pria tampan itu baru saja mandi. Terlihat rambutnya terlihat basah. “Mana Bryan?” tanya Selly. “Dia belum bangun?” “Dia mabuk apa mati, sampai hari ini belum bangun?” Tanpa dipersilakan masuk Selly langsung masuk ke dalam apartemen Felix. Diikuti Regan di belakangnya. Selly berhenti dan berbalik menatap Felix. Tanda menanyakan di mana Bryan berada. Felix yang mengerti maksud Selly langsung menunjuk kamar yang berada di sudut kiri. Membuat Selly langsung melangkah ke sana. Meninggalkan Regan yang berada di ruang tamu Felix. “Mau minum, Kak?” tanya Felix.“Asal bukan minuman beralkohol boleh.” Felix memutar bola matanya mala

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 42 Coba Terus

    “Sayang, pulanglah sekarang. Hari ini jadwal kita.” Regan membulatkan matanya sempurna ketika istrinya menghubunginya hanya untuk memintanya pulang. Padahal niatnya hari ini dia akan pulang terlambat untuk mengurus acara peresmian apartemen yang akan diadakan seminggu lagi.Jika hari-hari biasa dan tidak sibuk mungkin dia akan segera pulang. Namun, kini dia tidak bisa, mengingat kali ini sangat penting. “Sayang, aku akan pulang terlambat. Jadi kita tunda dulu besok.” “Tidak bisa, Sayang, seminggu ini kamu sibuk dan aku sudah mengerti, dan tinggal sehari ini saja.” Regan mengembuskan napasnya. Pasrah ketika harus menuruti keinginan istrinya. “Baiklah, aku akan pulang.” “Ada masalah dengan Selly?” tanya Clarisa.Hari ini mereka akan menghadiri pertemuan untuk persiapan peresmian apartemen. Clarisa sengaja datang ke kantor Regan untuk pergi bersama. Tidak terasa sudah dua tahun pembangunan apartemen dilaksanakan. Perj

DMCA.com Protection Status