Share

Bab 23

last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-29 19:59:14

Keesokan paginya, hari ini begitu indah. Matahari tersenyum menyinari bumi. Bunga-bunga bermekaran terlihat cantik, angin yang berembus kencang membuat hawa terasa dingin.

Aarav terbangun dari tidurnya. Dia segera beranjak dari ranjang dan membuka gorden jendela kamarnya. Senyuman manis menghiasi wajahnya saat memandangi bunga mawar yang ada di halaman rumah.

Sambil merentangkan tangannya, Aarav berjalan ke dapur. Dia mengambil sehelai roti dan memakannya sebagai sarapan. Dia ingat nanti pagi sekitar jam 9 dia akan bertemu dengan Reina sesuai janjinya waktu di kelas sehingga harus bersiap lebih awal agar tidak terlambat.

***

Ana pergi ke dapur. Dia hendak memasak makanan untuk sarapan pagi ini. Saat sampai di pojok pintu, sorot matanya tertuju pada Aarav yang sedang duduk santai sambil memakan roti. Ana tersenyum kecil kemudian berjalan menghampiri Aarav.

"Selamat pagi," sapa Ana.

Aarav tersenyum kecil.

"Pagi juga, Bi."

"Tumben kamu bangun pagi, apalagi udah makan. Ada apa nih?" t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sayangilah Aku    Bab 24

    Reina melihat Aarav menangis menjadi ikut sedih. Dia berusaha menghapus air mata pemuda itu sambil bertanya, "Ada apa? Kok kamu nangis?" Aarav tersenyum kecil sambil menggeleng."Gak ... Gak ada apa-apa kok," jawab Aarav.Reina memandang Aarav dengan kesal, dia melipat tangan di dada.''Jangan bohong! Aku tahu kamu sedih kan? Sini cerita. Atau kalau tidak nanti aku juga ikut sedih gara-gara kamu."Aarav mengembuskan napasnya berat."Baiklah kalau kamu bersih keras. Aku sebenarnya dulu pernah bermain di sini bersama orang tuaku. Tapi sekarang mereka menghilang, Mama pergi entah ke mana. Dan Papa, dia juga selalu sibuk. Aku tidak punya siapa-siapa lagi, malah aku sudah kehilangan banyak hal. Aku kecewa, tapi juga sangat marah pada Mama terutama Papa ... Bahkan---" Aarav menghentikan ucapannya itu saat melihat seorang anak yang sedang bermain ayunan bersama ibunya.Reina mengerutkan keningnya."Bahkan?"Aarav mengedipkan matanya. Dia menatap R

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-01
  • Sayangilah Aku    Bab 25

    Aarav melangkahkan kakinya ke kelas. Tidak seperti biasanya, kali ini dia begitu bahagia sehingga terus tersenyum tanpa henti. Sambil berjalan ke bangkunya, dia tersenyum menatap reina.Reina yang merasa heran dengan sikap aarav hanya diam dan menggelengkan kepalanya sambil menunduk. Dia menghampiri aarav."Cie, senyum-senyum sendiri. ada apa nih?" Aarav tersenyum kecil sambil menggaruk-garuk kepalanya."Gak kok. aku cuma seneng aja. Omong-omong, makasih ya buat kemarin. Tadi malem aku udah coba buat minta maaf sama papa, dan akhirnya kita baikan. sekali lagi, makasih," ucap Aarav.Reina mengangguk pelan. Dia tersenyum."Sama-sama. Syukurlah, Aku ikut senang."Gadis itu berbalik dan kembali duduk di bangkunya sambil membaca buku pelajaran. Sedangkan aarav santai memainkan ponselnya dan mendengarkan musik lewat earphone.Beberapa saat berlalu, tiba-tiba pak guru datang. Beliau tidak membawa buku sama sekali dan justru memakai pakaian olahraga sembari tangannya memegang koran. Beli

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-03
  • Sayangilah Aku    Bab 26

    Malam hari, Angga pulang dari kantor. Sesampainya di rumah, dia terkejut melihat Aarav ada di ruang tamu sambil duduk di kursi dan tersenyum. Sesekali dia menguap akibat rasa ngantuk karena terlalu lama menunggu sang ayah.Angga tersenyum kecil menatap anaknya itu. Dia berjalan menghampiri Aarav dan menyapanya, "Aarav? Kamu belum tidur? Ini udah malam."Aarav menggeleng pelan."Gak, Pa. Aarav masih pengin makan malem sama Papa.""Jadi kamu belum makan dari tadi? Ya ampun, Nak. Kamu gak apa-apa kan? Ya udah sini Papa ambilkan makan," ucap Angga. Dia merasa cemas akan kondisi putranya itu. Saat Angga hendak berjalan ke dapur untuk mengambil piring dan makanan, tiba-tiba saja Aarav mencegahnya dengan berkata,"Gak usah pergi, Pa. Ini Aarav udah nyiapin makanan dari tadi buat kita."Angga tersenyum kecil. Dia berjalan menghampiri Aarav."Udah disiapin toh ternyata. Kamu kok tidak bilang!?" Aarav menunduk. Dia tersenyum kecil sambil menggaruk-garuk kepalanya."Hehe, maaf, Pa. Oh ya,

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-05
  • Sayangilah Aku    Bab 27

    Di perpustakaan, Aarav duduk di bangku sembari melihat-lihat sekeliling. Sementara Reina, dia sibuk memilih buku yang ingin dibaca. Ada banyak sekali buku terpampang di rak, namun sama sekali tidak dihiraukannya. Yang di pikirannya saat ini hanyalah materi buku paket pelajaran terutama tentang materi fisika.Beberapa saat berlalu, Reina tak kunjung menemukan buku yang diinginkannya. Namun, dia tetap gigih mencari dengan berulang-kali pindah tempat. Hingga akhirnya sorot matanya tidak sengaja melihat sebuah buku tebal bertema tentang materi fisika. Dengan tersenyum kecil, dia pun mengambil buku tersebut dan segera menemui Aarav. Di sana dia segera mengambil kursi dan duduk bersama laki-laki tersebut sambil membaca buku dengan laki-laki tersebut.Aarav menatap Reina dengan kesal."Kamu darimana saja? Lama amat ambil buku," cibirnya.Reina tersenyum kecil."Iya, maaf. Tadi aku kesulitan cari buku ini," balas Reina sambil menunjuk buku fisika yang dia ambil barusan.Aarav mengangguk p

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-07
  • Sayangilah Aku    Bab 28

    Reina berjalan menuju ke kelas. Di sana dia terkejut saat sorot matanya tak menemukan sosok laki-laki yang biasa dekat dengannya. Laki-laki yang lebih sering duduk diam sambil memainkan ponselnya atau kadang membaca buku. Yup laki-laki itu adalah Aarav.Reina mengalihkan pandangannya. Dia berusaha mencari Aarav tapi tak kunjung ketemu. Jarang sekali bahkan hampir tidak pernah laki-laki itu datang ke sekolah terlambat, apapun alasannya. Karena kesal akibat kesepian, Reina pun mengeluarkan buku dari tasnya dan membaca buku untuk menghilangkan rasa jenuh.Beberapa waktu berlalu, namun sorot mata Reina tak kunjung melihat Aarav. Hal ini membuatnya makin gelisah. Di saat sedang sibuk memikirkan Aarav, tiba-tiba pak guru datang."Selamat pagi Anak-anak!" sapa pak guru sambil berjalan menuju ke kelas dan duduk di bangkunya."Hari ini kita akan melaksanakan ulangan bahasa Indonesia. Sebelum itu Saya akan jelaskan peraturan selama mengerjakan ulangan," lanjutnya lalu menjelaskan protokol

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-12
  • Sayangilah Aku    Bab 29

    Gita menatap Reina. Dia mengerutkan keningnya, merasa heran sekaligus kesal saat Reina melarangnya duduk di samping gadis itu."Ada apa? Kenapa tidak boleh?" tanya Gita penasaran.Reina menggeleng."Tidak apa-apa. Kamu boleh kok duduk di sana, tapi kalau Aarav sudah masuk, kamu duduk di tempat lain," jawab Reina.Gita mengangguk pelan. Dia menarik kursi yang ada di samping kemudian duduk di sebelah Reina.Sembari mengeluarkan buku, Gita terus menatap Reina yang sedang membaca. "Reina. Nanti kan ulangan agama, kamu sudah belajar belum?" Reina mengangguk."Iya, sudah.""Nah, aku boleh minta catatanmu tidak? Aku bingung soalnya.." pinta Gita sambil menggaruk kepalanya.Reina tersenyum."Daripada kau membaca catatan ku, bagaimana kalau kita belajar bersama?" usulnya.Gita tersenyum mengangguk. Dia mendekat pada Reina untuk belajar bersamanya. Sedangkan Reina juga mengajarnya t

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-17
  • Sayangilah Aku    Bab 30

    Vira memandangi anaknya itu dan mengerutkan keningnya. Dia merasa kesal, sebab baru pertama kali Reina pulang sesore ini. Biasanya kalau dia pulang terlambat, dia pasti akan memberitahu ibunya.Reina tertawa pelan sambil menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal. "Maaf Ma, tadi aku jajan dulu. Antre banyak," ujarnya.Vira mengangguk pelan. "Iya, tidak apa-apa. Lain kali jangan diulang."Reina mengernyitkan alisnya. Dia mengangkat bahunya sambil tersenyum nakal dan memutar bola matanya malas."Aduh Ma, Mama kenapa begitu khawatir? Aku baik-baik saja. Lagian aku juga sudah besar, kenapa selalu dilarang ini itu.." celotehnya sambil melipat kedua tangan di dada, merasa kesal dengan sikap sang ibu.Vira menggelengkan kepala pelan. Dia gemas akan tingkah Reina. Sambil berjalan menghampiri anaknya, dia terus tersenyum dan memegangi bahunya."Ya bukan itu. Mama kan takut kamu kenapa-napa. Tidak baik anak gadis pulang terlambat apalagi sampai larut malam,"

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-18
  • Sayangilah Aku    Bab 31

    Angga dan Ana menatap pak dokter dengan cemas. Mereka mengerutkan keningnya masing-masing."Maksud Anda apa, Dok?!" tanya Angga cemas penuh tekanan.Pak dokter hanya diam. Dia mengembuskan napasnya berat. Dia menatap wajah Angga dengan tidak enak."Anak Anda terkena penyakit demam berdarah. Biasanya ini terjadi dengan gejala di antaranya ; panas dingin serta mual terus-terusan...," jelas pak dokter.Angga menunduk. Dia mengusap wajahnya kasar. Sedangkan Aarav hanya bisa diam. Hatinya sedih saat mendengar penjelasan pak dokter apalagi tahu bahwa dia mengalami sakit yang parah.Aarav mengembuskan napasnya berat. Dia pun memejamkan kedua matanya dan memutuskan untuk istirahat.***Mengetahui penyakit yang membahayakan kesehatan sekaligus nyawa sang anak, Angga pun segera membawa Aarav ke rumah sakit. Di sana, pak dokter dan perawat berusaha mengobati luka sekaligus rasa sakit Aarav. Ada selang infus yang menempel di ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-19

Bab terbaru

  • Sayangilah Aku    Bab 51

    "Tidak, Mama darimana saja? Aarav habis beli makanan kesukaan mama, tau?" ujar Aarav berusaha mengalihkan pembicaraan.Vira menatap putranya dengan dingin. Dia berjalan mendekat sambil bertanya, "Kamu tadi bilang Mama kenapa?"Aarav tersenyum. "Tadi, Aarav juga pengen disuapi Mama cuma mama tidak ada di sini.. jadi Tante Farah yang menyuapi Aarav," jelasnya.Vira terdiam. Dia menghela napas sambil melirik Farah dengan kesal. Sementara wanita itu justru membalasnya dengan senyuman."Biar aku makan sendiri," ujar Aarav mengambil makanan yang dipegang Farah lalu memakannya sendiri.Farah tersenyum menatap Aarav. "Gimana? Kamu suka?" tanyanya ramah melihat lelaki itu makan dengan lahap.Aarav mengangguk. Dia tersenyum senang. "Makanan Tante memang selalu enak. Aku suka..""Baguslah. Kapan-kapan main ke rumah Tante, biar Tante masakin makanan yang lebih banyak buat kamu.." ujar Farah pada Aarav sambil melirik Vira yang sedang menatapnya dingin."Sepertinya itu lain kali. Karena, Aarav juga

  • Sayangilah Aku    Bab 50

    Reina berjalan menghampiri Aarav. Dia tersenyum ramah menatap lelaki yang merupakan kakak kandungnya itu."Hai. Good morning," sapa Reina.Aarav membalas senyuman Reina. "Morning. Bagaimana kabarmu? Kau pasti senang kan bisa tidur di kamar mewah?" tebaknya.Reina menghela napas. Dia mengangguk pelan."Iya, tapi aku juga sedih. Aku rindu Mama. Oh ya, bagaimana harimu dengan beliau? Rasa rindumu sudah berkurang bukan?" Aarav menggeleng. Wajahnya menjadi datar dan hanya tersenyum. "Iya, aku senang bisa sama Mama. Jujur, aku ngga enak dengan keputusan papa buat tukaran posisi seperti ini..." ujar Aarav sambil menunduk.Reina merangkul Aarav. "Kau yang sabar. Kita pasti akan jadi keluarga harmonis.."Aarav hanya diam dan tersenyum kecil. Dia membelai rambut Reina dengan kasih. "Makasih adikku sayang," ucapnya.***"Aarav dan Reina kakak adik? Itu berarti aku bisa menjadi pacarnya?" tanya Tiara pada dirinya sendiri karena senang mengetahui kenyataan hubungan Reina dan Aarav."Mereka sauda

  • Sayangilah Aku    bab 49

    Angga menatap Reina tak percaya. Dia memangku pipi putrinya itu sambil menatap dengan mata yang berkaca-kaca. "Putriku.." ucapnya senang lalu memeluk Reina.Reina membalas pelukannya. "Papa? Selama ini, papa ada dimana? Kenapa mama tidak pernah bercerita bahwa--""Sudahlah. Yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Sekarang, yang penting kita bisa bertemu dan berkumpul kembali. Aku senang sekali," ucap Aarav sambil berjalan menghampiri Reina.Reina menatap Aarav tak percaya. Dia masih ling lung. Pikirannya butuh waktu untuk mencerna keadaan. Angga menatap Vira dengan senyuman dan mata yang berkaca-kaca. Namun, sang istri justru membalasnya dengan tatapan dingin."Ini sudah malam. Kau harus istirahat. Reina, kau di sini, temani mama. Dan kau Aarav, ayo pulang. Kita akan menyiapkan sesuatu untuk mama nanti.." jelas Angga.Reina mengerutkan kening. "Sesuatu apa?"Aarav hendak menjawab pertanyaan Reina, namun saat melihat ekspresi Angga yang melarangnya memberi tahu rencana surprise mereka pu

  • Sayangilah Aku    Bab 48

    Saat sedang terpaku akan keadaan, tiba-tiba ponsel Aarav berbunyi. Segera, diapun pamit keluar untuk menjawab telepon tersebut."Halo, iya ada apa, Pa?" tanya Aarav dengan suara serak seperti ingin menangis, namun juga tersenyum senang."Kau dimana? kenapa belum pulang sore begini?" Angga juga terdengar khawatir.Mengetahui ayahnya yang sedang mencemaskan keadaan dia, Aarav pun merencanakan sesuatu untuk kedua orang tuanya tersebut. Dia tersenyum."Papa, Aarav lagi di rumah sakit, kepala Aarav sangat sakit," jelas Aarav sembari memegang kepalanya, membuat Angga terkejut."Apa?! Kenapa tidak menghubungi papa? sebentar, papa ke sana sekarang juga!" Telepon terputus. Terlihat raut panik Angga, dia segera mengeluarkan mobil dan bergegas ke rumah sakit. Berbeda dengan sang ayah yang panik setengah mati, Aarav justru tersenyum kesenangan. Saking senangnya, dia hampir melempar ponselnya. Namun, Reina datang dan menangkapnya sehingga ponsel lelaki itu tidak jadi menyentuh lantai."Kau ini, p

  • Sayangilah Aku    Bab 47

    "Mama, aku pulang," ucap Reina setelah membuka pintu dan berjalan menghampiri ibunya, sedangkan Aarav hanya terdiam. Dia masih memikirkan perasaanya yang gelisah tanpa sebab setiap saat. Reina yang melihatnya langsung menegur Aarav."Hei, kau kenapa diam di situ? Ayo masuk," ajaknya.Aarav mengedipkan matanya. Dia tersenyum kecil kemudian berjalan menghampiri Reina yang sedang duduk di samping ibunya.Vira yang tadinya tertidur kini menjadi bangun saat mendengar percakapan Aarav dan Reina di ruangannya. Pelan-pelan dia membuka kedua matanya sambil menyandarkan tubuhnya di pojok ranjang. Dia memandangi sekelilingnya sekilas lalu kembali menatap Reina. Dia tersenyum kecil."Kamu sudah pulang? Kapan?" tanya Vira ramah.Reina tersenyum mengangguk. "Baru saja kok, Ma," jawabnya.Saat mendengar suara ibu Reina, perasaan Aarav menjadi makin gelisah. Suara itu sangat tidak asing di telinganya bahkan itu adalah suara yang biasa dia dengar sewaktu masih kecil saat ibunya masih bersamanya. Aara

  • Sayangilah Aku    Bab 46

    Aarav mencoba untuk mengontrol tubuhnya dan berjalan dengan benar seolah tidak terjadi apa-apa. Akan tetapi, itu selalu gagal sebab dia sering terjatuh akibat tidak sengaja kesenggol batu yang ada di jalan.Tiba-tiba, sorot mata Aarav tertuju pada sosok wanita yang sedang berjalan di pojokan jalan. Dia menyipitkan kedua matanya berusaha untuk melihat wanita itu untuk mengenali wajahnya. Aarav terdiam, saat sedang sibuk berpikir sambil menatap, tiba-tiba wanita itu sudah ada di dekatnya. "Ada apa?" tanya wanita itu yang penasaran sekaligus tidak nyaman karena ditatap oleh Aarav.Mendengar suara yang menurutnya tidak asing, Aarav menoleh ke arah sumber suara tersebut. Lagi dan lagi, kini dia malah melihat wajah ibunya. Aarav mengerutkan keningnya. 'Sebenarnya ada apa ini? Apa aku halusinasi?' "M---ma---ma. Ini Mama?" tanya Aarav terbata-bata dan sedikit gugup.Vira mengerutkan keningnya. Dia menggelengkan kepalanya pelan."Mama? Dengar, kau pasti salah. Aku bukan ibumu, sudah ya, aku

  • Sayangilah Aku    Bab 45

    Di dalam mobil, Aarav duduk sambil memandangi pemandangan yang ada di jalanan seperti pepohonan, warung makan sederhana, bengkel dan masih banyak lagi. Meski tatapannya sibuk menatap pemandangan tersebut, tapi pikirannya masih terfokus oleh hal yang sama. Rasa penasaran kembali menyelimuti benaknya. Sekian tahun berlalu, akhirnya dia bisa melihat sekaligus dekat dengan sosok wanita yang dia rindukan meski sebentar. Tapi tunggu dulu, apa benar apa yang lihat itu memang nyata? Atau dia hanya terlalu rindu hingga tidak sengaja halusinasi?Angga yang melihat anaknya terdiam sambil melamun berusaha menyadarkannya. Dia tersenyum menatap Aarav."Ada apa Aarav?" tanya Angga ramah.Aarav menggelengkan kepalanya. "Tidak ada apa-apa kok, Pa.." jawabnya lalu menunduk dan mengembuskan napasnya berat. Sedangkan Angga hanya diam sembari menyetir mobil.***"Aarav, kamu mau nggak nanti malam main sama aku di sini kaya biasa?" pinta Nathan pada Aarav di telepon.Aarav mengerutkan keningnya."Tempat b

  • Sayangilah Aku    Bab 44

    Melihat suasana yang kini sedikit tegang dan sunyi, pak guru berusaha menenangkan para siswa dan mereka pun melanjutkan pelajaran.Reina dan Aarav kembali ke bangku masing-masing. Semua pun terdiam dan mengerjakan tugas. Sedangkan Dennis, dia terus menatap Reina kesal.***Sepulang sekolah, Reina masih merasa bersalah pada Aarav sebab gara-gara kesalahannya, laki-laki itu jadi kena hukuman. Reina melirik Aarav yang terdiam sejak tadi pagi, dia mengembuskan napasnya berat. Saat hendak mengucapkan sesuatu, tiba-tiba dia terkejut karena Aarav tidak ada di depannya. Dia pun ikut berdiri dan bergegas menyusul Aarav yang keluar kelas."Aarav," panggil Reina sambil menepuk bahu Aarav.Aarav menoleh. Dia menatap Reina sambil tersenyum kecil."Iya ada apa?"Reina menunduk kemudian kembali menatap Aarav."Kamu kenapa?""Kenapa bagaimana?"Reina menggaruk rambutnya. "Tadi itu kamu serius? M

  • Sayangilah Aku    Bab 43

    Sepulang sekolah, Dennis diam-diam mengikuti Reina yang ia berjalan pulang ke rumahnya. Dia melangkahkan kakinya pelan-pelan tepat di belakang Reina.Reina menghentikan langkahnya. Dia mengerutkan keningnya, merasa heran dengan apa terjadi. _"Seperti ada yang mengikuti_" tanyanya dalam hati kemudian menoleh ke belakang. Sorot matanya terkejut melihat Dennis tepat di depannya saat ini. Dia menatap Dennis sambil mengerutkan keningnya karena heran sekaligus kaget."Kamu? Kenapa kamu ngikutin aku?" tanya Reina penasaran pada Dennis.Dennis tersenyum kecil. "Ya gak apa-apa kan? orang aku pengin jalan ma kamu," jawabnya. Reina menggekeng. Dia melirik Dennis kesal."Apaan sih? sudah sana pergi! Aku gak mau jalan sama kamu!" usirnya.Dennis menggeleng. Dia tidak menghiraukan permintaan Reina dan tetap keras kepala mengikuti gadis itu. Reina berusaha tetap diam sambil berjalan. Hatinya menjadi gelisah apalagi pria itu kini berada tepat di sampingnya. Dia m

DMCA.com Protection Status