Share

Resmi Bercerai

Penulis: Bintang Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Wisnu berjalan menghampiri istrinya yang kini sedang bersama seorang pria. Dua kali sudah ia memergoki Lirna berada di hotel dan tentunya bersama seseorang pria. Kecurigaan Wisnu ternyata benar, jika istrinya itu bekerja sebagai wanita panggil*n. Awalnya Wisnu tidak percaya, kalau ia tidak membaca sendiri isi chat Lirna dengan beberapa pria.

"Ternyata dugaanku selama ini benar, kalau kamu adalah wanita murahan yang dengan mudah mengobral kehormatan," ungkap Wisnu.

Lirna terdiam sejenak. "Aku seperti juga karena kamu, aku pikir kamu itu laki-laki kaya yang banyak harta, tapi kenyataannya kamu laki-laki kere yang numpang hidup enak sama istri. Aku tidak mau hidup susah denganmu karena kekayaanmu itu sudah diambil oleh istrimu itu."

"Aku juga tidak sudi punya istri yang kotor seperti kamu. Menyesal aku menikah denganmu, mulai detik ini juga, aku Wisnu Ardiansyah menjatuhkan talak untukmu Lirna Larasati. Sekarang kamu bukan lagi istriku lagi." Setelah mengatakan itu Wisnu beranjak pergi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Satu Set Gamis Mewah   Wajah Baru Astri

    Dengan terpaksa Wisnu keluar dari rumahnya itu, niat hati ingin ia jual agar bisa menikahi Vina, tapi belum sempat dijual rumah sudah disita. Terpaksa kini Wisnu tinggal di rumah ibunya, dari pada harus berurusan dengan polisi. "Vik, di kantor tempat suami kamu kerja ada lowongan nggak?" tanya Wisnu. "Nggak tahu, Kak. Nanti aku coba tanyakan, siapa tahu ada," jawab Vika. "Iya, bantu tuh kakak kamu. Oya mama minta uang ada nggak?" tanya Ratna. "Untuk apa, Ma. Bukannya kemarin baru Vika kasih," jawab Vika. "Udah mama pakai untuk shoping. Mama butuh untuk arisan, mama udah nggak ada uang," jelas Ratna. Vika nampak menghembuskan napasnya. "Mama jangan boros-boros dong, mas Aris gajiannya masih lama.""Jabatan suami kamu kan tinggi, pastinya gajinya gede," ujar Ratna. "Iya, Ma. Tapi kan untuk kebutuhan aku juga, memangnya berapa sih," sahut Vika. "Cuma dua juta saja," balas Ratna. "Nanti aku transfer, Ma. Jadi sekarang, Kakak sudah bercerai sama kak Lirna dan juga kak Astri?" tany

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Satu Set Gamis Mewah   Tamu Tak diundang

    Plak, satu tamparan mendarat sempurna di pipi orang itu yang tak lain adalah Wisnu. Entah apa alasan pria itu sehingga rela meninggalkan acaranya demi sang mantan istri. Sementara itu, Astri kesal lantaran mantan suaminya itu hendak melakukan hal tak senonoh padanya. "Ingat, Mas. Kita sudah bercerai, jadi tolong jaga batasan," tegasnya. Wisnu menggeleng. " Aku tidak pernah menginginkan perceraian ini. Aku akan berjuang untuk mendapatkan kamu kembali."Astri menyunggingkan senyumnya. "Jangan harap, aku cukup bahagia bisa lepas dari pria seperti kamu. Lebih baik sekarang kamu fokus saja pada calon istrimu itu."Wisnu hendak mencekal pergelangan tangan Astri, dengan cepat wanita itu menepisnya. "Berani kamu menyentuhku lagi. Aku akan berteriak biar mereka tahu kelakuan kamu yang sebenarnya."Setelah mengatakan itu, Astri bergegas pergi meninggalkan toilet, sementara itu Wisnu terlihat begitu kesal. Namun ia tidak akan menyerah begitu saja, Wisnu akan berusaha untuk bisa mendapat Astri

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Satu Set Gamis Mewah   Pernikahan Astri

    Wanita itu berjalan menghampiri Wisnu, sementara Wisnu semakin panik. Astri terus tersenyum saat melihat wanita itu terus mendekat, Ratna mendekati putranya, ia tidak tahu tentang wanita yang tiba-tiba datang. "Vina, mau apa dia ke sini," batin Wisnu. Rasanya panas dingin, ia khawatir jika Vina akan membuat masalah. "Selamat ya, Mas. Atas pernikahannya, semoga langgeng." Vina menjabat tangan Wisnu dan juga mempelai wanitanya. Wisnu diam tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya, sementara Rosa hanya tersenyum seraya memperhatikan wanita yang usianya masih muda di hadapannya itu. Rosa merasa jika ada yang disembunyikan oleh Wisnu, pria yang baru saja menghalalkannya itu. "Dia siapa, Mas?" tanya Rosa dengan suara pelan. Sontak Wisnu terkejut mendengar pertanyaan yang Rosa lontarkan untuknya. "Dia .... ""Aku sepupunya, namaku Vina." Vina memotong ucapan Rosa. Sontak wanita itu menoleh ke arah Vina. "Kenapa Vina mengaku sebagai sepupu aku, apa rencana dia sebenarnya," batin Wisn

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Satu Set Gamis Mewah   Surat Gugatan Cerai

    Wisnu masih bungkam, sementara Rosa terus menuntut agar suaminya itu mau berkata jujur. Wisnu menghembuskan napasnya, apa mungkin sekarang saatnya ia berkata jujur, tetapi ia takut jika Rosa akan marah padanya. "Ros." Wisnu meraih tangan istrinya uty, tetapi dengan kasar Rosa menepisnya."Jawab dulu pertanyaanku," ujar Rosa dengan tatapan mata yang tajam. Wisnu menghela napas. "Apa kamu akan percaya dan tidak akan marah dengan penjelasanku.""Lebih baik jujur, walaupun itu menyakitkan," sahut Rosa. "Baik, jika itu pilihan kamu. Aku akan mengatakan semuanya." Wisnu tidak ada pilihan lain lagi, selain berkata jujur. "Kami memang pernah menjalin hubungan yang cukup lama, dan Rafa adalah ... kami tidak sengaja melakukannya. Dan aku berniat untuk bertanggung jawab menikahinya, tapi Vina pergi entah ke mana. Dan setelah aku menikah dengan kamu, dia baru datang, itu sebabnya aku sempat syok saat melihatnya." Wisnu menghembuskan napasnya. "Untuk struk itu, memang aku yang memberikan uang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Satu Set Gamis Mewah   Wisnu Cemburu

    "Rosa kamu kenapa? Rosa bangun." Ratna menepuk-nepuk pipi menantunya itu. Seketika Rosa membuka mata dengan napas yang memburu."Rosa kamu baik-baik saja kan?" tanya Ratna dengan raut wajah khawatir. "Iya, Ma. Aku nggak apa-apa kok, cuma mimpi buruk aja," jawab Rosa. "Ya Allah ternyata aku hanya bermimpi, tapi kenapa seperti nyata," batin Rosa. "Makanya, ini tuh masih siang udah tidur," celetuknya. Seketika Rosa hanya diam. "Mama udah lama di sini?" tanya Rosa. "Lumayan, udah habis satu cangkir teh, eh kamu tidur nggak bangun-bangun," jawab Ratna. Yang seolah-olah tengah menyindirnya. "Maaf, Ma. Oya tumben, Mama ke sini ada apa." Rosa kembali bertanya. "Mama mau minta uang untuk beli perhiasan, temen-temen, mama pada mau beli perhiasan. Masa mama diem aja, malu dong sama mereka," jawab Ratna. Seketika Rosa menghela napas. "Perhiasan, Mama kan udah banyak, lagi pula untuk apa beli perhiasan .... ""Kamu tuh ya, bilang aja nggak mau ngasih. Tahu begini mending tadi mama langsung

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Satu Set Gamis Mewah   Karma untuk Wisnu

    "Hey, apa yang kalian lakukan di sini, kalau mau berbuat mesum jangan di sini," ujar seorang satpam yang mendobrak pintu toilet tersebut. "Enggak, Pak. Dia yang berusaha untuk .... ""Dia yang memaksaku, Pak. Aku sudah bilang untuk tidak melakukannya di sini, tapi dia terus memaksa." Wisnu memotong ucapan Astri. Ucapan dustanya itu, membuat Astri emosi. "Fitnah, kamu jangan sembarangan ngomong ya. Aku bukan perempuan murahan, aku masih punya harga diri," ujar Astri yang sudah tersulut emosi. "Sudah, sudah, sekarang kalian ikut saya." Pak satpam membawa Wisnu serta Astri menuju sebuah ruangan. Mereka akan dimintai keterangan oleh pemilik restoran tersebut. "Demi Allah, Pak. Dia yang mau berbuat kurang ajar terhadap saya." Astri terus membela diri. "Bohong, Pak. Saya tidak akan melakukan hal itu, tapi dia yang terus memaksa." Wisnu terus menyudutkan Astri. "Astaghfirullah, kenapa mas Wisnu jadi seperti ini," batin Astri. Selang beberapa menit Steven datang, Astri yang melihatnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Satu Set Gamis Mewah   Positif Hamil

    Satu jam kemudian, polisi sudah datang, serta wartawan berdatangan. Steven yang mendengar hal itu, langsung meluncur ke kantor Astri, begitu juga dengan Ferdy. Sementara itu jenazah Wisnu sudah dibawa ke rumah sakit, setelah kejadian itu, dengan terpaksa kantor ditutup untuk sementara waktu. "Sudah, Sayang. Ini bukan salah kamu kok." Steven terus menenangkan istrinya yang masih menangis."Aku takut, Mas." Astri semakin terisak, sementara Steven terus berusaha untuk menenangkan hati serta pikiran sang istri. "Dasar pembunuh." Ratna berlari menghampiri Astri dan hendak menamparnya. Dengan sigap Steven mencekal pergelangan tangan Ratna. "Tolong anda jaga sikap, semua ini terjadi atas kesalahan putra anda sendiri," ujar Steven. "Saya tidak percaya, wanita ini penyebabnya." Ratna menunjuk ke arah Astri, sorot matanya penuh dengan amarah. "Silahkan anda lihat rekaman CCTV yang ada di ruangan istri saya. Setelah itu anda baru tahu siapa yang salah," jelasnya. Seketika Ratna diam, tetapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Satu Set Gamis Mewah   Ratna Depresi

    Astri berteriak begitu kencang membuat Steven yang berada di kamar mandi panik. Ia keluar dan melihat jika istrinya tengah berteriak dengan mata yang masih terpejam. Dengan rasa panik Steven naik ke atas ranjang dan mencoba membangunkan sang istri. Steven menepuk pelan pipi Astri, bahkan digoncangkan tubuh istrinya agar cepat bangun.Seketika Astri terbangun dan terduduk dengan napas yang memburu. Seketika ia menghambur ke pelukan suaminya dengan tangis yang pecah. Steven membalas pelukan istrinya dengan erat, ia merasa jika Astri dalam ketakutan, entah apa yang terjadi. Steven semakin mempererat pelukannya, ia terus berusaha memberi ketenangan pada sang istri.Setelah cukup lama, Steven melepas pelukannya dan menangkup wajah sang istri. "Ada apa, hem? Apa kamu mimpi buruk.""Bayi aku." Astri memegangi perutnya, dengan air mata yang terus mengalir. "Ada apa?" tanya Steven dengan raut wajah khawatir.Astri kembali menghambur ke pelukan suaminya. "Aku mimpi kalau ... aku takut, Mas. Ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Satu Set Gamis Mewah   Meniti Kebahagiaan

    Tidak terasa bulan demi bulan terus berjalan, dan tahun pun telah berganti. Selama ini rumah tangga Astri dan Steven semakin hari semakin romantis dan juga harmonis. Masalah memang selalu ada, akan tetapi keduanya selalu menghadapinya dengan otak dan kepala yang dingin. Dan sekarang usia Naira menginjak lima tahun, Naira tumbuh menjadi gadis yang cantik seperti ibunya. Kecantikan serta lemah lembutnya menurun dari ibunya, tapi di balik itu, Naira memiliki sifat yang menurun dari ayahnya, yaitu manja, dan gampang ngambek. Tatapan matanya pun sama seperti mata Steven, tapi wajah, hidung serta bibir sama seperti Astri. Hari adalah hari senin, dan seperti biasanya Astri akan memulai kesibukannya usai shalat subuh. "Sayang jam tangan aku di mana!" teriak Steven dari dalam kamar. Pria itu tengah mencari jam tangannya yang selalu ia pakai. "Iya sebentar." Astri ikut berteriak. Saat ini Astri tengah sibuk menyiapkan bekal untuk Naira. Setelah selesai, Astri bergegas naik ke lantai atas di

  • Satu Set Gamis Mewah   Hadirnya Melaikat Kecil

    Hari demi hari telah berganti, minggu demi minggu telah berlalu, bahkan bulan pun terus berjalan. Tidak terasa kini usia kandungan Astri sudah sembilan bulan, mereka tinggal menanti kelahiran malaikat kecil yang telah dinanti-nanti. Yang akan menjadi pelengkap kebahagiaan mereka. Kini Steven sudah standby di rumah, karena mereka tidak tahu kapan Astri akan melahirkan, entah itu siang, pagi ataupun malam. Meski sudah ada perkiraan dari dokter, tetap saja mereka tidak tahu, bisa lebih cepat atau mungkin sebaliknya. Pagi ini Astri tengah duduk di depan televisi, tak lupa di pangkuannya terdapat satu toples cemilan. Wanita berjilbab itu tengah asyik menonton televisi sembari memakan cemilan. Selang berapa menit Steven datang, pria itu menjatuhkan bobotnya di sebelah sang istri. "Sayang lihat tuh, tangan sama kaki, paha, muka udah bulat macam bola saja, tapi ngemil nggak mau berhenti." Steven menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Biarin, soalnya enak, Mas," sahut Astri. Tiba-tiba

  • Satu Set Gamis Mewah   Penyesalan

    Seminggu telah berlalu, sejak kejadian di mana Vina datang untuk menuntut balas, sejak saat itu Steven semakin memperketat penjagaan di rumahnya. Ia tidak ingin sampai kejadian buruk menimpa istrinya itu, terlebih saat ini Astri tengah mengandung. "Mas keluar yuk, aku bosen di rumah terus. Hari ini kamu libur kan, Mas?" tanya Astri. Pagi ini mereka tengah duduk santai di ruang tengah. "Memangnya mau pergi ke mana, hem." Steven balik bertanya. "Nyari baju hamil, Mas. Baju yang ada di lemari udah nggak muat," sahut Astri. "Ya udah mandi dulu sana," titah Steven. "Ish aku kan udah mandi," sahut Astri. "Iya mandi kemarin, udah buruan sana," kata Steven. "Mandiin ya," sahut Astri. Seketika ia bangkit dan beranjak dari ruang tengah sebelum suaminya itu benar-benar menyetujui ucapannya itu. Setibanya di kamar, Astri bergegas masuk ke dalam kamar mandi, untuk membersihkan diri. Dua puluh menit kemudian, Astri keluar dengan memakai handuk kimono. Wanita hamil itu berjalan menuju lemari

  • Satu Set Gamis Mewah   Dendam Vina

    Semua rahasia yang Irvan sembunyikan kini telah terbongkar, awalnya Irvan ingin tetap merahasiakan siapa dirinya sebenarnya. Namun ibunya terus mendesak, alhasil saudara kembar Wisnu mau mengaku juga. Ratna sempat syok mendengar hal itu, tetapi ia berusaha untuk menerima kenyataan itu. "Andai saja Wisnu masih ada di sini, mungkin kebahagiaan mama akan lebih lengkap. Tapi Wisnu sudah lebih dulu meninggalkan kita." Ratna mulai terisak, dengan cepat Irvan memenangkannya. Ia tidak ingin ibunya kembar depresi karena kepergian putranya yang selama ini bersamanya. "Sudah, Ma. Wisnu sekarang sudah tenang, walaupun Wisnu tidak bersama kita. Irvan yakin, Wisnu akan bahagia, jika melihat kita juga bahagia." Irvan mendekap erat tubuh ibunya, hal tersebut yang puluhan tahun Irvan rindukan. "Irvan, tolong jaga tinggalkan mama lagi, sudah cukup mama kehilangan Wisnu," pinta Ratna. "Mama tidak perlu khawatir, mulai sekarang Irvan yang akan menjaga, Mama." Irvan semakin mempererat dekapannya itu.

  • Satu Set Gamis Mewah   Terbongkar

    Satu bulan sudah sejak kejadian Astri diculik, sejak saat ini Steven lebih ketat lagi untuk menjaga istrinya itu. Terlebih Astri saat ini tengah mengandung, bahkan Steven rela mengeluarkan uang banyak untuk membayar bodyguard demi melindungi sang istri. Setelah kejadian itu juga, Ferdy membebaskan adiknya itu dari urusan kantor. Ferdy tidak ingin kejadian buruk itu kembali menimpa sang adik. Astri memang sangat beruntung memiliki kakak seperti Ferdy, dan ia juga beruntung memiliki suami seperti Steven. "Mas sarapannya sudah siap," ucap Astri seraya berjalan menghampiri suaminya yang sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit. "Iya sebentar lagi aku turun," sahut Steven. Setelah itu Astri memutuskan untuk turun terlebih dahulu. Selang beberapa menit, Steven turun, pria berkulit putih itu melangkahkan kakinya menghampiri sang istri yang telah menunggunya di meja makan. Melihat suaminya datang, Astri langsung menarik kursi untuk duduk suaminya itu. "Mau sarapan pakai apa, Mas?"

  • Satu Set Gamis Mewah   Karma untuk Lirna

    Astri mengerjapkan matanya, perlahan ia membuka matanya, setelah kelopak matanya terbuka sempurna. Astri terkejut saat melihat ke sekelilingnya yang terlihat menyeramkan. "Ya Allah aku ada di mana," gumamnya. Mata Astri terus menyapu setiap sudut ruangan tersebut. Gelap dan juga pengap. "Mas tolong aku," batin Astri. Berharap semoga ada yang segera menolongnya. Tiba-tiba saja pintu terbuka, seorang wanita berjalan masuk ke dalam. Wanita itu tersenyum, lalu berjalan mendekat. "Siapa kamu, tolong lepaskan aku," ujar Astri yang memohon agar wanita itu mau melepaskan dirinya. Wanita itu menyunggingkan senyumnya. "Jangan harap, sebelum kamu mendapatkan balasan yang setimpal dariku. Gara-gara kamu ayah dari anakku tiada."Astri diam mendengar hal itu. "Maksud kamu apa, aku tidak mengerti.""Apa kamu lupa dengan mantan suamimu yang tiada karena ulahmu itu," ujar wanita tersebut. Detik itu juga Astri diam. Mantan suami itu artinya mas Wisnu. "Maksud kamu, Mas Wisnu," sahut Astri."Dia a

  • Satu Set Gamis Mewah   Astri diculik

    Astri memundurkan langkahnya saat pria itu bangkit, rasa takut serta khawatir berubah menjadi satu. Pria itu yang tak lain adalah Irvan, kini berjalan semakin mendekat. "Si-siapa kamu." Ucapan Astri terbata-bata. "Kamu pasti sudah tahu siapa aku bukan." Irvan menatap mata indah Astri. Astri menggelengkan kepalanya. "Tidak mungkin, tidak mungkin orang yang sudah meninggal terus hidup lagi. Kamu pasti hanya orang iseng iya kan.""Hahaha, apa aku terlihat seperti orang iseng? Lihat wajahku baik-baik," ujar Irvan. Mata hitamnya terus menatap wajah wanita yang ada di hadapannya itu. "Astri sangat cantik, pantas saja Wisnu sangat mencintainya," batin Irvan, jujur ia terpesona oleh kecantikan Astri. "Ya Allah, tolong selamatkan aku dari orang yang berniat jahat padaku," batin Astri. "Rasanya aku tidak tega kalau harus melukainya," batin Irvan. "Kamu tidak perlu khawatir, aku tidak akan melukaimu, aku juga tidak akan menyakiti kamu. Justru aku akan melindungimu," ungkap Irvan. Detik it

  • Satu Set Gamis Mewah   Rahasia Besar

    Pria itu tersenyum lalu melenggang masuk ke dalam, sementara itu. Astri masih diam mematung, rasanya ia tidak percaya dengan yang baru saja dilihatnya. Menyadari akan pria itu, mata Astri berkeliaran mencarinya. Namun sosok pria yang ia temui sudah pergi. "Ya Allah, ini tidak mungkin. Pasti aku hanya salah lihat. Tidak mungkin orang yang sudah meninggal terus hidup lagi. Enggak mungkin, dia pasti hanya mirip saha." Astri terus beristighfar, ia berusaha untuk berpikir positif. "Tapi wajah dan senyumnya sangat mirip dengan, Mas Wisnu. Tapi ini tidak mungkin, aku hanya salah lihat." Astri melangkah pergi meninggalkan tempat tersebut, rasanya ia ingin segera sampai ke rumah. "Jalan, Pak. Langsung pulang saja," titah Astri pada supir pribadinya. "Baik, Nyonya." Mang Ujang mengangguk. Setelahnya mobil melaju meninggalkan pelataran rumah sakit. Dalam perjalanan pulang, Astri tidak henti-hentinya memikirkan kejadian tadi saat di rumah sakit. Sangat sulit untuk dimengerti, dan rasanya tid

  • Satu Set Gamis Mewah   Ratna Depresi

    Astri berteriak begitu kencang membuat Steven yang berada di kamar mandi panik. Ia keluar dan melihat jika istrinya tengah berteriak dengan mata yang masih terpejam. Dengan rasa panik Steven naik ke atas ranjang dan mencoba membangunkan sang istri. Steven menepuk pelan pipi Astri, bahkan digoncangkan tubuh istrinya agar cepat bangun.Seketika Astri terbangun dan terduduk dengan napas yang memburu. Seketika ia menghambur ke pelukan suaminya dengan tangis yang pecah. Steven membalas pelukan istrinya dengan erat, ia merasa jika Astri dalam ketakutan, entah apa yang terjadi. Steven semakin mempererat pelukannya, ia terus berusaha memberi ketenangan pada sang istri.Setelah cukup lama, Steven melepas pelukannya dan menangkup wajah sang istri. "Ada apa, hem? Apa kamu mimpi buruk.""Bayi aku." Astri memegangi perutnya, dengan air mata yang terus mengalir. "Ada apa?" tanya Steven dengan raut wajah khawatir.Astri kembali menghambur ke pelukan suaminya. "Aku mimpi kalau ... aku takut, Mas. Ak

DMCA.com Protection Status