Bukan gempa bumi, tapi ketika berjalan ke gerbang vila, Carmelia diam-diam menekan mekanisme di ruang bawah tanah.Camelia memasang mekanisme penghancur di ruang bawah tanah sehingga bisa menghancurkan Ibu Violet pada saat kritis.Ibu Violet sudah dikurung selama dua puluh tahun. Jika tidak bisa melarikan diri, tidak akan membuat dirinya bahagia.Namun, tidak menyangka Lewis akan mengkhianatinya. Untungnya, semuanya terjadi tepat waktu. Sebelum tiba, Violet sudah mengembangkan obat yang dapat mengubah wanita itu menjadi boneka.Sekarang hasilnya menjadi lebih baik.Kalaupun mati, tetap bisa membawa Violet bersama.Begitu melihat vila yang runtuh, Carmelia tersenyum kejam. "Violet, ayo kita pergi ke neraka bersama!"Violet dan Bertha yang berada di ruang bawah tanah langsung bergegas keluar saat merasakan guncangan, tapi mereka masih terlambat selangkah.Atap rumah tiba-tiba runtuh hingga menghalangi jalan."Bos, ini mungkin bukan gempa bumi, tapi ulah manusia." Bertha menunjuk ke arah
Ada sebuah peringatan di matanya. Violet tidak terlalu memikirkannya dan hanya berpikir bahwa Falcon tidak suka dirinya berisik!Sudah sampai pada titik ini. Carmelia tidak takut pada apa pun. "Kenapa kamu begitu takut? Apa kamu takut aku akan memberi tahu ...."Falcon mencengkeram rahangnya, rahang Carmelia terluka hingga menjerit kesakitan."Sudah kubilang diam saja, jadi diam saja. Kalau kamu terus bicara omong kosong, aku bukan hanya akan mematahkan rahangmu."Falcon memerintahkan anak buahnya, "Bawa dia pergi. Aku ingin membalas semua yang dilakukannya pada Violet!"Violet yang sedari tadi terdiam, angkat bicara, "Aku akan membalaskan dendamku sendiri!"Perkataan dari Violet ini membuat raut wajah Falcon menjadi pucat. "Lakukan apa yang aku katakan tadi."Sheva mengangguk. "Ya, aku mengerti."Setelah Carmelia dibawa pergi, Violet juga pergi menggunakan mobil dan diikuti oleh Falcon.Begitu mereka pergi, mobil Leon melaju kencang.Leon berhenti di depan vila sambil memandangi vila
Seperti yang dikatakan sebelumnya ....Setelah menemukan Carmelia, dirinya setuju menjadi pacar Falcon!Sekarang Carmelia sudah ditemukan, Falcon juga sudah menyelamatkan dirinya lagi ...."Ya!""..."Sebenarnya Falcon tidak pernah menyangka bahwa Violet akan menjawab pertanyaannya pada saat ini.Barusan hanya menyebutkannya karena melihat Leon berhenti, tapi siapa sangka Violet akan menjawab begitu lugas!Di kaca spion, Violet menatap mata Falcon yang terkejut dan mengulangi, "Ketika semuanya berakhir, kita akan resmi mulai berpacaran!"Tiga kali Falcon mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkannya tiga kali.Seperti kata pepatah, ini adalah hal yang terjadi sekali, dua kali, tiga kali. Violet berutang banyak padanya, sekarang saatnya untuk membayarnya kembali!...Ketika mereka tiba di tempat Carmelia dipenjara, hanya dalam dua atau tiga hari, Carmelia sudah disiksa hingga tak bisa dikenali lagi.Dengan rambut acak-acakan dan darah di sekujur tubuhnya, Carmelia sama sekali tidak tam
"Tentu saja aku sudah memikirkannya!" kata Carmelia, "Tapi kenapa kamu nggak melepaskanku?""Baiklah, aku akan melepaskanmu!" Falcon melepaskan tangannya. "Katakan padaku, aku ingin melihat siapa yang membantumu!"Setela selesai berbicara, Carmelia menambahkan dengan suara yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua, "Aku sudah tahu di mana orang itu. kalau kamu nggak ingin Violet tahu, sebaiknya kamu pikirkan apa yang harus dikatakan dan apa yang harus kamu lakukan!"Tatapan mata Carmelia tiba-tiba berubah tidak percaya.Falcon seharusnya tidak berbohong. Lagi pula, dialah satu-satunya orang di dunia yang mengetahui rahasianya, jadi ....Carmelia diam-diam mengepalkan tangannya dan mengalihkan pembicaraan lalu berkata pada Violet, "Kalau mau tahu, cari saja sendiri!"Bukannya kamu hebat, cari saja sendiri!""Carmelia!" Violet menyipitkan matanya. "Kamu masih keras kepala? Baiklah, kemarilah!""Violet, kalau aku mati, kamu nggak akan pernah tahu lagi siapa pria itu."Bukannya Carmelia
"Ah! Violet, dasar jalang, kamu sama jalangnya dengan ibumu! Entah bagaimanapun aku sudah membesarkanmu selama bertahun-tahun, sekarang kamu memperlakukanku seperti ini!"Racun baru yang dikembangkan Violet memang kuat dan berefek hampir seketika.Setiap pembuluh darah, setiap tulang di tubuh Carmelia merasakan sakit yang tak tertahankan. Carmelia berteriak sambil mengutuk Violet.Violet hanya melihat dari samping, membiarkannya terus mengumpat.Hingga Carmelia tidak punya tenaga lagi, jatuh ke tanah, meringkuk seperti udang.Violet menatapnya lalu berkata, "Apa kamu sudah memikirkan apa yang harus dikatakan?"Carmelia yang sedang memejamkan mata, membuka kelopak matanya untuk menatapnya dan dengan sekuat tenaga menggeram, "Pergi!""Haha!" Violet mencibir, "Kamu punya nyali juga!"Tanpa berkata apa-apa lagi, Violet pergi.Carmelia masih saja tidak mau bicara, tapi nantinya pasti tidak akan bisa bertahan.Setelah melihat Violet pergi, Carmelia diam-diam menggertakkan giginya.Entah suda
Saat berbicara tentang ini, harus dikatakan bahwa Adis punya niat baik untuk Violet.Saat itu, Adis takut terjadi sesuatu pada Violet, jadi bergabung dengan organisasi tersebut.Falcon tetap berada di sisi Violet hampir di setiap langkah.Baru tiga tahun kemudian, ketika Violet sudah mempelajari banyak keterampilan untuk melindungi dirinya, Adis pergi.Adis sangat mencintai Violet, tapi Violet selalu memperlakukannya hanya sebagai kakaknya.Demi merebut cinta Violet, Adis bahkan memalsukan kematiannya dan mengubah identitasnya.Setelah melihat niat membunuh di mata Adis semakin kuat, Carmelia tahu bahwa Adis benar-benar ingin membunuhnya.Sambil mengerutkan kening, Carmelia mulai menyerah, "Adis, aku sudah berjanji padamu bahwa aku nggak akan memberi tahu siapa pun tentangmu, sungguh.""Apa yang terjadi tadi hanyalah sebuah candaan. Kalau kamu membantuku keluar dari masalah ini, aku akan melarikan diri dan nggak akan pernah muncul lagi dalam kehidupan ini, aku juga nggak pernah menyaki
Setelah mendengar teriakan Falcon, Violet segera memasukkan sesuatu ke dalam sakunya dan berjalan ke arahnya.Falcon memegang kancing manset di tangannya. Violet sangat mengenal kancing manset ini. Ini adalah hadiah ulang tahun yang Violet berikan pada Leon di tahun pertama pernikahan mereka.Dari desain hingga pemilihan dan pemrosesan material, Violet melakukan semuanya sendiri, tapi Leon tidak menghargainya, bahkan membuangnya begitu saja.Violet diam-diam menaruhnya di kotak perhiasannya setelah itu.Dulu tidak butuh, tapi sekarang ...."Kancing manset ini seharusnya milik si pembunuh. Kemungkinan besar dia dan Carmelia pernah bertengkar, jadi kancing manset ini nggak sengaja terlepas saat bertengkar."Violet hanya menatap kancing manset itu tanpa berkedip juga tidak menanggapi."Adik, kenapa diam saja?" Falcon bertanya dengan ragu-ragu, "Apa kamu tahu siapa pemilik kancing manset ini?"Setelah mendengar ini, Violet mengalihkan pandangannya ke arahnya dengan cahaya redup di matanya.
Mungkin sudah terbiasa dimarahi, sehingga tidak terbiasa saat Violet tiba-tiba berbicara dengan suara yang begitu lembut.Setelah mendengar ini, Violet tersenyum pada Falcon dan berkata, "Bukankah kamu baru saja bilang di telepon bahwa ada berita tentang kancing manset?""Ya!" Mata Falcon menjadi gelap. "Tapi aku nggak menyangka ternyata dia!""Siapa?" Violet bertanya dengan rasa ingin tahu, "Dari apa yang kamu katakan, aku seharusnya mengenalnya!"Falcon menatap Violet tanpa berkedip lalu mengucapkan setiap kata dengan jelas, "Leon!""Siapa?" Violet tidak dapat mempercayainya. "Leon?""Ya, kancing manset ini ...." Tatapan mata Falcon tampak dalam. "Adik, apa kamu benar-benar nggak mengenalinya? Menurut penyelidikanku, kancing manset ini diberikan olehmu, bahkan kamu membuatnya sendiri!""Benarkah?" Violet berkata dengan tenang, "Semua kancing mansetnya terlihat sama. Aku nggak memerhatikannya dengan saksama, selain itu sudah lama sekali, aku bahkan lupa bahwa aku yang memberikannya pa
Langkah Felicia terhenti. "Hidupku ini memang pemberian Keluarga Fedora. Kalau dulu mereka nggak kasih aku sesuap nasi, aku pasti sudah mati kelaparan di jalanan. Jadi, semua yang kulakukan sekarang adalah hal yang seharusnya.""Apa balas budi harus dibayar dengan nyawa?"Violet melangkah mendekat. "Felicia, yang kamu lakukan ini bukan buat orang lain terharu, kamu cuma hibur dirimu sendiri.""Kamu merasa Keluarga Fedora telah berjasa. Meski sudah bertahun-tahun Lukas perlakukan kamu seperti itu, kamu tetap nggak pernah tinggalkan dia. Kamu anggap dirimu sangat mulia dan pantas dapatkan pujian dari semua orang ....""Bukan begitu .... Bukan seperti yang kamu pikirkan ....""Kalau bukan, lalu kenapa kamu tetap paksakan diri bekerja untuk Keluarga Fedora, meski kamu sedang sakit?" Saat berbicara, Violet sudah sampai di sisi Felicia. "Kalau sedang sakit, seharusnya beristirahat. Kalau kamu sendiri nggak sayangi dirimu, bagaimana orang lain bisa sayangi kamu?"Mata Felicia mulai berkaca-ka
Setelah merapikan barang-barangnya, Violet juga berencana keluar rumah.Ada beberapa jenis herbal yang harus dibeli.Tengah malam tadi, karena tidak bisa tidur, Violet bangun untuk meneliti racun di tubuh Leon.Sebenarnya, salah satu alasan kenapa sulit menghilangkan racun yang diberikan Adis adalah karena Violet sama sekali tidak tahu bahwa Adis bisa meracik racun.Jadi dia sama sekali tidak memahami kebiasaan Adis dalam menggunakan racun.Alasan Falcon tiba-tiba menghilang adalah karena Adis meminjam identitasnya dan diam-diam mengutus orang untuk membunuhnya.Adis memilih Falcon karena pria itu selalu memakai topeng dan tidak seorang pun pernah melihat wajah aslinya. Karena itu, sangat mudah menggunakan wajah Falcon yang kebetulan persis sama dengan Adis, bagian dari kebohongan yang disusun dengan cermat.Semua ini adalah hasil penyelidikan yang dilakukan Violet secara diam-diam setelah dia mengetahui wajah asli Adis.Karena takut informasi bocor, Violet tidak pernah memberitahu sia
Baru saja Violet sampai di Vila Magnolia, telepon dari Leon langsung masuk.Mengira Leon merasa tidak enak badan, Violet langsung menjawab, "Kamu nggak enak badan?""Bukan, aku cuma mau pastikan kamu sudah sampai di rumah atau belum."Violet menarik napas dalam-dalam. "Leon, kalau bukan soal kesehatan, sebaiknya kamu nggak perlu menelepon untuk hal seperti ini."Ucapan Violet sudah cukup jelas.Sebenarnya dia tidak bermaksud terlalu dingin, tetapi hubungan antara dia dan Leon memang sudah tidak bisa kembali seperti dulu.Jadi, lebih baik sejak awal menaklukkan harapan yang tidak seharusnya ada.Namun, Leon terdengar agak kecewa, "Panggilan ini sebenarnya disuruh Nenek dan Loren."Violet terdiam sejenak.Dia lalu berkata, "Aku ada panggilan masuk, aku tutup dulu."Tanpa menunggu Leon menjawab, Violet langsung menutup telepon.Sambil menghela napas, Violet keluar dari mobil, lalu berjalan masuk ke dalam rumah.Dari jendela kamarnya, dia memandang ke arah kediaman Keluarga Hardi.Kenangan
Nenek belum sempat bicara, Leon sudah lebih dulu membuka mulut, "Aku antar kamu pulang!"Menerima isyarat darinya, Violet mengangguk, "Baik!"Baru saja mereka pergi, Lukas yang terkenal suka bergosip langsung mulai menyebar gosip, "Kalian lihat, 'kan? Mereka saling melempar pandang. Terutama sikap Violet pada Leon, dulu 'kan mereka selalu berdebat. Tapi sekarang, dia malah terlihat begitu lembut. Apa ini berarti hati Violet mulai hidup kembali untuk Leon?"Loren setuju dan mengangguk, "Aku juga merasa begitu. Sikap Kak Violet pada kakakku kali ini jauh lebih baik dari sebelumnya.""Kalau ini terjadi dulu, kakakku bilang mau antar, jangankan setuju, mungkin dia malah akan menyindir kakakku. Tapi tadi, dia sama sekali nggak berkata apa-apa dan langsung setuju."Nenek juga merasa hal yang sama, "Memang ada yang berbeda!"Lukas makin bersemangat, "Kalau begini terus, bukan nggak mungkin kita bisa segera hadiri pernikahan mereka!"Di sepanjang jalan menuju gerbang, Violet beberapa kali bers
Rombongan mereka kembali ke Kota Bona, dan Violet ikut kembali ke rumah lama Keluarga Jiwono bersama Leon.Bagaimanapun juga, Violet harus menyerahkan Leon langsung ke neneknya.Soal racun di tubuhnya ....Saat masih di pulau, ketika Lukas pergi menjemput Leon, Violet sudah memeriksa denyut nadinya.Dari denyut nadinya, memang menunjukkan bahwa Leon diracuni, dan racunnya cukup kuat. Namun, untuk jenis racunnya, masih belum jelas.Butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahuinya.Namun, satu hal yang pasti, itu jelas racun kronis, jika tidak, Leon pasti sudah mati keracunan.Ini agaknya bukan gaya Adis. Mengingat Adis sudah menyeret Leon ikut mati bersamanya, mengapa di saat-saat terakhir hidupnya, dia tidak langsung membuat mereka mati bersama?Apakah itu karena Adis hanya memiliki racun jenis ini?Karena racun ini tidak langsung mematikan, lebih baik membawa Leon pulang dulu untuk menemui neneknya. Kalau tidak, bisa-bisa neneknya menangis sampai matanya buta.Beberapa hari terakhir
Beberapa saat yang lalu ketika di pesawat, Lukas menerima telepon dari Violet yang memintanya pulang untuk menjemput Leon. Dirinya sempat curiga kalau itu hanya mimpi karena dirinya terlalu merindukan Leon.Saat ini, walau wajah Leon terpampang di depannya, Lukas masih kurang yakin.Dengan cepat melangkah maju, Lukas mencubit lengan Leon, "Sakit nggak?"Leon mengerutkan kening, "Menurutmu?""Kalau sakit, berarti aku nggak sedang mimpi!"Sambil berbicara, Lukas tiba-tiba memeluk Leon erat-erat, "Leon, kamu kejutkan aku! Aku tahu kamu nggak mungkin mati semudah itu!"Namun, Leon yang tidak sabar dengan sentuhan itu segera menepiskan Lukas, memperlihatkan ekspresi tak senang, "Kalau mau bicara, bicara saja! Jangan pegang-pegang!""Wah wah wah, baru 'mati' beberapa hari saja, kamu sudah jadi begitu angkuh. Padahal dulu kita sering tidur di ranjang yang sama!"Makin Leon menghindar, makin Lukas sengaja mengulurkan tangan untuk menyentuhnya.Wajah Leon menjadi makin serius, "Lukas, kamu suda
Begitu menghadapi pertanyaan Violet, Leon tersenyum pahit. "Karena umurku nggak akan lama lagi, lebih baik aku biarkan kalian memperlakukanku seolah-olah aku sudah mati!""Apa maksudmu umurmu nggak akan lama lagi?"Violet menatapnya dari atas ke bawah dengan nada mengejek, "Hanya peluru yang mengenai perut saja. Sebagai pemimpin Pasukan Yeager, apa kamu akan mati hanya karena luka sekecil itu?"Leon pasti sama seperti dirinya yang menderita banyak sekali luka, baik besar maupun kecil, tapi masih hidup dan sehat.Selain itu, ada Violet. Kecuali sudah tidak bisa lagi ditolong dengan obat, Violet masih bisa menolongnya.Leon menatap Violet dengan enggan. "Adis meracuniku sebelum meninggal!""Adis sudah meninggal?""Ya!" Leon mengangguk. "Setelah menyeretku ke dalam air hari itu, mungkin sudah menghabiskan terlalu banyak energi. Saat berenang ke mekanisme di kedalaman laut yang mengarah ke pulau itu, Adis sudah nggak punya banyak kekuatan yang tersisa.""Aku memanfaatkan kesempatan itu unt
Sayangnya Sandy sudah meninggal dan dibunuh oleh Adis sendiri.Saat Violet menemukannya, Sandy sudah meninggal.Hanya mata yang tidak terpejam yang dipenuhi rasa bersalah serta penyesalan.Bagaimanapun Sandy sudah lama bersamanya, jadi Violet tidak menyimpan dendam dan menyuruh Sheva serta Bertha menguburkan Sandy.Violet tetap di pulau itu.Pasti ada sebuah mekanisme di sini, tapi belum ditemukan saja. Mungkin mereka berdua belum mati.Jadi Violet tidak berencana meninggalkan pulau itu sampai menemukan mereka berdua.Setelah berkeliling pulau, Violet menemukan bahwa pulau ini dibangun oleh Adis sesuai dengan kesukaannya.Saat masih sangat muda, Violet pernah bilang bahwa dirinya mempunyai mimpi, yaitu membeli pulau sendiri dan menanam banyak bunga di pulau itu.Lalu peliharalah beberapa hewan kecil yang lucu, seperti burung, anjing, kucing dan yang lainnya.Pulau ini ada semua yang dikatakannya.Violet secara alami dapat merasakan cinta Adis padanya.Namun, Violet benar-benar tidak me
Violet tidak pernah menyangka Adis bisa begitu gila hingga memilih mati bersama Leon.Aliran airnya sangat deras, dalam sekejap keduanya tersapu jauh.Violet melihat Leon meronta, Adis menggunakan tangan dan kakinya untuk memegangnya erat-erat guna mencegahnya melarikan diri.Leon sudah terluka, energinya juga sudah terbuang banyak, jadi perlawanannya tidak berguna bagi Adis lagi ....Violet menundukkan kepalanya dan bersiap untuk melompat turun ...."Violet, kalau kamu berani melompat turun, aku akan membunuh Leon sekarang juga!" Adis mengarahkan pistolnya ke dahi Leon untuk mengancam Violet.Begitu melihat Violet benar-benar berhenti, Adis merasa semakin kesal. "Sampai saat ini orang yang kamu sayang masih Leon!"Dari awal hingga akhir, matanya terpaku pada Leon, matanya penuh kekhawatiran terhadap Leon.Perbedaan sikap Violet ini membuat Adis semakin sakit hati. Pada saat ini, Adis akhirnya memahami kesenjangan antara dirinya dan Leon.Meskipun Violet mengaku bahwa dirinya tidak lag