“Tapi itu tidak mungkin. Kami baru mengenal Kevin ketika kami menjadi Tujuh Pengawal di Negeri Elemen. Kami sama sekali tidak tahu-menahu masa kecil Kevin apalagi mengenalnya…” Dahi Junaidy berkerut dalam. Banyak tanda seru dan tanda tanya meragas alam pikirannya.“Jurus tujuh elemen memiliki kekuatan untuk bisa membaca pikiran dan mimpi seseorang. Kalian bisa mencoba menerawang alam kesadaran Kevin sekarang,” tutur Kenzy Husein santai.Keenam pengawal tertinggi terlihat saling berpandangan sesaat. Mereka saling menganggukkan kepala mereka. Kali ini tampak Vritz yang menyinari kepala Kenzy Husein dengan sinar hijaunya. Muncullah gambaran memori kesadaran Kevin Husein yang mengeriap di dalam alam pikirannya barusan.Melihat gambaran memori kesadaran itu, keenam pengawal tertinggi sungguh terhenyak bukan main terhempas ke tebing kebenaran.“Tapi kami benar-benar tidak mengenal Kevin Husein sebelum kami menjadi Tujuh Pengawal di Negeri Elemen.” Jimmy Ferry tampak bingung. Vritz Victor ta
Oke deh… Kita turun saja dulu… Kita selesaikan saja baksos hari ini. Nanti malam baru kita bicarakan lebih lanjut lagi dengan RM. Ray Wish menyuruh mereka untuk segera turun.Yongki berpaling ke bagian belakang mobil yang kosong-melompong. Sekali mengibaskan tangan saja, muncul banyak sekali barang dana yang akan mereka berikan ke panti rehabilitasi ini. Dalam sekejap, bagian belakang mobil menjadi penuh sesak.Keenam pengawal tertinggi dan Kevin Husein turun dari mobil. Mereka mulai menurunkan barang-barang dana secara manual. Tentu saja Kevin Husein tidak ikut membantu menurunkan barang-barang. Dia langsung berjalan menelusuri ke bagian dalam panti. Sama seperti panti-panti sebelumnya, anak-anak dengan beragam kondisi cacat fisik dikumpulkan dalam suatu ruangan aula yang cukup lebar. Kevin Husein menyapukan sinar matanya ke seisi aula. Ada kira-kira tujuh puluh hingga delapan puluh anak-anak di kursi roda dengan beragam kondisi kecacatan mereka.Lagi-lagi suatu perasaan lain yang mi
Junaidy dan Jimmy tahu ada sedikit persaingan persaudaraan di antara Vritz dan Josh. Junaidy langsung meraih Vritz dan mendudukkannya ke pangkuan kakinya. Jimmy juga melakukan hal yang sama terhadap Josh. Junaidy, Jimmy, Vritz, dan Josh spontan meledak dalam tawa mereka.Josh kembali meneruskan perbincangan mengenai kasus kepribadian ganda itu.“Dalam suatu buku yang pernah kubaca… Setiap pribadi baru akan muncul setiap kali si penderita ini mengalami kejadian menakutkan dan traumatis yang tidak sanggup ia hadapi,” kata Josh.“Di alam manusia sana, apakah dalam setiap kasus kepribadian ganda, si alter utama mengenal alter-alter egonya yang lain?” tanya Ray Wish.“Josh lebih tahu. Pengetahuannya di SMA masih fresh,” celetuk Junaidy menunjuk ke arah si adik bungsu.“Menurut buku yang kubaca ini ya… Alter-alter yang muncul itu takkan memperkenalkan diri ke alter utama. Memang itulah fungsinya keberadaan mereka. Alter-alter yang muncul itu memang mengemban misi menggantikan si alter utama
Novi Quincy berusaha mengorek kembali ke dalam ingatannya. Akhirnya dia ingat memang ada perjodohan antara saudara kembarnya ini dengan si pangeran dari Negeri Elemen itu.“Apa kau tahu siapa nama pangeran itu? Apa kau tahu siapa nama sang pangeran yang akan menjadi suamiku itu?” Tampak sinar mata sinis dari Novia Qaydee.Novi Quincy menggeleng dengan raut wajah polos. Dia juga mengangkat kedua bahunya dengan santai dan meneruskan sarapan paginya.“Oh ya… Aku lupa… Ayahanda pasti tidak pernah memberitahumu. Kau sendiri pasti takkan bertanya pada Ayahanda mengenai hal-hal yang tidak menjadi urusanmu. Namun, sekarang hal itu menjadi urusanmu. Oleh sebab itulah, aku akan memberitahumu sekarang siapa nama sang pangeran dari Negeri Elemen yang telah dijodohkan denganku sejak kita masih kecil, dan yang kelak akan menjadi suamiku. Dengarkan baik-baik, Novi…”Novi Quincy menghentikan sarapannya lagi. Dia kini menatap sang saudara kembar dengan kerutan di dahinya.“Namanya adalah… Howard… Howa
Sekeping memori masa kecil Novia Qaydee menyelisir di pesisir pantai pikirannya.“Ayahanda… Itu siapa? Dia keren sekali bisa menguasai jurus energi tujuh elemen. Itukah sebabnya negeri ini dinamakan Negeri Elemen?” tanya Novia Qaydee kecil yang duduk di taman Negeri Elemen sendirian, dan diam-diam memperhatikan sosok Howard Alex kecil dari kejauhan. Terlihat sosok Howard Alex kecil sedang berlatih jurus tujuh elemen di tengah-tengah taman sendirian, tanpa sedikit pun menyadari adanya sesosok dewi yang sedang memperhatikannya dengan penuh kekaguman dari kejauhan. “Benar, Novia… Itu adalah Pangeran Howard Alex Husein. Ayahanda dan Raja Calvin Husein dari negeri ini berencana… berencana akan… akan menjodohkan kalian berdua, Novia. Apakah… Apakah… Apakah kau keberatan, Novia?” tanya sang ayahanda dengan sedikit terbata-bata. Tampak Novia Qaydee menundukkan kepalanya, dan sedikit mengulum senyumannya. “Ayahanda berharap kau tidak berkeberatan, Novia. Menikah dengan Pangeran Howard Alex
Hari yang panas di Negeri Elemen… Tampak Vritz terbangun dari mimpinya yang panjang dan akhirnya dia berakhir dalam pelukan Jimmy. Dia sendiri bingung kenapa ia bisa berakhir di dalam kamar Jimmy. Perlahan-lahan, Vritz bangkit dari tempat tidur dan menurunkan kedua kakinya. Dia melihat ke sekeliling. Sepertinya kamar Jimmy agak berbeda.“Ada apa ini? Kenapa aku bisa berakhir di kamar Jimmy?” Terlihat Vritz beberapa kali mengerepas mata. “Jim… Jim… Bangun, Jim… Sudah pagi, Jim…”Jimmy beringsut sebentar di bawah selimutnya dan kemudian berucap,“Bisakah kau membiarkan aku tidur lebih lama, Vritz? Aku masih mengantuk nih…” kata Jimmy.“Pagi ini kita akan memberikan kejutan ulang tahun kepada Bang RM. Kita juga berencana mau mendamaikan Bang RM dan Bang Yongki yang bertengkar hebat kemarin sore. Apa kau sudah lupa?” tanya Vritz sedikit menggerutu.Jimmy mendadak teringat dengan rencana kegiatan mereka pagi itu. Dia langsung bangkit dari tempat tidurnya. Dia juga menurunkan kedua kakinya
“Kau kira aku suka? Kalau bukan mereka yang memaksa dan membujukku, sudah tentu aku takkan mau ya…” balas Yongki sedikit ketus.Yongki berpaling ke belakangnya. Dia sedikit terperanjat kaget karena hanya tinggal dia sendiri dengan sebuah cake di tangannya. Hilang kelima saudaranya yang tadi jelas-jelas berdiri di belakangnya. Dia merapatkan sepasang bibirnya. Jelas dia sudah masuk ke dalam perangkap kelima saudaranya yang lain. Kini hanya tinggal dia dan Robert Martin.Yongki dan Robert Martin merasakan keganjalan di hati dan pikiran mereka yang semakin lama semakin tidak mengenakkan. Mereka akhirnya sadar keganjalan tersebut mau tidak mau harus diselesaikan di tempat itu juga, pada saat itu juga, dan diselesaikan hanya di antara mereka berdua.“Kau benar-benar tidak sudi memegang cake ini untukku, Yongki?” tanya Robert Martin dengan sedikit sinar mata terluka.Yongki sedikit terhenyak menatap sinar mata saudaranya. Saat sedih, raut wajah Robert Martin menjadi agak memelas dengan sina
Perlahan-lahan, akhirnya Vritz tersadarkan dari mimpinya yang panjang. Dia melihat ke langit-langit bangunan penginapan mereka.Apakah aku sudah benar-benar kembali ke dunia nyata? Ini sepertinya langit-langit bangunan penginapan kami. Namun, ini bukan langit-langit kamarku deh… Ini sepertinya… sepertinya langit-langit ruang tamu utama yang berada di bagian depan. Kenapa aku bisa tertidur di ruang tamu utama ini ya?Vritz mencoba membalikkan badan dan bangkit dari tidurnya. Alangkah terhenyaknya dia tatkala ia menyadari ia telah terus tidur di atas dada Jimmy. Dia mengangkat badannya dan menyapukan pandangannya ke sekeliling. Keenam saudaranya yang lain juga terlihat tidur di lantai ruang tamu utama bangunan penginapan mereka.Tampak Josh yang membaringkan kepalanya ke dada Junaidy. Tampak Yongki yang membaringkan kepalanya ke dada Robert Martin. Sedikit air liur menetes dari mulutnya dan mengenai baju tidur Robert Martin. Tampak juga Ray Wish berbaring di lutut Robert Martin. Air liu
Pak Reynold berdiri di depan bola kristal peramal dan mulai mengajukan pertanyaannya, “Apa yang akan terjadi pada ketujuh pangeran Negeri Elemen di masa depan?” Begitu pertanyaan tersebut dilontarkan, mendadak saja bola kristal peramal mengeluarkan semacam kabut asap ke seisi ruangan kerja Pak Reynold. Kabut asap kian lama kian tebal dan akhirnya menghalangi jarak pandang Pak Reynold dan Rafael Sahah. Antara tersadarkan dan tidak, keduanya seakan-akan terlempar ke sebuah dunia yang benar-benar asing bagi mereka. Di dunia itu, mereka hanya bisa menyaksikan apa-apa saja yang terjadi, namun mereka tidak bisa menyentuh apa pun yang ada dalam dunia itu ataupun berinteraksi dengan orang-orang yang ada dalam dunia itu. Tampak seorang pemuda pertengahan dua puluhan sedang duduk sendirian di sebuah coffee shop. Coffee shop tersebut berada di tengah-tengah pusat kota yang ramai dan sibuk. Tampak sedikit antrean pembeli di bagian depan. Tampak ada beberapa pengunjung yang memilih menghabiskan
“Aku mengalami hari-hari yang buruk akhir-akhir ini karena sang dewa yang aku cintai sama sekali tidak mengetahui perasaanku dan sama sekali tidak menghiraukan cinta dan perhatianku. Namun, melalui perjuangan-perjuangan Tujuh Pangeran selama ini, aku bisa belajar bagaimana mencintai diri sendiri dan menunjukkan cintaku yang tidak terbatas kepada dewa-dewi yang ada di sampingku. Sang dewa yang aku cintai akhirnya menyadari keberadaanku dan cintaku terhadapnya selama ini. Kemarin aku memberanikan diri menyatakan perasaan padanya dan dia menerimanya. Kami telah jadian sekarang. Terima kasih kepada Tujuh Pangeran atas segala motivasi dan semangat yang dipancarkan selama ini… Kami akan selalu menunggu kalian kembali…” kata salah seorang dewi junior yang lain, yang diiringi sorak-sorai dan tepuk tangan riuh seisi auditorium.“Aku berkali-kali gagal ujian saringan masuk ke perguruan tinggi di Negeri Elemen sini. Setelah itu, pacarku juga memutuskan hubungan kami dengan alasan dia telah menc
Panglima Christian Aquila mendesah napas panjang dalam diam. Howard… Novi… Kini kalian sudah bisa tenang di sana. Ketujuh pangeran sudah tumbuh dewasa sekarang dan kelak pasti akan bisa menjadi tujuh raja yang arif dan bijaksana.“Kita akan berpindah ke ruangan auditorium di lantai bawah dulu, Tujuh Pangeran. Rakyat Negeri Elemen ingin mengucapkan salam perpisahan secara langsung kepada Tujuh Pangeran,” celetuk Pak Reynold.Tujuh Pangeran saling berpandangan untuk sesaat. Mereka tersenyum penuh arti dan kemudian mengangguk mengiyakan.“Oke… Kita akan berpindah ke ruangan auditorium di lantai bawah…” tukas Josh santai.Satu per satu menteri dan staff kenegaraan tampak meninggalkan ruang rapat.***“Tujuh Pangeran akan berangkat ke alam brahma hari ini. Ketujuh putri yang menemani dan mencintai mereka pasti akan sangat sedih…”“Iya ya… Kasihan ya ketujuh putri itu… Apakah mereka bisa bertahan sampai dengan Tujuh Pangeran kembali ke alam dewa naga dan alam manusia nanti?”“Yang namanya c
“Apa itu?” tanya Yongki dan Ray Wish berbarengan.“Persahabatan, persaudaraan, dan kekerabatan kita tetaplah sama. Mungkin pada waktu 20 tahun mendatang, kita akan datang ke sini membongkar kotak kenangan ini bersama-sama dengan istri dan anak-anak kita. Iya nggak?” Junaidy menyeringai lebar.Keenam saudara yang lain juga tampak meringis lebar.“Dan aku akan bilang pada anak-anakku bahwa mereka memiliki enam paman yang sangat aku sayangi…” kata Vritz.“Dan aku akan bilang pada anak-anakmu dulu aku pernah beradu mulut dengan ayah mereka,” sahut Josh dan meledak dalam tawa ringannya.“Terserah apa yang mau kaubicarakan dengan mereka, Josh…” Vritz tampak meringis lebar. “Kurasa itu akan sangat menyenangkan… Kita datang ke sini membongkar kapsul waktu ini, mengenang masa-masa silam. Dan pada saat itu kita akan cerita lagi tentang hari ini, ditemani segelas teh hangat dan beberapa cemilan ala kadarnya di sore hari.”“Akan terasa suasana yang begitu hangat dan sejuk di hati ya…” kata Jimmy.
“Kenapa bisa begitu?” tanya sang putri lemah lembut, masih merebahkan kepalanya ke bahu sang pangeran, dan masih menelusuri pemandangan di luar dengan sorot mata menerawang.“Biarpun mereka memperoleh seluruh semesta ini sekalipun, mereka tetap takkan merasa bahagia dan gembira. Hanya ada kenihilan, kehampaan, dan kekosongan di sana. Karena sebenarnya yang mereka butuhkan dan inginkan sangat… sangatlah sederhana. Mereka hanya membutuhkan cinta dari orang-orang yang mereka sayangi; mereka hanya membutuhkan perhatian dari orang-orang yang mereka cintai. Sederhana sekali, tapi justru itulah yang tidak mereka dapatkan selama ini. Beginilah akibatnya jika hidup di dunia tanpa cinta…”“Menurutmu cinta bisa mengalahkan segalanya?”Sang pangeran kembali menganggukkan kepalanya dengan mantap.“Itulah yang membuatku tetap bertahan sampai sekarang, Sayang. Ada cinta darimu… Ada cinta dari kedua orang tuaku yang terdahulu… Ada cinta dari kedua orang tuaku yang di alam manusia sana… Dan, ada cinta
Tujuh Pangeran membawa tujuh putri pujaan masing-masing ke restoran termahal dan termewah baik di alam dewa naga maupun di alam manusia. Semuanya membawa putri pujaan masing-masing menyantap makanan lezat di restoran yang super mewah, kecuali Vritz yang membawa si gadis kelinci terbang ke puncak gunung tertinggi di alam dewa naga. Si gadis kelinci sendiri tidak menginginkan makanan super lezat di restoran super mewah. Dia bilang dia hanya menginginkan sedikit waktu yang semakin terasa berharga untuk dihabiskannya bersama-sama dengan Vritz.Terdengarlah beberapa percakapan penting nan penuh arti antara ketujuh putri pujaan hati dengan ketujuh pangeran.“Kenapa tidak dimakan?” tanya sang pangeran.“Karena aku tidak berselera…” jawab sang putri masih menatap dingin ke makanan dan minuman yang terhidang di hadapannya. Sayup-sayup terdengar suara background music yang melankolis mengalun ke seisi restoran.“Makanlah… Habis itu, kita akan jalan-jalan ke taman hiburan.” Sang pangeran berusah
Jimmy menggaruk-garuk kepalanya dengan kikuk. Vritz hanya memandanginya dengan sinar mata ganjil yang nakal nan penuh arti.“Aduh, Bang Ray Wish… Jelas-jelas kau tahu waktu itu aku masih belum bisa mengingat kehidupan lampauku…”Kelima saudara yang lain meledak dalam tawa geli mereka.“Tapi, aku tahu Vritz pasti akan memaafkanku karena dia adalah saudara belahan jiwaku yang baik hati…” Kembali Jimmy meraih diri Vritz ke dalam dekapan hangatnya.“Oke deh… Sudah saatnya kita siap-siap… Ada segudang salam perpisahan yang harus kita katakan pada putri-putri kita hari ini…” kata Junaidy.“Iya… Aku akan menghadapi amarah Gisella dan omelan-omelannya sepanjang hari ini. Aku akan pulang ke penginapan lebih malam hari ini ya, Brothers…” kata Josh sedikit tersenyum simpul.“Kita akan terlelap lagi dalam kristal warna kuning emas itu. Namun entah mengapa, kali ini aku tidak merasa begitu tersiksa dan tertekan lagi. Aku lebih tenang dan lebih siap mental menghadapinya sekarang…” kata Jimmy dengan
Vritz menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia berusaha menggerakkan tubuhnya supaya dia bisa menjauh dari Ratu Surgawi yang jahat nan kejam itu, tapi dia sama sekali tidak berdaya.“Tidak ada yang boleh menolak cinta dan pengorbananku! Ayahandamu sungguh kejam karena ia tidak bisa menghargai cinta dan penantianku yang begitu besar untuknya sejak aku masih kecil sampai dengan sekarang! Aku tidak pernah berhenti mencintainya! Aku tidak pernah berhenti merindukannya setiap malam! Namun, apa balasannya terhadapku! Apa balasannya terhadap seluruh cinta dan pengorbananku! Dia malah mengkhianati, mencampakkan dan menginjak semua cinta dan ketulusanku! Dia jatuh cinta dengan ibundamu, saudara kembarku sendiri! Jangan salahkan aku ya… Jangan salahkan aku… Salahkan ayahanda dan ibunda kalian… Karena mereka, kalian terpaksa harus mengalami nasib nahas seperti ini. Kalian akan menyaksikan dengan mata kepala kalian sendiri Putra Mahkota Kevin Husein naik takhta sebagai raja menggantikan kalian d
“Peduli apa! Dia memang tidak pantas mendapatkan piala dan piagam juara dua ini kok!”“Iya… Kita injak saja!”“Supaya lain kali kalau dia masih mau mengikuti perlombaan menyanyi dengan suaranya yang cempreng itu, dia akan berpikir dua tiga kali…”Terdengar derai tawa mengejek nan melecehkan dari beberapa anak yang menginjak-injak hadiah-hadiah Vritz itu. Mereka berlalu begitu saja.Tampak Vritz kembali meneteskan air mata kepedihan dan kegetiran sendirian. Mobil Jimmy mulai digas dan berlalu meninggalkan tempat parkir gedung serbaguna itu.“Vritz! Vritz! Vritz!” jerit si ibu begitu ia tiba di gedung serbaguna dan melihat apa yang tengah terjadi pada anaknya. “Apa yang terjadi? Kenapa jalannya tidak hati-hati? Aduh! Ada yang terluka?”Si ibu memeriksa kondisi sekujur badan anaknya. Untunglah tidak ada luka yang serius.Si ayah juga tampak sangat panik. Kedua suami istri itu memberdirikan si anak dan membantu mengambilkan hadiah-hadiahnya yang berceceran di jalan setapak di depan gedung