Berita bahwa Pangeran Ares Kincaid akan segera meresmikan pertunangan dengan Lady Amelia menyebar bak api yang melahap hutan kering di musim panas. Segalanya seolah dibesar-besarkan dan merebak dengan begitu cepat sehingga sulit dipadamkan.Pagi harinya saat ia sampai di Drakenville Senior High School, setiap murid yang berpapasan dengan Lady Amelia saling berbisik rahasia sembari menatap gadis itu. Maka dia pun hanya bisa mendesah lelah dalam diam hingga dia bertemu Queenta Larson di kelas mereka."Apa aku harus mengucapkan selamat untukmu, Amy? Kau akan segera menjadi calon ratu Drakenville selanjutnya bukan?" ucap Queenta dengan senyum jahil tersungging di bibirnya.Lady Amelia memutar bola matanya seraya berkata sebelum melanjutkan menyalin pelajaran saat kemarin dia membolos di buku tulisnya, "Tolonglah ... kupikir kau sobatku, Queenta. Kita harus bersikap tenang. Itu masih wacana—bahkan aku berharap rencana itu dibatalkan. Atas dasar apa Pangeran Ares memilihku? Dia butuh seoran
Sebuah apel hijau yang ranum diambil oleh Pangeran William Lancester dari puncak tumpukan buah di keranjang yang seharusnya dibawa oleh Jenderal Sebastian Dalio sebagai buah tangan untuk perdana menteri dan istrinya."Kuambil satu untuk puteri mereka, Jenderal," ucap pangeran seraya mengedipkan sebelah matanya. Sang jenderal muda berdehem lalu menjawab, "Tentu saja, Your Grace. Saya pamit untuk berangkat sekarang!"Dia pun menyahut, "Silakan, Jenderal Sebastian." Pangeran William juga melepas kepergian Letnan Dapal yang seharusnya membawa Lady Amelia menemuinya tak lama lagi.Mereka bertiga berpencar di pintu depan Pavilliun Phoenix ke tempat tujuan yang seharusnya. Letnan Dapal menunggang kuda menuju ke kediaman keluarga Stormside. Sedangkan, Jenderal Sebastian Dalio naik kereta kuda pinjaman sang pangeran karena membawa keranjang buah yang cukup berat. Sang jenderal mengamati isinya yaitu buah apel hijau, jeruk berwarna oranye, anggur merah, markisa, dan plum. Semuanya nampaknya
"Amy, ikutlah denganku!" pinta Willy sembari menggenggam kedua telapak tangan mungil gadis di hadapannya.Sedikit kebingungan dengan ucapan Willy, maka Lady Amelia pun bertanya, "Ikut kemana, Willy? Jangan lakukan sesuatu yang berbahaya. Rumahku penuh dengan penjaga di bagian depan menuju ke pintu keluar.""Tidak lewat sana tentunya, percayalah ini aman!" sahut sang pangeran lalu memberi kode kepada Letnan Dapal Sanderson dengan tangannya agar mengawal mereka berdua menuju ke Pavilliun Phoenix lewat kebun buah yang bersebelahan dengan kediaman Stormside.Gadis itu tidak mengerti bagaimana Willy bisa menuju ke sana. Dia tentu saja tahu bahwa itu mengarah ke tempat tinggal pangeran Wisteria Kingdom. Dia pun berhenti berjalan dan menahan Willy yang menggandeng tangannya dengan erat."Jangan bertindak bodoh, di depan rumahku sarang buaya dan di belakang rumahku sarang macan. Kau cari mati dengan mendatangiku, Willy!" omel Lady Amelia panik menatap puncak atap Pavilliun Phoenix yang berben
Ketika sinar matahari menyusup dari tirai putih tipis yang menutupi jendela besar sebelah timur kamar pangeran, Lady Amelia mulai membuka matanya yang berat. Sepasang lengan kokoh itu melingkari perut rampingnya dari belakang dan tungkai kaki kiri yang panjang itu menindih pahanya. Sedikit kebingungan dengan apa yang harus dia lakukan sementara calon raja Wisteria Kingdom itu masih tertidur pulas sembari memerangkap tubuhnya, Lady Amelia terdiam dan menunggu pria itu terbangun. Tadi malam mereka mengobrol dan bercumbu, tetapi tidak melakukan hal yang melanggar batas. Sang pangeran begitu baik dan menahan dirinya dari dosa yang mengintip di balik pintu. Setiap sentuhan terasa menggetarkan baik dari bibir maupun tangan pemuda itu hingga mereka berguling-guling bergantian di atas ranjang berbagi kemesraan sampai kelelahan melanda raga."Hmmphh ... Amy," gumam Pangeran William sembari menyusuri lekuk leher gadis yang dicintainya dan mengeratkan dekapannya."Selamat pagi, Your Grace. Apa
Babak selanjutnya dari turnamen ketangkasan 5 tahunan adalah berkuda cepat sesuai rute yang diberikan oleh panitia. Hanya 100 peserta yang pertama memasuki garis finish yang akan lolos ke babak keempat dan semakin dekat dengan hadiah utama acara yang diselenggarakan oleh kedua kerajaan yaitu Wisteria dan Drakenville.Sesungguhnya Lady Amelia Stormside masih belum fasih menunggang kuda, dia bingung menghadapi babak ketiga turnamen itu besok pagi. Maka dia pun meminta Jeffrey Ross untuk mencarikannya kuda tunggang yang jinak, tetapi dapat berlari kencang. Mereka berdua diam-diam meninggalkan kediaman Stormside sepulang sekolah dan berkuda tandem menuju ke Mayflower Village dimana jalanannya cukup sepi untuk latihan berkuda.Jeffrey Ross melompat turun dari punggung kuda dan membiarkan nona mudanya naik kuda sendirian. "Miss Amy, apa kau yakin bisa mengendalikan Lizbeth sendirian?" tanya Jeff sedikit ragu. "Ini pasti bisa kupelajari, Jeff. Turnamen babak ketiga itu besok, tak ada banya
Akhir-akhir ini Jenderal Sebastian Dalio memang sangat sibuk aktivitasnya terkait dengan kudeta sayap kiri kerajaan yang ingin menggulingkan tahta Raja Alderan Lancester. Selain itu dia bersama Jenderal Jason Oliviera juga menjadi ketua panitia turnamen ketangkasan 5 tahunan kerajaan Wisteria dan Drakenville. Pagi ini sebelum dia berangkat ke lokasi berkumpul peserta turnamen babak ketiga, Jenderal Sebastian Dalio harus mengganti kasa perban dan juga mendapat suntikan obat antibiotik long acting setiap 3 hari sekali. Perawat cantik yang diutus oleh tabib istana pun berkunjung ke Pavilliun Elang."Permisi, Jenderal Sebastian. Saya akan membuka pakaian Anda sebentar—" Suster Diandra Richer meraih ujung kerah jubah tidur sang jenderal muda dan tangannya digenggam oleh pria tersebut.Dengan wajah merona karena malu Jenderal Sebastian berkata, "Haruskah Anda melihat tubuhku seperti ini?"Wanita muda itu tersenyum sekilas memperlihatkan lesung pipitnya lalu menjawab, "Ini bagian dari prose
Derap kaki kuda para peserta turnamen ketangkasan 5 tahunan meninggalkan kepulan debu tanah dari jalan yang dilalui oleh mereka. Alexander Banning alias Lady Amelia Stormside pun berkonsentrasi memacu kudanya agar dapat melewati banyak peserta lainnya. Tubuhnya yang ramping mampu membuat kuda jantan Thoroughbred pinjaman itu berlari kencang di barisan depan peserta turnamen.Willy juga memerhatikan teman barunya yang menarik itu. Dia selalu terkesan dengan semangat pemuda dekil bertubuh kerempeng itu. Sekalipun kesannya seperti kurang gizi, tetapi Alex seolah selalu punya energi yang meluap-luap dari tubuhnya yang jauh dari kata proporsional tersebut. Dia berusaha mengimbangi lari kuda Alex di sisi lain jalan agar pemuda itu tidak merasa kaget atau terganggu.Sementara kuda Pangeran Ares yaitu Alejandro sedang angin-anginan malas berlari, mereka jauh tertinggal di barisan belakang peserta turnamen bersama kuda-kuda jelek lainnya. "Heyaa! Ayolah, Alejandro ... kau membuatku malu kali i
Alexander Banning alias Lady Amelia Stormside sangat gembira ketika kuda tunggangannya memasuki garis finish pada posisi kesepuluh. Dia tak memedulikan urutannya yang ke berapa. Namun, yang terpenting adalah dia termasuk dalam seratus peserta yang lolos ke babak keempat.Willy pun masuk sebagai peserta ke sebelas setelah Alex yang memasuki garis finish. Dia segera turun dari kudanya lalu merangkul pemuda kerempeng itu untuk memberikan selamat atas keberhasilan mereka melewati babak berkuda cepat."Selamat, Lex. Kita lolos babak selanjutnya. Kuharap kita tidak berada di tim yang berlawanan pada babak adu lembing di atas kuda nanti!" ujar Willy dengan penuh semangat.Gadis yang menyamar itu sedikit bingung bagaimana cara memainkan babak keempat yang disinggung barusan oleh Willy. Dia hanya terkekeh saja dan menanggapi santai ucapan pemuda itu, "Kau benar, semoga kita satu tim, Willy!" Setelah para peserta yang lolos dihitung oleh panitia turnamen dan nama-namanya ditulis di kertas yang
Musim dingin yang panjang mulai berganti menjadi musim semi dimana tunas-tunas tumbuhan bermunculan di permukaan bumi usai tertutupi salju yang mencair dan menguap terkena sinar matahari. Kehamilan sang ratu pun telah sampai pada bulan-bulan akhir jelang kelahiran anak pertamanya. Dan Istana Wisteria begitu tak sabar menyambut kehadiran calon penerus tahta berikutnya. Keseharian Ratu Amelia Lancester diisi dengan banyak kegiatan kunjungan ke fasilitas publik serta acara sosial mewakili keluarga kerajaan Wisteria.Dia merasa bahwa pendidikan di Wisteria Kingdom terlalu bergantung kepada Drakenville karena memang fasilitas serta tenaga pengajar yang ada masih kurang. Ratu Amelia senang berdiskusi hal-hal menarik yang membawa kemajuan untuk negerinya bersama sang raja. Hingga suatu hari Raja William Lancester membuat sebuah terobosan baru untuk membangun sekolah yang mirip seperti Drakenville National School. "Amy, sesuai pembicaraan kita sebelumnya aku telah membuat beberapa pengatur
Angin musim dingin memang berhembus membekukan tulang bagi banyak orang. Namun, banyak pasangan pengantin baru yang menikah sebelum memasuki musim yang dibenci sebagian orang karena begitu menyiksa dengan suhu di bawah 0° Celcius. Jenderal Jason Oliviera yang menikahi Sersan Yuna Almeira adalah salah satu pasangan yang beruntung itu. Di musim salju kali ini dia memiliki partner untuk menghalau rasa dingin sepulang bertugas di luar rumah. Istri yang baru dinikahinya itu mempunyai semangat yang bagus berkaitan dengan kehidupan di balik pintu kamar tidur mereka. Sama seperti ketika sore ini sepulang acara pembubaran panitia royal wedding Pangeran Ares dan Lady Queenta."Hai, Tuan Jenderal yang tampan. Bagaimana harimu?" sapa Yuna sembari membantu melepaskan jubah jenderal besar Drakenville berbahan kain Kashmere yang dikenakan suaminya."Hai, Istriku yang jelita. Hari yang melelahkan seperti biasa ditambah cuaca buruk yang melengkapi skala sebuah hari menyebalkan," jawab Jenderal Jason
Rombongan kereta tamu undangan dari Wisteria Kingdom sampai di depan Istana Drakenville yang megah. Raja William Lancester bersama Ratu Amelia turun dari kereta kencana memasuki istana yang indah dengan hiasan patung pahatan artistik dan bunga-bunga segar dekorasi yang meriah.Di ruang tamu istana Pangeran Ares dan Lady Queenta Larson sendiri yang menyambut kedatangan tamu dari Wisteria Kingdom. Keluarga Larson mendapat gelar kehormatan bangsawan karena akan menjadi besan keluarga kerajaan."Selamat datang, Your Majesty. Lama tak bersua, semoga kabar Anda dan keluarga baik-baik saja!" sambut Pangeran Ares dengan pelukan hangat untuk Raja William."Terima kasih atas penyambutan Anda, Pangeran Ares. Jadi apa segala persiapan pesta royal wedding telah lengkap?" sahut raja Wisteria sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan istana yang megah itu.Pangeran Ares pun menjawab, "Segalanya telah siap untuk besok pagi. Hari ini mungkin sebaiknya digunakan untuk beristirahat saja di
"Amy, selamat atas pernikahanmu dengan sang pangeran. Kalian berdua sama-sama beruntung memiliki satu sama lain," ucap Madam Tania usai menerima donasi besar dari Ratu Amelia Lancester.Wanita muda yang telah mendampingi Raja William Lancester naik tahta baru-baru ini pun menjawab, "Terima kasih, Madam Tania. Kuharap bantuan dariku akan sanggup untuk menolong anak-anak di panti asuhan ini melewati musim dingin yang akan tiba sebentar lagi. Angin yang dingin menusuk tulang mulai berhembus bukan?" "Kau benar, Amy. Bersyukur atas segala kebaikanmu untuk kami di sini. Dan sampaikan salam hangat kami untuk paduka raja. Beliau pemimpin muda Wisteria yang luar biasa, banyak kemajuan kesejahteraan rakyat di pedesaan yang terjadi semenjak beliau menggantikan mendiang Raja Alderan," puji Madam Tania penuh syukur.Amy pun menjawab dengan rasa bangga, "Akan kusampaikan salam kalian pastinya. Suamiku itu memang seorang pemimpin yang luar biasa. Beliau pekerja keras yang berhati mulia.""Lihatlah
Sebelum musim dingin tiba Pangeran William Lancester menemui baginda raja yang kondisinya agak berat untuk bertahan lebih lama. Di dalam kamar peristirahatan Raja Alderan Lancester, ada perdana menteri Wisteria dan juga beberapa petinggi militer di sana."Puteraku, kudengar kau telah menemukan calon istrimu. Kerja bagus, Nak. Sebaiknya segeralah kalian berdua menikah sebelum aku tak mampu memberikan restuku lagi," titah paduka raja dengan napas yang berat sambil berbaring di ranjang kebesarannya.Memang itu hal yang ingin dia bicarakan dengan ayahandanya, sang pangeran pun menjawab, "Baik, Ayah. Aku akan meminta pegawai istana untuk segera menyiapkan acara pernikahan tersebut. Bertahanlah lebih lama lagi untuk menyaksikan kebahagiaan puteramu ini, Baginda Raja!""Segera lakukan persiapan untuk holy matrimony hari ini juga di kamar peristirahatanku. Pesta perayaan pernikahan itu bisa menyusul nanti, aku pun tak akan bisa duduk menghadirinya. Uhuk ... uhuk ...," desak Raja Alderan seray
"Bagaimana sekolahmu, Queenta?" tanya Tuan Robert Larson ketika makan malam bersama dengan keluarga besar Larson.Gadis itu menghentikan makan malamnya dan menjawab, "Segalanya lancar dan baik-baik saja, Pa. Bulan depan kami akan naik kelas tingkat akhir di senior highschool.""Ohh, bagus kalau begitu, Nak. Belajarlah yang rajin agar dapat meneruskan bisnis keluarga Larson nantinya," nasihat ayah Queenta lalu ia pun meneruskan makan malam dan membiarkan anggota keluarga lainnya berbincang di meja makan.Ketika hidangan penutup dihidangkan di meja makan, Harvey menghampiri Tuan Robert Larson di kepala meja makan dan berbisik, "Sir, ada rombongan dari kerajaan Drakenville yang ingin menemui Anda, nyonya, dan nona muda."Alis ayah Queenta berjengit sedikit terkejut. Dia lalu berkata kepada Harvey, "Persilakan mereka duduk dulu di ruang tamu. Aku akan segera menemui mereka bersama anak dan istriku!" Dia pun memberi tahu Minerva Larson dan puterinya agar ikut menemui rombongan dari Drakenv
Saat yang dinantikan oleh para penonton di tribun amphitheater Wisteria Kingdom pun tiba. Tiga pasang peserta terakhir yang saling berhadapan di bak lumpur akan diadu seberapa cepat mereka menjatuhkan lawan. Kali ini selain wasit utama yaitu Sir Philip Fidelis, kedua jenderal muda daei Wisteria dan Drakenville membantu mengawasi jalannya babak putaran terakhir turnamen ketangkasan 5 tahunan tersebut.Jenderal Sebastian Dalio berdiri di sisi samping sang pangeran dan Alexander Banning. Dia yang bertugas mengawasi pasangan peserta itu. Ketika Sir Philip Fidelis berseru 'mulai' maka ketiga pasangan peserta gulat lumpur segera beraksi dengan kekuatan serta strategi mereka masing-masing.Namun, Alex yang merasa dia tak akan ada peluang mengalahkan Willy menahan serangan dengan melangkah mundur di bak lumpur. Sedangkan, sang pangeran berbisik di samping telinga Alex, "Dorong aku, kali ini aku akan mengalah untukmu, Sobat!"Alexander Banning sudah mengetahui kemungkinan itu adalah satu-satu
"Zemira, hari ini aku akan berada di amphitheater untuk menyaksikan babak final turnamen ketangkasan 5 tahunan, apa kau ingin menemaniku ke sana?" tanya Alexei Stormside ketika keluarga kecilnya sedang sarapan pagi.Lady Zemira pun menjawab, "Tentu, Suamiku. Aku tidak memiliki janji temu dengan siapa pun hari ini. Pukul berapa kamu berangkat ke amphitheater?""Seusai sarapan pagi saja karena aku harus memberikan pidato sambutan sebelum babak final digelar. Aku akan menunggumu bersiap sebentar, Darling!" ujar sang perdana menteri dengan mesra kepada Lady Zemira Stormside.Mendengar perbincangan kedua orang tuanya Lady Amelia pun menjadi gugup, dia tak menyangka bahwa hari ini dia akan bertanding di turnamen babak final disaksikan papa mamanya sekaligus. Dia pun menghela napas dalam-dalam lalu mengakhiri sarapannya, hilang sudah napsu makannya. "Pa, Ma, aku harus berangkat ke sekolah sekarang. Sampai jumpa nanti!" pamit gadis itu lalu mengecup punggung tangan kedua orang tuanya bergant
Pagi itu ketika fajar pagi merekah di langit Drakenville dan Wisteria, kedua pangeran yang memiliki kepentingan yang belum selesai terkait pernikahan mereka masing-masing akan bertemu di Pavilliun Phoenix. Namun, perbedaannya ada di hati Pangeran Ares Kincaid telah berpaling dari Lady Amelia Stormside, sedangkan hati Pangeran William Lancester tetap menuju ke gadis yang telah dicintainya sejak semula. Dan sang pangeran Wisteria belum mengetahui perubahan itu."Jenderal Sebastian, apa yang sebaiknya aku jadikan alasan tentang lamaranku untuk Lady Amelia?" tanya Pangeran William gundah. Dia kuatir kakak dari Puteri Alea tersebut akan mengamuk dan membuat situasi damai kedua kerajaan menjadi berselisih.Maka jenderal muda Wisteria tersebut memberikan nasihatnya, "Your Grace, ada baiknya bila Anda pura-pura tidak mengetahui alasan kedatangan Pangeran Ares dan menyambutnya dengan tangan terbuka. Kita dengarkan dahulu apa saja yang beliau kehendaki dari pertemuan ini.""Ahh ... itu saran y