Beranda / Romansa / Saya dan Miliarder Cantik / Bab 24: Pengawal Satu Minggu

Share

Bab 24: Pengawal Satu Minggu

Penulis: Renko
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-16 14:22:53

Mateo tidak mendengar sahutan dari dalam kamar adiknya setelah beberapa kali memanggil dan mengetuk pintu, tampaknya Bellmira masih marah padanya. Dia tidak memungkiri kesalahan yang telah dia lakukan.

Masih tidak ada respons apa-apa, akhirnya Mateo memutuskan untuk meletakkan hadiah ulang tahun di depan pintu kamar, berharap kemarahan sang adik akan berkurang.

Menuruni anak tangga, Mateo melihat orang yang membuat dia berdiri di depan pintu begitu lama tadinya sedang berselonjor di kursi pelanggan. Pantas saja tidak ada yang menyahuti, ternyata Bellmira tidak berada di dalam kamar.

"Kita tidak akan membuka rumah makan satu minggu ke depan. Selama itu, kau bisa belajar untuk kenaikan kelasmu."

Bellmira tidak menjawab, hanya melemparkan tatapannya ke arah lain. Sangat jelas kalau masih kecewa.

Mateo mengembuskan napas. Dia berusaha memikirkan cara agar adiknya mau bicara. "Meera, bagaimana pendapatmu mengenai janggut dan juga kumisku?"

Topik pembicaraan it
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 25: Mengakhiri Malam dengan Borgol

    Pasangan yang sedang menikmati makan malam ditemani satu gelas anggur itu asyik bercakap-cakap menggunakan bahasa yang mereka mengerti. Meskipun berasal dari negara berbeda, akan tetapi Shohei tidak kaku. Hal itu menambah nilai plus untuk Hillary yang sudah mengidolakan atlet bisbol tersebut. Mateo sendiri yang tempat berdirinya ada di belakang Hillary, mau tidak mau juga mendengar percakapan. Dia hanya bersikap seperti tidak tahu apa-apa, karena itu adalah kode etik dari seorang pengawal. "Mulanya aku berpikir akan menyesal menerima acara makan malam ini, tetapi setelah kita berbincang, sepertinya tidak." Shohei tersenyum. "Aku merasa kalau kita bisa menjadi dekat lagi setelah ini." Pernyataan yang begitu gamblang. Hillary masih tidak menyangka jika dia akan duduk di depan sang idola, berbincang, makan bersama. Apalagi pernyataan tadi membuat dia semakin bahagia. "Aku menantikannya." Hillary mengangkat gelas anggurnya, lalu mereka bersulang. Tidak lama waktu

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-16
  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 26: Pembebasan Mateo

    Mateo mendapatkan hukumannya. Dia ditahan dengan alasan tidak membawa surat izin berkendara, sedangkan pengemudi truk dibebaskan. Hal itu memicu kemarahan Serina yang mengetahui situasi sebenarnya. "Nyawa tiga orang hampir lenyap malam ini dan kalian membiarkan pelakunya bebas?! Semua tidak masuk akal! Di mana letak kebenaran di negeri ini?!" Serina sudah merah kedua matanya akibat menahan kemarahan. Dia tidak berhenti bersuara sejak tadi, melontarkan kalimat apa pun untuk pembebasan. "Maaf, Nona. Anda sudah mendengar sendiri penjelasan dari pengemudi truk. Cahaya yang silau membuatnya kesulitan saat berkendara. Dia juga sudah meminta maaf karena menimbulkan keributan dan membuat banyak orang menjadi khawatir. Kami tidak menangkapnya karena memiliki surat yang lengkap, sedangkan tuan Mateo tidak memilikinya.” Serina mengepalkan tangan, hampir ingin melayangkan tinjunya namun lagi-lagi niatnya dicegah oleh suara Mateo yang memanggil namanya dari balik jeruji besi. "Ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-18
  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 27: Golding Group

    Mateo melirik wanita yang mengemudikan mobil, lalu memperhatikan cermin tengah untuk melihat keberadaan sang pengacara. Suasana sangat tenang dengan hanya deru mesin yang halus sebagai penghias perjalanan. "Terima kasih, sudah membantuku." Hillary menoleh pada pria yang duduk di sampingnya sebentar, lalu memfokuskan pandangan ke depan kembali. "Tidak perlu mengucapkan terima kasih. Aku hanya geram pada mereka yang menyalahgunakan wewenang, mengambil keputusan yang memberatkan sebelah pihak, padahal sudah jelas siapa yang bersalah. Seharusnya aku yang berterima kasih padamu, karena telah berusaha menyelamatkan kami, meskipun mobil kesayanganku harus berada di bengkel sekarang. Siapa yang tidak setuju kalau di saat seperti itu nyawa lebih berharga daripada harta? Aku bersyukur masih dibiarkan hidup." Mobil berhenti tidak jauh dari satu kafe, mereka semua melirik ke arah yang sama. Orang-orang tampak bersantai, beberapa juga tampak terburu setelah selesai memesan. Pelan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-18
  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 28: Utang Budi

    Hillary tertawa lebar, tidak tahan dengan situasi yang begitu lucu. Dia sama sekali tidak memiliki maksud buruk dengan mempertanyakan sesuatu yang nyatanya membuat Mateo langsung berpikir kalau itu merupakan masalah besar. "Kenapa tertawa? Aku meninggalkan tempatku sebentar untuk menghubungi adikku. Pintu ruanganmu bisa terlihat dari meja sekretaris dan aku bisa memastikan kalau tidak ada yang masuk ke ruanganmu sejak tadi." Hillary mengusap ekor mata yang menjadi bukti kalau apa yang terjadi sangat menggelikan. "Aku tidak menyangka jika kau orang yang begitu lucu." Sekretaris sendiri yang ikut menyaksikan tidak berpikir demikian. Dia sampai tidak berani menolak keinginan Mateo untuk menggunakan telepon karena takut jikalau hal buruk terjadi padanya. "Aku tidak bermaksud untuk bergurau. Perkataan tadi serius, bahwa—" "Aku bisa memasukkan beban biaya panggilanmu dan juga burger yang kau makan ke dalam tagihan? Aku sudah mendengarnya dengan jelas, bahkan juga m

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-18
  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 29: Asap dan Api

    Sampai di perusahaan, batang hidung Serina sudah terlihat. Meja di hadapannya penuh oleh makanan seperti tidak memikirkan, apakah akan habis atau tidak. "Oh, kalian sudah datang? Duduklah. Aku sudah memesan makanan," ucap Serina, sibuk menyantap makanan kembali. "Kau membuat ruanganku menjadi berantakan," ucap Hillary. "Ruanganmu tidak akan berantakan lagi jika kita menghabiskannya. Sudah lewat dari jam istirahat dan aku yakin kau belum makan." Serina menatap pria yang datang bersama sahabatnya. "Mateo, kau pasti belum tahu kalau wanita ini mengalami masalah dengan perutnya. Dia memiliki penyakit usus buntu, bahkan sampai sekarang masih tidak sadar untuk memperbaiki pola hidupnya yang melupakan soal makan karena lebih mementingkan urusan pekerjaan. Lain kali, kau bisa memaksanya untuk itu. Aku mengizinkannya." "Mateo adalah pengawalku. Kenapa harus mendapatkan izin darimu?" "Oh, kau bisa berkata seperti itu setelah menolaknya menjadi pengawalmu?" Hillary yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-19
  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 30: Kepercayaan Tidak Mudah

    Hillary memajukan tubuhnya yang hampir bersandar. Perhatian kali ini benar-benar beralih berkat mendengar perbincangan dua orang tamu di ruangannya. Tadi dia tidak memiliki niat untuk ikut mendengarkan, tetapi karena kalimat terakhir Mateo membuat dia berubah pikiran.Serina sendiri menjadi serius ekspresinya. Dia tidak kalah penasaran dengan alasan di balik kejahatan yang dilakukan Lemuel. Jika benar Mateo tahu, maka hal itu akan membuka satu misteri pembunuhan yang belum terpecahkan hingga saat ini."Tuan Conor menyukai hewan dan memiliki banyak peliharaan di rumahnya."Serina mengerutkan dahi, tawanya seperti mengatakan bahwa perkataan Mateo sangat tidak masuk akal. "Tidak salah. Semua orang tahu kalau tuan Conor menyukai hewan, bahkan memiliki yayasan untuk hobinya itu. Tapi apa hubungannya dengan kasus pembunuhan? Kau tidak akan mengatakan kalau peliharaannya sendiri adalah penyebab kematian, bukan?""Aku belum selesai bicara. Kau bisa mendengarnya sampai habis

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-27
  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 31: Susu Cokelat dan Hujan Deras

    Hillary sangat kesal, terlebih ketika perkataannya tidak didengar. Dia sudah menunggu lama agar mereka berpisah di depan gedung perusahaan, akan tetapi Mateo tetap saja mengikuti.Hingga dia tidak tahan untuk membalikkan badan, tampak frustrasi saat mengembuskan napas. "Orang yang bekerja pasti akan sangat senang jika atasan mereka mengatakan bahwa mereka sudah bisa pulang ke rumah. Dan lagi, kau tidak mendengar perkataanku di ruangan tadi? Apa aku perlu mengatakannya sekali lagi agar kau paham?""Aku akan mengantarkanmu sampai ke rumah."Hillary terlihat semakin tidak suka dari ekspresinya. "Kau ingin disebut sebagai penguntit oleh orang-orang?"Mateo terdiam untuk beberapa saat, lalu dia berkata dengan nada tegas, "Pengawal adalah pengawal, penguntit adalah penguntit. Pengawal bukanlah penguntit, mereka adalah dua orang yang berbeda.""Terserah padamu!"Melihat wanita yang kesal itu akan pergi, Mateo segera berkata, "Kau bisa memberikan kuncinya padaku."H

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 32: Paman Hillary

    Saat membuka pintu kabin, Mateo mendapati Hillary tengah tertidur pulas. Dia juga tidak ada niat membangunkan, jadi dia memutuskan untuk mengendarai mobil saja menuju The Pearl Villa.Sampai di sana pun Hillary tampak tidak terusik, bahkan ketika Mateo mencoba untuk membangunkan. Mau tidak mau Mateo harus membopong Hillary ke kamar, ditemani seorang pelayan wanita sebagai penunjuk jalan.Mateo membaringkan Hillary di tempat tidur, pelayan yang mengantarkan langsung membantu melepaskan sepatu pemilik rumah sebelum menyelimuti dengan baik. Mateo sendiri tahu kalau sudah saatnya dia pulang."Ayah ...."Suara itu berhasil menghentikan niat, Mateo dan sang pelayan memandang wanita yang tampak gelisah dalam tidur. Mateo tidak beranjak sampai pelayan tersebut mendekati Hillary dan mengatakan kalau sang majikan bukan hanya sekadar memanggil sang ayah."Suhunya sangat panas. Nona sepertinya terkena demam."Mateo ingat kalau mereka tadi berusaha mencari tempat berteduh.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-19

Bab terbaru

  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 40: Motor Bekas dan Renovasi

    Serina mematikan televisi tidak lama setelah siaran wawancara singkat usai. Dia tidak bisa memikirkan cara apa pun untuk mengorek informasi dari Lemuel, bahkan pria itu dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik.Stuart juga ada di sana, menyaksikan hal yang sama tadinya. Setelah selesai menonton, dia pun berkata, "Sekarang kau membuat orang-orang bersimpatik padanya. Apa sebelum mewawancarai, kau tidak memikirkan soal dia yang akan menjawab dengan sangat baik?"Ponsel Serina berdering. Dia mengangkat panggilan telepon begitu saja. "Halo?""Halo, Wartawan Serina."Serina seketika menjadi tegang saat mendengar suara di seberang sana. Dia melihat kembali sejumlah nomor tidak tersimpan yang ada dalam layar, tidak menduga kalau dia akan dihubungi oleh Lemuel."Anda pasti terkejut, karena saya menghubungi begitu tiba-tiba.""Ah, ya ... saya tidak pernah menduganya."Serina keluar dari ruangan, meninggalkan raut kebingungan di wajah Stuart. Dia mencari sudut yang aman untuk mereka bicara,

  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 39: Tanya Jawab Singkat

    Serina mencebik, tidak suka dengan Stuart yang memberikannya pekerjaan secara tiba-tiba, bahkan dia tidak jadi ditraktir oleh Mateo, karena harus singgah ke Meteor Media untuk menyelesaikan beberapa hal."Aku sedang sibuk menyelesaikan proyek besar dan kau selalu menambah pekerjaanku. Bukankah gajiku yang sekarang tidak akan sepadan dengan kesetiaanku terhadap perusahaan ini?""Sibuk bagaimana? Kau belum memperlihatkan kemajuan apa-apa selama satu minggu ini," ucap Stuart.Serina mengernyitkan alis. "Itu karena kau terus-menerus memberikan pekerjaan yang begitu banyak padaku!""Kau yakin bukan karena Mateo yang harus melindungi sahabatmu? Mungkin kau perlu diingatkan pada tugasmu yang sesungguhnya yaitu mencari informasi mengenai pembunuhan yang melibatkan tuan Conor. Jangan sampai tujuanmu berubah arah menjadi yang lain."Stuart melemparkan dokumen yang dibacanya sejak tadi ke atas meja. "Kita tidak punya waktu untuk bermain-main, Serina," ucapnya, kemudian keluar dari ruangan.Serin

  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 38: Menawan Hati

    Serina meletakkan kedua belah tangan di pinggang, menatap sepeda motor yang akhirnya menjadi pilihan. Dia sudah menghubungi sang sahabat untuk persoalan biaya dan sekarang sedang menunggu respons Hillary."Kau yakin dengan pilihanmu? Hillary tidak akan senang mendengarnya.""Yang aku perlukan hanyalah sepeda motor, mahal atau tidak bukanlah sesuatu yang harus dipusingkan. Selama mesinnya bisa berfungsi dengan baik, maka itu sudah cukup.""Tapi sekarang bukan mahal atau tidak mahal sebagai pilihanmu, tapi baru dan tidak baru. Bagaimana jika keputusanmu diubah? Kita akan membeli yang baru, bukan yang bekas."Tepat pada kalimat terakhir, Mateo menerima telepon. Dia melihat ke arah Serina yang menatap bingung padanya, lantas dia mengangkat panggilan tersebut."Halo?" Mateo berkata."Kau ingin agar aku berutang budi padamu sampai mati?"Serina mendengar suara sang sahabat dari ponsel Mateo. Dia melipatkan tangan di dada sambil berekspresi tidak peduli, sudah tahu kalau hal seperti ini akan

  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 37: Keraguan pada Kotak Buttermilk

    Dua hari tersisa, Mateo hanya berjaga di sekitar The Pearl Villa. Hillary tidak mengerjakan aktivitas apa pun di luar kediaman selama memulihkan diri, mungkin benar-benar sudah memutuskan hidup dengan baik.Bahkan, akibat kondisinya yang buruk di pertengahan pesta kemarin, Hillary sampai memanggil dokter keluarga ke vila, hal yang sudah lama tidak dilakukan karena sebelumnya dia yang menghampiri sang dokter supaya meresepkan obat untuknya ketika usus buntu meradang.Mateo menoleh ke lantai dua, mendapati Hillary sedang berbicara dengan sang dokter. Saat ini dia mengambil waktu untuk merokok sebentar, tiba-tiba jadi terpikirkan mengenai hal apa yang akan dilakukannya setelah masa kerja menjadi pengawal selama satu minggu usai.Beberapa batang rokok habis bertepatan saat sang dokter muncul di lantai bawah, tampak sudah akan pergi. Mateo menoleh lagi ke arah jendela besar yang diketahuinya merupakan milik kamar Hillary. Wanita itu sedang melihat pula ke arahnya, langsung berpaling dan pe

  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 36: Mengisi Kekosongan Perut

    Perkataan Mateo membuat mereka bertiga menjadi pusat perhatian. Nick agaknya merasa dipermalukan, citranya telah berubah menjadi orang yang sangat menjengkelkan.Hillary berpikir bahwa sekarang bukan saat yang tepat untuk berurusan dengan Nick. Dia segera menarik Mateo untuk pergi dari sana, selanjutnya sambil terhuyung-huyung berjalan ke sisi dinding.Hillary berusaha tetap berdiri tegak, berhenti sebentar untuk mengambil napas. Beberapa menit berlalu hanyalah waktu tanpa kata."Maaf, karena membawa urusan pribadi Anda ke tengah acara. Saya melihat bahwa Anda merasa tidak nyaman sejak tadi dan membutuhkan cara untuk pergi dari aula.""Kau tahu dari mana kalau Nick mengirimkan buket padaku setiap hari?""Sekretaris Anda berbicara mengenai buket yang dikirim setiap pagi oleh orang yang sama dan katanya Anda sering kali merasa jengkel. Saya melihat siapa pengirimnya untuk berhati-hati dengan orang itu suatu saat nanti. Ternyata pertemuan ditakdirkan begitu cepat. Saya berharap dia tidak

  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 35: Pesta Pernikahan

    Sampai esok hari, Bellmira tetap mengeluhkan kesalahan sang kakak di matanya. Dia terus membuat pilihan antara Serina atau Hillary. Padahal, Mateo tidak memiliki hubungan istimewa apa-apa terhadap dua wanita itu."Mereka berdua adalah sahabat dekat yang aku dengar dari cerita kak Serina. Kakak seharusnya tidak memecah belah persahabatan mereka dengan mendekati keduanya sekaligus.""Aku tidak melakukan pekerjaan seperti itu. Berhentilah mengatakan yang tidak-tidak sebelum aku terlambat.""Memangnya Kakak akan ke mana?" Bellmira baru sadar akan setelan pakaian formal yang dikenakan kakaknya. "Dari mana Kakak mendapatkan pakaian itu?"Mateo sudah lama sekali tidak menatap dirinya dari atas sampai ke bawah. Ternyata rasanya tetap sama, tidak pernah terbiasa. Dia lebih menyukai baju kaos dengan jaket hoodie ketimbang kemeja dengan jas."Apa aku sudah terlihat rapi?" tanya Mateo.Bellmira menganggukkan kepala. "Pilihan yang sangat bagus. Itu cocok sekali dengan Kakak. Memangnya akan ke mana

  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 34: Simpatik

    Hillary dapat merasakan kepedihan dari setiap perkataan yang didengar. Dia saja sangat sedih mengantarkan kepergian sang ayah, lebih menyakitkan lagi jika tidak ikut mengantarkan, karena itu adalah kali terakhir dari pertemuan. "Waktu yang baik untuk berjemur yaitu antara jam sembilan sampai sepuluh pagi. Saat itu gelombang sinar ultraviolet dari matahari sudah menjadi gelombang pendek yang aman untuk kulit. Sekarang sudah lewat dari waktu yang disarankan. Sebaiknya Anda duduk di golf cart agar tetap terlindungi," ucap Mateo, kemudian berlalu pergi. Hillary bergegas menaiki mobil golf kembali dan mengejar Mateo dengan itu. "Bukan hanya aku yang memiliki kulit. Kau tidak ingin naik juga agar kita bisa cepat sampai?" "Saya baru selesai berolahraga dan sangat berkeringat. Anda akan tidak nyaman nantinya. Lagi pula, berjalan adalah aktivitas yang sangat sehat. Saya menyarankan agar Anda sesekali berjalan ketimbang menyetir mobil." "Kau sedang mengkritik gaya hidupku?" "Saya hanya meny

  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 33: Pagi Hari di Lapangan Hijau

    Hillary bangun dalam keadaan penuh kebingungan, seperti yang dia temukan ada sesuatu yang menempeli dahi. Ditambah wadah air yang terdapat di atas nakas membuat dia berpikir kalau hal buruk mungkin telah terjadi tanpa diketahuinya. Dia beranjak keluar kamar, turun ke lantai bawah dan langsung terkejut ketika menemukan sang paman. Pria yang berada di usia 40-an itu kini sedang mempersiapkan makanan di dapur. Mungkin tidak banyak yang tahu kalau di balik kesibukan sebagai pebisnis, pamannya pandai memasak. "Bagaimana Paman tidak hidup sendiri kalau hal seperti memasak saja bisa ditangani dengan baik." Haidar menolehkan kepala, dia tertawa kecil. "Itu adalah gayamu, pertama memujiku, lalu memintaku untuk menikah. Duduklah dan habiskan makananmu." "Niatku tertebak." Hillary menarik kursi, duduk di sana dan berkata, "Kapan Paman tiba?" "Tadi malam. Sesaat berada di bandara,

  • Saya dan Miliarder Cantik   Bab 32: Paman Hillary

    Saat membuka pintu kabin, Mateo mendapati Hillary tengah tertidur pulas. Dia juga tidak ada niat membangunkan, jadi dia memutuskan untuk mengendarai mobil saja menuju The Pearl Villa.Sampai di sana pun Hillary tampak tidak terusik, bahkan ketika Mateo mencoba untuk membangunkan. Mau tidak mau Mateo harus membopong Hillary ke kamar, ditemani seorang pelayan wanita sebagai penunjuk jalan.Mateo membaringkan Hillary di tempat tidur, pelayan yang mengantarkan langsung membantu melepaskan sepatu pemilik rumah sebelum menyelimuti dengan baik. Mateo sendiri tahu kalau sudah saatnya dia pulang."Ayah ...."Suara itu berhasil menghentikan niat, Mateo dan sang pelayan memandang wanita yang tampak gelisah dalam tidur. Mateo tidak beranjak sampai pelayan tersebut mendekati Hillary dan mengatakan kalau sang majikan bukan hanya sekadar memanggil sang ayah."Suhunya sangat panas. Nona sepertinya terkena demam."Mateo ingat kalau mereka tadi berusaha mencari tempat berteduh.

DMCA.com Protection Status