Nathan memasang wajah memelas. “Jolie, kamu tahu bukan itu maksudku! Aku—“ “Cukup,” potong Jolie. Dia menatap lurus Nathan. “Nathan, awalnya, melihat hubunganku dengan Veronica, aku kira paling tidak kita masih bisa berhubungan layaknya teman. Akan tetapi, melihat sikapmu yang sekarang ... maaf, aku rasa kita sebaiknya jangan bertemu lagi.” Jolie pun menatap Veronica yang sedari tadi terdiam, memberikan ruang untuk dua mantan kekasih itu untuk saling berbicara, menyelesaikan apa yang masih belum selesai. “Vero, kalau ada waktu, kunjungi negaraku sesekali. Hari ini, aku pamit dulu,” ucap Jolie sembari tersenyum. Veronica menganggukkan kepala. Dia tahu memaksa Jolie tetap berada di sini bukanlah hal yang baik, terutama setelah apa yang Nathan lakukan. “Ya, tentu saja. Pulanglah.” Veronica melirik Nathan yang mematung di tempat, efek terpukul karena ucapan Jolie. “Aku akan mengurus sisanya di sini.” Jolie mengangguk, lalu berbalik untuk menatap Revan. Dia melihat pria itu tengah
Mendengar pertanyaan Revan, Jolie seketika merona. Dia menepis tangan pria itu dan berkata, “Enak saja. Aku hanya khawatir akan terlibat kalau Kakak terkena masalah ....”“Hmm,” balas Revan, melantunkan ayunan nada santai, tidak terdengar percaya.“Terserah Kakak mau percaya atau tidak!” Jolie melipat kedua tangannya dan menatap ke luar jendela, malas berdebat dengan pria tersebut.Sungguh, Jolie tidak habis pikir. Bisa-bisanya Revan menganggap dirinya bercanda! Nathan memang berasal dari keluarga yang sangat berpengaruh, jadi sebagai orang berlatar belakang biasa, sebaiknya pria itu lebih berhati-hati!Selagi Jolie menggerutu dalam benaknya, dia mendengar Revan mendadak berkata, “Tenang, Jolie. Dia tidak akan melakukan apa pun.”Ekspresi Jolie berubah sedikit lebih tenang, lalu dia berkata, “Semoga saja.”Revan memandang ekspresi wajah Jolie dari pantulan kaca, lalu dia mengalihkan pandangan ke arah ponselnya. Menggunakan jari-jari panjangnya, Revan mengetikkan sebuah pesan.[Hubung
“Kakek bercanda!?” Veronica bertanya setengah berseru.Leonardo menatap cucunya itu dengan kesal. “Untuk apa bercanda mengenai masalah ini!? Mantan kekasih Nathaniel itu memang telah menjadi calon istri ahli waris keluarga Rickson yang itu!”Veronica langsung terdiam dengan wajah serius. Dia masih tidak mampu untuk percaya.Bukankah pria bernama Revan Lazuardi Ararya tadi yang adalah kekasihnya Jolie? Lalu, bagaimana dia bisa menjadi calon istri ahli waris keluarga Rickson?!Ada yang tidak beres!‘Mungkinkah ...?’ Veronica menatap kakeknya. “Kakek, Kakek tahu wajah ahli waris keluarga Rickson?” tanyanya seraya mengeluarkan ponselnya. “Apa ini orangnya?”Leonardo tampak terkejut dengan tindakan cucunya, tapi dia menatap saksama foto yang disodorkan Veronica. Dia mengamatinya dengan alis tertaut, lalu berkata, “Aku ... tidak tahu.”Jawaban itu membuat Veronica kecewa. Apa dia sungguh harus menunggu kabar dari anak buahnya!?“Akan tetapi, Kakek Raffaele-mu harusnya tahu. Lagi pula, kabar
Mendengar ucapan Revan, Jolie mematung di tempat. Dia tak menyangka pria itu bisa bersikap begitu tidak tahu malu!“Dasar menyebalkan!” maki Jolie pada akhirnya seraya gegas masuk ke dalam ruang hotel dan membanting pintunya tertutup. Tidak sedikit pun dia berikan waktu bagi Revan untuk mengatakan hal lain padanya.Namun, ketika sudah di dalam, Jolie bisa mendengar samar tawa renyah Revan sebelum pria itu masuk ke dalam kamar hotelnya sendri. Anehnya, hal tersebut membuat jantung Jolie berdetak semakin keras.‘A-apa ini?’ batin Jolie sembari menyentuh dadanya. Dia merasa bingung. ‘Aku ... tidak mungkin suka lagi dengan Kak Revan, ‘kan?’**Keesokan harinya, setelah penerbangan panjang, Jolie dan Revan pun kembali ke negara asal mereka dengan selamat.“Terima kasih,” ucap Jolie saat Revan menurunkan kopernya dari bagasi mobil.“Ponselmu, jangan tertinggal,” ujar Revan, membuat Jolie terkejut dan langsung ke jok belakang untuk mengambil ponselnya.Memerhatikan interaksi keduanya di teras
“Ahh … tidak ….” Lenguhan kabur dari mulut Jolie ketika dia merasakan sentuhan lembut pada tubuhnya.“Jangan …,” pintanya sembari berusaha mendorong menjauh dada bidang seorang pria yang berada di atasnya.Namun, tenaga pria itu jauh lebih kuat, terutama untuk Jolie yang sedang berada dalam keadaan mabuk. Hari ini, Jolie baru saja kembali dari luar negeri setelah lulus kuliah. Karena ingin merayakan kemerdekaan dari skripsi panjangnya yang melelahkan, Jolie pun pergi atas ajakan teman-temannya untuk bersenang-senang di sebuah bar hotel ternama.Karena permainan truth or dare yang dia mainkan bersama teman-temannya di bar, Jolie yang terus memilih dare berakhir meneguk bergelas-gelas alkohol sampai melebihi batas toleransinya dan kehilangan kesadaran di tengah permainan. Entah apa yang terjadi setelahnya, tapi saat Jolie sedikit sadar, dia sudah berada di sini. Di atas tempat tidur, di bawah kungkungan seorang pria yang wajahnya saja tidak mampu Jolie lihat!Saat merasakan sesuatu mil
Tepat saat dirinya mengajukan pertanyaan itu, ingatan samar soal kejadian semalam datang dan membanjiri pikiran Jolie.Di bar hotel, Jolie ingat dirinya kalah dalam permainan truth or dare dengan teman-temannya. Karena itu, dia pun diwajibkan memilih seorang pria tertampan di tempat tersebut untuk dicium.Berada di bawah kendali alkohol, keberanian Jolie meningkat berkali-kali lipat. Dia pun langsung memandang seisi bar dan berakhir menemukan seorang pria tampan yang duduk sendirian.Jolie tidak yakin percakapan apa yang terjadi, tapi dia ingat jelas bagaimana dirinya sedikit berdebat dengan pria tersebut dan malah berakhir menarik kerah sang pria untuk kemudian menciumnya! Saat Jolie berniat menjauhkan diri, pria tersebut malah melingkarkan tangan di pinggangnya dan berkata, “Jolie, kau yang memulai semua ini ….”Setelah itu, mereka pergi meninggalkan bar, memesan kamar, dan ….AAARGH! Jolie ingin menggila! Bagaimana dia bisa berujung menghabiskan malam pertama bersama teman baik k
*Beberapa saat sebelumnya*Malam itu, kediaman keluarga Jolie terlihat sangat ramai. Dengan panggung berisi band profesional di taman belakang, MC yang menghibur, dan juga hidangan makanan yang dipesan dari restoran hotel bintang lima, pesta ulang tahun Filbert dirayakan secara meriah.“Jolie! Lama nggak ketemu!"“Astaga, kamu makin cantik aja sih!”“Gila! Kerasa makin tua aja nih kita-kita jadinya!”Canda dan tawa dari teman-teman SMA Filbert yang menghadiri pesta malam itu membuat Jolie tersenyum manis. Memang sudah selama itu sejak dirinya bertemu dengan teman satu geng kakaknya tersebut.“Kakak bisa aja. Kalau bicara cantik, Jolie nggak sebanding dengan Kakak dong.”Balasan Jolie membuat teman-teman Filbert tertawa. “Ampun, ternyata bukan makin cantik aja, tapi makin manis juga mulutnya!”“Kalau makin manis gini, biasanya makin banyak yang suka deh! Kamu pasti sudah punya pacar ‘kan, Jol?”“Eh iya, bener tuh! Mana pacarnya? Kok nggak dibawa?”Pertanyaan tersebut tak elak membuat Jo
Kenapa Revan berada di sini!? Bukankah Filbert bilang temannya yang satu ini tidak diundang?!Tidak, bukan hanya itu, bukankah Filbert juga tahunya Revan masih di luar negeri!?Lalu, kenapa sekarang dia ada di sini!?Selagi deretan pertanyaan itu berputar di otak Jolie, terdengar sebuah suara berseru, "Revan! Kenapa tidak mengabari kalau bakal datang? Aku kira kamu masih di luar negeri, Bung!" Filbert buru-buru turun dari panggung dan menghampiri sahabatnya itu.Cepat Jolie menoleh menatap sang kakak. Jadi, benar sang kakak tidak tahu-menahu soal kepulangan Revan!?Jolie kembali menatap ke arah sahabat baik kakaknya tersebut. Jadi, apa tujuan pria ini ada di sini sekarang!?"Kesempatan reuni dengan kalian tentu tidak boleh dilewatkan." Revan membalas rangkulan singkat Filbert, lalu maniknya bergeser untuk menatap Jolie.Jolie tertegun, lalu langsung membuang muka.Reuni? Reuni dengan teman-temannya, dan bukan dengan Jolie, ‘kan? Reuni apa yang kiranya perlu dirayakan di antara mereka b