Share

Bab 154

Author: Jalita Haira
last update Last Updated: 2024-12-25 18:00:01
Lukas berkata lagi bahwa dirinya punya perasaan pada Violet ....

Apa yang dilakukan Leon hingga memberi mereka ilusi seperti itu?

Sambil tertawa, Violet langsung menolak. "Aku nggak tertarik mengambil barang bekas!"

Lukas langsung tertegun.

...

Keluarga Wijaya.

Begitu masuk, Violet mendengar banyak orang berbisik.

Berbisik tentang kenapa Violet sengaja mendekati Keluarga Wijaya dan yang lainnya.

Violet sepertinya tidak mendengar dan berjalan masuk tanpa terpengaruh dengan keadaan itu sama sekali.

Sebelum pergi ke Lewis, Violet terlebih dahulu pergi menemui Kakek.

Hal pertama yang Violet lakukan ketika bertemu Kakek adalah menghilangkan hipnotisnya.

Setelah itu mengatakan yang sebenarnya lagi padanya.

Entah Lewis terlibat dalam insiden itu atau tidak, Pak Dimas tidak bersalah, jadi Violet merasa bersalah padanya.

"Pak Dimas, maaf, aku memanfaatkanmu!"

Violet awalnya berpikir bahwa Pak Dimas akan marah, tapi malah memandangnya dengan penuh kasih. "Jarang sekali kamu jujur!"

Violet meliri
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 155

    Ancaman Violet tidak membuat Lewis bicara jujur malah berkata, "Keluarga Wijaya nggak terlibat!"Lewis menatap langsung ke mata Violet. "Kamu bilang saat kamu diserang tiga tahun lalu, pihak lain menyebut Keluarga Wijaya. Apa kamu pernah berpikir kalau orang itu sengaja mengatakannya?""Pihak lain sangat menyadari kekuatanmu dan khawatir kamu akan bangkit, jadi mereka dengan sengaja menyalahkan Keluarga Wijaya dan menjadikan Keluarga Wijaya sebagai kambing hitam!"Kakek di samping diam-diam mengamati Lewis.Begitu melihat ekspresinya yang tidak terlihat ragu-ragu, Pak Dimas menoleh ke Violet dan berkata, "Violet, menurutku apa yang dikatakan pamanmu masuk akal.""Pamanmu sudah berpengalaman dalam segala urusan selama bertahun-tahun, memang pernah berbuat buruk, tapi hati nuraninya masih ada."Mata Violet berkedip-kedip antara Kakek dan Lewis.Terlihat bahwa Kakek sangat mempercayai Lewis.Lewis adalah satu-satunya putra Kakek, tentu saja sangat berbakti kepada Kakek. Wajar jika Kakek m

    Last Updated : 2024-12-25
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 156

    Falcon berhenti sejenak lalu berkata, "Kamu ingin aku mencabut hipnotis pada Loren. Bukannya nggak mungkin, tapi ada satu syarat ....""Syarat?" Violet tersenyum lalu berkata, "Bilang saja pada Leon.""Leon nggak berhak!" Kata-kata Falcon penuh dengan penghinaan terhadap Leon. "Jangan khawatir, Dik, syaratku sangat sederhana. Aku nggak akan menyulitkanmu.""Selama kamu setuju, aku akan segera mencabut hipnotis pada Loren."Falcon menambahkan, "Kalau dihitung waktunya, Loren sudah koma selama beberapa hari. Kalau koma seperti biasanya, mungkin nggak berdampak apa pun, tapi kalau dihipnotis ...."Jika terus dihipnotis, semakin lama akan semakin berbahaya bagi Loren.Hal ini pula yang menjadi alasan kenapa Violet lebih memilih jalan yang berbahaya.Meskipun Falcon tidak mengatakan dengan jelas bagaimana kondisinya, menurut pemahaman Violet tentangnya, hal ini pasti bukan hal yang baik.Kalau tidak, mana mungkin akan ada rencana khusus seperti ini.Begitu memikirkan Loren di ranjang rumah

    Last Updated : 2024-12-25
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 157

    Pria itu berdiri di sana. Saat mendengar gerakan di belakangnya, pria itu bukan tidak panik sama sekali, tapi malah bercanda, "Kamu hebat juga! Kamu bisa mengidentifikasi posisiku hanya dengan mendengarkan dalam situasi seperti ini!"Violet melihat punggung tegak pria itu, raut wajahnya pun menjadi suram. "Siapa kamu?""Aku ini kakak seperjuanganmu, bisa juga ...."Sebelum selesai berbicara, Falcon disela oleh langkah Violet selanjutnya.Violet muncul di belakang Falcon dengan sangat cepat, meletakkan tangan kanannya di bahu kirinya, siap membalikkannya kapan saja.Falcon mengambil keuntungan dari situasi ini dan meraih tangan Violet. "Dik, lagi pula kita bukan orang asing lagi, jadi aku akan menunjukkannya padamu."Saat berbicara, Falcon perlahan berbalik. Saat wajah yang persis sama dengan Adis terlihat, napas Violet tiba-tiba tercekik."Kak Adis?"Mata Falcon sedikit menyipit. "Benar-benar mirip, 'kan?"Baru kemudian Violet kembali sadar dan mencari bekas masker kulit manusia di waj

    Last Updated : 2024-12-25
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 158

    "Baiklah, kalau begitu aku nggak akan basa-basi lagi, syaratku sangat sederhana ...."Falcon memandang Violet dan berkata, "Jadilah pacarku!""Katakan lagi?" Violet benar-benar ragu dengan pendengarannya sendiri.Awalnya Violet pikir akan membunuhnya, tanpa disangka ...."Selama kamu setuju jadi pacarku, aku akan segera membantu mencabut hipnotis Loren." Falcon berkata lagi, "Aku berjanji nggak akan pernah menyentuhnya lagi!""Kamu ...."Begitu Violet akan menjawab, Falcon menyelanya lagi, "Jangan terburu-buru menjawab, aku akan memberimu waktu tiga hari untuk memikirkannya!"Ekspresinya tidak terlihat seperti sedang bercanda.Namun, mereka sama sekali tidak akrab satu sama lain, jadi bagaimana bisa mengajukan syarat konyol seperti itu?Ya, konyol sekali!Dalam pandangan Violet, syarat yang diajukan oleh Falcon benar-benar konyol!"Trik baru?" Violet tertawa, "Apa tujuannya? Kamu ingin aku jatuh cinta padamu, lalu menendangku, sehingga kamu bisa melecehkan tubuh dan melukai hatiku?""S

    Last Updated : 2024-12-26
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 159

    Tiga menit, hanya tiga menit terakhir!Jika orang lain, mungkin hanya membual saja, tapi Falcon ....Kemampuan hipnotisnya sudah mencapai puncak. Falcon bisa mengendalikan nyawa orang dari jarak jauh. Jika ingin menghadapinya, satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah jika gurunya masih hidup!Dalam analisis terakhir, kemampuan Violet lebih rendah darinya. Kalau tidak, tidak akan mungkin diancam oleh Falcon.Namun, jika langsung setuju dengan syaratnya ....Dengan tatapan tajam di matanya, Violet menutup telepon, maju selangkah dan berkata kepada semua staf medis yang hadir, "Semuanya pergi!"Semua staf medis tahu identitas Violet. Setelah mendengar ini, mereka semua menghentikan apa yang mereka lakukan dan segera pergi dari bangsal.Setelah tempat menjadi kosong, Violet tidak berani menunda sama sekali dan buru-buru berjalan ke samping tempat tidur.Tinggal tiga menit lagi ....Tidak, kurang dari tiga menit.Violet ingin mencobanya untuk yang terakhir kalinya!Hingga saat-saat tera

    Last Updated : 2024-12-26
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 160

    Lagi pula, dia bukan tandingan Falcon ...."Kakak Ipar ...."Tangisan ini mengejutkan hati Violet, akhirnya langsung menatap Loren yang terbangun.Loren bangun!Dalam hati Loren, yang paling penting adalah hubungannya dengan Leon?Lalu apa yang Violet katakan tadi, bukankah itu berarti ....Saat memikirkan hal ini, Violet melirik Leon.Kalaupun Loren serius, Leon tidak akan rugi.Leon selalu curiga bahwa dirinya punya niat jahat, tetapi sekarang setelah identitasnya terungkap, memang terbukti bersalah.Leon akan muak karena dirinya adalah pembohong!Setelah berpikir seperti ini, Violet merasa sangat nyaman dan hendak membantu Loren melakukan pemeriksaan, tapi tiba-tiba ponselnya berdering.Bahkan tanpa melihatnya, Violet tahu itu telepon dari Falcon.Begitu telepon tersambung, Falcon langsung berkata, "Dik, waktunya sudah habis. Bagaimana dengan jawabannya?"Violet memandang Loren yang sudah bangun sambil mencibir, "Maaf sudah mengecewakanmu, Loren sudah bangun!""..."Falcon sepertiny

    Last Updated : 2024-12-26
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 161

    Jangan senang terlalu dini, kalimat ini memang berlaku selamanya.Dia langsung menyela ucapan Loren yang belum selesai, "Loren, kamu baru saja bangun, jangan bicara terlalu banyak. Istirahatlah dengan baik supaya kamu bisa pulih lebih cepat!"Violet berkata sambil membantu Loren berbaring di atas kasur, "Sayang, cepat istirahat."Loren melirik ke arah Leon yang berdiri di depan pintu dan memutar matanya, "Kakak ipar, ngapain begitu gugup? Aku cuma ingin tanya, apa Nenek masih belum tahu apa yang terjadi padaku?""Ternyata ini!""Kalau bukan ini terus apa?" Loren menatap Leon lagi, "Apa kakak ipar ada mengatakan hal lain?"Violet juga menatap Leon, "Nggak, aku cuma mengatakan itu!"Loren menatap Leon lagi, "Kak, benarkah?"Seolah tidak bisa melihat isyarat Loren, Leon melangkah maju dan menyerahkan semua barang yang Violet suruh untuk dibeli ke tangannya, "Coba lihat ada yang kelewatan nggak?"Violet menerima dan melihatnya, "Boleh juga."Memang lumayan dan Leon membeli semua yang dia m

    Last Updated : 2024-12-27
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 162

    Bisa dikatakan itu mendapatkan dua keuntungan dengan satu usaha, jadi lebih baik Leon yang mengatakan ini daripada Loren.Akan tetapi, kakaknya ....Lupakan, egoislah semaunya. Selama kakak ipar bisa kembali ke Keluarga Jiwono, Loren akan menjadi egois sekali saja.Setelah mengerucutkan bibirnya, Loren mengatakan apa yang ingin dia katakan sejak dia bangun, "Kak, saat masih koma, kudengar kamu bilang selama aku bisa bangun, kamu akan ....""Ah!" Violet berpura-pura memegang perutnya, "Perutku tiba-tiba sakit. Aku mau pergi ke kamar mandi dulu!"Setelah mengatakan itu, Violet meninggalkan bangsal seolah sedang melarikan diri, tanpa memberi kesempatan pada Loren untuk bereaksi.Loren mengerutkan keningnya dan melampiaskan semua kekesalannya pada Leon, "Ayo cepat kejar! Apa kamu masih mau aku si pasien yang baru bangun dan nggak bisa bangun dari kasur untuk terus membantumu!?"Jangan kira Loren tidak menyadarinya, tadi Leon sengaja melakukannya.Harga dirinya terlalu tinggi, jadi dia meng

    Last Updated : 2024-12-27

Latest chapter

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 206

    Mengungkit nama Leon, Carlo merasa sangat terhina. "Bos, kamu nggak tahu bagaimana dia menyiksaku selama ini. Dia mengurungku di tempat gelap begini.""Aku nggak pernah tahu betapa kesepiannya saat sendirian. Mau mengobrol pun nggak bisa. Aku benar-benar sudah nggak tahan ...."Violet terdiam. Jelas bahwa Carlo sudah dikurung untuk waktu yang lama. Jika tidak, Carlo tidak akan basa-basi begitu bertemu dengannya.Violet menanyakan Carlo bisa ada di sana, tetapi Carlo berbicara panjang lebar dan tidak menyediakan informasi yang berguna."Kita bicarakan di luar saja." Violet menyela perkataan Carlo, lalu melepaskan rantai di tangan dan kaki Carlo.Pada saat ini, Carlo dirantai oleh Leon seperti seekor anjing.Ketika mereka hendak keluar, Violet mendengar suara langkah kaki yang terus mendekat. "Leon sudah pulang."Carlo panik seketika. "Bos, selama ini Leon ingin tahu siapa yang mengirimku untuk membunuhnya. Dia nggak akan diam saja kalau melihatmu. Cepat sembunyi!"Violet terdiam. Membun

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 205

    Lukas tidak menyangka ternyata itu yang diinginkan oleh Violet ....Mata Lukas berkedip dengan cepat. Dia bertanya, "Apa itu Pasukan Yeager?"Violet sudah menduga Lukas tidak akan mengkhianati Leon dengan mudah. "Lukas, orang lain mungkin nggak tahu tentang Pasukan Yeager, tapi kamu yang menguasai jaringan informasi sedunia nggak mungkin nggak tahu."Lukas tersenyum. "Aku benaran nggak tahu! Kamu baru saja membantuku. Kalau aku tahu, nggak mungkin nggak kuberitahukan."Violet menyeringai sinis. "Kalau kamu nggak mau beritahukan, aku nggak akan memaksa. Felicia sepertinya belum pergi jauh. Aku bantu kamu kejar!"Lukas tahu betapa mengerikannya Violet, tetapi pertanyaan itu, dia benar-benar ...."Kalaupun kamu kejar Felicia, aku tetap nggak tahu. Tadi kamu sebut Leon, jangan-jangan kamu curiga ada kaitan antara Leon dan Pasukan Yeager?"Lalu, Lukas terkekeh-kekeh. "Mana mungkin?""Sudah tiga tahun kamu menikah dengan Leon. Kalau benar-benar ada kaitan antara Leon dan pasukan itu, dengan

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 204

    Teringat akan hubungan antara Leon dan Lewis yang tak kunjung ditemukan, mungkin Pasukan Yeager memiliki peran dalam hal itu.Jadi, Violet langsung membuka sebuah situs untuk menyelidiki data personal Leon.Sebenarnya, Violet sudah menyelidiki Leon sebelum menikah dengannya pada tiga tahun lalu.Leon tidak punya identitas lain selain CEO Grup Jiwono.Dulu, Violet dengan polosnya berpikir itu adalah keseluruhan tentang Leon. Jika dipikirkan lagi saat ini, Leon mungkin masih memiliki rahasia lain.Seperti tiga tahun lalu, tidak ada kejanggalan pada situs personal Leon.Bersih total. Jangankan Pasukan Yeager, bahkan tidak ada kaitan dengan Keluarga Wijaya.Kelihatannya, sama sekali tidak bisa menemukan rahasia Leon dengan metode umum. Dengan begitu ....Violet menelepon Lukas.Sebagai sahabat terbaik Leon, Lukas seharusnya mengetahui hal-hal yang tidak diketahui oleh orang lain.Akan tetapi, Lukas tidak kunjung menjawab telepon.Ditelepon beberapa kali pun sama.Setelah dipikir-pikir, Vio

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 203

    Sebelum Lukas selesai berbicara, pintu ditendang dengan kuat dari luar.Lukas langsung diam karena mengira Violet datang.Lukas bahkan tidak berani menoleh ke arah pintu. Lalu, terdengar sebuah suara yang dingin ...."Lukas, kalau kamu di rumah, kenapa kamu nggak angkat telepon?"Lukas pun jengkel ketika melihat orang itu adalah Felicia. "Tentu saja karena nggak mau!"Sebenarnya, Lukas meninggalkan ponselnya di atas saat turun dan membukakan pintu untuk Leon.Akan tetapi, Lukas tidak akan memberi penjelasan pada Felicia. Itu bukan kebiasaannya, Felicia juga tidak pantas!"Siapa bilang aku harus angkat teleponmu?" Tatapan mata Lukas saat melihat Felicia penuh ejekan. "Felicia, jangan lupa, kamu hanya anjing peliharaan keluargaku.""Jadi anjing harus sadar diri. Jangan menggonggong majikan!"Leon tidak bisa berkata-kata.Sebelumnya, Leon tidak pernah merasakan keanehan dari sikap Lukas terhadap Felicia karena Lukas memang tidak mencintai Felicia. Akan tetapi, sekarang ....Setelah kejadi

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 202

    "Kalau kamu nggak suka, kamu juga bisa panggil aku Aldi!""Nama ini ...." Violet melempar tabung pena pada Falcon. "Jelek dan menjijikkan!"Falcon tetap tidak marah. "Kamu akan suka pelan-pelan."Tanpa basa-basi, Falcon menutup pintu dan pergi.Ruangan kantor yang sudah hiruk-pikuk dari pagi akhirnya hening. Violet memijat keningnya yang sakit. "Menjengkelkan sekali!"Mengapa mereka semua begitu santai?Tidak bisa, dia harus mencari solusi untuk menghentikan dua pria itu, terutama Falcon!...Kebencian Leon terhadap Falcon tidak kalah dengan kebencian Violet.Setelah keluar dari Grup Hardi, Leon pergi mencari Lukas."Kenapa kamu tampak emosi?" Begitu masuk, Lukas melihat wajah tampan Leon yang sangat masam. "Bukannya kamu dan Mia akan segera menikah? Kenapa kamu kelihatannya sama sekali nggak senang?"Lukas juga mengetahui berita yang beredar di internet. Dia mengira berita itu dirilis oleh Leon.Jika bukan Leon sendiri, siapa yang berani merilis berita itu?Lukas mengira Leon jatuh ci

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 201

    Aksi Falcon tidak hanya membuat Leon tercengang. Violet yang menjadi salah satu aktor utama pun terkejut.Terutama bibir Falcon makin dekat.Ketika Violet hendak mengakhiri sandiwara lebih awal tanpa ragu, sebuah tinjuan kuat menyerang Falcon.Falcon segera menghindar, lalu menoleh pada Leon dengan jengkel. "Pak Leon, aku sedang menghibur pacarku. Kamu bisa pergi kalau nggak mau lihat. Kamu malah mengganggu kami. Kamu nggak merasa nggak sopan?""Adis, kuperingatkan kamu. Kalau kamu berani sentuh dia lagi, aku akan membuatmu sengsara!"Niat untuk membunuh seseorang sulit disembunyikan.Belum pernah Leon begitu ingin membunuh seseorang seperti saat ini."Aku koreksi, namaku Aldi dan Violet adalah pacarku. Pak Leon nggak merasa dirimu terlalu banyak ikut campur?"Falcon tidak takut pada ancaman Leon, bahkan terus memprovokasinya.Tidak ada gunanya semua omongan itu, maka Leon tidak basa-basi lagi. Dia sekali lagi melontarkan tinjuan ke wajah Falcon.Falcon bergegas bersembunyi di belakang

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 200

    Leon mencengkeram kerah baju Falcon. "Aku nggak peduli kamu Adis atau gadungan. Jangan menantang batas toleransiku.""Batas toleransi?" Falcon tidak melawan untuk membebaskan diri, melainkan bertanya dengan heran, "Lalu, apa batas toleransi Pak Leon?"Mata hitam Leon penuh keagresifan. Dia menghardik, "Violet milikku!""Hahaha ...." Falcon tertawa. "Apa Pak Leon lupa? Kalian sudah cerai. Sekarang, Violet adalah pacarku!"Seolah-olah tidak melihat ekspresi wajah Leon yang lebih masam, Falcon menambahkan, "Dengar-dengar, kamu minta berbaikan, tapi ditolak!"Tatapan mata Falcon penuh ejekan. "Sepertinya Pak Leon kurang memahami Violet. Violet nggak akan pernah menjilat ludah sendiri.""Sejak cerai denganmu, kamu sudah tersingkirkan dari hidupnya."Falcon lebih tahu dari siapa pun betapa besar pukulan dari omongan itu terhadap Leon.Falcon mengira Leon akan lepas kendali, tetapi nyatanya tidak. Tatapan mata Leon saat melihatnya juga penuh perhitungan. Leon berkata, "Ini tipu muslihat."Fal

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 199

    Tidak hanya bangkit dari kematiannya, kaki Adis sudah kembali normal dan dia sedang berpelukan mesra dengan Violet.Jadi, Adis belum mati!Jika pria itu bukan Adis, bagaimana mungkin Violet mau dipeluk olehnya?Jadi, dari awal hingga akhir, semua itu adalah sandiwara mereka?Pemikiran itu membuat Leon marah, juga sangat sedih.Violet dapat bekerja sama dengan Adis untuk membuat tipu muslihat itu, berarti Adis memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam hati Violet!Violet dan Falcon memperhatikan ekspresi mata Leon yang kompleks.Violet bersikap cuek dan tidak menghiraukan Leon. Violet mendorong Falcon, lalu mengambil dokumen dan hendak pergi ke ruang rapat.Ada rapat penting hari ini. Falcon sudah menunda banyak waktunya.Di ambang pintu, Violet memasang ekspresi kosong saat berkata pada Leon yang berdiri di sana, "Tolong minggir!"Bagaimanapun, Violet tetap harus bersikap sopan.Itu adalah etika yang paling mendasar.Leon berdiri diam di tempatnya. "Kenapa kamu membohongiku?"Leo

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 198

    Itulah mengapa Leon tidak pergi mencari Violet. Alhasil, Mia pergi mencari Violet ....Leon menatap Mia, tidak ada lagi rasa belas kasihan. "Kamu nggak berhak mencampuri urusan kami.""Mia, jangan kira aku nggak tahu apa perhitunganmu.""Paman, aku nggak ...." Mia berpura-pura kasihan lagi. "Aku benaran hanya pergi memberi penjelasan pada Kak Violet.""Aku tahu aku sudah melakukan banyak kesalahan sebelum ini, jadi kamu nggak memercayaiku lagi. Tapi kali ini, aku dengan tulus membantumu pergi memberi penjelasan pada Kak Violet."Sambil berbicara, Mia meneteskan air mata. "Aku tahu sudah nggak ada kemungkinan lagi di antara kita.""Kalau bukan karena aku pernah menyelamatkanmu tiga tahun lalu, sekalipun aku mati di dalam penjara, kamu sama sekali nggak akan peduli.""Sekarang, aku tahu betul seperti apa posisiku di dalam hatimu. Mana mungkin aku berani melakukan hal-hal yang nggak kamu senangi?""Aku juga nggak tahu ada apa dengan para wartawan itu. Kalau nggak percaya, kamu bisa selidi

DMCA.com Protection Status