"Nico, ini bukan salahmu! karena kamu harus bekerja. kamu juga ingin memberi yang terbaik untuk bibi," kata Pretty yang berdiri di samping Nico.Jack yang berdiri di ujung kasur sambil melihat wajah Sunny yang memucat, ia menatap dengan tatapan yang berbeda."Kenapa saat aku melihat wanita ini perasaanku sangat aneh ?" batin Jack.Jack lalu melangkah keluar dari kamar dan menghubungi seseorang yang di seberang sana."Hallo, Bos," sahut seorang pria yang di seberang sana."Sean, bibi Pretty masuk rumah sakit. atur anggota untuk membantu mengurusnya di sini!" perintah Jack."Baik, Bos," jawab Sean yang di seberang sana.Jack lalu melangkah menuju ke ruangan kerja dokter Jimmy."Ada apa? kenapa kau raut wajahmu begitu menakutkan sekali?" tanya Jimmy yang sedang duduk di kursinya."Aku hanya ingin tahu lebih detail, bagaimana dengan kondisinya?" tanya Jack yang duduk berhadapan dengan Jimmy."Jantungnya Sunny ada masalah dari sejak awal. jadi ini memang sudah tidak perlu heran lagi!""Apa
Pretty duduk selama beberapa saat sambil memikirkan semua tawaran yang dia dapatkan sebelumnya dan semua ucapan dari Jack semasa dirinya mabuk."Apakah pria itu adalah Jack? jika memang iya apa yang harus ku lakukan? pergi saja atau tetap tinggal? tidak...tidak mungkin aku bisa berdepan dengan dia lagi, jika dia adalah pria di malam itu. aku akan sangat membencinya jika dia memang pria itu. kejadian malam itu adalah mimpi buruk bagiku. aku harus memastikan dulu sebelum aku menyalahkan dia," batin Pretty."Pretty...." Seru Jack yang mencari keberadaan Pretty."Pretty, Ada apa denganmu? Apakah kau baik-baik saja?" tanya Jack yang menghampiri gadis itu dan kemudian memapahnya."Aku hanya...hanya terjatuh," jawab Pretty dengan alasan."Apa kamu terluka? biar aku periksa," kata Jack yang melihat ke arah kaki Pretty yang terluka."Hanya luka ringan," jawab Pretty yang sambil memerhatikan pria yang berdiri di hadapanmya itu."Pria ini sejak aku bekerja dengan dia, dia begitu perhatian padaku
"Kamu pulang saja! biar aku yang temani Pretty di sini," kata Jack."Tapi ini sangat merepotkan Anda, saya sebagai anak seharusnya menjaga mamaku di sini," ujar Nico yang merasa segan."Nico, cepat pulang! besok kamu masih ingin bekerja lagi. kalau bibi sudah sadar, aku akan memberitahumu," ujar Pretty."Tapi Pretty...?""Pulanglah! biarkan aku yang jaga di sini, lagi pula aku bisa tidur jika aku mengantuk," kata Pretty."Aku menemani Pretty di sini, jika ada apa-apa aku akan menghubungimu.""Terima kasih, Tuan Harrison. kalau begitu maka aku pulang dulu," ucap Nico yang bangkit dari sofa."Hati-hati di jalan," ujar Pretty yang ikut berdiri."Baiklah, aku pergi dulu!" jawab Nico yang melangkah keluar."Jack, aku bisa sendirian di sini," kata Pretty."Aku akan temani kamu di sini," jawab Jack yang duduk di sofa."Seharusnya kamu pulang saja, aku bisa sendiri.""Pretty, kamu seorang gadis tinggal di sini sangat tidak aman.""Di sini adalah rumah sakit, aku merasa tidak ada masalah.""D
"Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya mengenai hal ini, apapun sikapnya aku tetap akan menghadapinya. ini memang sudah salahku," kata Jack yang menghela nafas."Bos, tapi, ini tidak bisa menyalahkanmu juga, saat itu Anda terkena obat perangs*ng dari Alex, sehingga butuh wanita untuk pelampiasan," ujar Luiz."Karena obat atau bukan, salah tetap salah. malam itu aku tidak bertanya padanya dan langsung melakukannya. Ini adalah pemerk*saan, bagiku ini adalah hal yang menjatuhkan nama baik sendiri. akan tetapi karena efek obat yang sangat kuat sehingga aku nekad melakukannya. dan Pretty adalah gadis yang menjadi korbanku," kata Jack yang menoleh ke arah Luiz yang berdiri di sampingnya.Pretty yang mendengar perkataan Jack hatinya bagaikan disambar petir. selama ini dia bekerja dan tinggal bersama dengan pria yang telah menghancurkan hidupnya. selama tiga tahun Pretty masih memimpikan pria yang membuatnya trauma seumur hidup, dan kini pria itu adalah majikannya sendiri."Dia...dia...adalah
"Mencintaiku? demi apa? demi untuk menebus kesalahanmu? aku tidak butuh kau melakukan itu," bentak Pretty yang sedang histeris."Pretty, aku mencintaimu bukan karena merasa bersalah, tapi karena aku memang sudah mencintaimu selama ini, selama tiga tahun aku mencarimu tanpa berhenti sehingga suatu saat kau muncul di hadapanku saat kau dan Nico bertemu dengan Jimmy.""Jack Harrison, jangan ucapkan cinta pada wanita yang menjadi korban pelampiasanmu! karena ini hanya akan membuatnya semakin membencimu, dia hanya akan menganggap cintamu itu adalah penebus kesalahan, agar kau merasa tidak berdosa setelah menebusnya. apa kau tahu untuk selamanya kau tidak akan bisa di maafkan," bentak Pretty dengan penuh emosi dan melangkah pergi.Saat berjalan beberapa langkah Pretty berhenti dan melihat ke arah pria itu."Mulai hari ini jangan datang ke rumah sakit lagi! karena aku tidak ingin kau muncul di hadapanku lagi," kata Pretty dengan tegas dan pergi meninggalkan Jack.Jack hanya bisa membiarkan g
"Pretty, sangat segan dengan bosmu, bibi sudah tidak apa-apa. pergilah!""Bibi, aku sudah diizinkan libur oleh bosku. jadi, untuk saat itu aku akan tetap di sini saja menemanimu," jawab Pretty dengan senyum."Pretty, maafkan bibi karena selalu saja menyulitkanmu," ucap Sunny."Jangan berkata demikian! kita adalah sekeluarga, jadi jangan sungkan lagi denganku. selama ini bibi dan Nico juga selalu merawatku," kata Pretty."Kamu adalah gadis yang baik, bibi hanya berharap suatu saat kamu bisa mendapatkan pasangan yang baik dan hidup bahagia," ucap Sunny yang menyentuh kepala Pretty sambil tersenyum.."Saat ini aku tidak memikirkan hal ini, aku hanya ingin merawat bibi dengan baik dan bekerja," jawab Pretty."Jangan mengcemaskan masalah biaya, gajiku masih cukup untuk biaya kita. kita juga sangat hemat. jadi pasti cukup," ujar Nico yang menatap ibunya dan juga Pretty"Kalian adalah anak yang baik, keberuntunganku memiliki kalian berdua," kata Sunny dengan senyum"Bibi, mari makan dulu sel
Jack hanya bisa menerima sikap dingin Pretty terhadap dirinya. ia melihat gadis itu berjalan semakin jauh dari jaraknya. dirinya yang sangat merindukan gadis itu. ia hanya bisa menahan diri untuk tidak mendekati Pretty untuk saat ini."Pretty, suatu saat kau akan tinggal di sisiku lagi,"batin Jack.Klek..Pretty membukakan pintu kamar dan melangkah masuk ke dalam bersama Sunny."Pretty, pria tadi itu siapa? apa kamu mengenalnya?" tanya Sunny yang merasa penasaran."Dia adalah majikanku," jawab Pretty yang memapah Sunny naik ke atas ranjang."Ternyata dia adalah majikanmu," kata Sunny yang duduk dengan bersandar."Bibi, lain kali kalau ingin keluar beritahu aku saja! aku akan menemanimu berjalan-jalan.""Pretty, tidak masalah sama sekali. bibi hanya berjalan-jalan di sekitar sini saja,"jawab Sunny dengan senyum."Baiklah, Bibi.""Pretty, kondisi bibi sudah baikkan, mungkin sudah bisa pulang. temuilah dokter Jimmy!""Aku akan menemuinya sebentar lagi,"jawab Pretty.Pretty lalu melangkah
Keesokan harinya.Teddy yang selama dua hari tidak sadarkan diri akhirnya ia membuka matanya."Aku masuk rumah sakit lagi," gumam Teddy dengan memijit dahinya.Lalu ia pun bangkit dan turun dari ranjang. dirinya ingin keluar dari kamar karena merasa bosan telah berbaring selama dua hari.Klek...Teddy melangkah keluar sendiri dan berjalan dengan santai sambil melihat sekeliling.Saat Teddy sedang berjalan ia menghentikan langkahnya, ia melihat seorang gadis yang dia kenal."Pretty?" seru Teddy yang melihat gadis itu."Paman," balas Pretty yang menghampirinya."Pretty, kenapa kamu bisa ada di sini?""Bibiku inap di sini dan hari ini sudah mau keluar, dan aku pergi mengambil obatnya. bagaimana dengan paman?""Paman sudah baikkan, terimakasih. apa bibimu baik-baik saja? bibimu sakit apa?""Bibi mungkin kelelahan, kesehatannya juga tidak begitu baik," jawab Pretty."Pretty, rawatlah bibimu dengan baik, kamu adalah gadis yang baik. bibimu sangat beruntung karena memilikimu," ucap Teddy den