Cintia melihat Samuel. Dia sama sekali tidak ingin mengatakan banyak hal di depan Erik. Erik pun tidak lagi berani menanyakan lebih banyak pertanyaan di bawah pengawasan Samuel. Cintia memutuskan untuk makan siang di rumah Samuel. Dia akan pergi setelah berhasil membujuk Erik untuk tidur siang. Samuel mengantarkan Cintia dengan mobil yang dikendarai oleh Pak Surya. Samuel dan Cintia duduk di kursi belakang, keduanya saling diam."Samuel," panggil Cintia.“Hmm," Samuel menoleh dan melihat ke arah Cintia.“Aku memang punya banyak masa lalu yang buruk." Cintia menambahkan, “Tapi aku bukan orang gampangan.”“..." nampak sekali Samuel sedikit terkejut.“Aku juga tahu bahwa kamu sangat baik, banyak orang yang akan menyukaimu, bahkan menyukaimu dengan sendirinya. Aku tidak memungkiri kalau semua ingin berbuat hal baik, ini bukanlah kesalahanmu ataupun dia, hanya saja aku tidak bisa menerima dengan caraku sendiri. Aku akan merasa terhormat kalau kita bisa berteman, lebih dari itu aku tidak
"Bu Cintia, gelombang pertama laporan penjualan sudah keluar," ucap Owen dengan hormat."Bawa ke sini," jawab Cintia yang tampak tenang.Owen menyerahkan laporan dengan semangat, "Hasil penjualan jauh melebihi target. Penjualan hari ini dibuka tepat pukul 10, beberapa model produk di pusat perbelanjaan elektronik langsung ludes dalam hitungan detik. Selain itu, model lain juga telah melebihi target awal penjualan sebesar 300%. Perhitungan penjualan di toko offline masih dihitung, dari informasi yang saya terima bahwa semua toko di seluruh negeri sedang sibuk dan stok produk juga menipis."Sudut bibir Cintia otomatis terangkat."Baru saja Direktur departemen penjualan, Pak Heru pergi ke pusat perbelanjaan terbesar di Kota Bandung untuk meninjau situasi. Ini foto yang dia kirimkan," ucap Owen sambil mengeluarkan iPad dan menunjukkan foto. "Ini adalah toko ritel Galaksi Moda. Yang lainnya itu adalah toko-toko bermerek dengan kisaran harga yang sama di lantai kami. Selain toko kita, pes
"Maksud kamu apa?" tanya Rein menenangkan diri.Wajah Starvy terlihat tidak senang.Perkataan sarkas dan menghina dari Rein membuat Starvy sangat tidak senang.Selama ini, Starvy hanya bisa menahan semuanya karena ingin mendapatkan Rein.Namun, sekarang Starvy tidak menyukai Rein lagi. Perkataan Rein yang seperti ini membuatnya muak."Starvy, tadi aku terlalu kesal. Kamu jangan pedulikan perkataanku tadi," ucap Rein, sadar kalau perkataannya tadi membuat Starvy sedih.Saat ini, Rein merasa kalau Starvy memiliki rencana cadangan dan sikapnya melembut, lalu berkata, "Aku juga khawatir kalau Cintia akan menjualmu, tapi kamu tidak tahu dan tetap berbuat baik kepada Cintia."Mendengar perkataan Rein, tentu saja Starvy tidak puas. Akan tetapi, memikirkan kalau Rein masih bisa dia gunakan, Starvy tidak membantah perkataan Rein, kemudian berkata, "Sekarang ini Galaksi Moda begitu terkenal, semua berita mengenai Galaksi Moda adalah berita yang positif. Semua orang dan awak media memuji Galaksi
Rein dan Starvy melanjutkan obrolan mereka dengan harmonis.Seketika mata Starvy berubah jahat setelah dia menutup teleponnya.Starvy hanya memberi tahu Rein sebagian rencananya. Dari skandal ini, Starvy ingin membuat Samuel membenci Cintia. Setelahnya, Starvy baru mempunyai kesempatan untuk mendapatkan Samuel!...Busana dari Galaksi Moda begitu terkenal selama seminggu ini. Saking terkenalnya, membuat mereka kehabisan persediaan di pasaran.Melihat ini, Cintia membuat keputusan untuk memproduksi dalam skala besar.Namun, Cintia tidak memakai strategi 'Hunger Marketing'. Hunger Marketing adalah sebuah strategi di mana penjual menghadirkan produk dengan harga yang menarik, dengan stok yang terbatas. Strategi ini akan membuat pembeli menanti produk yang akan dikeluarkan dan akan memaksimalkan keuntungan yang akan didapat oleh penjual.Kekurangan barang yang dialami Grup Galaksi kali ini terjadi karena Cintia tidak mempertimbangkan kepopuleran busana yang dia keluarkan.Filosofi Cintia d
"Bu Cintia."Direktur Departemen Penjualan, Wisnu, bergegas memasuki ruang kantor Cintia.Cintia menaruh ponselnya lalu melihat Wisnu."Bu Cintia, apa yang harus kita lakukan sekarang? Banyak pembeli yang mengembalikan barang-barang kita di pusat perbelanjaan sekarang, toko kita di seluruh penjuru juga dipenuhi pembeli. Banyak pusat perbelanjaan besar yang mengeluh pada pihak kita. Kita harus memikirkan solusi untuk menyelesaikan masalah ini!" "Bu Cintia!" kata Hardi, Manajer Pembelian, yang juga bergegas masuk ke ruang kantor Cintia, lalu melanjutkan, "Baru saja pihak kami mendapatkan pemberitahuan dari para pemasok untuk segera melunasi pembayaran. Kalau tidak, pihak kita akan digugat!""Bu Cintia, bagian Pelayanan Pelanggan sudah tidak bisa menangani hal ini lagi. Setiap telepon yang ada di bagian pelayanan pelanggan hampir rusak dan pelanggan-pelanggan itu tidak mendengarkan dan tidak peduli akan penjelasan kami ...."Cintia melihat ke arah petinggi perusahaan yang ada di hadapann
Memang pada dasarnya, Samuel dan Cintia tidak memiliki hubungan apa pun."Aku akan segera menahan berita itu. Beri tahu aku nomor rekeningmu, akan aku kirimkan kekurangan dananya." Cintia tidak bisa mengetahui emosi Samuel hanya dari suara datarnya saja yang berkata, "Aku mempunyai tim yang cukup ahli dalam menangani hal krisis seperti ini di luar negeri. Pesawat mereka akan datang ke Cilegon besok pagi. Besok, kamu luangkan sedikit waktumu. Aku akan membawamu menemui mereka."Cintia menggigit bibirnya, tidak menyangka kalau masih ada orang yang tidak segan untuk membantunya.Dulu, masalah apa pun selalu Cintia lewati seorang diri. Tidak pernah ada orang yang ingin membantunya.Saat Cintia berusia 18 tahun, dia dihina dan tidak ada satu pun yang membelanya. Ayah kandungnya sendiri merasa kalau Cintia itu aib untuk nama baik keluarganya. Ayahnya ingin mengirim Cintia pergi agar tidak menodai reputasinya.Sekarang, hal yang sama terjadi lagi. Semua orang berharap untuk memutuskan hubunga
Samuel mengepalkan tangannya yang memegang pena emas itu, lalu melepaskannya.Sepertinya, Marcel berhasil menghibur Samuel.Diam-diam Marcel menghembuskan napas perlahan. Untung saja Marcel cukup pintar, kalau tidak, ke depannya Marcel mungkin tidak akan memiliki kehidupan yang baik."Tuan Samuel, aku akan terus memantau perkembangan kabar Bos Cintia," kata Marcel cepat, lalu kembali berkata, "Aku tidak akan pernah membiarkan Bos Cintia dilukai oleh orang jahat.""Hmm," jawab Samuel.Sedikit tenang, Samuel akhirnya mengalihkan perhatiannya pada layar komputer yang ada di hadapannya, mulai mengerjakan pekerjaannya yang tertunda....Grup Galaksi, ruang rapat tingkat tinggi.Suasana suram meliputi seluruh ruang rapat.Walaupun Grup Galaksi tidak bisa dikatakan sebagai perusahaan besar, selama bertahun-tahun Grup Galaksi tidak pernah menangani masalah sebesar ini.Para petinggi yang hadir merasa kebingungan, cemas, tidak tahu apa yang harus mereka lakukan."Kak Cintia, apa kamu sudah memi
"Saya juga sama," ucap Sandra dengan cepat dan melanjutkan, "Tidaklah mudah bagi Grup Galaksi untuk pulih kembali. Tidak sepadan kalau Grup Galaksi harus berakhir sampai sini. Saya bersedia melewati masa krisis ini bersama dengan Bu Cintia!""Bu Cintia, kami semua mendukung Anda!"Sesaat, darah mereka seperti mendidih dan membuat jiwa semangat mereka bangkit.Mendengar para petinggi yang mendukung Cintia, membuat muka Starvy menyuram.Sikap Cintia benar-benar di luar pemikiran Starvy.Bertemu dengan masalah besar seperti ini, menghadapi perusahaan yang bisa saja mengalami kebangkrutan, Cintia tetap bisa tenang. Bahkan, pada saat yang sama Cintia bisa menarik hati para petinggi perusahaan.Tidak menunggu lama, mata Starvy menunjukkan tatapan jahatnya.Lalu, apalagi yang bisa Cintia lakukan? Cintia hanya bisa membuat orang kagum dengannya.Starvy tidak percaya, kalau hanya dengan kerja keras Cintia seorang diri bisa menyelamatkan Grup Galaksi dari ambang kepailitan.Namun, saat kembali k
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug