Di dalam pusat tahanan.Yulia melihat Samuel dengan mata merah.Raut wajah Samuel menunjukkan dirinya tidak peduli."Demi Cintia, apakah ini sepadan?" tanya Yulia."Ini tak ada hubungannya lagi dengan dia. Hanya saja situasi yang memaksanya," jawab Samuel."Aku tahu kamu melakukan ini demi dia," ucap Yulia dengan tegas."Aku tak mau bermain-main dengan nyawaku sendiri," jawab Samuel"Demi Cintia, kamu bahkan rela mengorbankan nyawamu!" tegas Yulia.Samuel memilih diam saja.Yulia tiba-tiba tersenyum.Kemudian menangis dan tertawa sendiri.Dia seperti sudah hilang kewarasan.Yulia melanjutkan omongannya, "Samuel, apa kamu tahu? Aku akan menikah lagi."Mata Samuel bergerak sedikit.Lagi pula, Samuel masih bisa merasakan beberapa perasaan yang bergejolak."Keluarga Tambunan memang seperti ini. Semua orang hanyalah suatu alat. Semua ini sudah dimulai begitu kami lahir, aku seperti ini, orang tuaku juga seperti ini, dan kakakku juga seperti ini." Sambil menceritakannya, air mata Yulia jatuh
Sesampainya di Vila Purnomo.Cintia dibawa oleh pelayan dan berjalan masuk ke ruang kerja Frans.Cintia tidak begitu tahu apakah ini karena Samuel sedang terkena kasus, tetapi Vila Purnomo tampaknya menjadi lebih hening."Tuan Besar Frans," Cintia mengambil inisiatif untuk berbicara.Frans menatapnya, kemudian meliriknya selama waktu yang lama. Sangat lama, tetapi tidak mengatakan apa pun.Tampaknya, Frans masih memiliki perasaan yang rumit terhadap Cintia.Mereka berdua tetap diam dalam waktu yang sangat lama.Frans tiba-tiba menghela napasnya dan berkata, "Aku tak menyangka kalau Samuel akan melakukan hal seperti ini. Dari kecil hingga dewasa, dia tak pernah memberontak melawanku."Cintia tetap diam dan tidak tahu bagaimana harus menanggapinya.Sebenarnya, Cintia dapat memahami suasana hati Frans saat ini.Cucu yang dirinya besarkan sendiri dan selalu patuh, suatu hari tiba-tiba melawan keinginan Frans, dan melakukan hal-hal yang tak dapat diterima oleh Frans.Namun, masalahnya sudah
Tidak ada orang yang dekat dengan Frans saat ini.Orang tua Samuel sudah meninggal terlebih dahulu, hidup dan mati Jimmy yang mengalami kecelakaan juga masih belum jelas, sementara Samuel sedang menunggu untuk diberikan putusan atas kejahatannya … hanya Nini yang masih berada di sisi Frans, juga dengan cucu perempuannya, Tammy. Nini diam-diam sudah menceraikan Walter beberapa waktu yang lalu dan Walter sudah meninggalkan Keluarga Purnomo.Siapa sangka bahwa Keluarga Purnomo yang begitu hebat dan kaya raya, dengan anggota keluarga yang banyak, akan tiba-tiba hancur dan terpisah ….Frans mendengarkan kata-kata Cintia, tetapi tidak memberikan jawaban dalam waktu yang lama.Hati Cintia dipenuhi dengan rasa pahit dan kecewa.Tidak tahu apakah Cintia memiliki kemampuan ini, tetapi sekarang Cintia sedang berusaha untuk menculik Erikson. Hati nurani dan moralitas yang dia miliki membuatnya sulit untuk melakukan hal ini.Lagi pula, Erikson adalah anaknya.Cintia tidak bisa berpura-pura dan meng
"Pergi dan bawalah Erik," ucap Frans lagi.Cintia melihat Frans dengan dalam dan berkata, "Kalau Anda merindukan Erik, telepon saja aku. Tak peduli apakah sedang berada di Kota Bandung atau di mana pun, aku akan memikirkan cara untuk membawa Erik pada Anda.”Frans mengangguk dengan perlahan."Jaga kesehatan Anda dengan baik," kata Cintia.Cintia lantas berdiri, sedikit membungkuk, dan kemudian keluar dari ruang kerja Frans.Dia lantas berjalan turun ke ruang tamu, di mana Erikson sudah duduk dengan tenang di sofa sambil menunggunya.Begitu melihat Cintia muncul, kaki kecil Erik langsung berlari menghampiri Cintia, "Mami."Suara yang jelas dan nyaring itu membuat hati Cintia terasa hangat kembali.Erikson benar-benar ‘sumber api terbesar dalam hidupnya.Cintia lantas membungkuk dan jongkok di depan Erikson, kemudian berkata, "Apa kamu tahu kalau kamu akan tinggal dengan Mami?""Aku tahu, Papi pernah bilang padaku. Papi bilang setelah dia menikah dengan Mama Yulia, maka aku akan pulang
Banyak perusahaan juga berlomba-lomba untuk datang dan mengajukan penawaran di tengah-tengah persaingan.Cintia juga salah satu dari mereka.Cintia tidak terlalu tertarik dengan industri Keluarga Purnomo.Namun, dia merasa bahwa dia harus meninggalkan beberapa ‘akar’ untuk Erikson.Mungkin saja, satu percikan kecil bisa memulai kobaran api yang baru lagi.Ada Warto juga yang bekerja sama dengan Cintia.Warto juga sangat tertarik dengan bisnis dari Purnomo Grup, sehingga Cintia mendapatkan banyak bantuan finansial. Mereka berdua juga mendiskusikan bagian yang ingin mereka peroleh dan bagaimana cara untuk mendapatkannya dengan lancar.Mereka pun selesai mendiskusikan masalah utama.Warto, seperti biasa, membawa gosip dari dalam untuk Cintia.Warto ini tampaknya seperti orang baik hati.Namun, Cintia selalu berpikir bahwa Warto hanya penggosip.Dia benar-benar ingin tahu urusan orang lain. Perlu benar-benar dicurigai apakah Warto adalah, 0."Dalam beberapa hari lagi, Yulia akan mengumumka
Cintia sebenarnya juga sudah membuat persiapan untuk menghadapi Yulia.Dua bulan yang penuh akan damai dan ketenangan ini memang membuat Cintia merasa sedikit kurang tenang dan nyaman.Dia takut jika Yulia akan datang kembali beberapa rencana yang jahat lagi!Setelah mendengar kata-kata Warto, Cintia merasa sedikit lega.Setidaknya sampai Yulia menikah, Cintia masih aman.Cintia tidak mengatakan apa-apa lagi kepada Warto dan Warto juga tidak sedang luang. Mereka berdua segera mengakhiri panggilan itu.Sambil duduk di dalam kantor, Cintia masih merasa ragu. Dia pun pergi ke penjara bersama dengan empat pengawal yang Warto tugaskan untuk menjaganya.Hanya dengan mata telanjang, Samuel benar-benar terlihat kurusan.Sejak masuk penjara, Samuel sudah kehilangan berat badan setiap harinya.Meskipun setiap kali Cintia datang menemuinya, dia selalu tersenyum, bukan hal yang sulit pula untuk menyembunyikan bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja."Jangan melihatku seperti itu." Samuel merasa
Dari dahulu sampai saat ini, Yulia hanya menyukai Samuel seorang.Meskipun Yulia sudah melakukan banyak hal rahasia, pada akhirnya, Yulia benar-benar mencintai Samuel sepenuhnya.Kemudian, apakah Samuel benar-benar tidak bersimpati atas situasi Yulia saat ini?"Ada, tapi tak banyak." Samuel tidak malu mengatakannya, "Dia hampir membunuhmu beberapa kali dan aku tak bisa menutup mataku atas hal itu.""Tapi dia bersikap baik padamu ....""Kamu lebih penting dariku." Maksud Samuel adalah, tidak apa-apa jika itu terjadi pada dirinya, tetapi tidak dapat dibiarkan jika terjadi kepada Cintia.Hati Cintia sedikit bergejolak.Cintia merasa tersentuh atas kata-kata Samuel."Kenapa, kamu mau aku berbuat baik padanya?" Samuel mengangkat kedua alisnya.Samuel jelas sekali sudah sekurus sebatang lidi, tetapi saat ini, Samuel masih bisa memberikan ekspresi sombong yang tiada lawannya itu.Apa orang ini mengira dirinya masih CEO yang memiliki kuasa?Semua aset propertinya akan dijual hingga habis."Aku
Setelah mengantar Erikson ke sekolah, Cintia langsung melajukan mobilnya ke pengadilan.Seperti biasanya, ada empat pengawal berbaju hitam yang selalu mengikutinya dari belakang. Cintia sudah terbiasa dengan hal ini.Reporter yang sudah menunggu di depan pintu masuk pengadilan merasa terkejut ketika melihat Cintia datang dan mereka juga sedikit segan untuk mendekatinya.Namun, karena tidak bisa menahan rasa penasaran dan ingin mendapatkan berita hangat, para reporter melirik ke sekitar secara saksama, setelah itu mereka langsung mengerumuni Cintia.Pengawal dengan gesit melindungi Cintia di belakang mereka.Para reporter dari berbagai media massa menjaga jarak satu meter kemudian melangsungkan wawancara."Nona Cintia, kenapa kamu bisa ada di sini? Di antara kamu dan Samuel apa ada hubungan spesial? Sebelumnya ada reporter yang memotret kamu dengan anak Samuel yang bernama Erikson, kalian kelihatan sangat akrab," ujar reporter dengan suara keras."Apa hubungan kamu dengan Warto? Apa kal
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug