Derap kaki kuda para peserta turnamen ketangkasan 5 tahunan meninggalkan kepulan debu tanah dari jalan yang dilalui oleh mereka. Alexander Banning alias Lady Amelia Stormside pun berkonsentrasi memacu kudanya agar dapat melewati banyak peserta lainnya. Tubuhnya yang ramping mampu membuat kuda jantan Thoroughbred pinjaman itu berlari kencang di barisan depan peserta turnamen.Willy juga memerhatikan teman barunya yang menarik itu. Dia selalu terkesan dengan semangat pemuda dekil bertubuh kerempeng itu. Sekalipun kesannya seperti kurang gizi, tetapi Alex seolah selalu punya energi yang meluap-luap dari tubuhnya yang jauh dari kata proporsional tersebut. Dia berusaha mengimbangi lari kuda Alex di sisi lain jalan agar pemuda itu tidak merasa kaget atau terganggu.Sementara kuda Pangeran Ares yaitu Alejandro sedang angin-anginan malas berlari, mereka jauh tertinggal di barisan belakang peserta turnamen bersama kuda-kuda jelek lainnya. "Heyaa! Ayolah, Alejandro ... kau membuatku malu kali i
Alexander Banning alias Lady Amelia Stormside sangat gembira ketika kuda tunggangannya memasuki garis finish pada posisi kesepuluh. Dia tak memedulikan urutannya yang ke berapa. Namun, yang terpenting adalah dia termasuk dalam seratus peserta yang lolos ke babak keempat.Willy pun masuk sebagai peserta ke sebelas setelah Alex yang memasuki garis finish. Dia segera turun dari kudanya lalu merangkul pemuda kerempeng itu untuk memberikan selamat atas keberhasilan mereka melewati babak berkuda cepat."Selamat, Lex. Kita lolos babak selanjutnya. Kuharap kita tidak berada di tim yang berlawanan pada babak adu lembing di atas kuda nanti!" ujar Willy dengan penuh semangat.Gadis yang menyamar itu sedikit bingung bagaimana cara memainkan babak keempat yang disinggung barusan oleh Willy. Dia hanya terkekeh saja dan menanggapi santai ucapan pemuda itu, "Kau benar, semoga kita satu tim, Willy!" Setelah para peserta yang lolos dihitung oleh panitia turnamen dan nama-namanya ditulis di kertas yang
Usai makan siang berdua saja bersama Lady Amelia, sang pangeran mengajak gadis itu berjalan ke taman belakang kediaman Stormside yang bertetangga langsung dengan kebun istana. "Kita berjalan kemari lagi, Your Grace. Apa Anda ingin pulang ke Pavilliun Phoenix?" tebak Lady Amelia yang memang benar.Pangeran William tertawa pelan memandangi sosok cantik nan anggun yang digandeng olehnya itu. "Iya, kita memang ke sana. Apa kau tahu kalau aku senang bila ada kau yang menemaniku?" tanya pemuda itu iseng."Ohh—saya tersanjung." Wajah Lady Amelia merona dan ia mengipasinya dengan kipas kayu cendana yang dibawanya di tangan kiri.Kemudian Pangeran William berkata lagi, "Oya, ada kabar buruk tentang Pangeran Ares. Dia menghilang saat turnamen berkuda cepat tadi pagi. Dugaanku mungkin dia tersesat dari rute yang seharusnya, pertigaan Winter Manor dan Lordes Borough memang membingungkan bagi penduduk luar Wisteria.""Ohh—semoga beliau baik-baik saja. Winter Manor memiliki medan sulit dan terjal,
Dengan segera Pangeran William Lancester bangkit berdiri dari sofa. Posisinya yang janggal tadi bersama Lady Amelia dan terpergok oleh Puteri Alea yang hobi menerobos masuk ke kamarnya membuatnya jengah. Dia pun berkata dengan nada keras, "Kenapa selalu tidak mengetok pintu sebelum masuk ke kamarku, Princess Alea?! Ada perlu apa?"Gadis itu menatap Lady Amelia dengan aura permusuhan seraya berkata sinis, "Ini bukan sesuatu yang pantas dilakukan oleh seorang pangeran dan seorang lady—" "Bukan hak Anda mengkritik apa yang kulakukan dengan calon istriku. Katakan apa keperluan Anda bila memang penting!" potong Pangeran William menekankan kata 'bila' karena dia yakin kedatangan gadis itu pasti hanya ingin membicarakan tentang hilangnya kakandanya, Pangeran Ares Kincaid.Puteri Alea menelan harga dirinya yang tinggi, dia kesal dan rasanya ingin melemparkan perkakas ke arah sang pangeran Wisteria itu. Dia pun meredam emosinya lalu berdehem. "Ehm, orang-orang Anda tidak berhasil menemukan Ka
Tuan puteri dari Drakenville Kingdom marah besar, sesampainya di kamarnya Puteri Alea menghancurkan kamarnya dengan melemparkan perabot apa pun yang dapat diraih tangannya lalu melemparkannya ke dinding. "Aaaarrrggghhh!" teriaknya frustasi dengan wajah menyeramkan. Dia berseru, "beraninya anak perdana menteri itu merebut pangeran dariku! Dia tak layak disandingkan dengan seorang calon raja masa depan Wisteria Kingdom!"Kedua pelayan pribadi yang melayaninya secara khusus yaitu Dayang Lichia dan Dayang Rosaline saling bertukar pandang tak berani berkata sepatah kata pun. Mereka takut kena amuk sang puteri yang sepertinya cemburu berat kepada Lady Amelia Stormside. Seisi wisma dayang sudah mengetahui gosip panas mengenai calon istri pilihan Pangeran William Lancester.Tak hanya itu saja rencana pertunangan kakak Puteri Alea dengan Lady Amelia juga diinterupsi oleh Pangeran William. Banyak spekulasi positif dan negatif yang beredar mengenai sepak terjang puteri perdana menteri Wisteria
"Ohh ... Jeff, aku butuh seseorang untuk mengajariku melakukan pertarungan lembing berkuda. Kau sendiri tahu, akan terlalu aneh bila aku meminta sang pangeran mengajariku karena itu sama sekali tidak mungkin dilakukan oleh seorang wanita dengan alasan apa pun!" Lady Amelia merecoki Jeffrey Ross pagi itu di istal keluarga Stormside.Sementara pemuda itu sedang memandikan kedua kuda berbulu hitam yang biasa menarik kereta kuda nona mudanya. Hari ini adalah akhir pekan dimana sekolah libur jadi mereka tidak pergi ke Drakenville. Jeff pun menjawab, "Miss Amy, aku ada ide. Bagaimana kalau kau menyamar menjadi Alex lalu kita ke markas prajurit Wisteria? Mungkin ada prajurit yang bersedia mengajarimu tekniknya karena Alex banyak dijagokan untuk memenangkan turnamen ketangkasan 5 tahunan. Taruhan selalu menarik berkaitan dengan Alexander Banning karena fisiknya begitu ringkih, tetapi aksinya selalu mengejutkan hingga terus menerus lolos ke babak berikutnya."Senyum secerah mentari pagi terbi
Sesampainya di Pavilliun Phoenix kedua sejoli itu duduk bersebelahan di sofa sembari bercerita aktivitas mereka sejak pagi tadi. Lady Amelia mendengarkan cerita sang pangeran dan memahami bahwa pemuda yang masih belia itu sangat sibuk."Apa kau lelah, Willy? Aku bisa memijitmu bila kamu mau," tawar gadis itu.Pangeran William Lancester terkekeh lalu menjawab, "Baiklah, coba saja, Amy. Apa kau memang bisa memijit dengan benar? Kurasa otot leher dan bahuku terasa sedikit kaku."Maka Lady Amelia bangkit berdiri dari sofa lalu berjalan ke belakang punggung sang pangeran, dia mulai menyentuh bagian leher dan mengurutnya perlahan sampai ke garis ujung bahu kekasihnya berulang kali hingga otot yang awalnya teraba kaku menjadi rileks.Kemudian Pangeran William menangkap tangan Amy seraya berkata, "Terima kasih, Sayangku. Jadi apa kau ingin meminta sesuatu dariku sebagai tanda terima kasih?"Lady Amelia menggelengkan kepalanya, dia menjawab, "Itu layanan gratis dariku, Willy. Kau melakukan ban
Ketika lawannya mendekat ke arahnya dengan cepat, Alex segera melakukan trik yang diajakan oleh Sean MacFilan. Dia merunduk ke sisi leher kudanya untuk menghindari tusukan lembing kayu. Tindakan itu dibarengi dengan serangan mendadak dari jarak dekat, lembing kayu yang dipegang kuat-kuat oleh Alex mendorong bahu Lord Stefan O'Brien, lawannya dari Drakenville."CRAKKK!" Bunyi lembing kayu yang pecah menubruk lempengan besi baju zirah terdengar mengerikan disusul bunyi tubuh yang terjatuh dari punggung kuda, "BRUUKKKK!""Waaaaahhh!" seru para penonton di tribun amphitheater itu ketika mengetahui pemenang lomba bertarung lembing berkuda adalah Alex.Willy berdiri dari tempat duduknya lalu bertepuk tangan sendirian karena para penonton lainnya belum pulih dari keterkejutan mereka. "Plok ... plok ...plok!" Tepuk tangan lainnya menyusul dengan membahana bersama siulan yang meriah mengapresiasi keberhasilan Alex mengalahkan lawannya yang diunggulkan sebelumnya.Dia memeluk pemuda kerempeng i
Musim dingin yang panjang mulai berganti menjadi musim semi dimana tunas-tunas tumbuhan bermunculan di permukaan bumi usai tertutupi salju yang mencair dan menguap terkena sinar matahari. Kehamilan sang ratu pun telah sampai pada bulan-bulan akhir jelang kelahiran anak pertamanya. Dan Istana Wisteria begitu tak sabar menyambut kehadiran calon penerus tahta berikutnya. Keseharian Ratu Amelia Lancester diisi dengan banyak kegiatan kunjungan ke fasilitas publik serta acara sosial mewakili keluarga kerajaan Wisteria.Dia merasa bahwa pendidikan di Wisteria Kingdom terlalu bergantung kepada Drakenville karena memang fasilitas serta tenaga pengajar yang ada masih kurang. Ratu Amelia senang berdiskusi hal-hal menarik yang membawa kemajuan untuk negerinya bersama sang raja. Hingga suatu hari Raja William Lancester membuat sebuah terobosan baru untuk membangun sekolah yang mirip seperti Drakenville National School. "Amy, sesuai pembicaraan kita sebelumnya aku telah membuat beberapa pengatur
Angin musim dingin memang berhembus membekukan tulang bagi banyak orang. Namun, banyak pasangan pengantin baru yang menikah sebelum memasuki musim yang dibenci sebagian orang karena begitu menyiksa dengan suhu di bawah 0° Celcius. Jenderal Jason Oliviera yang menikahi Sersan Yuna Almeira adalah salah satu pasangan yang beruntung itu. Di musim salju kali ini dia memiliki partner untuk menghalau rasa dingin sepulang bertugas di luar rumah. Istri yang baru dinikahinya itu mempunyai semangat yang bagus berkaitan dengan kehidupan di balik pintu kamar tidur mereka. Sama seperti ketika sore ini sepulang acara pembubaran panitia royal wedding Pangeran Ares dan Lady Queenta."Hai, Tuan Jenderal yang tampan. Bagaimana harimu?" sapa Yuna sembari membantu melepaskan jubah jenderal besar Drakenville berbahan kain Kashmere yang dikenakan suaminya."Hai, Istriku yang jelita. Hari yang melelahkan seperti biasa ditambah cuaca buruk yang melengkapi skala sebuah hari menyebalkan," jawab Jenderal Jason
Rombongan kereta tamu undangan dari Wisteria Kingdom sampai di depan Istana Drakenville yang megah. Raja William Lancester bersama Ratu Amelia turun dari kereta kencana memasuki istana yang indah dengan hiasan patung pahatan artistik dan bunga-bunga segar dekorasi yang meriah.Di ruang tamu istana Pangeran Ares dan Lady Queenta Larson sendiri yang menyambut kedatangan tamu dari Wisteria Kingdom. Keluarga Larson mendapat gelar kehormatan bangsawan karena akan menjadi besan keluarga kerajaan."Selamat datang, Your Majesty. Lama tak bersua, semoga kabar Anda dan keluarga baik-baik saja!" sambut Pangeran Ares dengan pelukan hangat untuk Raja William."Terima kasih atas penyambutan Anda, Pangeran Ares. Jadi apa segala persiapan pesta royal wedding telah lengkap?" sahut raja Wisteria sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan istana yang megah itu.Pangeran Ares pun menjawab, "Segalanya telah siap untuk besok pagi. Hari ini mungkin sebaiknya digunakan untuk beristirahat saja di
"Amy, selamat atas pernikahanmu dengan sang pangeran. Kalian berdua sama-sama beruntung memiliki satu sama lain," ucap Madam Tania usai menerima donasi besar dari Ratu Amelia Lancester.Wanita muda yang telah mendampingi Raja William Lancester naik tahta baru-baru ini pun menjawab, "Terima kasih, Madam Tania. Kuharap bantuan dariku akan sanggup untuk menolong anak-anak di panti asuhan ini melewati musim dingin yang akan tiba sebentar lagi. Angin yang dingin menusuk tulang mulai berhembus bukan?" "Kau benar, Amy. Bersyukur atas segala kebaikanmu untuk kami di sini. Dan sampaikan salam hangat kami untuk paduka raja. Beliau pemimpin muda Wisteria yang luar biasa, banyak kemajuan kesejahteraan rakyat di pedesaan yang terjadi semenjak beliau menggantikan mendiang Raja Alderan," puji Madam Tania penuh syukur.Amy pun menjawab dengan rasa bangga, "Akan kusampaikan salam kalian pastinya. Suamiku itu memang seorang pemimpin yang luar biasa. Beliau pekerja keras yang berhati mulia.""Lihatlah
Sebelum musim dingin tiba Pangeran William Lancester menemui baginda raja yang kondisinya agak berat untuk bertahan lebih lama. Di dalam kamar peristirahatan Raja Alderan Lancester, ada perdana menteri Wisteria dan juga beberapa petinggi militer di sana."Puteraku, kudengar kau telah menemukan calon istrimu. Kerja bagus, Nak. Sebaiknya segeralah kalian berdua menikah sebelum aku tak mampu memberikan restuku lagi," titah paduka raja dengan napas yang berat sambil berbaring di ranjang kebesarannya.Memang itu hal yang ingin dia bicarakan dengan ayahandanya, sang pangeran pun menjawab, "Baik, Ayah. Aku akan meminta pegawai istana untuk segera menyiapkan acara pernikahan tersebut. Bertahanlah lebih lama lagi untuk menyaksikan kebahagiaan puteramu ini, Baginda Raja!""Segera lakukan persiapan untuk holy matrimony hari ini juga di kamar peristirahatanku. Pesta perayaan pernikahan itu bisa menyusul nanti, aku pun tak akan bisa duduk menghadirinya. Uhuk ... uhuk ...," desak Raja Alderan seray
"Bagaimana sekolahmu, Queenta?" tanya Tuan Robert Larson ketika makan malam bersama dengan keluarga besar Larson.Gadis itu menghentikan makan malamnya dan menjawab, "Segalanya lancar dan baik-baik saja, Pa. Bulan depan kami akan naik kelas tingkat akhir di senior highschool.""Ohh, bagus kalau begitu, Nak. Belajarlah yang rajin agar dapat meneruskan bisnis keluarga Larson nantinya," nasihat ayah Queenta lalu ia pun meneruskan makan malam dan membiarkan anggota keluarga lainnya berbincang di meja makan.Ketika hidangan penutup dihidangkan di meja makan, Harvey menghampiri Tuan Robert Larson di kepala meja makan dan berbisik, "Sir, ada rombongan dari kerajaan Drakenville yang ingin menemui Anda, nyonya, dan nona muda."Alis ayah Queenta berjengit sedikit terkejut. Dia lalu berkata kepada Harvey, "Persilakan mereka duduk dulu di ruang tamu. Aku akan segera menemui mereka bersama anak dan istriku!" Dia pun memberi tahu Minerva Larson dan puterinya agar ikut menemui rombongan dari Drakenv
Saat yang dinantikan oleh para penonton di tribun amphitheater Wisteria Kingdom pun tiba. Tiga pasang peserta terakhir yang saling berhadapan di bak lumpur akan diadu seberapa cepat mereka menjatuhkan lawan. Kali ini selain wasit utama yaitu Sir Philip Fidelis, kedua jenderal muda daei Wisteria dan Drakenville membantu mengawasi jalannya babak putaran terakhir turnamen ketangkasan 5 tahunan tersebut.Jenderal Sebastian Dalio berdiri di sisi samping sang pangeran dan Alexander Banning. Dia yang bertugas mengawasi pasangan peserta itu. Ketika Sir Philip Fidelis berseru 'mulai' maka ketiga pasangan peserta gulat lumpur segera beraksi dengan kekuatan serta strategi mereka masing-masing.Namun, Alex yang merasa dia tak akan ada peluang mengalahkan Willy menahan serangan dengan melangkah mundur di bak lumpur. Sedangkan, sang pangeran berbisik di samping telinga Alex, "Dorong aku, kali ini aku akan mengalah untukmu, Sobat!"Alexander Banning sudah mengetahui kemungkinan itu adalah satu-satu
"Zemira, hari ini aku akan berada di amphitheater untuk menyaksikan babak final turnamen ketangkasan 5 tahunan, apa kau ingin menemaniku ke sana?" tanya Alexei Stormside ketika keluarga kecilnya sedang sarapan pagi.Lady Zemira pun menjawab, "Tentu, Suamiku. Aku tidak memiliki janji temu dengan siapa pun hari ini. Pukul berapa kamu berangkat ke amphitheater?""Seusai sarapan pagi saja karena aku harus memberikan pidato sambutan sebelum babak final digelar. Aku akan menunggumu bersiap sebentar, Darling!" ujar sang perdana menteri dengan mesra kepada Lady Zemira Stormside.Mendengar perbincangan kedua orang tuanya Lady Amelia pun menjadi gugup, dia tak menyangka bahwa hari ini dia akan bertanding di turnamen babak final disaksikan papa mamanya sekaligus. Dia pun menghela napas dalam-dalam lalu mengakhiri sarapannya, hilang sudah napsu makannya. "Pa, Ma, aku harus berangkat ke sekolah sekarang. Sampai jumpa nanti!" pamit gadis itu lalu mengecup punggung tangan kedua orang tuanya bergant
Pagi itu ketika fajar pagi merekah di langit Drakenville dan Wisteria, kedua pangeran yang memiliki kepentingan yang belum selesai terkait pernikahan mereka masing-masing akan bertemu di Pavilliun Phoenix. Namun, perbedaannya ada di hati Pangeran Ares Kincaid telah berpaling dari Lady Amelia Stormside, sedangkan hati Pangeran William Lancester tetap menuju ke gadis yang telah dicintainya sejak semula. Dan sang pangeran Wisteria belum mengetahui perubahan itu."Jenderal Sebastian, apa yang sebaiknya aku jadikan alasan tentang lamaranku untuk Lady Amelia?" tanya Pangeran William gundah. Dia kuatir kakak dari Puteri Alea tersebut akan mengamuk dan membuat situasi damai kedua kerajaan menjadi berselisih.Maka jenderal muda Wisteria tersebut memberikan nasihatnya, "Your Grace, ada baiknya bila Anda pura-pura tidak mengetahui alasan kedatangan Pangeran Ares dan menyambutnya dengan tangan terbuka. Kita dengarkan dahulu apa saja yang beliau kehendaki dari pertemuan ini.""Ahh ... itu saran y