“Josh…! Kita dipanggil oleh Ratu Surgawi ke istana pusat sebentar. Ada yang menggelar demonstrasi di sana protes sesuatu. Kita harus ke sana sekarang.” Robert Martin memanggil Josh Kian yang tampak masih merebahkan diri di tempat tidurnya.Josh Kian bangkit dari rebahannya dan memandangi Robert Martin dengan sorot mata bingung.“Ada juga demonstrasi di negeri dewa naga ini?” tanya Josh Kian. “Itulah juga yang kupikirkan ketika aku pertama kali mendengar berita ini. Aneh-aneh saja… Bisa pula terjadi demonstrasi di sini. Kami tunggu di luar ya, Josh…” ujar Robert Martin hendak berjalan keluar dari kamar Josh Kian.“Tidak usah tunggu aku, Bang RM… Kalian pergi saja dulu. Aku nyusul sebentar lagi…” celetuk Josh Kian tiba-tiba.Robert Martin berhenti sebentar dan menatap Josh Kian dengan penuh tanda tanya.“Aku benaran akan menyusul kok… Aku perlu sedikit waktu untuk ganti baju,” kata Josh Kian sedikit terbahak.“Oke deh… Kami menunggumu di sana ya…” tukas Robert Martin. D
Kelima pengawal tertinggi di kerajaan ikut menyeringai nakal.“Tidak ada yang menyuruhku! Tidak ada yang menyuruhku! Aku sendiri yang merasa curiga dengan kalian bertujuh! Soalnya kalian bertujuh adalah anak manusia, bukan dewa-dewa naga asli dari negeri ini! Aku juga merasa bersalah pada Pak Menteri Pemuda & Olahraga karena gara-gara kalian, Beliau jadi dikurung di dalam penjara istana! Aku sudah mengatakan yang sebenarnya! Cepat turunkan aku!”“Iya… Kau sudah mengatakan yang sebenarnya, tapi kau tetap saja bersalah karena kau telah menggelar sebuah demonstrasi di depan istana pusat dan menciptakan suatu ketidaktenangan bagi Ibunda Ratu dan Putra Mahkota. Kau harus berada di atas sana sampai matahari terbenam…” kata Jimmy Ferry.Keenam pengawal tertinggi mulai meninggalkan si ketua orasi yang masih terbelit di atas ranting-ranting pohon milik Vritz. Tampak wajah si ketua orasi yang semakin memucat.“Turunkan aku! Turunkan aku! Jangan tinggalkan aku sendirian di atas sini!” Masih terd
Tinggallah Josh Kian sendirian, tidak tahu harus melangkah ke mana dan apa yang harus diperbuat.Mendadak saja, Junaidy menarik tangan Josh Kian. Josh Kian sedikit bingung, tetapi dia ikut saja ke arah mana Junaidy melangkah.“Kok bengong di sana, Josh? Ini kita harus menengok keadaan Ibunda Ratu dulu. Beliau pasti shocked dengan adanya demonstrasi dan penyusup tadi.” Terlihat Junaidy mulai melangkah ke depan.Josh Kian tampak tersenyum hangat. Ia ikut saja melangkah ke depan.“Kenapa ya aku merasa Ratu Surgawi itu sama saja dengan Putra Mahkota? Sama-sama tidak ada kekuatan supranaturalnya layaknya dewa-dewi naga dan seperti manusia biasa saja…” bisik Josh Kian di tengah-tengah perjalanan mereka masuk ke dalam istana pusat.“Itulah yang kami bicarakan sewaktu kau beristirahat di kamarmu tadi. Bisa jadi dalam perang di masa lalu itu, sama seperti Putra Mahkota, Ratu Surgawi juga terkena serangan dari salah satu makhluk asura itu. Jadilah dia tidak memiliki kekuatan apa pun seperti yan
Beberapa detik berlalu. Setelah sang ratu terlihat agak tenang kembali, setelah keseimbangan tubuhnya agak normal, Junaidy kembali ke tempat duduknya.“Mereka… Mereka pasti berasal dari Negeri Es! Mereka adalah kaki tangan Ratu Diana Permai!” Ratu Surgawi kini tidak bisa menunjukkan senyuman apa pun. Tampak panik, cemas, marah, sedih, dan deg-degan semuanya berbaur menjadi satu dalam relung-relung perasaan sang ratu.“Ratu Diana Permai itu adalah ratu di Negeri Es itu?” Yongki berceletuk bingung.“Iya… Dan ada juga Raja Orlando Sean Permana dari Negeri Pusaran Lautan, Pengawal Tanah. Baik Raja Orlando Sean maupun Ratu Diana Permai mengincar lima pusaka dengan kekuatan tertinggi milik Almarhum Raja Howard Alex Husein dari Negeri Elemen ini. Ayahanda Raja Orlando Sean dulu berhasil merebut gong naga dan simbal naga kecil. Aku berhasil mengalahkannya, tapi dia sudah terlanjur menyembunyikan kedua pusaka tersebut di Negeri Pusaran Lautan. Kini aku tebak kedua pusaka itu pastilah sudah ber
Satu tendangan telak didaratkan Rafael Sahah ke wajah Putra Mahkota Kevin Husein. Tampak setetes darah sudah keluar dari mulut sang putra mahkota. Rafael Sahah mulai memancarkan gelombang energi kekuatan apinya ke arah Putra Mahkota. Tubuh sang putra mahkota tercampak lagi beberapa meter. Tampak sang putra mahkota terbatuk-batuk parah dan beberapa tetesan darah mulai muncrat dari mulutnya.“Aku lupa bahwasanya kau itu adalah sang putra mahkota lumpuh yang sama sekali tidak berkekuatan apa-apa… I’m sorry, Kevin…” Terdengar tawa melecehkan yang keras di sini.Rafael Sahah mendekati Kevin Husein. Dia terlihat mencengkeram kedua kerah baju si putra mahkota.“Kalau sudah tahu diri sendiri lumpuh dan tidak berkekuatan apa-apa, jangan merepotkan orang lain lagi bisa tidak sih! Jangan asyik keluyuran sana-sini! Kau itu seharusnya berdiam diri di dalam kamarmu saja! Jangan pernah menampakkan wajahmu yang menjijikkan ini pada dewa-dewi naga yang ada di negeri ini! Kau tahu kenapa? Karena sebena
“Kendrick…?” Jimmy Ferry menatap Kendrick Husein dengan mata melangah.“Jelas-jelas kau adalah Kevin Husein, sang putra mahkota Negeri Elemen. Kenapa sekarang kau mengubah namamu menjadi Kendrick Husein?” Dahi Josh Kian tampak berkerut dalam.“Mungkin saja ia adalah alter ego si Kevin Husein,” bisik Vritz Victor.“Alter ego? Kepribadian ganda maksudmu?” Josh Kian terhenyak bukan main. Dia menatap Kendrick Husein di hadapannya ini dengan sorot mata tidak percaya.Kendrick Husein meledak dalam tawa renyahnya.“Meski aku dan Kevin berbagi tubuh yang sama, aku dan dia bukanlah jati diri yang sama. Kami adalah dua pribadi yang berbeda. Seperti ini nih…”Mendadak saja Kendrick Husein menjentikkan jarinya. Tampak dia keluar dari tubuh Kevin Husein. Tubuh Kevin Husein langsung roboh ke tanah, tidak sadarkan diri.“Itu Kevin Husein. Yang berdiri di sini dan sedang berbicara dengan kalian adalah Kendrick Husein. Sekarang sudah mengerti kan?”Tampak senyuman santai dari Kendrick Husein. Dia menj
“Apa… Apa… Apa yang akan kaulakukan terhadapku?” Terlihat si Angelica kini hanya bisa merangkak mundur secara tidak berdaya di tanah. Kendrick Husein kini memancarkan gelombang energi api ke si Angelica. Terlihat wajah si Angelica Ujiono yang kini hangus terbakar dan termakan ke dalam kobaran si jago merah. Terdengar jeritan dari neraka yang berkumandang dari bibir si Angelica Ujiono yang kini juga sudah hangus terbakar. Kendrick Husein berjongkok di samping Angelica Ujiono yang masih mengerang-erang dalam kesakitannya. Dia menjentikkan jarinya. Terciptalah sebuah cermin yang kemudian didekatkannya ke wajah Angelica Ujiono yang sudah habis terbakar. “Aku pinjamkan cermin untukmu ya, Angelica Ujiono… Lihat baik-baik dirimu di cermin ini... Sekarang ini, kau tak lebih dari sesosok setan… Hahaha…” Terdengar tawa mengerikan dari Kendrick Husein. Angelica Ujiono berteriak histeris lagi sebelum akhirnya kesadarannya mencapai puncak. Ia tenggelam dalam dunia kegelapan pekat nan tak beruj
Perlahan-lahan Kevin Husein membuka matanya. Ia memandang ke sekelilingnya dengan sinar mata bingung.“Sudah ada di mana aku? Ke mana Rafael Sahah tadi?”Ketiga pengawal tertinggi tampak saling berpandangan sesaat.“Kau sama sekali tidak ingat?” Jimmy Ferry menatap lurus-lurus ke kedua mata Kevin Husein.Dari belakang, Josh Kian Junos memancarkan sinar emas menelusuri apa isi pikiran Kevin Husein. Ia tidak bisa menemukan gejala-gejala kebohongan dan sandiwara di sana. Yang ada hanya sekelumit kebingungan dan tanda tanya.Ia memang tidak berbohong. Dia sama sekali tidak mengingat apa-apa saja yang terjadi barusan. Josh Kian mengaktifkan telepatinya kepada Jimmy Ferry dan Vritz Victor.“Aku pingsan tadi. Apa yang terjadi memangnya? Kalian sudah menyuruhnya pergi?” tanya Kevin Husein sedikit merasa tidak enak hati. “Maaf… Jadi merepotkan kalian untuk melindungiku juga.”“Tak apa-apa…” Vritz Victor menimpali. “Memang sudah jadi tugas kami, Putra Mahkota…”“Kan aku sudah pernah bilang kali
Pak Reynold berdiri di depan bola kristal peramal dan mulai mengajukan pertanyaannya, “Apa yang akan terjadi pada ketujuh pangeran Negeri Elemen di masa depan?” Begitu pertanyaan tersebut dilontarkan, mendadak saja bola kristal peramal mengeluarkan semacam kabut asap ke seisi ruangan kerja Pak Reynold. Kabut asap kian lama kian tebal dan akhirnya menghalangi jarak pandang Pak Reynold dan Rafael Sahah. Antara tersadarkan dan tidak, keduanya seakan-akan terlempar ke sebuah dunia yang benar-benar asing bagi mereka. Di dunia itu, mereka hanya bisa menyaksikan apa-apa saja yang terjadi, namun mereka tidak bisa menyentuh apa pun yang ada dalam dunia itu ataupun berinteraksi dengan orang-orang yang ada dalam dunia itu. Tampak seorang pemuda pertengahan dua puluhan sedang duduk sendirian di sebuah coffee shop. Coffee shop tersebut berada di tengah-tengah pusat kota yang ramai dan sibuk. Tampak sedikit antrean pembeli di bagian depan. Tampak ada beberapa pengunjung yang memilih menghabiskan
“Aku mengalami hari-hari yang buruk akhir-akhir ini karena sang dewa yang aku cintai sama sekali tidak mengetahui perasaanku dan sama sekali tidak menghiraukan cinta dan perhatianku. Namun, melalui perjuangan-perjuangan Tujuh Pangeran selama ini, aku bisa belajar bagaimana mencintai diri sendiri dan menunjukkan cintaku yang tidak terbatas kepada dewa-dewi yang ada di sampingku. Sang dewa yang aku cintai akhirnya menyadari keberadaanku dan cintaku terhadapnya selama ini. Kemarin aku memberanikan diri menyatakan perasaan padanya dan dia menerimanya. Kami telah jadian sekarang. Terima kasih kepada Tujuh Pangeran atas segala motivasi dan semangat yang dipancarkan selama ini… Kami akan selalu menunggu kalian kembali…” kata salah seorang dewi junior yang lain, yang diiringi sorak-sorai dan tepuk tangan riuh seisi auditorium.“Aku berkali-kali gagal ujian saringan masuk ke perguruan tinggi di Negeri Elemen sini. Setelah itu, pacarku juga memutuskan hubungan kami dengan alasan dia telah menc
Panglima Christian Aquila mendesah napas panjang dalam diam. Howard… Novi… Kini kalian sudah bisa tenang di sana. Ketujuh pangeran sudah tumbuh dewasa sekarang dan kelak pasti akan bisa menjadi tujuh raja yang arif dan bijaksana.“Kita akan berpindah ke ruangan auditorium di lantai bawah dulu, Tujuh Pangeran. Rakyat Negeri Elemen ingin mengucapkan salam perpisahan secara langsung kepada Tujuh Pangeran,” celetuk Pak Reynold.Tujuh Pangeran saling berpandangan untuk sesaat. Mereka tersenyum penuh arti dan kemudian mengangguk mengiyakan.“Oke… Kita akan berpindah ke ruangan auditorium di lantai bawah…” tukas Josh santai.Satu per satu menteri dan staff kenegaraan tampak meninggalkan ruang rapat.***“Tujuh Pangeran akan berangkat ke alam brahma hari ini. Ketujuh putri yang menemani dan mencintai mereka pasti akan sangat sedih…”“Iya ya… Kasihan ya ketujuh putri itu… Apakah mereka bisa bertahan sampai dengan Tujuh Pangeran kembali ke alam dewa naga dan alam manusia nanti?”“Yang namanya c
“Apa itu?” tanya Yongki dan Ray Wish berbarengan.“Persahabatan, persaudaraan, dan kekerabatan kita tetaplah sama. Mungkin pada waktu 20 tahun mendatang, kita akan datang ke sini membongkar kotak kenangan ini bersama-sama dengan istri dan anak-anak kita. Iya nggak?” Junaidy menyeringai lebar.Keenam saudara yang lain juga tampak meringis lebar.“Dan aku akan bilang pada anak-anakku bahwa mereka memiliki enam paman yang sangat aku sayangi…” kata Vritz.“Dan aku akan bilang pada anak-anakmu dulu aku pernah beradu mulut dengan ayah mereka,” sahut Josh dan meledak dalam tawa ringannya.“Terserah apa yang mau kaubicarakan dengan mereka, Josh…” Vritz tampak meringis lebar. “Kurasa itu akan sangat menyenangkan… Kita datang ke sini membongkar kapsul waktu ini, mengenang masa-masa silam. Dan pada saat itu kita akan cerita lagi tentang hari ini, ditemani segelas teh hangat dan beberapa cemilan ala kadarnya di sore hari.”“Akan terasa suasana yang begitu hangat dan sejuk di hati ya…” kata Jimmy.
“Kenapa bisa begitu?” tanya sang putri lemah lembut, masih merebahkan kepalanya ke bahu sang pangeran, dan masih menelusuri pemandangan di luar dengan sorot mata menerawang.“Biarpun mereka memperoleh seluruh semesta ini sekalipun, mereka tetap takkan merasa bahagia dan gembira. Hanya ada kenihilan, kehampaan, dan kekosongan di sana. Karena sebenarnya yang mereka butuhkan dan inginkan sangat… sangatlah sederhana. Mereka hanya membutuhkan cinta dari orang-orang yang mereka sayangi; mereka hanya membutuhkan perhatian dari orang-orang yang mereka cintai. Sederhana sekali, tapi justru itulah yang tidak mereka dapatkan selama ini. Beginilah akibatnya jika hidup di dunia tanpa cinta…”“Menurutmu cinta bisa mengalahkan segalanya?”Sang pangeran kembali menganggukkan kepalanya dengan mantap.“Itulah yang membuatku tetap bertahan sampai sekarang, Sayang. Ada cinta darimu… Ada cinta dari kedua orang tuaku yang terdahulu… Ada cinta dari kedua orang tuaku yang di alam manusia sana… Dan, ada cinta
Tujuh Pangeran membawa tujuh putri pujaan masing-masing ke restoran termahal dan termewah baik di alam dewa naga maupun di alam manusia. Semuanya membawa putri pujaan masing-masing menyantap makanan lezat di restoran yang super mewah, kecuali Vritz yang membawa si gadis kelinci terbang ke puncak gunung tertinggi di alam dewa naga. Si gadis kelinci sendiri tidak menginginkan makanan super lezat di restoran super mewah. Dia bilang dia hanya menginginkan sedikit waktu yang semakin terasa berharga untuk dihabiskannya bersama-sama dengan Vritz.Terdengarlah beberapa percakapan penting nan penuh arti antara ketujuh putri pujaan hati dengan ketujuh pangeran.“Kenapa tidak dimakan?” tanya sang pangeran.“Karena aku tidak berselera…” jawab sang putri masih menatap dingin ke makanan dan minuman yang terhidang di hadapannya. Sayup-sayup terdengar suara background music yang melankolis mengalun ke seisi restoran.“Makanlah… Habis itu, kita akan jalan-jalan ke taman hiburan.” Sang pangeran berusah
Jimmy menggaruk-garuk kepalanya dengan kikuk. Vritz hanya memandanginya dengan sinar mata ganjil yang nakal nan penuh arti.“Aduh, Bang Ray Wish… Jelas-jelas kau tahu waktu itu aku masih belum bisa mengingat kehidupan lampauku…”Kelima saudara yang lain meledak dalam tawa geli mereka.“Tapi, aku tahu Vritz pasti akan memaafkanku karena dia adalah saudara belahan jiwaku yang baik hati…” Kembali Jimmy meraih diri Vritz ke dalam dekapan hangatnya.“Oke deh… Sudah saatnya kita siap-siap… Ada segudang salam perpisahan yang harus kita katakan pada putri-putri kita hari ini…” kata Junaidy.“Iya… Aku akan menghadapi amarah Gisella dan omelan-omelannya sepanjang hari ini. Aku akan pulang ke penginapan lebih malam hari ini ya, Brothers…” kata Josh sedikit tersenyum simpul.“Kita akan terlelap lagi dalam kristal warna kuning emas itu. Namun entah mengapa, kali ini aku tidak merasa begitu tersiksa dan tertekan lagi. Aku lebih tenang dan lebih siap mental menghadapinya sekarang…” kata Jimmy dengan
Vritz menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia berusaha menggerakkan tubuhnya supaya dia bisa menjauh dari Ratu Surgawi yang jahat nan kejam itu, tapi dia sama sekali tidak berdaya.“Tidak ada yang boleh menolak cinta dan pengorbananku! Ayahandamu sungguh kejam karena ia tidak bisa menghargai cinta dan penantianku yang begitu besar untuknya sejak aku masih kecil sampai dengan sekarang! Aku tidak pernah berhenti mencintainya! Aku tidak pernah berhenti merindukannya setiap malam! Namun, apa balasannya terhadapku! Apa balasannya terhadap seluruh cinta dan pengorbananku! Dia malah mengkhianati, mencampakkan dan menginjak semua cinta dan ketulusanku! Dia jatuh cinta dengan ibundamu, saudara kembarku sendiri! Jangan salahkan aku ya… Jangan salahkan aku… Salahkan ayahanda dan ibunda kalian… Karena mereka, kalian terpaksa harus mengalami nasib nahas seperti ini. Kalian akan menyaksikan dengan mata kepala kalian sendiri Putra Mahkota Kevin Husein naik takhta sebagai raja menggantikan kalian d
“Peduli apa! Dia memang tidak pantas mendapatkan piala dan piagam juara dua ini kok!”“Iya… Kita injak saja!”“Supaya lain kali kalau dia masih mau mengikuti perlombaan menyanyi dengan suaranya yang cempreng itu, dia akan berpikir dua tiga kali…”Terdengar derai tawa mengejek nan melecehkan dari beberapa anak yang menginjak-injak hadiah-hadiah Vritz itu. Mereka berlalu begitu saja.Tampak Vritz kembali meneteskan air mata kepedihan dan kegetiran sendirian. Mobil Jimmy mulai digas dan berlalu meninggalkan tempat parkir gedung serbaguna itu.“Vritz! Vritz! Vritz!” jerit si ibu begitu ia tiba di gedung serbaguna dan melihat apa yang tengah terjadi pada anaknya. “Apa yang terjadi? Kenapa jalannya tidak hati-hati? Aduh! Ada yang terluka?”Si ibu memeriksa kondisi sekujur badan anaknya. Untunglah tidak ada luka yang serius.Si ayah juga tampak sangat panik. Kedua suami istri itu memberdirikan si anak dan membantu mengambilkan hadiah-hadiahnya yang berceceran di jalan setapak di depan gedung