Lily berbicara dengan tegas.Ekspresi Frans terlihat masam.Lily masih ingin berbicara."Kalau kamu tidak ingin mendapat perlakuan yang sama seperti kakakmu, aku sarankan kamu jangan mengatakan apa-apa lagi." Ekspresi Frans tampak sangat masam. Kalau sudah serius seperti ini, Frans benar-benar menakutkan. Dia lanjut berkata, "Masalah ini sampai di sini saja, bukan hanya untuk kakakmu, aku juga sarankan kepadamu untuk tidak banyak ikut campur."Kepala pelayan itu menasihati dengan ramah, "Nona Lily, jangan banyak bicara lagi."Lily menggigit bibirnya.Matanya sedikit merah.Dia tahu jelas bahwa sesuatu yang tidak diizinkan kakeknya, tidak akan bisa dibujuk dengan cara apa pun.Lily berbalik dan pergi dengan marah.Kemudian, dia membuka pintu.Air mata masih membasahi matanya.Jimmy masih berdiri di sana. Dia melihat wajah Lily yang merah dan air matanya yang berlinang.Dari awal, Jimmy sudah tahu pasti ini tidak akan berjalan lancar.Lily berusaha keras untuk menahan air matanya.Di dep
"Erik anak siapa, Ayah yang paling tahu. Dan yang ingin Ayah sampaikan adalah menurut aturan dan regulasi di negara kita, anak dari orang yang memiliki catatan kriminal dalam tiga generasi, tidak boleh terjun ke dunia politik. Tentu saja, menurut peraturan saat ini, peluang Erik bisa terjun ke dunia politik itu sangat kecil. Tapi, bagaimana kalau Keluarga Purnomo harus terjun ke dunia politik agar bisa berkembang? Ayah tahu jelas kenapa anggota Keluarga Tambunan bisa terjun ke dunia politik. Tentu saja, saat ini hampir tidak ada orang yang tahu bahwa Cintia adalah ibu kandungnya Erik. Tapi, masalah sudah sampai seperti ini. Orang-orang dalam dunia politik itu sangat licik. Kalau saja kita menyinggung mereka, pasti akan selalu ada orang yang mampu mencari tahu dan memengaruhi karier Erik.""Dan ada satu hal yang paling penting," Jimmy berhenti sebentar, kemudian lanjut berkata, "Apakah Ayah benar-benar mengira Samuel akan menikahi Yulia? Sewaktu Ayah menyetujui Keluarga Tambunan, apakah
Jimmy dan Steven melihat Lily sedang berbaring di sofa.Laura memberi mereka kode agar mereka tidak berbicara terlalu keras.Laura menutupi Lily dengan selimut, lalu meletakkan bantal di bawah kepala Lily dan membantunya berbaring.Saat tertidur pun, Lily masih menggumamkan umpatan kepada Yulia. Lucu sekali.Setelah membaringkan Lily, Laura pun kembali ke kursi kantornya. Sementara Jimmy dan Steven duduk di hadapan Laura.Laura mengeluarkan dokumen yang berisi kasus Cintia. Dia tahu kenapa mereka berdua datang ke kantornya. Lalu, Laura menurunkan suaranya dan berkata, "Inilah yang aku pelajari ketika pergi ke pusat penahanan untuk bertemu dengan Cintia pagi tadi. Aku juga sudah memilah poin-poin pentingnya."Sambil berbicara, Laura memberikan dokumen itu kepada mereka.Jimmy membaca dengan serius isi dari kasus itu.Laura langsung bertanya, "Apakah Tuan Jimmy sudah menemukan Tuan Samuel?""Kalau tidak ada halangan, seharusnya besok dia akan kembali.""Baguslah kalau begitu. Ada banyak
Laura juga tahu bahwa kesan buruk Lily terhadap Steven adalah karena dirinya. Laura tidak ingin Lily marah karena dirinya."Kasus ini hampir selesai dibicarakan, aku juga sudah lapar. Ayo kita cari tempat untuk makan," kata Steven."Oke," respons Jimmy."Mau makan apa? Aku yang akan memesan tempatnya," tanya Steven kepada Lily.Sebenarnya Steven juga tidak akan perhitungan dengan Lily.Steven selalu menganggap Lily sebagai adiknya yang nakal dan keras kepala."Kalian pergi makan saja, aku mau makan dengan Laura." Lily langsung menolak, dia berkata lagi, "Aku tidak bisa makan dengan orang yang tidak kusukai.""Lily, bisakah kamu lebih ramah sedikit?""Aku tidak mengataimu." Setelah melontarkan kalimat itu, Lily langsung menarik Laura sambil berkata, "Ayo kita keluar makan."Steven hanya melihat Lily dan Laura berjalan pergi. Beberapa saat kemudian, Steven baru menyadari apa yang baru saja dikatakan Lily. Kemudian, Steven menoleh untuk melihat Jimmy dan berkata, "Yang dia maksud itu kamu
Cintia berkata dengan nada sinis, "Kamu memang tidak memiliki kemampuan itu, kamu hanya punya pikiran yang sempit. Orang yang punya kemampuan itu ada di belakangmu."Ekspresi Starvy berubah drastis.Cintia benar-benar bisa menebak segalanya."Starvy, kusarankan, jangan sekalipun kamu menyinggung orang yang tidak seharusnya kamu singgung. Lebih baik jangan menyinggung mereka, kamu tidak mampu menyinggung mereka.""Cih." Starvy tidak ingin lagi berpura-pura di depan Cintia.Hari ini Starvy memang datang untuk melihat leluconnya.Starvy benar-benar sudah menahan dirinya begitu lama.Starvy berkata dengan tatapan sinis, "Cintia, kamu jangan begitu sombong. Kamu hanya iri karena aku bisa mendapatkan yang kumau, sedangkan kamu malah berakhir dalam keadaan seperti ini! Salahmu sendiri kenapa tidak tahu diri, siapa pun berani kamu singgung. Aku pikir kamu benar-benar mampu dan aku pikir Samuel benar-benar cinta mati padamu. Tapi apa? Sekarang kamu di penjara, apakah Samuel datang menyelamatkan
Kenapa Yulia bisa datang bersama Samuel untuk membesuk Cintia?Sebenarnya apa yang terjadi?Namun, tidak ada yang menatap Starvy, dia diabaikan.Samuel langsung berjalan menghampiri Cintia, lalu berkata, "Kami sudah menyelesaikan prosedur untuk mendapatkan jaminan, sekarang kamu bisa keluar."Starvy tidak bisa menahan diri untuk mengepalkan tangannya.Sebenarnya apa yang dimiliki Cintia sampai bisa membuat Samuel melakukan semua ini untuknya?Dan apa yang sedang dilakukan Yulia?Anehnya, Yulia tidak menghentikannya!Starvy tidak berani menunjukkan emosinya dan pada saat itu dia dengan ramah berkata, "Kak, syukurlah! Akhirnya Kakak bisa keluar. Lingkungan di dalam begitu buruk, bagaimana kamu bisa makan dan tidur dengan baik ...."Cintia benar-benar mengagumi kecepatan Starvy dalam mengubah ekspresinya.Namun, Cintia sudah terbiasa.Dia bahkan tidak menunjukkan ekspresi jijik dan berdiri untuk menghampiri Samuel.Cintia ingin menghindari situasi yang tidak menguntungkan.Meskipun semuan
Selama perjalanan, Lily mengoceh tanpa henti.Cintia hanya bisa mendengarkan dengan tenang.Bukan karena dia punya emosi, tetapi hal yang paling penting bagi Cintia sekarang adalah bagaimana menangani kasusnya.Benar apa yang tadi Starvy katakan.Yang lemah akan diintimidasi oleh yang kuat. Cintia hampir tidak mempunyai kekuatan untuk melawan.Sesampai mereka berdua di rumah ….Lily berkata kepada Cintia, "Kamu pergi mandi dulu, aku mau memesan makanan. Aku harus memastikan kamu mendapatkan gizi yang baik.""Hmm," jawab Cintia.Lalu, Cintia masuk ke dalam kamar.Cintia melihat dirinya di depan cermin. Meskipun hanya sehari semalam, Cintia merasa dirinya memang menjadi agak kurus.Dia menarik napas dalam-dalam.Dia berkata kepada dirinya sendiri bahwa apa pun yang terjadi, dia tidak boleh ditindas.Dia tidak boleh menyerah sampai detik terakhir.Selesai mandi, Cintia pun keluar.Di depannya, Cintia melihat ada banyak makanan di atas meja.Lily dengan ramah menyambut Cintia dan terus men
"Jelas sekali ada orang yang sengaja merencanakan semua ini untuk menjebakmu," kata Lily dengan marah."Kita semua tahu, tapi hakim tidak akan percaya.""Kedua, aku sudah pergi menemui staf keuanganmu. Dia bersikeras berkata bahwa kamu yang menyebabkan semua ini terjadi. Dia hanya melakukan apa yang kamu katakan. Tidak peduli bagaimana kamu bertanya, jawabannya tetap akan sama. Mengenai sekretarismu, Owen, dia bilang semua otomatisasi kantor yang disetujui olehmu disetujui karena ada tanda tanganmu di atas kertas. Aku juga sudah membaca laporan itu dan semuanya ada tanda tanganmu. Aku ada memfotokopi beberapa lembar, coba kamu lihat apakah kamu yang menandatanganinya?Sambil berbicara, Laura memberikan data itu kepada Cintia.Cintia melihat tempat dia menandatangani surat itu, lalu berkata, "Ini memang tanda tanganku, tapi aku sangat yakin bukan aku yang menandatanganinya." Laura pun menyimpulkan, "Berarti ada orang yang sengaja meniru tanda tanganmu, lalu menyuruh staf keuanganmu me
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug