Gisella Clarissa menggesekkan satu lagu melalui biolanya. Melodi yang tenang, namun sedikit suram nan gelap mengalun ke seisi ruangan penjara mereka. Sungguh suatu melodi yang membuai saraf pendengaran.Lagu selesai. Tampak Julinda Kimarta bertepuk tangan dengan penuh semangat.“Hebat sekali permainan biolamu, Gis… Dengan kemampuan yang seperti ini terus, aku yakin kelak kau akan menjadi seorang biolis yang terkenal di seluruh dunia…”“Dunia apa?” Gisella memancing dengan sedikit pertanyaan yang menjebak.“Dunia manusia tentu saja…” sambung Julinda Kimarta sedikit kikuk.“Thanks deh untuk motivasimu, Jul… Namun, seandainya saja aku berhasil menjadi seorang biolis suatu hari nanti, aku hanya ingin terkenal di beberapa tempat dan negara saja. Aku tak ingin menjadi seorang biolis yang terkenal sampai ke seluruh dunia. Buat apa? Toh tidak ada gunanya…” kata Gisella Clarissa dengan santai.Mendengar kalimat itu, tentu saja Julinda Kimarta terheran-heran.“Benaran selama ini aku tidak begit
Fajar sudah datang menyingsing… Meski matahari belum menyembulkan diri di ufuk timur, tampak ketujuh pengawal sudah menghadap Ratu Surgawi di istana pusat, ditemani oleh Pak Reynold.“Aku percaya kalian bisa mengalahkan Raja Orlando Sean dan kembali dengan selamat. Jika memungkinkan kalian akan membawa kembali gong naga dan simbal naga kecil yang ada di Negeri Pusaran Lautan. Aku percaya kalian bisa melewati semua rintangan ini karena kalian adalah ketujuh pengawal tertinggi yang telah ditakdirkan untuk menjaga dan melindungi negeri ini.” Ratu Surgawi tampak belum baikan sama sekali, apalagi setelah sekarang Beliau mengetahui ketujuh pengawal tertingginya akan berangkat ke medan perang.“Apakah… Apakah aku perlu menemani kalian ke sana, Tujuh Pengawal?” tanya Pak Reynold dengan raut muka cemas yang mendalam.“Jika kami ke sana bersama-sama dengan Pak Reynold, Raja Orlando Sean akan tahu kami melakukan sesuatu di belakangnya. Kami tidak ingin mengambil risiko apa pun dan akhirnya memba
“Kau yakin pesan telepati itu sudah sampai ke abangku dan Josh? Kau tidak salah kirim dan akhirnya malah nyasar ke salah satu prajurit siluman sini kan, Gis?” tanya Julinda Kimarta dengan raut wajah khawatir.“Kau meragukan kekuatan konsentrasi dan pikiranku? Asal kau tahu saja ya, Jul… Kalau kekuatan konsentrasiku selama ini diragukan, aku sudah tidak bisa main biola ya. Main musik itu membutuhkan konsentrasi yang total nan menyeluruh ya,” kata Gisella Clarissa sedikit bersungut-sungut dengan keraguan sang sahabat terhadap konsentrasi dan perhatiannya.“Lalu mengapa sampai sekarang mereka belum balas sih?” Masih tampak raut wajah cemas di wajah Julinda Kimarta.“Jangan-jangan sedang dalam pertempuran melawan para siluman lagi…” Tampak Gisella Clarissa mengernyitkan dahinya dalam-dalam.“Bagaimana dengan siluman bunglon di depan sana, Siluman Lipan?” tanya Raja Orlando Sean kepada siluman lipan dengan senyuman penuh kepuasan.“Ilmu penyamaran siluman bunglon tentu saja merupakan ilmu
“Akhirnya kau menunjukkan kepribadianmu yang sebenarnya, Siluman…” kata Josh Kian dengan sebersit senyuman sinis yang menghiasi wajahnya yang tampan.Mendengar itu, siluman bunglon kontan terperanjat kaget.“Kami menunggu lama sekali baru kau menunjukkan kepribadianmu yang asli. Kenapa tidak dari tadi saja sih?” tukas Vritz Victor dengan sedikit seringai nakal menggelantung pada wajahnya yang tampan.Siluman bunglon merasa panik seketika. Ia ingin melarikan diri tatkala ia menyadari dirinya sudah terkepung. Tujuh Pengawal kontan memancarkan gelombang energi masing-masing yang dipusatkan mereka ke dirinya yang berdiri di tengah. Terdengarlah jeritan siluman bunglon yang tidak berdaya. Dua bayangan menyatu menjadi satu sosok dan kemudian berubah lagi menjadi seekor bunglon raksasa warna hijau kekuningan. Si bunglon tercampak beberapa meter, berubah kembali menjadi sosok manusia – sosok seorang lelaki kira-kira akhir tiga puluhan. Tampak siluman bunglon mengeluarkan beberapa tetesan dara
Vritz dan Josh berlarian terus tanpa arah dikejar oleh Junaidy dan Yongki. Akhirnya, pasangan kejar-mengejar mereka menjadi tertukar. Junaidy jadinya mengejar Josh. Vritz jadinya dikejar-kejar oleh Yongki.“Hentikan, Bang Jun! Ini aku, Josh… Bang Jun! Bang Jun! Sadarlah, Bang Jun!” Teriakan Josh sama sekali tak berguna. Junaidy terus saja menyerangnya secara membabi buta.“Hentikan, Bang Yongki! Ini aku, Vritz… Aku bukan musuh. Aku adalah salah satu adikmu. Bang Yongki! Sadarlah, Bang Yongki! Bang Yongki!” Teriakan Vritz juga tak ada gunanya karena Yongki terus saja hendak menendangnya tanpa ampun.Tidak tahan lagi, Josh dan Vritz hanya bisa memeluk kedua abang mereka. Saking geramnya tidak bisa membangunkan Junaidy dan Yongki, keduanya mendaratkan ciuman telak ke kedua abang mereka. Josh mencium kening Junaidy. Vritz mencium pipi Yongki. Keduanya terus memanggil-manggil nama Junaidy dan Yongki.Perlahan-lahan kesadaran Junaidy dan Yongki telah kembali. Perlahan-lahan mereka sudah bis
Perlahan-lahan bola besar melayang turun dan akhirnya masuk ke dalam tubuh Robert Martin. Kini terlihat sekujur tubuh Robert Martin bersinar biru. Keenam saudara yang lain masih terus memancarkan gelombang energi masing-masing. Ketika sinar biru pada tubuh Robert Martin perlahan-lahan meredup, barulah mereka berenam menghentikan aliran gelombang energi masing-masing.Detik-detik berlalu. Dengan mengibaskan tangan, Junaidy dan Yongki menghadirkan sejumlah makanan lezat di pondok tersebut. Tampak ketujuh pengawal tertinggi bersantap ria terlebih dahulu sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke titik tengah Negeri Pusaran Lautan.“Negeri ini tidak memiliki penampakan kota seperti di Negeri Elemen ya… Di mana-mana hanya padang rumput, hutan belantara, pegunungan dan lautan. Sungguh kontras sekali dengan Negeri Elemen kita itu.” Junaidy berujar sembari menyapu pemandangan yang ada di sekelilingnya.“Berbeda sekali memang… Bisa dibilang pembangunan di negeri ini agak terbelakang dan tertingg
“Aku khawatir sekali… Jelas raja siluman di negeri ini sedang menunggu kedatangan mereka di depan sana. Apakah mereka bisa mengalahkan raja siluman itu dan ke sini membebaskan kita?” Julinda Kimarta berjalan bolak-balik dalam ruangan penjara tersebut.“Jangan bolak-balik lagi bisa tidak sih, Jul! Kau membuatku tambah gugup tahu nggak!” Terdengar sedikit nada kejengkelan dalam nada suara Gisella Clarissa.“Aku tidak bisa membendung kekhawatiranku. Aku tidak bisa berhenti merasa khawatir. Bagaimana kalau ternyata raja siluman itu berhasil memperdaya mereka? Bagaimana kalau ternyata para prajurit siluman itu berhasil mengalahkan mereka semua? Bagaimana kalau ternyata mereka bertujuh akhirnya tertangkap dan akhirnya akan dihukum mati?”“Stop it please, Jul!” hardik Gisella Clarissa. Dia sebenarnya juga tidak bisa berhenti merasa khawatir. Dia semakin tidak tahan apabila harus ditambah dengan melihat kekhawatiran sang sahabat.Julinda Kimarta menjatuhkan dirinya ke atas sebuah sofa yang di
“Kita berhasil, Kelinci… Kita berhasil…” Gisella melompat kegirangan.“Ya… Aku ada firasat tadi dengan menggabungkan kedua kekuatan kita, kita bisa membuka segel pada pintu itu,” ujar si gadis kelinci sembari menyeringai lebar.“Kita bisa keluar dari sini. Kita bisa keluar dari sini.” Tentu saja Julinda Kimarta langsung bersorak kegirangan juga.“Belum secepat itu…!” Terdengar suara siluman lipan dari luar ruangan penjara mereka.Siluman lipan melangkah masuk. Ternyata rencana mereka untuk kabur dari sana sudah ketahuan oleh siluman lipan. Tampak kedua kaki dan sekujur badan ketiga gadis tersebut mulai bergelugut hebat.Siluman lipan melangkah mendekati siluman kelinci dengan sebersit senyuman mengerikan.“Kau banyak tanya kepada siluman-siluman lain sejak kemarin malam mengenai kedua sandera ini, Kelinci Putih. Aku sudah curiga kau mempunyai permainan yang macam-macam di belakangku. Ternyata dugaanku tidak salah ya…”Dengan sekali mengibaskan tangan, tubuh si gadis kelinci langsung t
Pak Reynold berdiri di depan bola kristal peramal dan mulai mengajukan pertanyaannya, “Apa yang akan terjadi pada ketujuh pangeran Negeri Elemen di masa depan?” Begitu pertanyaan tersebut dilontarkan, mendadak saja bola kristal peramal mengeluarkan semacam kabut asap ke seisi ruangan kerja Pak Reynold. Kabut asap kian lama kian tebal dan akhirnya menghalangi jarak pandang Pak Reynold dan Rafael Sahah. Antara tersadarkan dan tidak, keduanya seakan-akan terlempar ke sebuah dunia yang benar-benar asing bagi mereka. Di dunia itu, mereka hanya bisa menyaksikan apa-apa saja yang terjadi, namun mereka tidak bisa menyentuh apa pun yang ada dalam dunia itu ataupun berinteraksi dengan orang-orang yang ada dalam dunia itu. Tampak seorang pemuda pertengahan dua puluhan sedang duduk sendirian di sebuah coffee shop. Coffee shop tersebut berada di tengah-tengah pusat kota yang ramai dan sibuk. Tampak sedikit antrean pembeli di bagian depan. Tampak ada beberapa pengunjung yang memilih menghabiskan
“Aku mengalami hari-hari yang buruk akhir-akhir ini karena sang dewa yang aku cintai sama sekali tidak mengetahui perasaanku dan sama sekali tidak menghiraukan cinta dan perhatianku. Namun, melalui perjuangan-perjuangan Tujuh Pangeran selama ini, aku bisa belajar bagaimana mencintai diri sendiri dan menunjukkan cintaku yang tidak terbatas kepada dewa-dewi yang ada di sampingku. Sang dewa yang aku cintai akhirnya menyadari keberadaanku dan cintaku terhadapnya selama ini. Kemarin aku memberanikan diri menyatakan perasaan padanya dan dia menerimanya. Kami telah jadian sekarang. Terima kasih kepada Tujuh Pangeran atas segala motivasi dan semangat yang dipancarkan selama ini… Kami akan selalu menunggu kalian kembali…” kata salah seorang dewi junior yang lain, yang diiringi sorak-sorai dan tepuk tangan riuh seisi auditorium.“Aku berkali-kali gagal ujian saringan masuk ke perguruan tinggi di Negeri Elemen sini. Setelah itu, pacarku juga memutuskan hubungan kami dengan alasan dia telah menc
Panglima Christian Aquila mendesah napas panjang dalam diam. Howard… Novi… Kini kalian sudah bisa tenang di sana. Ketujuh pangeran sudah tumbuh dewasa sekarang dan kelak pasti akan bisa menjadi tujuh raja yang arif dan bijaksana.“Kita akan berpindah ke ruangan auditorium di lantai bawah dulu, Tujuh Pangeran. Rakyat Negeri Elemen ingin mengucapkan salam perpisahan secara langsung kepada Tujuh Pangeran,” celetuk Pak Reynold.Tujuh Pangeran saling berpandangan untuk sesaat. Mereka tersenyum penuh arti dan kemudian mengangguk mengiyakan.“Oke… Kita akan berpindah ke ruangan auditorium di lantai bawah…” tukas Josh santai.Satu per satu menteri dan staff kenegaraan tampak meninggalkan ruang rapat.***“Tujuh Pangeran akan berangkat ke alam brahma hari ini. Ketujuh putri yang menemani dan mencintai mereka pasti akan sangat sedih…”“Iya ya… Kasihan ya ketujuh putri itu… Apakah mereka bisa bertahan sampai dengan Tujuh Pangeran kembali ke alam dewa naga dan alam manusia nanti?”“Yang namanya c
“Apa itu?” tanya Yongki dan Ray Wish berbarengan.“Persahabatan, persaudaraan, dan kekerabatan kita tetaplah sama. Mungkin pada waktu 20 tahun mendatang, kita akan datang ke sini membongkar kotak kenangan ini bersama-sama dengan istri dan anak-anak kita. Iya nggak?” Junaidy menyeringai lebar.Keenam saudara yang lain juga tampak meringis lebar.“Dan aku akan bilang pada anak-anakku bahwa mereka memiliki enam paman yang sangat aku sayangi…” kata Vritz.“Dan aku akan bilang pada anak-anakmu dulu aku pernah beradu mulut dengan ayah mereka,” sahut Josh dan meledak dalam tawa ringannya.“Terserah apa yang mau kaubicarakan dengan mereka, Josh…” Vritz tampak meringis lebar. “Kurasa itu akan sangat menyenangkan… Kita datang ke sini membongkar kapsul waktu ini, mengenang masa-masa silam. Dan pada saat itu kita akan cerita lagi tentang hari ini, ditemani segelas teh hangat dan beberapa cemilan ala kadarnya di sore hari.”“Akan terasa suasana yang begitu hangat dan sejuk di hati ya…” kata Jimmy.
“Kenapa bisa begitu?” tanya sang putri lemah lembut, masih merebahkan kepalanya ke bahu sang pangeran, dan masih menelusuri pemandangan di luar dengan sorot mata menerawang.“Biarpun mereka memperoleh seluruh semesta ini sekalipun, mereka tetap takkan merasa bahagia dan gembira. Hanya ada kenihilan, kehampaan, dan kekosongan di sana. Karena sebenarnya yang mereka butuhkan dan inginkan sangat… sangatlah sederhana. Mereka hanya membutuhkan cinta dari orang-orang yang mereka sayangi; mereka hanya membutuhkan perhatian dari orang-orang yang mereka cintai. Sederhana sekali, tapi justru itulah yang tidak mereka dapatkan selama ini. Beginilah akibatnya jika hidup di dunia tanpa cinta…”“Menurutmu cinta bisa mengalahkan segalanya?”Sang pangeran kembali menganggukkan kepalanya dengan mantap.“Itulah yang membuatku tetap bertahan sampai sekarang, Sayang. Ada cinta darimu… Ada cinta dari kedua orang tuaku yang terdahulu… Ada cinta dari kedua orang tuaku yang di alam manusia sana… Dan, ada cinta
Tujuh Pangeran membawa tujuh putri pujaan masing-masing ke restoran termahal dan termewah baik di alam dewa naga maupun di alam manusia. Semuanya membawa putri pujaan masing-masing menyantap makanan lezat di restoran yang super mewah, kecuali Vritz yang membawa si gadis kelinci terbang ke puncak gunung tertinggi di alam dewa naga. Si gadis kelinci sendiri tidak menginginkan makanan super lezat di restoran super mewah. Dia bilang dia hanya menginginkan sedikit waktu yang semakin terasa berharga untuk dihabiskannya bersama-sama dengan Vritz.Terdengarlah beberapa percakapan penting nan penuh arti antara ketujuh putri pujaan hati dengan ketujuh pangeran.“Kenapa tidak dimakan?” tanya sang pangeran.“Karena aku tidak berselera…” jawab sang putri masih menatap dingin ke makanan dan minuman yang terhidang di hadapannya. Sayup-sayup terdengar suara background music yang melankolis mengalun ke seisi restoran.“Makanlah… Habis itu, kita akan jalan-jalan ke taman hiburan.” Sang pangeran berusah
Jimmy menggaruk-garuk kepalanya dengan kikuk. Vritz hanya memandanginya dengan sinar mata ganjil yang nakal nan penuh arti.“Aduh, Bang Ray Wish… Jelas-jelas kau tahu waktu itu aku masih belum bisa mengingat kehidupan lampauku…”Kelima saudara yang lain meledak dalam tawa geli mereka.“Tapi, aku tahu Vritz pasti akan memaafkanku karena dia adalah saudara belahan jiwaku yang baik hati…” Kembali Jimmy meraih diri Vritz ke dalam dekapan hangatnya.“Oke deh… Sudah saatnya kita siap-siap… Ada segudang salam perpisahan yang harus kita katakan pada putri-putri kita hari ini…” kata Junaidy.“Iya… Aku akan menghadapi amarah Gisella dan omelan-omelannya sepanjang hari ini. Aku akan pulang ke penginapan lebih malam hari ini ya, Brothers…” kata Josh sedikit tersenyum simpul.“Kita akan terlelap lagi dalam kristal warna kuning emas itu. Namun entah mengapa, kali ini aku tidak merasa begitu tersiksa dan tertekan lagi. Aku lebih tenang dan lebih siap mental menghadapinya sekarang…” kata Jimmy dengan
Vritz menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia berusaha menggerakkan tubuhnya supaya dia bisa menjauh dari Ratu Surgawi yang jahat nan kejam itu, tapi dia sama sekali tidak berdaya.“Tidak ada yang boleh menolak cinta dan pengorbananku! Ayahandamu sungguh kejam karena ia tidak bisa menghargai cinta dan penantianku yang begitu besar untuknya sejak aku masih kecil sampai dengan sekarang! Aku tidak pernah berhenti mencintainya! Aku tidak pernah berhenti merindukannya setiap malam! Namun, apa balasannya terhadapku! Apa balasannya terhadap seluruh cinta dan pengorbananku! Dia malah mengkhianati, mencampakkan dan menginjak semua cinta dan ketulusanku! Dia jatuh cinta dengan ibundamu, saudara kembarku sendiri! Jangan salahkan aku ya… Jangan salahkan aku… Salahkan ayahanda dan ibunda kalian… Karena mereka, kalian terpaksa harus mengalami nasib nahas seperti ini. Kalian akan menyaksikan dengan mata kepala kalian sendiri Putra Mahkota Kevin Husein naik takhta sebagai raja menggantikan kalian d
“Peduli apa! Dia memang tidak pantas mendapatkan piala dan piagam juara dua ini kok!”“Iya… Kita injak saja!”“Supaya lain kali kalau dia masih mau mengikuti perlombaan menyanyi dengan suaranya yang cempreng itu, dia akan berpikir dua tiga kali…”Terdengar derai tawa mengejek nan melecehkan dari beberapa anak yang menginjak-injak hadiah-hadiah Vritz itu. Mereka berlalu begitu saja.Tampak Vritz kembali meneteskan air mata kepedihan dan kegetiran sendirian. Mobil Jimmy mulai digas dan berlalu meninggalkan tempat parkir gedung serbaguna itu.“Vritz! Vritz! Vritz!” jerit si ibu begitu ia tiba di gedung serbaguna dan melihat apa yang tengah terjadi pada anaknya. “Apa yang terjadi? Kenapa jalannya tidak hati-hati? Aduh! Ada yang terluka?”Si ibu memeriksa kondisi sekujur badan anaknya. Untunglah tidak ada luka yang serius.Si ayah juga tampak sangat panik. Kedua suami istri itu memberdirikan si anak dan membantu mengambilkan hadiah-hadiahnya yang berceceran di jalan setapak di depan gedung