#SAUDARA RASA ORANG LAIN (16)
Pov Bang Majid
Kini rumah peninggalan Ayah dan Ibu sudah kujual semua termasuk perabotan yang ada di dalamnya. Karena aku akan membeli rumah baru serta isinya yang baru juga.
Karena kalau aku tetap memakai perabotan peninggalan Ayah dan Ibu, aku akan selalu dihantui rasa bersalah. Karena telah mengambil hak yang sebenarnya adalah milik Lila.
Sebenarnya aku juga kasihan dengan Adikku itu. Hidupnya kini sangat pas-pasan semenjak menikah. Apalagi semenjak perusahaan di tempat suaminya bekerja bangkrut dan semua karyawan dirumahkan termasuk Arham.
Hidup Lila semakin mengalami penurunan, dan kini hanya mengandalkan pemas
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (17)Pov Majid dan LilaPart 17"Apa sih, Sayang? Kamu emangnya nggak capek ya, sama pertempuran kita semalam? Aku pegel banget nih, udah lemes banget malah." Jawabnya asal, masih sambil memejamkan mata.Sontak saja aku pun terkejut dengan ucapan yang keluar dari mulut Arimbi."Heh, bangun! Bangun nggak? Ngomong apa kamu tadi?" Aku menggoncang-goncangkan tubuhnya lebih keras, agar Arimbi mau terbangun dari tidurnya. Kesal sekali rasanya hati ini saat mendengar dia berbicara seperti tadi.Sebenarnya, apa yang telah dia lakukan semalaman? Sampai dia berbicara seperti itu? Apa
#Saudara Rasa Orang Lain (18)Tak mungkin juga kan, kami memberitahukan yang sebenarnya pada Sofi, siapa Ferdy sebenarnya. Karena kami juga sebenarnya masih mencari tahu lebih dalam tentang Ferdy. Dan kenapa dia bisa menjalin hubungan dengan Sofi dan juga Kak Arimbi."Hhmm, nggak kok. Dia kemarin kebetulan aja cuma jadi penumpang Om, dia mau ketemuan sama temannya mungkin di cafe dua warna," Jelas Bang Arham pada Sofi."Oh gitu, kirain ketemuan sama cewek lain." Jawabnya datar."Tapi, kalau dilihat-lihat kayaknya itu cowok bukan orang baik deh menurut Mama mah! Kamu mending jangan percaya dulu, Sof. Coba cari tahu lebih dalam lagi," Kak Alma ikut menimpali.
#Saudara Rasa Orang Lain (19)Pov Lila dan Majid#LilaAku hanya diam saja tak menjawab ucapan mereka, jelas saja aku keringatan. Karena sejak tadi memang aku masih sibuk berkutat dengan bahan-bahan kue di dapur. Tapi, walaupun aku berkeringat, aku tetap menjaga kebersihan kue kok. Nggak seburuk yang dibayangkan oleh mereka.Tak lama Bang Arham dan juga anak-anak ikut keluar, lalu mereka bersalaman dengan Kak Virda dan juga Bang Majid.Sekilas ada rasa tak nyaman tergambar jelas di wajah Kak Virda saat dia bersalaman dengan Bang Arham dan juga anak-anak.Telapak tangannya hampir tak tersentuh
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (20)Pov Majid"Kemana sih istri kamu itu? Orang suami datang kok malah menghilang." Omel Kak Virda sepanjang jalan menuju ke belakang rumah."Nggak tau aku juga, Kak. Padahal di depan juga ada mobil. Tapi aku nggak tau itu mobil siapa, kalau ada tamu seharusnya pintu depan nggak terkunci dong!" Sahutku kesal, karena kedatanganku dan juga Kak Virda tak ada yang menyambut malah mereka seakan menghilang.Lalu, sesampainya kami di halaman belakang rumah. Aku langsung bergegas membuka pintu belakang, tapi nihil. Pintu belakang juga terkunci dan aku pun tak bisa masuk ke dalam rumah.Betapa kesalnya diri ini pada Arimbi. Kemana dia dan j
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (21)POV MAJIDAku memang belum memergokinya secara langsung, tapi entah kenapa hatiku seakan yakin kalau Arimbi sedang ada bermain di belakangku.Kenapa wanita yang kupuja dan kubela, sampai-sampai aku berani mendurhakai kedua orang tuaku, kini malah menancapkan pisau yang sangat tajam di hati ini. Hingga rasanya hati ini telah hancur berkeping-keping, saat tahu kalau dia berkhianat dibelakangku."Apaan sih, Pah! Kamu lagi ngelindur ya? Nuduh-nuduh aku kayak gitu! Udah ah aku ngantuk, mau tidur." Dia berjalan dengan santainya melewatiku yang masih dilanda api amarah. Seakan tak peduli dengan perasaanku dan merasa tak bersalah sama sekali.
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (22)POV MAJIDHatiku berdetak tak karuan, karena takut waktu menabrak pemulung tadi kenapa-napa. Tapi, lagi-lagi aku yakinkan diri sendiri kalau semuanya akan baik-baik saja. Karena aku tak mau kalau sampai mengeluarkan uang untuk biaya ke rumah sakit, apalagi untuk mengobati seorang gelandangan, tak sudi rasanya.🌼🌼🌼Kini aku sudah sampai di dekat parkiran hotel tempat Kak Virda menginap kemarin.Aku bergegas turun bersama anak-anak yang kini sudah terbangun. Padahal Faraz dan Fariz anak yang penurut dan tak pernah rewel, tapi kenapa Arimbi malah sepertinya acuh dengan anak kandungnya sendiri, anak yang telah lama kami nantikan
🌼🌼🌼Aku segera turun ke lobby utama, niatku mau mampir sebentar ke restoran di depan hotel, untuk mengisi perut yang sudah keroncongan.Karena tadi Kak Virda tak menawariku makan sama sekali, karena dia sedang berpuasa.Sesampainya di lobby, aku langsung bertanya pada receptionis tentang Arimbi dan laki-laki tadi.Tapi sayang, bukan atas nama Arimbi yang registrasi di hotel ini. Dan kemungkinan atas nama lelaki tadi yang sedang bersamanya. Karena aku juga tak tahu nama laki-laki itu, lalu ku urungkan niat untuk mencari tahu tentang istriku itu. Biar saja nanti aku akan menghubungi dia.Tuutt … tuutt … terdengar suara telepon terhubung. Namu
🌼🌼🌼Hari sudah semakin sore, dan kami juga telah membeli beberapa helai baju untuk anak-anak yang akan dipakai saat lebaran nanti.Setelah anak-anak puas berjalan-jalan di Mall. Maka kami semua segera menuju ke hotel tempat Kak Virda menginap.Kak Virda juga sudah mengirimkan alamat hotel tersebut melalui pesan WhatsApp. Dia juga berkata bahwa Bang Majid juga sudah disana bersama dengan anak-anaknya, tapi Kak Arimbi masih di rumah. Dan Bang Majid akan menjemput Kak Arimbi.Sengaja aku membawakan kue-kuean yang berada di Mall untuk Kak Virda dan juga Bang Majid serta anak-anaknya.Jujur saja, hati ini terasa agak sedikit senang saat Kak Virda mau me
#SAUDARA RASA ORANG LAINPart 39 (Ending)#Saudara Rasa Orang LainPart 39 (Ending)Hari ini peresmian toko kue ku, cabang ke-20. Alhamdulillah, aku tak henti-hentinya mengucap syukur pada sang maha pemilik segalanya. Dia-lah yang maha kaya dan maha pemilik seluruh jagat raya ini."Satu, dua, tiga. Bismillahirrahmanirrahim." Kami pun bersama-sama memotong pita yang terpampang di depan pintu masuk toko kue.Aku tak pernah menyangka akan berada di titik ini. Dimana derajat ku dinaikkan oleh Allah. Serta dititipkan amanah yang besar yang harus kami kelola dengan sebaik-baiknya.
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (38)Ekstra PartPprraanngg!!! Terdengar suara pecahan barang dari dalam rumah Tante Melly. Sepertinya suasana di dalam semakin kacau. Maka kami putuskan untuk segera masuk ke dalam rumah Tante Melly tanpa mengucap salam terlebih dulu, karena memang kondisi pintu utama juga sudah terbuka dari tadi."Astaghfirullah! Tante, ada apa ini?" Tanya Bang Majid saat melihat berbagai pecahan kaca yang berserakan, kami semua sangat terkejut melihat semua keadaan ini.Tante Melly dan juga Om Hendry langsung menoleh ke arah kami. Disana juga ada Intan dan juga adiknya yaitu Vallen. Intan masih sibuk mengusap wajahnya yang telah kuyu dengan air mata. Begitu pula dengan Vallen. Sebenarnya
Part 37 (Ekstra Part)"Kamu nggak salaman sama Lila dan juga Arham?" Celetuk Bang Majid pada Intan."Eh, iya, aku lupa, hehehe. Maaf ya Kak Lila, abis aku bergaul sama orang atas terus, jadi suka nggak lihat yang dibawah." Dia pun berjalan menuju arahku sambil menyalami seperti orang yang jijik, begitu juga dengan Bang Arham. Namun, saat bersalaman dengan Bang Arham, suamiku itu langsung menangkupkan kedua tangannya di dada. Dan wajah Melly berubah menjadi pias."Intan, nggak boleh gitu ah! Walaupun Kak Lila berbeda kasta sama kita, tapi tetap saja harus kita hormati," kini Tante Melly turut angkat bicara, tapi dengan nada merendahkan pastinya."Berbeda kasta bagaimana Tante? Lila itu adik saya, dan kami tak a
#Saudara Rasa Orang Lain (Ekstra Part)Sudah satu tahun kami membuka usaha keluarga. Dan Alhamdulillah toko-toko kue yang dirintis dari kecil, kini perlahan menjadi besar. Aku bersyukur pada Allah, karena telah memberikan begitu banyak rejeki dan karunianya pada kami semua.Bang Majid kini memegang outlet kue di daerah Jakarta. Sedangkan aku kini tinggal sementara di Bandung, karena disini toko kue kami yang paling banyak cabangnya, jadi aku harus mengontrol di daerah sini, bersama dengan Mas Arham.Kak Virda juga menjadi reseller khusus daerah di kepulauan seribu. Dan Alhamdulillah respon masyarakat disana juga sangat baik. Dan kami semua semua Alhamdulillah sudah memiliki banyak pelanggan tetap.Sedangkan Vi
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (35)POV 3Kurang lebih satu minggu akhirnya Majid bisa sembuh total dari sakitnya. Untuk sementara dia menyewa rumah bersama Virra. Karena semua aset Virra juga sudah dijualnya untuk menutupi semua kerugian akibat manipulasi data yang telah Yoga lakukan.Perlahan-lahan Virra sudah ikhlas dengan apa yang menjadi ketetapan Allah. Dia juga berfikir mungkin ini teguran untuknya saat dia sedang berada diatas kemarin. Dia jadi merasa tinggi, merasa segala-galanya dan tak pernah memperdulikan saudaranya yang jelas-jelas kemarin butuh bantuannya.Kini mereka semua sudah saling bermaaf-maafan, mereka melalui hari Raya lebaran Idul Fitri dengan penuh suka cita dan juga penuh rasa haru.
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (34)POV 3"Kamu kenapa, Dek?" Kak Virda mengelus-elus pundak Majid."Aku, aku banyak dosa sama Lila, Kak! Huhuhu," ucap Majid sambil terisak-isak pada Kak Virda.Kak Virda ikut menangis bersama Majid, Majid selalu terbayang-bayang dengan ucapan Ayah dan Ibunya tentang Lila."Nanti, kalau Lila udah datang kemari, kamu segera minta maaf ya sama dia, agar beban di hati kamu berkurang. Memang sudah seharusnya kita sebagai Kakak harus saling menyayangi adik-adiknya. Tanpa memandang status sosial saudara kita sendiri," Majid menghembuskan nafasnya gusar, dia juga hanya diam membisu dengan ucapan Kak Virda barusan.
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (33)POV 3Kini, mereka semua sudah sampai di kota bogor. Kota yang terkenal dengan kota hujan, karena memiliki curah hujan yang cukup tinggi, dan banyak tempat wisata menarik juga disana.Sebelum menemui Ferdy. Kak Alma dan yang lainnya langsung menuju ke kantor polisi untuk melaporkan kejahatan yang telah Ferdy lakukan, dan memang dia juga sudah masuk dalam daftar pencarian orang alias buronan polisi.Setelah dari kantor polisi, akhirnya mereka semua menuju ke rumah target untuk segera menangkap Ferdy si lelaki b*jing*n itu.Sepanjang perjalanan menuju ke lokasi persembunyian Ferdy, Lila terus berdoa agar semuanya berjalan lancar
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (32)POV 3Kini keadaan Majid sedang mengalami kritis, dirinya kini di antara hidup dan mati.Lila menunggu Kak Virda yang sedang di dalam perjalanan untuk menuju ke rumah sakit, untuk bergantian menjaga Bang Majid. Karena Lila dan Arham akan pulang dulu ke rumahnya untuk melihat keadaan anak-anak yang memang dititipkan pada Kak Alma.Tak lama kemudian Kak Virda pun datang dengan raut wajah cemasnya."Assalamualaikum, Ya Allah Lila! Kenapa semua bisa terjadi seperti ini?huhuhu," Kak Virda pun langsung menghampiri Lila dan mereka pun saling berpelukan dalam isak tangis kesedihan. Tak pernah sedikitpun ada dendam di hati Lila un
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (31)POV 3"Kembalilah, Anakku. Dan kembalikan hak Lila yang telah kau rampas, Ayah dan Ibu ingin sekali melihat kalian semua menjadi Saudara yang akur dan saling menyayangi." Majid menangis sejadi-jadinya saat mendengar ucapan dari Ayah dan Ibunya itu.🌼🌼🌼🌼Kini semua tim kepolisian dan juga Lila dan Arham telah sampai di lokasi tempat penyekapan Bang Majid.Tim kepolisian segera berpencar untuk mengepung para penjahat yang sedang berada di dalam. Sedangkan Lila dan Arham disuruh bersembunyi terlebih dahulu di balik pepohonan yang rindang yang berada tak jauh dari rumah tersebut, agar tak ketahuan oleh para penja