Share

Tampan Dia atau Aku?

Author: ATua
last update Last Updated: 2022-05-24 17:45:53

Banyak teman-temannya yang sudah berkumpul dalam suatu kafe di kompleks Cemara Asri. Tiara Andhara masih menunggu beberapa temannya yang belum tiba di lokasi pesta. Salah satunya adalah Gisella Clarissa. Dia berkali-kali melirik ke jam ponselnya. Jam ponsel sudah menunjukkan pukul setengah delapan lewat. Dia hanya bisa menghidangkan makanan pembuka. Dia belum bisa menghidangkan makanan inti karena para tamu undangannya belum lengkap semua.

“Besok pesawatmu jam berapa, Tiara?” tanya salah satu temannya yang sudah hadir di kafe tersebut.

“Besok jam delapan pagi dari Medan sini ke Kuala Lumpur,” jawab Tiara dengan sebersit senyuman kecut.

“Dari Kuala Lumpur langsung ke Tokyo ya?”

“Iya… Dari Tokyo ke Alaska dulu, dan habis itu baru terbang ke New York.” Tiara Andhara mendadak terlihat sedikit murung. Tangannya terus menyentuh kalung yang tengah melingkar di lehernya pada saat itu.

“Kau… Kau…”

Tidak ada yang berani menanyakan pertanyaan sensitif itu kepada Tiara Andhara. Salah seorang tema
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Di Pesta Perpisahan Tiara Andhara

    Tampak Jimmy Ferry menyeringai lebar. Kendati ia menyeringai lebar, matanya yang awas terus memperhatikan sosok siluman lipan yang kini tengah menyamar menjadi seorang manusia. Merasa ia sudah di-scan oleh salah seorang pengawal tertinggi Negeri Elemen, mau tidak mau, cepat-cepat siluman lipan segera berpamitan nan mengundurkan diri dari kafe tersebut.“Aku ke tempat lain dulu, Gis… Ibuku minta aku belikan bahan-bahan kue. Ia ingin buat cake besok,” tukas Bebilonio Bondan berbohong.Gisella Clarissa hanya mengangguk. Sembari tersenyum cerah, ia melambaikan tangan tanda sampai jumpa kepada siluman lipan. Terlihat jelas siluman lipan ingin menggenggam tangan Gisella Clarissa sambil mengucapkan sampai jumpa. Namun, lagi-lagi Gisella Clarissa mengangkat tangannya lagi tatkala tangannya dan tangan siluman lipan sudah mulai bersentuhan.Dengan sedikit kecewa dan awan hitam yang menggelantung di wajahnya, siluman lipan bilang sampai jumpa dan segera mengundurkan diri dari kafe tersebut. Sebe

    Last Updated : 2022-05-24
  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Rahasia Gisella Clarissa Hans

    Gisella Clarissa menggeleng polos.“Belum pacaran saja sudah begitu. Tidak tepat janji dan habis itu sama sekali tidak ada kabarnya lagi. Entah mengabari sedang ada urusan mendadak atau lagi di mana kek… Ini nggak! Menyebalkan deh laki-laki seperti itu!” Julinda mulai menampakkan wajah kesal.Gisella Clarissa sedikit meringis, “Mungkin memang dia ada urusan mendadak, Jul… Dan tidak sempat mengabariku. Tadi sebelum cabut, dia bilang mau beli bahan-bahan kue karena esok pagi ibunya mau buat cake.”“Alasan itu…! Dia pergi beli sendiri bahan-bahan kue? Dia kan bukan ahli dalam pastry. Ada-ada saja alasannya!” Julinda memang sejak awal kurang suka dengan siluman lipan ketika Gisella Clarissa memperkenalkan sosok siluman lipan itu kepadanya, kepada Tiara dan kepada beberapa teman dekat mereka.“Iya deh, Gis… Kalian kan belum begitu dekat kan? Aku rasa sebaiknya laki-laki seperti ini dijauhi deh… Bukan maksudku untuk ikut campur ke dalam hubungan asmaramu, Gis… Tapi aku rasa, laki-laki seper

    Last Updated : 2022-05-24
  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Pemikiran Rumit Vritz Victor

    Jam menunjukkan pukul dua belas lewat sedikit. Sudah tengah malam… Namun, masih tampak Vritz Victor sedang membaca sebuah buku di ruang tamu. Terdengar kipas angin ruang tamu menyala dengan kecepatan sedang.Si ayah yang ingin ke kamar mandi sebentar, tampak melewati ruang tamu dan melihat anak laki-lakinya masih membaca-baca sebuah buku di sana. Si ayah pergi ke kamar mandi dan buang air kecil. Sekembalinya dari kamar mandi, si ayah terlihat menghampiri anaknya di ruang tamu sebentar.“Belum tidur, Vritz?” tanya si ayah.“Belum mengantuk. Aku ada beberapa kali kerja shift malam sehingga jam-jam begini aku belum begitu mengantuk.”“Kau kerja di mana sebenarnya sih?” tanya si ayah lembut. Dia tahu anaknya tidak bisa dipaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak ia kehendaki.“Ketika tiba waktunya, ketika aku merasa pas sudah waktunya, aku akan menceritakannya pada Ayah, Ibu, dan Julinda. Namun, sekarang belum waktu yang pas, Ayah. Percayalah padaku. Aku tidak sedang melakukan sesuatu yang

    Last Updated : 2022-05-25
  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Pembalasan Si Tukang Masak

    “Itu salah paham, Nancy… Selama setengah tahun belakangan ini aku mencarimu untuk menjelaskan kesalahpahaman ini, tapi kau menghilang dari Pekan Baru dan pindah ke Medan sini. Aku ingin menjelaskan kepadamu itu tidak seperti yang kaulihat di video itu. Waktu itu aku diancam wanita tua itu. Memang pada akhirnya ia memberiku uang tips, katanya. Namun, sebelumnya aku memang diancam oleh wanita tua itu. Dia memegang kartu AS-ku. Jika aku tidak melayaninya malam itu, dia akan membongkar semua kartu AS-ku dan membeberkannya ke publik. Sungguh aku tidak punya pilihan waktu itu, Nancy… Sungguh aku tidak berdaya waktu itu…” Tentu saja Steven Santiago hanya membohongi Nancy Stephanie.Nancy Stephanie terlihat berdiri membelakangi lawan bicaranya sambil menggigit bibirnya.“Aku tidak tahu apakah aku bisa mempercayai ucapanmu ini atau tidak. Dalam video itu… Dalam video itu, kau tampak begitu menikmatinya, Steve. Kau anggap aku ini apa? Kau anggap aku ini hanya barang mainanmu? Kau anggap hubunga

    Last Updated : 2022-05-25
  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Pembalasan Si Guru Tari & Si Pencipta Lagu

    Jakarta, pertengahan Juni 2017“Dasar maling! Kau telah mencuri karya Yongki Yamato!” teriak salah seorang demonstran di depan bangunan Virgo Music Life pagi itu.Beberapa orang mulai melemparkan telur busuk ke wajah Jordan Saturnus yang baru saja turun dari mobilnya pagi itu. Ada yang melemparkan sayuran busuk, makanan basi dan bahkan melemparkan kotoran manusia ke wajahnya. Beberapa bodyguard-nya langsung stand by melindunginya dan mengawalnya ke dalam bangunan Virgo Music Life. “Dasar maling! Kau telah merusak citra Virgo Music Life! Kembalikan karya Yongki Yamato!”“Ada di mana Yongki Yamato sekarang? Ke mana Yongki Yamato sekarang? Apakah kau telah menyingkirkannya?”Para wartawan juga tidak ingin melepaskan Jordan Saturnus Jr. Beberapa wartawan mendesak ingin mewawancarainya.“Pak Jordan… Mendadak kemarin malam Yongki Yamato dan Ray Wish Jenggala mempromosikan satu lagu baru yang katanya berasal dari album baru Bapak yang dirilis setengah tahun lalu. Mengapa Bapak selama ini ti

    Last Updated : 2022-05-25
  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Di Bawah Lembayung Arunika

    “Kira-kira bagaimana pikiran dan perasaan Pak Direktur ya ketika melihat sang keponakannya berakhir dengan cara yang seperti ini?” Ray Wish bersenandika dengan sorot mata menerawang.“Tentu saja akan sangat sedih dan kecewa. Namun, tak ada yang bisa ia lakukan. Semuanya bertanggung jawab pada pilihan masing-masing. Masing-masing pilihan memiliki risiko dan risiko itu akan dihadapi masing-masing pemilih. Iya kan?”“Hebat sekali filosofimu, Yongki. Pantas saja selama ini karya-karyamu selalu menyentuh hati banyak orang dan laris manis di pasaran. Kini kata-katamu juga sangat menyentuh perasaanku…”“Sanjunganmu sama sekali tidak membuatku bangga,” kata Yongki Yamato seraya merapatkan sepasang bibirnya.“Jika kau membutuhkan pelukan seorang sahabat sekarang, aku bisa memberikannya padamu.” Ray Wish tampak merentangkan kedua tangannya.“Tidak deh… Aku takut aku tidak bisa keluar lagi jika aku masuk ke dalam pelukanmu itu,” kata Yongki Yamato asal-asalan.Ray Wish Jenggala terbahak sejenak.

    Last Updated : 2022-05-25
  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Kecurigaan Jason Darren Gani

    Bandung, pertengahan Juni 2017Jason Darren Gani terbangun dalam kondisi yang kurang bersemangat. Sudah beberapa malam terakhir ini dia tidur dalam kondisi yang kurang nyenyak. Dia selalu terbangun pada jam empat atau jam lima pagi-pagi buta. Begitu mencoba untuk tidur kembali, dia tidak bisa. Matanya akan melek terus sampai pagi.Banyak beban pikiran yang menyelisir di teluk pikirannya. Misteri tidak terjawab mengenai menghilangnya Robert Martin sampai sekarang masih menjadi sebuah tanda tanya besar dalam pikirannya. Sampai sekarang dia masih belum bisa menemukan di mana sahabatnya semasa kuliah itu berada. Robert… Robert… Ada di mana kau sekarang? Jujur aku tidak pernah percaya kau meninggalkan perusahaan, meninggalkan aku karena ada perusahaan lain yang menawarkan gaji dan tunjangan yang lebih banyak. Kau bukan orang yang seperti itu. Tapi, mengapa kau meninggalkanku dan meninggalkan perusahaan tanpa alasan? Apa yang tidak bisa kaujelaskan sebenarnya? Apakah… Apakah ini ada hubung

    Last Updated : 2022-05-25
  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Sepandai-pandai Tupai Melompat, Suatu Saat Pasti Akan Jatuh

    Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang ketika telepon di meja kerja Martin Lance berdering. Tampaknya Jason Darren Gani menyuruhnya ke ruangannya sebentar karena ada yang ingin dibicarakannya.Dia bergegas keluar dari ruangannya dan bergerak menuju ruangan direktur. Di depan pintu ruangan direktur ia bertemu dengan Oscar Olivio. Oscar Olivio mengangkat bahu petanda ia juga tidak jelas kenapa ia juga dipanggil menghadap sang direktur. Martin Lance mengetuk sebentar pintu ruangan tersebut sebelum membuka pintu dan melangkah masuk. Oscar Olivio mengekori Martin Lance masuk ke dalam ruangan direktur.Betapa terperanjatnya kedua penjahat itu tatkala melihat wajah sang pembunuh bayaran yang mereka sewa untuk melenyapkan nyawa Robert Martin. Si pembunuh bayaran duduk di sofa panjang depan meja kerja Jason Darren Gani bersama dengan beberapa petugas kepolisian.“Apakah ini orangnya?” tanya si polisi kepada si pembunuh bayaran.“Iya…” jawab si pembunuh bayaran lirih.Martin Lance dan Osca

    Last Updated : 2022-05-25

Latest chapter

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Bertanya pada Bola Kristal Peramal

    Pak Reynold berdiri di depan bola kristal peramal dan mulai mengajukan pertanyaannya, “Apa yang akan terjadi pada ketujuh pangeran Negeri Elemen di masa depan?” Begitu pertanyaan tersebut dilontarkan, mendadak saja bola kristal peramal mengeluarkan semacam kabut asap ke seisi ruangan kerja Pak Reynold. Kabut asap kian lama kian tebal dan akhirnya menghalangi jarak pandang Pak Reynold dan Rafael Sahah. Antara tersadarkan dan tidak, keduanya seakan-akan terlempar ke sebuah dunia yang benar-benar asing bagi mereka. Di dunia itu, mereka hanya bisa menyaksikan apa-apa saja yang terjadi, namun mereka tidak bisa menyentuh apa pun yang ada dalam dunia itu ataupun berinteraksi dengan orang-orang yang ada dalam dunia itu. Tampak seorang pemuda pertengahan dua puluhan sedang duduk sendirian di sebuah coffee shop. Coffee shop tersebut berada di tengah-tengah pusat kota yang ramai dan sibuk. Tampak sedikit antrean pembeli di bagian depan. Tampak ada beberapa pengunjung yang memilih menghabiskan

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Segala Persiapan (bagian 3)

    “Aku mengalami hari-hari yang buruk akhir-akhir ini karena sang dewa yang aku cintai sama sekali tidak mengetahui perasaanku dan sama sekali tidak menghiraukan cinta dan perhatianku. Namun, melalui perjuangan-perjuangan Tujuh Pangeran selama ini, aku bisa belajar bagaimana mencintai diri sendiri dan menunjukkan cintaku yang tidak terbatas kepada dewa-dewi yang ada di sampingku. Sang dewa yang aku cintai akhirnya menyadari keberadaanku dan cintaku terhadapnya selama ini. Kemarin aku memberanikan diri menyatakan perasaan padanya dan dia menerimanya. Kami telah jadian sekarang. Terima kasih kepada Tujuh Pangeran atas segala motivasi dan semangat yang dipancarkan selama ini… Kami akan selalu menunggu kalian kembali…” kata salah seorang dewi junior yang lain, yang diiringi sorak-sorai dan tepuk tangan riuh seisi auditorium.“Aku berkali-kali gagal ujian saringan masuk ke perguruan tinggi di Negeri Elemen sini. Setelah itu, pacarku juga memutuskan hubungan kami dengan alasan dia telah menc

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Segala Persiapan (bagian 2)

    Panglima Christian Aquila mendesah napas panjang dalam diam. Howard… Novi… Kini kalian sudah bisa tenang di sana. Ketujuh pangeran sudah tumbuh dewasa sekarang dan kelak pasti akan bisa menjadi tujuh raja yang arif dan bijaksana.“Kita akan berpindah ke ruangan auditorium di lantai bawah dulu, Tujuh Pangeran. Rakyat Negeri Elemen ingin mengucapkan salam perpisahan secara langsung kepada Tujuh Pangeran,” celetuk Pak Reynold.Tujuh Pangeran saling berpandangan untuk sesaat. Mereka tersenyum penuh arti dan kemudian mengangguk mengiyakan.“Oke… Kita akan berpindah ke ruangan auditorium di lantai bawah…” tukas Josh santai.Satu per satu menteri dan staff kenegaraan tampak meninggalkan ruang rapat.***“Tujuh Pangeran akan berangkat ke alam brahma hari ini. Ketujuh putri yang menemani dan mencintai mereka pasti akan sangat sedih…”“Iya ya… Kasihan ya ketujuh putri itu… Apakah mereka bisa bertahan sampai dengan Tujuh Pangeran kembali ke alam dewa naga dan alam manusia nanti?”“Yang namanya c

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Segala Persiapan (bagian 1)

    “Apa itu?” tanya Yongki dan Ray Wish berbarengan.“Persahabatan, persaudaraan, dan kekerabatan kita tetaplah sama. Mungkin pada waktu 20 tahun mendatang, kita akan datang ke sini membongkar kotak kenangan ini bersama-sama dengan istri dan anak-anak kita. Iya nggak?” Junaidy menyeringai lebar.Keenam saudara yang lain juga tampak meringis lebar.“Dan aku akan bilang pada anak-anakku bahwa mereka memiliki enam paman yang sangat aku sayangi…” kata Vritz.“Dan aku akan bilang pada anak-anakmu dulu aku pernah beradu mulut dengan ayah mereka,” sahut Josh dan meledak dalam tawa ringannya.“Terserah apa yang mau kaubicarakan dengan mereka, Josh…” Vritz tampak meringis lebar. “Kurasa itu akan sangat menyenangkan… Kita datang ke sini membongkar kapsul waktu ini, mengenang masa-masa silam. Dan pada saat itu kita akan cerita lagi tentang hari ini, ditemani segelas teh hangat dan beberapa cemilan ala kadarnya di sore hari.”“Akan terasa suasana yang begitu hangat dan sejuk di hati ya…” kata Jimmy.

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Sebuah Kotak Kenangan

    “Kenapa bisa begitu?” tanya sang putri lemah lembut, masih merebahkan kepalanya ke bahu sang pangeran, dan masih menelusuri pemandangan di luar dengan sorot mata menerawang.“Biarpun mereka memperoleh seluruh semesta ini sekalipun, mereka tetap takkan merasa bahagia dan gembira. Hanya ada kenihilan, kehampaan, dan kekosongan di sana. Karena sebenarnya yang mereka butuhkan dan inginkan sangat… sangatlah sederhana. Mereka hanya membutuhkan cinta dari orang-orang yang mereka sayangi; mereka hanya membutuhkan perhatian dari orang-orang yang mereka cintai. Sederhana sekali, tapi justru itulah yang tidak mereka dapatkan selama ini. Beginilah akibatnya jika hidup di dunia tanpa cinta…”“Menurutmu cinta bisa mengalahkan segalanya?”Sang pangeran kembali menganggukkan kepalanya dengan mantap.“Itulah yang membuatku tetap bertahan sampai sekarang, Sayang. Ada cinta darimu… Ada cinta dari kedua orang tuaku yang terdahulu… Ada cinta dari kedua orang tuaku yang di alam manusia sana… Dan, ada cinta

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Perpisahan Tujuh Putri

    Tujuh Pangeran membawa tujuh putri pujaan masing-masing ke restoran termahal dan termewah baik di alam dewa naga maupun di alam manusia. Semuanya membawa putri pujaan masing-masing menyantap makanan lezat di restoran yang super mewah, kecuali Vritz yang membawa si gadis kelinci terbang ke puncak gunung tertinggi di alam dewa naga. Si gadis kelinci sendiri tidak menginginkan makanan super lezat di restoran super mewah. Dia bilang dia hanya menginginkan sedikit waktu yang semakin terasa berharga untuk dihabiskannya bersama-sama dengan Vritz.Terdengarlah beberapa percakapan penting nan penuh arti antara ketujuh putri pujaan hati dengan ketujuh pangeran.“Kenapa tidak dimakan?” tanya sang pangeran.“Karena aku tidak berselera…” jawab sang putri masih menatap dingin ke makanan dan minuman yang terhidang di hadapannya. Sayup-sayup terdengar suara background music yang melankolis mengalun ke seisi restoran.“Makanlah… Habis itu, kita akan jalan-jalan ke taman hiburan.” Sang pangeran berusah

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Mengingat Kehidupan Lampau

    Jimmy menggaruk-garuk kepalanya dengan kikuk. Vritz hanya memandanginya dengan sinar mata ganjil yang nakal nan penuh arti.“Aduh, Bang Ray Wish… Jelas-jelas kau tahu waktu itu aku masih belum bisa mengingat kehidupan lampauku…”Kelima saudara yang lain meledak dalam tawa geli mereka.“Tapi, aku tahu Vritz pasti akan memaafkanku karena dia adalah saudara belahan jiwaku yang baik hati…” Kembali Jimmy meraih diri Vritz ke dalam dekapan hangatnya.“Oke deh… Sudah saatnya kita siap-siap… Ada segudang salam perpisahan yang harus kita katakan pada putri-putri kita hari ini…” kata Junaidy.“Iya… Aku akan menghadapi amarah Gisella dan omelan-omelannya sepanjang hari ini. Aku akan pulang ke penginapan lebih malam hari ini ya, Brothers…” kata Josh sedikit tersenyum simpul.“Kita akan terlelap lagi dalam kristal warna kuning emas itu. Namun entah mengapa, kali ini aku tidak merasa begitu tersiksa dan tertekan lagi. Aku lebih tenang dan lebih siap mental menghadapinya sekarang…” kata Jimmy dengan

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Pengaruh Pancaran Kekuatan Kedua Lonceng Duplikat

    Vritz menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia berusaha menggerakkan tubuhnya supaya dia bisa menjauh dari Ratu Surgawi yang jahat nan kejam itu, tapi dia sama sekali tidak berdaya.“Tidak ada yang boleh menolak cinta dan pengorbananku! Ayahandamu sungguh kejam karena ia tidak bisa menghargai cinta dan penantianku yang begitu besar untuknya sejak aku masih kecil sampai dengan sekarang! Aku tidak pernah berhenti mencintainya! Aku tidak pernah berhenti merindukannya setiap malam! Namun, apa balasannya terhadapku! Apa balasannya terhadap seluruh cinta dan pengorbananku! Dia malah mengkhianati, mencampakkan dan menginjak semua cinta dan ketulusanku! Dia jatuh cinta dengan ibundamu, saudara kembarku sendiri! Jangan salahkan aku ya… Jangan salahkan aku… Salahkan ayahanda dan ibunda kalian… Karena mereka, kalian terpaksa harus mengalami nasib nahas seperti ini. Kalian akan menyaksikan dengan mata kepala kalian sendiri Putra Mahkota Kevin Husein naik takhta sebagai raja menggantikan kalian d

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Balas Dendam Terindah Sepanjang Masa

    “Peduli apa! Dia memang tidak pantas mendapatkan piala dan piagam juara dua ini kok!”“Iya… Kita injak saja!”“Supaya lain kali kalau dia masih mau mengikuti perlombaan menyanyi dengan suaranya yang cempreng itu, dia akan berpikir dua tiga kali…”Terdengar derai tawa mengejek nan melecehkan dari beberapa anak yang menginjak-injak hadiah-hadiah Vritz itu. Mereka berlalu begitu saja.Tampak Vritz kembali meneteskan air mata kepedihan dan kegetiran sendirian. Mobil Jimmy mulai digas dan berlalu meninggalkan tempat parkir gedung serbaguna itu.“Vritz! Vritz! Vritz!” jerit si ibu begitu ia tiba di gedung serbaguna dan melihat apa yang tengah terjadi pada anaknya. “Apa yang terjadi? Kenapa jalannya tidak hati-hati? Aduh! Ada yang terluka?”Si ibu memeriksa kondisi sekujur badan anaknya. Untunglah tidak ada luka yang serius.Si ayah juga tampak sangat panik. Kedua suami istri itu memberdirikan si anak dan membantu mengambilkan hadiah-hadiahnya yang berceceran di jalan setapak di depan gedung

DMCA.com Protection Status