"Albert, tidak mungkin, kan kita harus diam di sini? kita masih memiliki seorang putri, andaikan kita kehilangan segalanya bagaimana dia harus melanjutkan hidupnya?" tanya Julia yang bangkit dari tempat duduknya."Kalian pergi saja! aku akan menyusul kalian setelah semua selesai!" jawab Albert"Tidak! jika ingin pergi maka kita pergi bersama!" ucap Julia yang memegang tangan suaminya"Jika kita pergi bersama bagaimana dengan semua ini?" tanya Albert."Kita ada simpanan! jadi kita bisa pergi ke mana pun yang kita inginkan!" jawab Julia."Julia, perusahaan itu aku mendirikannya dengan tanganku sendiri, jadi tidak mungkin aku tinggalkan begitu saja!" kata Albert."Albert, untuk saat ini yang utama adalah nyawa kita, bukan perusahaan lagi," kata Julia yang sedang berdiri di samping Albert."Julia, bawa Monica pergi dari sini! dengarkan aku! ini adalah satu-satunya jalan terbaik!" ujar Albert."Tapi Albert....""Julia, Jack Harrison tidak akan mengambil nyawaku, mungkin saja dia hanya akan
"Jack, aku....""Usir dia!" perintah Jack dengan tegas."Baik, Bos!" jawab Sean dengan menurut."Jika kau masih berani menginjak kaki kotormu di rumahku, maka jangan salahkan aku kalau kau harus kehilangan kakimu!" bentak Jack dengan ancaman.Sean kemudian menarik lengan Monica dengan kasar sambil berjalan menuju pintu besar."Lepaskan aku! kau hanya orang bawahan tidak layak menyentuhku!" teriak Monica dengan kesal."Keluar dari sini!" bentak Sean dengan emosi."Kau tidak layak mengusirku!" ketus Monica yang tidak mau kalah."Kau tidak mau pergi? atau kau mau menerima hadiah dariku?" ketus Sean yang mengeluarkan senjatanya."Pergi atau mau kehilangan nyawamu?"kecam Sean yang sedang menodong pistolnya ke arah Monica.Monica yang melihat senjata itu merasa gemetaran dan memundurkan langkahnya, sesaat kemudian ia langsung pergi dengan berjalan cepat karena ketakutan."Dasar wanita tidak tahu diri!" ketus Sean yang menyimpan kembali senjatanya.Monica yang keluar dari rumah mewah itu mer
"Arnold....""Kami semua ingin menarik diri! dan kami ingin meninggalkan perusahaan ini juga!" kata Manuel dengan tegas."Kau sudah lama di sini, akan tetapi kau malah begitu mudah mendengar perkataan mereka!" ujar Albert yang melihat ke arah Manuel dengan penuh rasa kecewa."Albert, selama ini kami sudah bersabar dengan semua perbuatanmu, kami masih ingat dengan cara apa kau bisa mendapatkan posisi presiden direktur itu. selama ini kami hanya diam. dan hari ini kami tidak mau lagi bertahan kami tidak mau terlibat dengan masalah yang telah kau timbulkan!" kata Manuel dengan tegas."Kalian semua sangat keterlaluan! di saat perusahaan sedang meraup keuntungan kalian juga mendapatkan bagiannya, dan sekarang di saat kita kesulitan kalian malah ingin pergi!" bentak Monica dengan nada tinggi."Kalian mendapat posisi tinggi di sini juga karena mengunakan trik kotor, presiden direktur yang dulu akibat ulah kalian beliau terkena serangan jantung dan kemudian meninggal, dan apa kalian masih la
"Bos, kita belum menemukan jasadnya, saya rasa mungkin dia meninggalkan perancis!""Dia tidak muncul di pelabuhan dan bandara serta terminal, jadi mana mungkin dia keluar dari perancis!""Bos, mungkin saja nona menumpang mobil atau kapal temannya untuk pergi keluar dari perancis!""Semua orang yang dia kenal sudah kita datangi. ada lagi, kalung yang ku temukan di tepi pantai itu membuktikan jika dia memang sudah bunuh diri, aku berpikir semalaman. seorang gadis yang harus menanggung rasa sakit dan diusir oleh keluarganya mana mungkin dia bisa bertahan. dia juga tidak ada tujuan lain di malam itu. dia sama sekali tidak menjumpai teman kerjanya. jadi ke mana dia jika dia tidak bunuh diri?""Bos, apakah pencarian kita dihentikan?""Tidak! tetap cari! kalau dia sudah tenggelam di dasar lautan aku juga mau melihat tulang-tulangnya!" jawab Jack dengan tegas."Baik Bos!" jawab Sean dengan menurut."Bagaimana dengan musuh kita?" tanya Jack yang berjalan dan duduk di sofa."Bos, dia tidak kelu
"Tidak berguna!" ketus Jack yang melihat lawannya yang tergeletak tak bernyawa. Tidak lama kemudian tiba-tiba cahaya lampu mobil yang masuk ke wajah pria yang berdarah dingin itu. Mobil berwarna merah berhenti dan tanpa mematikan mesin mobilnya, pria bertubuh tinggi dan tegap yang berada di dalam mobil itu lalu turun dengan memegang senjatanya. ia berdiri dan berhadapan dengan Jack yang menjadi sasarannya. "Apakah kau juga utusan bosmu yang tidak berguna itu?" tanya Jack dengan tatapan aura membunuh. "Jack Harrison, aku penasaran denganmu, apakah kau sehebat yang dikatakan orang? hari ini aku menerima bayaran untuk mengambil kepalamu. jika aku berhasil ini adalah kebanggaanku. dan jika aku mati maka aku juga mati dengan bangga. karena dikalahkan oleh seorang bos mafia yang terkenal ," kata pembunuh itu. "Kau adalah penembak jitu, Michael Roel!" ujar Jack yang mengenal pria bertubuh tinggi itu. "Penglihatan yang sangat tajam! Aku suka gayamu. malam ini adalah bayaran untuk kita be
BRUM...BRUM...BRUM..."Hentikan! aku sudah tidak tahan!" teriak wanita itu yang tubuhnya terguncang ke kiri dan ke kanan."Aku adalah Jack Harrison siapa yang berani melawanku, aku tidak akan tinggal diam!" ketus Jack.BRUM...BRUM...BRUM..."Kau adalah pria yang tidak waras!" bentak Coco dengan kesal."Ha ha ha...aku memang tidak waras! terutama harus menghadapi jalang sepertimu!" ujar Jack dengan tertawa tanpa berhenti, sambil membelok ke kanan kiri."Aarghh...hentikan...aku pusing!"BRUM...BRUM...BRUM...BRUM...Di sepanjang jalan Jack mengabaikan teriakan wanita itu yang sudah terluka di bagian kepalanya."Kepalaku sakit! cepat hentikan!" teriak Coco yang tidak berdaya.Tidak lama kemudian Jack menghentikan mobilnya dengan tiba-tiba.BRUK..."Aargrhh...." jeritan Coco yang kepalanya terbentur kuat ke kaca mobil yang di depannya.Jack turun dari mobil dan menarik Coco keluar dengan kasar dan menghempaskan wanita itu ke jalan aspal.BRUGH.."Aarrghh..." jeritan Coco yang merasa kesaki
"Siapkan anggota kita!" perintah Jack yang tanpa menoleh ke arah Sean yang berdiri di sampingnya."Baik Bos," jawab Sean dengan patuh."Aku ingin mengakhirinya hari ini, dan tidak mau menunda lagi," kata Jack."Apakah kita akan menyerang dengan terang-terangan?""Iya, bagaimana dengan selidikanmu?""Bos, masih belum ada kabar.""Dia menghilang begitu saja selama dua puluh tahun, dia bisa begitu mudahnya melupakan seseorang," ketus Jack dengan merasa kesal."Bos, sudah dua puluh tahun lamanya, tidak tahu juga bagaimana dengan kondisinya sekarang," kata Sean."Dia meninggalkan keluarganya demi kepentingannya sendiri, oleh karena itu dia pasti tidak ingin kembali lagi.""Bos, tidak ada petunjuk sama sekali, dan mungkin saja di saat itu beliau ada kesulitan. oleh karena itu ia memilih pergi," ujar Sean.Jack yang merasa kesal langsung menghentakan tangannya ke meja.PRAK..."Kesulitan apa sehingga membuatnya harus meninggalkan keluarganya? pria yang memiliki keluarga seharusnya tidak bole
DOR...Tembakan Jack tepat menembus kepala Thomas dan sesaat kemudian musuhnya itu tumbang dengan tanpa memejamkan matanya."Tidak berguna!" ketus Jack yang melihat ke arah musuhnya itu.Tidak lama kemudian Jack pergi meninggalkan lapangan golf, dan membiarkan jasad-jasad musuhnya tergeletak di sana.Pulau tempat tinggal Pretty.Pretty yang sedang mencuci piring dengan tersenyum karena memulai kehidupan barunya di pulau itu. Walau tinggal bersama dengan orang yang tidak ada hubungan darah dengannya bisa membuatnya merasa bahagia yang tidak pernah dia rasakan selama ini."Bibi Sunny dan Nico begitu baik padaku, aku akan tinggal di sini membantu mereka. aku akan membalas budi baik mereka padaku. walau aku tidak tahu apakah aku akan kembali ke sana. tapi aku sangat merindukan kota itu. hanya saja di sana tidak ada ruang untukku lagi." batin Pretty.Setiap pagi bibi Sunny akan pergi berjualan dan sementara Nico akan membantu ibunya di saat dia tidak menangkap ikan. Pretty akan mengurus ru