Share

Bab 41

Penulis: Nur Hayati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pria tampan itu menghampiri, lalu berbicara dengan satpam yang berjaga. Gala memang terbiasa datang ke rumah Tasya jika penting, jadi wajar kalau Vero mau membukakan pintu untuk mereka.

"Maafkan aku, sebab tidak ketahuanku tentangmu. Kalau saja aku tahu kamu adalah teman dari mas Gala, sudah pasti aku akan membiarkanmu masuk dari tadi." Vero merasa bersalah, makanya meminta maaf pada Aleena. Dia juga tidak ingin kehilangan pekerjaannya hanya karena tidak memperlakukan tamu sang majikan dengan baik.

Aleena memaafkan dengan cepat, lalu terburu-buru masuk ke dalam rumah Tasya untuk menjemput sang suami.

"Terima kasih, Gala. Karena sudah membantuku," kata Aleena merasa terharu dengan semua bantuan kakak iparnya.

Kakak iparnya tersenyum, lalu membiarkan Aleena masuk ke dalam rumah Tasya seorang diri. Dia tidak ingin wanita yang dicintai dalam masalah lebih rumit jika pria itu ikutan masuk. Namun, untuk memastikan semua baik-baik saja. Gala tetap mengikuti secara diam-diam.

Dengan emosi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 42

    Aleena diperlakukan seperti seorang putri, kebahagiaan jelas terpancar dari raut wajahnya. Bagaimana tidak? Suami yang dulu selalu menggertaknya saat ini berprilaku begitu romantis serta menghormatinya. "Mulai hari ini, kamu gak boleh capek. Perihal pekerjaan rumah, biar aku bantu atau aku akan mencari asisten rumah tangga yang akan menghandle pekerjaan di rumah ini." Galuh berbicara sembari menatap netra Aleena."Gak perlu, Mas. Aku masih bisa melakukannya sendiri," tolak Aleena secara halus."Tetap saja, aku tidak mau terjadi hal buruk pada calon bayi kita. Pokoknya kamu harus setuju dengan semua keputusanku." Galuh mendesak karena memang dirinya tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada calon bayinya. Aleena menganggukkan kepala pelan karena tidak ingin memicu kemarahan Galuh yang saat ini lebih stabil dari biasanya. "Ada pesan dari dokter Zeera, Mas. Katanya untuk sementara waktu kita jangan begituan dulu," ujar Aleena mengatakan pesan dari dokter yang menangani kehamilannya.

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 43

    "Mas Galuh kenapa lama? Apa terjadi sesuatu di depan?" pikir Aleena karena sang suami tak kunjung kembali menemuinya. Selesai menyantap mie rebus, wanita cantik itu pun bergegas menemui suaminya. Dia juga penasaran siapa tamu yang datang larut malam. Dia melangkahkan kaki secara perlahan, lalu melihat ke arah pintu di mana sang suami sedang berdiri. Terdengar suaranya sedang berbicara dengan seseorang yang tidak terlihat wajahnya. "Siapa, Mas?" tanya Aleena mendekat.Galuh menyingkirkan tubuh kekarnya, lalu membiarkan sang istri melihat siapa yang sudah datang."Caily!" seru Aleena kaget. "Ngapain kamu ke sini malam-malam?" tanyanya penasaran. Gadis itu tidak menyahut, hanya menangis tersedu-sedu. Aleena mulai mendekat, dan tubuhnya langsung dipeluk oleh adiknya. "Kamu ada masalah apa?" tanya Aleena membalas pelukan. "Untuk hari ini aku mau menginap di rumahmu, Mbak. Boleh 'kan?" tanya Caily yang terlihat memiliki masalah besar. "Katakan dulu apa yang terjadi," tutur Aleena kare

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 44

    Dari awal pikiran negatif tentang adiknya selalu terlintas dalam benak Aleena, tapi selalu ditepis karena mengingat tidak mungkin Caily menyukai pria yang sama seperti dirinya."Coba saja kalau kamu bisa. Aku yakin mas Galuh tidak akan tertarik padamu," tantang Aleena menatap lekat netra adiknya."Oke, akan aku buktikan suamimu jatuh dalam pelukanku. Setelah itu jangan salahkan aku kalau ternyata aku yang lebih dipilih olehnya." Caily tersenyum miring. Sudah jelas rencana untuk mengambil hati kakak iparnya sudah disusun dengan rapi. Dia juga penuh percaya diri bahwa suami kakaknya pasti akan tergoda dengan keahlian yang dia punya. "Siap, aku akan menunggu kabar buruk yang akan menimpamu." Aleena menggertakkan giginya karena menahan amarah pada adik yang selama ini selalu disayangi. Entah sejak kapan Caily berubah menjadi agresif seperti itu, bahkan pada kakak iparnya sendiri. Aleena berlalu pergi meninggalkan Caily, selain tidak ingin ada keributan, dia juga tidak ingin emosinya sem

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 45

    Pengakuan Caily membuat Aleena semakin naik pitam."Lebih baik kamu pergi dari rumahku sekarang juga!" usir Aleena ketika tidak tahu harus berbuat apa."Aku tidak akan pernah pergi, kalau bisa aku akan tetap tinggal. Lagi pula, kamu tidak berhak mengusirku. Mas Galuh juga tidak akan setuju aku pergi dari sini," ucap Caily panjang lebar. Dia penuh percaya diri bahwa kakak iparnya akan terus membelanya. Aleena tidak ingin berdebat serta membuat keributan di pagi hari. Jadi, dia bergegas pergi menemui suaminya. Meminta Galuh untuk mengusir adik yang tidak tahu diri. Wanita cantik memasuki kamar dengan wajah cemberut, hingga sang suami bertanya, "Kenapa wajahmu ditekuk begitu? Ada masalah apa?" Galuh menghampiri Aleena yang berdiri di samping tempat tidur. "Aku kesal sama Caily, Mas. Aku ingin dia pergi dari rumah ini pagi ini juga, tapi dia tidak mau." Aleena berkeluh kesah. "Apa yang membuatmu kesal?" tanya Galuh penasaran. "Dia membuang makanan yang sudah di atas meja, pokoknya Mas

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 46

    Aleena mengepalkan tangannya, bersiap untuk datang menghampiri ibu-ibu yang sedang asik bergosip ria. Namun, sang suami malah memintanya untuk duduk."Biar aku saja yang memberikan mereka pelajaran, kamu duduk cantik saja di sini." Galuh pergi meninggalkan Aleena yang kembali duduk. Dengan gagah, berani, pria tampan itu menghampiri ibu-ibu berdaster."Tolong, kalau memang tidak suka gak usah banyak bergosip. Kita ke sini mau makan, bukan untuk dicibir secara sukarelawan. Kalau kalian masih tetap bersikap begitu, jangan salahkan aku kalau terjadi hal-hal buruk pada kalian," ancam Galuh membuat ibu-ibu menutup mulutnya rapat-rapat. Selanjutnya, pria tampan itu menarik tangan Aleena. Mengajak sang istri pulang sebelum mentalnya semakin terganggu akan cibiran para ibu-ibu yang sedang berkumpul. Tentunya Galuh sudah membayar juga tagihan makan nasi pecel bersama istrinya.Aleena menatap kagum suaminya karena baru pertama kali sang suami membelanya di depan umum. Padahal, jelas-jelas ibu-

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 47

    Aleena menatap tajam ke arah Gala. "Jelas bayi dalam perutku ini hasil benih dari mas Galuh. Gak ada hubungannya sama sekali denganmu!" cetusnya."Mana mungkin! Aku masih tidak percaya, terlebih pada malam-malam saudara kembarku ke luar kota. Kamu tidur denganku," jelas Gala membalas tatapan tajam Aleena."Aku menggunakan pil kb waktu itu, jadi sudah jelas benih yang masuk adalah milik suamiku," kata Aleena memperjelas semuanya. "Kamu yakin?" tanya Gala masih meragukan ucapan Aleena.Wanita cantik itu menganggukkan kepala, lalu mengangkat ikan tongkol yang sudah masak. Dia langsung memberikan lauk tersebut dan nasi yang sudah ada di atas piring pada kakak iparnya yang dianggap tidak tahu diri itu."Alangkah baiknya kamu habiskan makanannya, lalu pergilah dari rumahku!" seru Aleena dan berlalu pergi dari hadapan kakak iparnya.Gala cuma bisa melihat wanita yang dicintainya pergi begitu saja tanpa mencegahnya. "Mungkin firasatku saja yang salah. Lagi pula, kejadian itu juga sudah lama.

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 48

    Beruntung Aleena memiliki sebuah alasan yang tepat terkait alat tes kehamilan yang diberikan oleh mama mertuanya. "Bisa saja testpack nya rusak, Ma. Bisa saja 'kan, lagian yang terpenting sekarang Aleena 'kan sudah hamil dan semoga calon bayinya sehat selalu." Aleena menjelaskan begitu santai. "Iya juga sih." Dira membenarkan penjelasan menantunya. Selesai beberes rumah Aleena, wanita setengah paruh baya itu pun pamit pulang. Sang suami sudah menunggunya di rumah, bahkan berulang kali melakukan panggilan telepon meskipun tidak dijawab oleh Dira. "Kamu jaga diri baik-baik, Aleena. Jangan lupa kunci pintunya agar tidak ada yang masuk." Dira memberikan nasihat."Baik, Ma." Aleena melakukan apa yang dikatakan oleh mertuanya.Wanita cantik berkulit putih itu sebenarnya bosan berada di dalam rumah terus, tapi dia tidak memiliki pilihan lain karena mau jalan-jalan juga cuacanya begitu panas. Aleena duduk di ruang tamu, lalu memainkan ponselnya. Dia mulai bermain game agar tidak jenuh. Di

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 49

    Tidak ada lagi yang dikatakan Aleena perihal kandungannya, memilih untuk menyimpan sendiri dan cuma memberitahu sang suami.Sebelum mengantarkan Aleena pulang, Gala justru mengajak adik iparnya jalan-jalan. Padahal wanita cantik berkulit putih itu sudah menolah, tapi tetap saja saudara kembar Galuh mengabaikannya."Kamu ikut saja sama aku, Aleena. Kamu tidak akan aku sakiti," ujar Gala berharap adik iparnya tidak menolak ajakannya."Aku ingin istirahat saja, Gala. Jadi, antarkan aku pulang!" Aleena berbicara dengan tegas. Akan tetapi, sebelum wanita cantik itu mengancam, perutnya malah berbunyi. "Kita makan dulu, perutmu lapar 'kan?" tanya Gala memastikan."Aku gak lapar," dusta Aleena memalingkan wajahnya."Kalau gak lapar, lantas bunyi perut siapa barusan? Sudah, Aleena. Kamu tenang saja, perihal Galuh ... dia tidak akan memarahimu. Apalagi sekarang kamu sedang mengandung putranya." Gala berusaha memberikan pengertian. Aleena tidak bisa mengelak apa yang dikatakan kakak iparnya.

Bab terbaru

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 115 Ending

    Tasya segera dilarikan ke puskesmas terdekat, beruntung wanita seksi itu hanya luka ringan saja. Saat wanita seksi membuka mata, terlihat wajah Aleena, Gala dan Bagas di depan mata."Aku di mana?" tanya Tasya lirih."Kamu di puskesmas karena menabrak pohon tadi, beruntung cuma mengalami luka ringan saja." Aleena menjelaskan secara detail.Netra Tasya mulai berkaca-kaca karena melihat kebaikan orang yang telah dijahatinya. "Maaf karena aku telah berbuat jahat pada kalian," ujar Tasya lirih."Gapapa, jauh sebelum kamu meminta maaf. Aku dan mas Gala sudah memaafkanmu." Aleena memberikan senyuman.Tidak berselang lama, Galuh beserta keluarganya datang untuk melihat keadaan Tasya. Gala yang mengabari saudara kembarnya kalau wanita seksi itu mengalami kecelakaan."Kamu tidak apa-apa 'kan?" tanya Galuh terlihat cemas."Aku gapapa, Mas. Semua berkat pertolongan dari Gala dan Aleena," sahut Tasya lirih.Galuh langsung membuang sifat gengsi yang dimilikinya, lalu mengucapkan terima kasih pada

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 114

    Aleena kebingungan saat melihat Bagas tidak kunjung keluar dari kamar mandi. Jadi, wanita cantik itu pun meminta sang suami untuk mencari keberadaan putranya."Bagas tidak ada di sini, Aleena." Gala memberitahu setelah mencari di dalam kamar mandi."Lantas ke mana perginya Bagas, Mas?" tanya Aleena panik. Pria tampan itu pun segera meminta izin untuk melihat rekaman cctv yang ada di tempat makan tersebut. Lalu, dia pun mengetahui siapa dalang dari semua ini. Gala segera menarik tangan istrinya dan meminta untuk berdo'a agar putranya baik-baik saja. "Kita mau ke mana, Mas?" tanya Aleena yang memang tidak melihat rekaman cctv."Aku tahu siapa yang telah membawa Bagas, maka dari itu kita harus secepatnya ke sana sebelum mereka berbuat yang tidak-tidak pada putra kita," sahut Gala sibuk menyetir."Iya, mereka siapa yang Mas maksud?" tanya Aleena yang memang tidak mengerti siapa yang dimaksud oleh suaminya."Nanti kamu tahu sendiri siapa yang aku maksud, Aleena." Hanya itu yang dikatakan

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 113

    Kehidupan rumah tangga Aleena saat ini memang sudah mendapatkan kebahagiaan seperti yang pernah menjadi keinginannya selama ini. Bahkan bahtera rumah tangga yang dijalani bersama Gala begitu harmonis. Pria tampan itu membuat wanita cantik berkulit putih hidup layaknya seperti seorang ratu. Sejak pernikahan mereka berlangsung, Gala memang tidak membiarkan Aleena melakukan semua pekerjaan rumah sendiri. Dia langsung mencarikan asisten rumah tangga yang bisa membantu pekerjaan rumah. Sedangkan wanita cantik berkulit putih itu cuma perlu fokus dengan merawat Bagas saja. "Terima kasih, Mas. Sudah memberikan kebahagiaan yang ingin aku rasakan dari dulu." Aleena selalu bersyukur dengan kehidupan rumah tangga yang saat ini dijalani."Aku yang harusnya berterima kasih karena kamu telah ikhlas dan rela menghabiskan waktumu untuk mengurus anak kita, Bagas." Gala tidak kalah bersyukur karena mendapatkan istri yang cantik dan baik seperti Aleena. Di waktu keduanya ingin berpelukan, Bagas tiba-t

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 112

    Galuh hanya terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Tasya, sebab dirinya baru mengerti tentang kesehatan spermanya yang bermasalah. Selama ini, dia selalu menyalahkan Aleena karena belum diberikan keturunan saat sang Mama memintanya."Kenapa kamu tidak bilang dari awal, Mas. Kalau kamu itu tidak bisa memberikan keturunan?" tanya Tasya dengan netra basah. "Aku juga tidak tahu, Tasya. Lagi pula aku itu 'kan bukan asli mandul, kalau kita berusaha lebih keras lagi dan aku berobat, pasti tidak lama lagi kita akan mendapatkan keturunan." Galuh mencoba untuk memberikan penjelasan pada sang istri agar lebih mengerti. "Aku kira selama ini yang bermasalah Aleena, ternyata aku salah. Kamu yang tidak sehat, Mas." Tasya tetap tidak menerima kenyataan yang ada. Dia semakin merasa bahwa hidup ini tidak adil, bahkan seolah-olah dia telah mendapatkan sebuah karma dari apa yang diperbuatnya. Pria tampan itu terus menyalahkan diri sendiri karena tidak memeriksakan diri sejak awal. Bahkan, dia meny

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 111

    Dengan terpaksa Galuh menerima permintaan Tasya untuk menikahinya. Terlebih sang Mama juga mendesak karena tidak ingin berurusan dengan hukum. Tidak usah menunggu satu minggu lamanya, sebab keluarga Fathan langsung memberikan keputusan tiga hari setelah wanita seksi itu mengancam. Dan dua hari setelah itu, mereka melaksanakan pernikahan mewah yang sudah diatur oleh wanita seksi itu. Dengan uang yang dimiliki, sangat gampang bagi Tasya untuk mengatur segalanya. Pesta pernikahan dilaksanakan dengan begitu meriah, ditambah dengan para tamu undangan yang hadir ikut memeriahkan pernikahan mereka. Aleena dan Gala juga turut hadir di sana."Kamu baik-baik saja 'kan?" tanya Gala melihat ke arah Aleena yang terus menatap ke arah pelaminan."Gapapa, aku senang kok melihat mereka akhirnya menikah." Aleena menjawab singkat sesuai apa yang dirasakan."Kamu benar, Aleena. Mereka benar-benar pasangan yang serasi." Gala mengiyakan apa yang dikatakan wanita cantik berkulit putih itu."Seharusnya mere

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 110

    "Kalau memang tidak ingin merestui hubungan kami, Gala akan tetap menikah dengan Aleena." Gala pun pergi dari rumah Dira, tapi siapa sangka kalau wanita setengah paruh baya itu akan jatuh saat melihat putranya pergi.Aleena terlihat sangat cemas, tapi pria tampan justru meminta agar tidak menghiraukannya. "Gala! Jangan pergi kamu!" Galuh menghentikan langkah kaki saudara kembarnya.Jelas saja Gala tidak bergerak dari tempat dirinya berdiri. "Ada apalagi?" tanyanya santai."Kamu harus tanggung jawab, apa yang sudah kamu lakukan pada Mama. Hah!" pekik Galuh tidak terima dengan keadaan Dira yang terjatuh. Sang Mama yang sudah digendong oleh Fathan ke dalam rumah."Kamu urus sendiri saja, mulai hari ini aku tidak punya hubungan lagi dengan keluarga ini." Gala segera pergi dengan diikuti oleh Aleena dari belakang. Wanita cantik itu sebenarnya tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh pria yang dicintainya, tapi setelah mendengar alasan dari Gala. Dia pun mengikuti apa pun yang dikatakan

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 109

    Aleena dan Gala senang karena telah berhasil mendapatkan Bagas kembali tanpa ketahuan, sebab penghuni rumah tertidur dengan pulas. Pun bayi itu tidak menangis saat pria tampan itu menggendongnya. "Sekarang, apa rencana kita selanjutnya?" tanya Gala saat melihat Aleena bahagia telah menggendong Bagas."Aku tidak tahu, yang jelas ... aku ingin Bagas selalu bersamaku." Tidak ada hal yang paling membahagiakan bagi Aleena selain bersama dengan buah hatinya."Kalau perihal itu, kamu tenang saja. Hak asuh Bagas pasti jatuh ke tanganmu, sebab dia anak kandung kita. Untuk malam ini, sebaiknya kamu ikut denganku agar kamu juga aman dan Bagas bisa istirahat dengan tenang." Gala menawarkan tempat tinggal.Wanita cantik itu setuju, sebab dirinya tidak memiliki uang untuk bertahan hidup. Lagian, pria yang saat ini bersama merupak pria yang dicintainya. Waktu begitu cepat berlalu, tapi Dira dan sekeluarga tidak mencari keberadaan Bagas serta Aleena dan Gala. Mereka membiarkan mereka begitu saja ka

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 108

    Tentu saja Aleena protes dengan keputusan sepihak oleh mama mertuanya. "Gak bisa gitu, Ma. Bagaimanapun, aku adalah ibu kandung dari Bagas. Tidak bisa dengan seenaknya Mama mau memisahkan aku dengannya. Sampai kapan pun, aku tidak akan membiarkan hak asuk Bagas kepada Mama." Aleena menjelaskan panjang lebar."Kita lihat saja nanti di pengadilan, akan Mama pastikan Bagas akan diasuh olehku sebagai neneknya. Apakah kamu lupa, kalau Mama juga berhak atas Bagas, hah!" pekik Dira dengan nada tinggi. "Bagus, Ma. Aku setuju dengan rencana Mama." Galuh terlihat begitu semangat. Bagaimana tidak? Dia tak hanya bisa membuat saudara kembarnya menderita, tapi Aleena juga. "Sekarang kamu sudah bisa pergi dari rumah ini, karena Galuh sudah menjatuhkan talak padamu. Jangan lupa, tinggalkan Bagas di rumah ini. Soalnya aku tidak rela kalau cucuku harus kehujanan serta kepanasan di luar." Dira mengusir Aleena dengan kejam."Sampai kapan pun Aleena tidak akan pernah pergi dari rumah ini tanpa membawa

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 107

    Mendengar hal itu Dira sama sekali tidak terkejut, bahkan wanita setengah paruh baya itu memberikan senyuman ketus. "Kenapa kamu tidak bilang dari awal, Galuh? Haruskah kamu menyembunyikan semuanya dari Mama?" cerca Dira sinis.Galuh sendiri bingung harus menjelaskan bagaimana, sebab dirinya tidak ingin mengungkapkan kebenaran yang ada."Aku hanya salah bicara, Ma. Jangan hiraukan perkataanku yang tadi," ujar pria tampan itu agar sang Mama tidak marah. "Mau sampai kapan kamu akan menutupi semua dari Mama, Galuh. Mama sudah tahu semuanya, hanya saja menunggumu jujur saja." Dira berkata terus terang. Ternyata Santi telah melaporkan semua pada majikan yang dari awal dipekerjakan untuk menjadi mata-mata. "Lebih baik sekarang kamu ceritakan semuanya sebelum Mama semakin marah," pinta Dira agar putranya mau berterus terang.Pria tampan langsung terdiam, tidak tahu apa yang akan dikatakan. Dia sendiri bingung harus menceritakan dari mana terlebih dulu."Kenapa kamu diam saja, Galuh? Cepat

DMCA.com Protection Status