Share

Bab 379 Ulang Tahun Steven

Penulis: Orange
Pada bulan 12, cuaca di Bandung sudah memasuki musim hujan.

Pada tanggal 12 bulan 12, Steven berulang tahun yang ke-29.

Menurut peraturan di Bandung, pria memegang angka 9 sedangkan wanita memegang angka 10. Ulang tahun Steven yang ke-29 ini sudah bisa dianggap terpenuhi dan saat dia berumur 30 tahun nanti, perayaannya akan besa-besaran. Jadi, Steven tidak hanya mengundang teman-teman sekitarnya saja, tetapi dia juga mengundang beberapa orang penting yang ada di Bandung, untuk meramaikan pesta ulang tahunnya.

Cintia pun turut diundang dalam pesta itu.

Beberapa waktu ini, Cintia disibukkan dengan peluncuran busana kelas atas dari Galaksi Moda. Jadi, Cintia menghadiri pesta ini untuk bersantai.

Cintia masuk ke aula pesta dengan mengenakan baju pesta yang elegan tetapi sederhana.

Dari kejauhan, Cintia bisa melihat Laura menggandeng tangan Steven. Mereka sedang menjamu para tamu undangan.

Cintia tidak pernah melihat Laura mengenakan baju pesta berwarna merah sebelumnya. Pekerjaannya sebaga
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 380 Bryan Kartadi

    Terlihat rasa terima kasih dari mata Laura.Cintia pun bangkit dan pergi.Saat Cintia pergi, dia membalikkan badannya dan melihat Laura. Dia bisa melihat genangan air mata Laura di bawah redupnya cahaya."Sudah lama aku tidak bertemu denganmu. Sekarang kamu sudah tumbuh menjadi seorang wanita." Pria itu tersenyum.Suaranya tetap lembut.Laura merapatkan bibirnya, lalu akhirnya mengeluarkan suaranya, "Kak Bryan.""Aku berpikir kalau kamu sudah melupakanku." Bryan pun tersenyum. "Masuklah ke dalam, di luar dingin."Laura pun membungkuk untuk memakai kembali sepatu hak tingginya."Jangan bergerak," panggil Bryan pada Laura.Pada saat itu juga, Bryan berjongkok dan mengambil sepatu hak tinggi Laura.Jemari ramping Bryan menopang kaki Laura, membantunya untuk memakai kembali sepatu haknya itu."Kak, kamu berlaku seperti itu pada adik iparmu sendiri tidak terlalu pantas, 'kan?"Mereka berdua seketika diam.Tiba-tiba, terdengar suara yang diikuti nada candaan. Suara itu tidak marah maupun ten

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 381 Kamu Tidak Akan Mengerti

    "Steven, kenapa kamu berbicara seperti itu pada kakakmu!" ucap Minarto, ayah Steven dan Bryan, dengan tegas."Tidak apa-apa," kata Bryan dengan santai. "Setelah bertahun-tahun, karakter Steven tidak berubah sama sekali.""Sudah dari kecil Kakak adalah anak kebanggaan Ayah dan Ibu. Apa yang bisa aku ubah? Berubah pun, tetap tidak bisa dibandingkan dengan seujung kuku Kakak," ucap Steven mencela dirinya sendiri. "Teman-temanku ada di sana. Aku akan ke sana menyambut mereka, jadi kalian sekeluarga bisa berkumpul bersama.""Steven!" Minarto menahan amarahnya.Di depan banyak tamu, dia tidak bisa benar-benar memarahi Steven, bukan?Tidak tahu kenapa kedua orang kakak beradik ini memiliki karakter yang jauh berbeda. Padahal keduanya dilahirkan dari orang tua yang sama. Sedari kecil, Bryan adalah seorang yang pintar dan bijaksana, tidak pernah membiarkan orang tuanya khawatir. Hanya satu pemberontakan yang dia lakukan, yaitu tidak ingin mengambil alih Grup Kartadi hanya untuk melanjutkan pene

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 382 Bagi Keluarga Kartadi, Steven Adalah Orang Yang Tidak Bisa Diharapkan

    "Hm." Samuel mengatakan satu kata itu dan berkata pada Steven, "Aku pergi dulu."Steven menganggukkan kepalanya.Dia juga tahu tekanan yang dialami Samuel beberapa waktu ini.Samuel pun menjauh.Doni pun segera beranjak pergi."Kenapa kamu pergi buru-buru? Apa yang ingin kamu lakukan?" Steven tidak bisa mengatakan sepatah kata pun. "Pesta sudah berakhir, ayo kita pergi minum.""Aku tidak pergi. Aku akan pulang untuk menemani pacarku. Aku takut dia kesepian.""Doni, apa kamu bisa berhenti memikirkan hal-hal romantis? Menjijikkan.""Jangan mencari masalah denganku kalau kamu tidak bisa meraihnya." Doni tidak memedulikan Steven sama sekali."Pergi sana!" Steven berkata dengan kelu.Doni pun tidak keberatan dengan itu. Yang terpenting, dia merasa sangat senang."Sebentar," panggil Steven pada Doni lagi."Aku benar-benar tidak bisa menemanimu ke klub malam ....""Bawa ini." Tiba-tiba Steven memberikan dua buah plester luka pada Doni.Doni terkejut saat melihatnya."Kamu ternyata membawa ben

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 383 Kita Harus Punya Anak

    Malam telah larut.Steven pulang dalam keadaan sedikit mabuk.Ketika membuka pintu kamar, Steven melihat Laura duduk menunggunya di kamar.Lalu, Steven melihat jam.Setelah memastikan berkali-kali, ternyata sekarang sudah pukul setengah tiga pagi.Steven baru sempat pulang setelah mengantarkan Jimmy yang mabuk ke rumah.Pada saat ini, kenapa Laura tidak di kamarnya sendiri dan malah berada di kamar Steven?Perlu diketahui kalau kebiasaan tidur Laura, sama seperti orangtuanya, tidur lebih awal dan bangun lebih awal.Itulah kenapa mereka selalu tidur di kamar yang berbeda.Pada awalnya, orangtua Steven tidak setuju, tetapi akhirnya mereka tetap mengalah karena Steven selalu pulang larut malam dan itu sangat mengganggu tidur Laura.Bagi orangtuanya, Steven itu bak air tumpah yang tak dapat dipungut lagi. Mereka tidak berharap ada perubahan apa pun dari anak mereka ini."Apakah kamu masuk ke kamar yang salah?" tanya Steven sambil mengangkat alisnya, kemudian melanjutkan dengan nada sarkast

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 384 Itu Bukan Pacarku

    Tangan kecil Laura menyelinap keluar dari balutan pakaian Steven, bersiap-siap untuk mematikan lampu.Namun, sebelum tindakan ini sempat dilakukan, tubuh Laura sudah tertidur rata di atas kasur setelah didorong Steven.Laura sontak kaget.Bagi Laura, tubuh setinggi 190 sentimeter itu bak makhluk raksasa. Laura selalu merasa jika ditekan oleh pria itu, maka Laura akan mati terhimpit.Wajah Steven mendekati Laura, hampir menyentuh bibir wanita itu.Tiba-tiba, Laura menggeliat dan menghindar.Steven mengerutkan kening."Ada apa? Ingin menjadi pelacur tapi mau sok jual mahal?" ujar Steven."Kita tidak perlu berciuman untuk melahirkan anak," protes Laura."Jadi, kita hanya sedang kawin?" tanya Steven dengan sinis."Bisa dibilang meneruskan keturunan," kata Laura mencari kata-kata yang terdengar lebih enak."Persetan meneruskan keturunan!" teriak Steven dengan marah.Sekujur tubuh Steven dipenuhi amarah.Steven bangkit dari atas Laura dan berkata, "Bukankah kamu menyukai kakakku? Kalau mau p

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 385 Aku Memang Suka Yang Lebih Tua

    Laura menatap Bryan, namun tak segera memberikan respon."Berdasarkan rencana atasan, setelah kembali, aku tidak akan lagi berdinas ke luar negeri. Aku akan terus tinggal di Bandung, mungkin kadang-kadang akan pergi ke markas besar di Jakarta," jelas Bryan lagi."Bagus juga, bisa lebih dekat dengan rumah," jawab Laura sambil tersenyum tipis."Aku ....""Sudah malam, Kak Bryan. Beristirahatlah lebih awal," potong Laura."Baiklah." Kata-kata yang akan diucapkan Bryan terhenti di bibirnya.Laura kembali ke tempat tidur. Seharusnya sudah sangat lelah, tetapi Laura tetap saja sulit untuk tidur. Setiap kali menutup mata, berbagai gambar yang berantakan muncul di kepalanya, membuat Laura merasa sangat tidak nyaman.Karena itu, Laura pun terjaga hingga pagi.Kemudian, sesuai rutinitas harian, Laura bangun dan bersiap untuk bekerja.Keluarga sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan.Bryan dan gadis yang dibawanya pulang semalam, Cindy Hidayat, juga ada di sana. Namun, Steven tidak ada. Pria

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 386 Waktu Bisa Mengubah Segalanya

    "Apa!"Meskipun hanya melalui layar, Laura bisa merasakan keterkejutan Lily.Setelah beberapa saat, Lily membalas, "Jangan bilang kamu ingin menyenangkan hati Steven sialan itu?""Tidak sepenuhnya," balas Laura."Berarti benar," balas Lily."Orangtuanya ingin aku dan Steven memiliki anak," balas Laura."Jadi kamu ingin memenuhi keinginannya?" tanya Lily."Keluarga Kartadi memperlakukanku dengan baik," balas Laura."Benarkah?" Lily agak tidak percaya.Laura tidak memberikan banyak penjelasan.Bagi Laura, banyak hal yang bisa diterima, jadi tidak perlu memberontak."Doni bilang Bryan sudah kembali." Tiba-tiba Lily mengubah topik pembicaraan."Dia pulang kemarin dan kebetulan bisa menghadiri pesta ulang tahun Steven.""Apakah perasaanmu terhadapnya ....""Sudah menghilang. Aku tidak berbohong padamu. Mungkin masih ada sedikit gejolak emosi, tapi sepertinya waktu benar-benar dapat meredam segalanya. Ada suatu saat, aku merasa sangat tertekan, tapi sekarang saat melihatnya, aku malah menjad

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 387 Seharusnya Kamu Lebih Jujur

    Di dalam grup WhatsApp beranggotakan empat orang.Tiba-tiba, Doni mengirimkan pesan, "Ada apa … dengan pacarku?"Dalam waktu kurang dari sepuluh detik, pesannya langsung dihapus.Padahal Doni rencana mengirim pesan pribadi ke Steven, tetapi karena ceroboh, dia malah mengirimkannya ke dalam grup.Steven kebetulan melihat pesannya.Sontak, Steven langsung membalas di dalam grup empat orang itu, "Doni, kenapa kamu hapus? Aku sudah membaca semuanya."Doni tidak membalas."Ada apa lagi? Jelas dia tidak suka padamu," balas Steven di dalam grup.Steven bahkan sengaja tag @Doni beberapa kali.Doni benar-benar tidak tahu mau balas apa.Akhirnya, Doni pun mengirim pesan pribadi ke Steven, "Aku ini salah kirim, sialan. Bisakah kamu tidak bahas di grup?""Hmm, sepertinya kamu cukup memperhatikan citra dirimu," balas Steven dengan santai."Aku dan pacarku belum sampai ke tahap itu," jelas Doni dengan jujur."Serius? Apa kalian begitu polos? Doni, usiamu sudah 20 tahun lebih, bukan lagi anak remaja.

Bab terbaru

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 690 Bagus Sekali di Lenganmu

    Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 689 Lalu Untuk Apa Meminta Maaf?

    "Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 688 Pria Amnesia

    "Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 687 Hingga Aku Mapan

    Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 686 Memastikan Papi

    Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 685 Aku Sudah Paham

    Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 684 Kelembutan yang Sulit Ditolak

    Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 683 Tertidur

    "Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah

  • Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO   Bab 682 Riwayat Natasya

    "Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status